Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166593 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wisudowati Ayu Sugito, auhtor
"Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk Indonesia, mendorong peningkatan kebutuhan akan energi. Minyak bumi yang masih dominan sebagai sumber energi telah menimbulkan biaya finansial dan ekonomi yang terus membesar. Batubara merupakan sumber energi alternatif potensial yang diharapkan dapat menggantikan posisi minyak bumi sebagai sumber energi utama. Namun, meskipun kemampuan produksi batubara sangat besar, konsumsinya di dalam negeri sangat terbatas, dan sebagian besar produksi batubara dialokasikan pada pasar ekspor.
Penelitian ini mencoba mengkaji perkembangan permintaan dan penawaran batubara Indonesia terutama faktor-faktor yang mempengaruhinya serta struktur industri batubara. Metode estimasi yang digunakan adalah estimasi menggunakan data panel dan rasio konsentrasi pasar. Dalam menganalisis permintaan batubara dalam negeri menggunakan sektor pembangkit listrik, industri semen, industri tekstil, industri kertas dan logam. Sedangkan guna menganalisis permintaan luar negeri menggunakan empat negara importir batubara Indonesia, yaitu Cina, Jepang, India dan Korea Selatan. Provinsi penghasil batubara di Indonesia, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Bengkulu digunakan dalam analisis penawaran batubara Indonesia.
Berdasarkan analisis regresi berganda dengan data panel, diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan batubara dalam negeri adalah harga relatif batubara, pendapatan sektor industri dan dummy kebijakan Domestic Market Obligation (DMO). Tidak ada faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi permintaan batubara pada pasar domestik. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan batubara ekspor adalah harga relatif batubara ekspor, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per Kapita negara tujuan ekspor, kurs riil, serta dummy kebijakan DMO. Penawaran batubara Indonesia dipengaruhi oleh harga batubara ekspor, harga batubara bagi industri, harga batubara bagi sektor pembangkit listrik, kurs rill dan luas lahan pertambangan. Sedangkan kebijakan DMO tidak mempengaruhi penawaran batubara Indonesia. Hasil analisis struktur pasar menemukan bahwa industri batubara Indonesia digolongkan memiliki struktur oligopoli.

Economic development and Indonesian population increase energy needs. Oil is still becoming dominant energy resource and causes expanding financial and economic cost. Meanwhile, coal is potential alternative energy resource expected to be able to replace oil as main energy resource. National coal production is very high, but the domestic consumption is still low and most are allocated for export.
The research is trying to analyze the development of Indonesian coal?s demand and supply, especially some influencing factors and coal industry structures. The estimation method used is estimation using panel data and market concentration ratio. In analyzing domestic coal demand is using power plant sector, cement industry industry, textile, paper industry, and metal. Meanwhile, in analyzing foreign demand is using four Indonesian coal importers such as China, Japan, India, and South Korea. Coal producer provinces in Indonesia such as East Kalimantan, South Kalimantan, South Sumatera, West Sumatera, and Bengkulu are used to analys Indonesian coal supply.
Based on the analysis of multiple regression by using panel data concludes that factors influencing domestic coal demand are coal relative price, industry sector?s income and the dummy policy of Domestic Market Obligation (DMO). There is no most dominant factor influencing coal demand in domestic market. Some factors influencing the demand of exported coal are exported coal?s relative price, Gross Domestic Income (GDI) per capita of export destination countries, real exchange rate, and DMO dummy policy. Indonesia coal supply is influenced by exported coal price, coal price for industries, coal price for power plant sector, real exchange rate, and the expanse of mining areas. Meanwhile, DMO policy does not influence Indonesian coal supply. Market structure analysis finds out that Indonesian coal industries are classified for having oligopoly structure."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T39332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deana Zhafira Fatihani
"Batubara pada site Gurimbang PT Berau Coal Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dianalisis berdasarkan pengamatan makroskopis, metode analisis petrografi organik dan analisis nilai sulfur untuk mendapatkan karakteristik dan peringkat batubaranya. Berdasarkan hasil analisis pengamatan makroskopis, dapat diketahui bahwa seam K, KU, KL memiliki ciri berwarna hitam kecokelatan dengan cerat cokelat, memiliki bentuk sub-conchoidal sampai conchoidal, kekerasan moderately hard-hard, kilap kusam, banyak ditemukan jejak resin serta mineral pirit. Berdasarkan hasil analisis petrografi maseral, seluruh sampel didominasi oleh maseral vitrinite sebanyak 83.8-94.4%, maseral liptinite sebanyak 3.2%-11.2% dan maseral inertinite sebanyak 1.3%-4.2%. Berdasarkan hasil analisis petrografi mineral, seluruh sampel didominasi oleh mineral clay dengan jumlah 0.30% – 1.60% pada sampel yang berbeda. Berdasarkan analisis nilai sulfur, seam KU memiliki kandungan sulfur dengan nilai tertinggi 2.58% dan terendah 0.41% dan dapat digolongkan ke dalam batubara high sulphur, sedangkan seam KL memiliki kandungan sulfur dengan nilai tertinggi 0.4% dan terendah 0.11% dan dapat digolongkan ke dalam batubara low sulphur. Berdasarkan hasil pengukuran reflektan dapat disimpulkan semua sampel yang ada termasuk ke dalam rank batubara lignit sampai dengan sub-bituminus C berdasarkan klasifikasi ASTM D 388-05. Berdasarkan perhitungan TPI dan GI, sampel terendapkan pada lingkungan pengendapan lower delta plain hingga upper delta plain dengan sublingkungan pengendapan telmatik dan limno-telmatic pada rawa gambut wet forest swamp dan fen.

Coal at the Gurimbang site of PT Berau Coal, Sambaliung District, Berau Regency, East Kalimantan was analyzed based on macroscopic observations, organic petrographic analysis methods and analysis of sulfur values to obtain the characteristics and rank of the coal. Based on the results of the macroscopic observation analysis, it can be seen that the K, KU, KL seams have a characteristic black-brown color with brown streaks, have a sub-conchoidal to conchoidal shape, moderately hard-hard hardness, dull luster, many traces of resin and pyrite minerals are found. Based on the results of maseral petrographic analysis, all samples were dominated by vitrinite maceral as much as 83.8-94.4%, liptinite as much as 3.2%-11.2% and inertinite as much as 1.3%-4.2%. Based on the results of mineral petrographic analysis, all samples were dominated by mineral clay with an amount of 0.30% - 1.60% in different samples. Based on the sulfur value analysis, seam KU has a sulfur content with the highest value of 2.58 and the lowest 0.41 and can be classified as high sulfur coal, while seam KL has a sulfur content with the highest value of 0.4 and the lowest 0.11 and can be classified as low sulfur coal. Based on the results of reflectance measurements, it can be concluded that all samples are included in the rank of lignite coal to sub-bituminous C based on ASTM D 388-05 classification. Based on TPI and GI calculations, the samples were deposited in the lower delta plain to upper delta plain depositional environments with telmatic and limno-telmatic depositional environments in wet swamp forest and fen peat swamps."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nukman
"Batubara adalah material alam yang merupakan sumber energi. Perilaku perubahan komposisi atau dekomposisi material batubara dapat diamati dengan cara memanaskannya dengan memakai alat thermogravimetry. Tiga jenis batubara Tanjung Enim dapat diketahui dekomposisi volatilnya. Dengan besaran energi aktivasi yang berbeda, maka masing-masing untuk batubara Semi Antrasit, Bitunimus dan Sub Bituminus menunjukkan temperatur awal devolatisasi yaitu 60,8°C, 70,7°C, 97,8°C dan temperatur akhir devolatisasi masing-masing 893,8°C, 832°C, 584,6°C.

Coal is a nature material which a kind of energy source. The decompotition of coal could analyze by heat treated using thermogravimetry analyzer. The decomposition of the volatile matter for three kinds of Tanjung Enim coal could be known. The value of activation energy that be found diference, then for Semi Anthracite, Bitumonius and Sub Bituminous Coal, the initial temperatures are 60.8°C, 70.7°C, 97.8°C, and the last temperatures are 893.8°C, 832°C, 584.6°C."
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sudjana
Bandung: Tarsito, 1983
519.54 SUD t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sudjana
Bandung: Tarsito, 1996
519.536 SUD t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ratno Dwi Santoso
Yogyakarta: Andi, 1992
519.536 RAT a (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Draper, N.R.
New York: John Wiley & Sons, 1981
519.536 DRA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chatterjee, Samprit
New York: John Wiley & Sons, 1977`
519.536 CHA r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Seber, G.A.F
New York: John Wiley & Sons, 1977
519.536 SEB l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Montgomery, Douglas C.
New York, NY: John Wiley & Sons, 1982
519.536 MON i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>