Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156288 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwaningsih
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas lamun, ikan dan plankton di perairan Kepuh, Teluk Banten. Penelitian ini dilakukan menggunakan transek site untuk lamun, pengambilan sampel ikan dengan jaring bondet, dan plankton dengan menggunakan plankton net (Kitahara dan Norpac) serta pengukuran kualitas air sebagai parameter lingkungan. Data yang dikumpulkan dipelajari struktur komunitasnya dengan menghitung komposisi jenis, kepadatan dan indeks ekologi (keanekaragaman dan dominansi).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di perairan Kepuh, Banten, Ditemukan 4 spesies lamun dan yang dominan adalah E. acoroides dengan nilai indeks dominansi 0,6 dan nilai indeks keanekaragaman 0,7 serta kepadatannya 616 tunas/m2. Species ikan yang dominan adalah Siganus canaliculatus dengan nilai indeks dominansi 0,15 dan indeks keanekaragaman 2,4 serta kepadatannya 435 individu ikan. Plankton terdiri dari fitoplankton yang dominan adalah Nitzschia dengan nilai indeks dominansinya 0,137 dan indeks keanekaragaman 2,37 serta kepadatannya 4.500.608 sel/m3 dan zooplankton yang dominan adalah Calanus dengan nilai indeks dominansinya 0,16 dan nilai indeks keanekaragaman 2,18 serta kepadatannya 2.246 individu/m3.

ABSTRACT
research on community structure of seagrass, fish and plankton in Kepuh coastal, Banten Bay has been conducted. This research was conducted using the transect method for seagrass, sampling fish with nets Bondet , and plankton using plankton net ( Kitahara and Norpac) as well as the water quality measurements of environmental parameters . Data collected studied the community structure by counting the species composition , density and ecological indices ( diversity and dominance ).
The results showed 4 seagrass species found. The dominant speciesof seagrass was Enhalus acoroides, the dominance index was of 0.6 and diversity index was 0.7 and density was 616 shoots/m2 . The dominant fish species was Siganus canaliculatus, the dominance index values of 0.15 and 2.4 as well as the diversity index , and density was 435 fish specimens . Plankton consists of dominant phytoplankton was Nitzschia, dominance with an index was 0.137 and diversity index was 2.37 and density 4.500.608 cel/m3 and is the dominant zooplankton Calanus with dominance index was 0.16 and the value of diversity index 2.18 and density 2.246 individu/m3.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T37663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yuliawati
"Masalah pemilihan lokasi industri merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena perusahaan pasti akan memilih lokasi yang bisa memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan biaya produksinya. Salah satu industri yang akan dikembangkan pada Tahun 2012 adalah kegiatan industri pengolahan ikan melalui program yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu Industrialisasi Perikanan. Perkembangan industri pengolahan ikan di Pulau Jawa terkonsentrasi di Pulau Jawa (45,7%) sedangkan bahan baku terbesar ada di Pulau Sumatera dan BagianTimur Indonesia, olehkarena itu tesis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi di Pulau Jawa dan seberapa besar factor tersebut berpengaruh terhadap pemilihan lokasi industri pengolahan ikan. Tujuannya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi di Pulau Jawa dan menganalisis sejauhmana factor tersebut berpengaruh terhadap pemilihan lokasi industri pengolahan ikan. Model penelitian menggunakan model probit pemilihan lokasi di Pulau Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Upah Minimun Regional (UMR), jumlahpenduduk, upah nominal perusahaan, jarak perusahaan ke pelabuhan perikanan serta variabel panjang jalan kabupaten berpengaruh terhadap pemilihan lokasi industri pengolahan ikan di Pulau Jawa, dimana pengaruh UMR dan jumlah penduduk sangat besar dibandingkan pengaruh faktor-faktor yang lainnya.

Industrial location choice problem is a very important issue for the company because the company would choose locations that can maximize the benefits and minimize the costs of production. One of the industries that will be developed in the year 2012 is the fish processing industry activities through a program initiated by the Ministry of Marine Affairs and Fisheries fisheries industrialization. Developments in the fish processing industry is concentrated on the island of Java Java (45.7%) while the largest raw material there is on the island of Sumatra and Eastern Indonesia, therefore, this thesis analyzes the factors that influence the choice of location in Java and how big factor the effect on the selection of the location of fish processing industry. The goal is to determine the factors that influence the choice of location in Java and investigate how these factors influence the selection of the location of fish processing industry. The results showed that the level of Regional Minimum Wage (UMR), population, nominal wage firms, corporate distance to port fisheries and the variable length of the road district affect the choice of location of fish processing industry on the island of Java, where the effect of the minimum wage and the population is very large compared to the influence of other factors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T35806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Fitrianto
"Usaha budidaya sistem keramba jaring apung (KJA) merupakan salah satu bentuk pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan kelautan yang berwawasan lingkungan. Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya ikan kerapu system KJA di perairan sekitar pulau kecil adalah pemilihan lokasi budidaya yang tepat. Tujuan penelitian adalah menganalisis kesesuaian kondisi oseanografi, kualitas perairan dan morfologi dasar perairan Pulau Pute Angin untuk budidaya ikan kerapu sistem KJA, menentukan luas serta letak lokasi ideal untuk budidaya ikan kerapu sistem KJA di perairan Pulau Pute Angin. Penelitian ini menggunakan metode analisis sistem informasi geografi (GIS) untuk mengoverlay data hasil analisa survei lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan perairan pulau Pute Angin memiliki kondisi oseanografi, kualitas perairan dan morfologi dasar yang sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai untuk budidaya ikan kerapu sistem KJA. Lokasi yang sesuai untuk budidaya ikan kerapu berada pada perairan bagian Timur laut dan Tenggara Pulau Pute Angin dengan luas perairan 17,1547 ha, kelas kurang sesuai atau sesuai bersyarat dengan luas perairan 18,7769 ha pada bagian timur pulau dan kelas tidak sesuai dengan luas perairan sebesar 0,3111 ha pada bagian utara pulau Pute Angin.

Floating net-cages system is a form of marine and coastal resource management and utilization of environmentally sound. One of the success factors of the grouper mariculture with floating net-cages system surrounding small islands is the selection of proper sites. The purpose of research is to analyze the suitability of oceanographic condition, water quality and the seabed morphology of Pute Angin Island for grouper mariculture in floating net-cages system and to determine the location for the grouper mariculture surrounding of the island. Geographic information system is used to analyze and overlay based on field surveys data.
The research outcome showed that based on oceanographic conditions, water quality and seabed morphology, Pute Angin island has suitable areas for grouper floating net-cages. The location at the east and southeast of the island about 17, 1547 hectares, respectively. Areas with less suitable are located at the east of the island about 18, 7769 hectares. While not suitable areas are located north of the island about 0,3111 hectares, respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T39035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Hidayat
"Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Desember 2012 di Tegal, Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji aspek perikanan meliputi : armada dan teknik penangkapan, daerah penangkapan, komposisi hasil tangkapan dan CPUE ( Catch per unit effort ); aspek biologi yang meliputi sebaran frekuensi panjang, hubungan panjang berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, ukuran pertama kali tertangkap, ukuran pertama kali matang gonad,fekunditas dan diameter telur, Indeks Kematangan Gonad, Musim memijah dan kebiasaan makan. Metode pengumpulan sampel yaitu diambil secara acak dari hasil tangkapan pukat cincin mini dan jaring insang.
Hasil penelitian menunjukkan sebaran frekuensi panjang ikan tongkol batik hasil tangkapan pukat cincin mini 13-55 cm dengan modus 25 cm, hasil tangkapan jaring insang 22-49 cm dengan modus 37 cm. Pertumbuhan bersifat isometrik. Nisbah kelamin dalam kondisi seimbang. Ukuran pertama kali matang gonad = 33,7 cm. Ukuran pertama kali tertangkap (Lc) dengan pukat cincin = 31,75 cm, sedangkan Lc dengan jaring insang = 38,85 cm. Fekunditas ikan tongkol batik berkisar 225.760 ? 2.601.500 butir telur, diameter telur berkisar antara 0,11? 0,65 mm, paling banyak pada ukuran 0,44 mm. Pola pemijahannya adalah memijah beberapa kali (partial spawner). Musim memijah ikan tongkol batik di Laut Jawa pada bulan Juni sampai Agustus. Ikan tongkol batik tergolong ikan karnivora yang mangsanya meliputi berbagai jenis ikan dan moluska.

The study conducted from January to December 2012 in Tegal, Central Java. The purpose of this study to assess the fisheries aspects that include : fleet and fishing techniques, fishing ground, catch composition and CPUE ( Catch Per Unit Effort ); and aspects of biology that includes the length frequency distribution, length weight relationship, sex ratio, gonad maturity level, length at first capture, length at first maturity, gonad size, fecundity and egg diameter, Gonado Somatic Index, spawning season and food habits. Samples were collected random from the catches of mini purse seiner and gill nets.
The results showed that the distribution frequencies of kawakawa (tongkol batik, Euthynnus affinis) was caught by mini purse seine were 13-55 cm, with mode 25 cm, and those was caught by gill net were 22-49 cm, with mode 37 cm. Growth was isometric. Sex ratio was in equilibrium condition. The length at first capture of mini purse seine was = 31.75 cm, length at first capture of gill net was = 38.85 cm, length at first maturity = 33.7 cm. Fecundities of kawakawa were 225,760 - 2,601,500 eggs, egg diameter ranged from 0.11 - 0.65 mm, mode 0.44 mm. Spawning pattern was partial spawner. The spawning season of kawakawa in the Java Sea in June to August. kawakawa was classified as carnivores that the prey various types of fish and mollusks.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T39013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karsono Wagiyo
"ABSTRAK
Laut Banda merupakan daerah penangkapan ikan tuna madidihang yang
sangat intensif dan cenderung membahayakan kelestarian stok. Dalam rangka
menerapkan dasar pengelolaan yang efektif dan efisien, pada tahun 2011-2012
telah dilakukan penelitian mengenai sumberdaya ikan tuna madidihang di Laut
Banda. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelimpahan, pertumbuhan,
musim pemijahan dan daerah pemijahan. Metode pengumpulan data adalah
melalui observasi enumerasi harian terhadap aktivitas pancing ulur yang berbasis
di Banda Neira, survei eksploratori dan data sekunder dari instansi resmi.
Kelimpahan ikan tuna madidihang secara temporal tertinggi terjadi pada Musim
Peralihan II dan secara spasial tertinggi terjadi di Area Barat Laut dan Area
Tenggara. Rekrutmen ikan tuna madidihang di Laut Banda terjadi bulan Februari.
Pertumbuhan ikan tuna madidihang bersifat allometrik positif pada bulan Juni-
Oktober dan allometrik negatif pada November-Mei, kegemukan tertinggi pada
bulan Juni dan terkurus pada bulan Januari, faktor kondisi terbesar terjadi pada
Musim Barat dan terkecil pada Musim Peralihan II. Puncak musim pemijahan
ikan tuna madidihang di Laut Banda berlangsung bulan Oktober sampai dengan
Desember. Konsentrasi daerah pemijahan ikan tuna madidihang di Area Barat
Laut dan Tenggara.

ABSTRACT
Banda Sea is an area of yellowfin tuna fishing ground which is very
intense and likely to endanger the sustainability of the stock. In order to
implement the basic of management which effective and efficient, in 2011-2012
have done research on yellowfin tuna resources in the Banda Sea. The purpose of
the study is to determine the abundance, the growth, the spawning season and
spawning ground. The data collection methods is through; observation
enumeration stretching daily to fishing activities which based in Banda Neira,
exploratory survey and secondary data from official agencies. The highest
temporal abundance of yellowfin tuna occurs in Transitional Seasons II and the
highest spatial occurred in Northwest and Southeast Areas. Recruitment of
yellowfin tuna in the Banda Sea occurred in February. Growth of yellowfin tuna is
positively allometric in June to October and negatively allometric in November to
May, the highest obesity in June and the thinnest in January. the biggest conditon
factor occurs in the Western Season and the smallest in the Transitional Seasons
II. Peak spawning season of yellowfin tuna in the Banda Sea occurs in October
through December. The concentration of yellowfin tuna spawning ground was in
the Northwest and Southeast Areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T39098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalif Helmi Hijriyati
"Penelitian terhadap telur dan larva kerapu bebek (Cromileptes altivelis) dilakukan di Hatchery Skala Rumah Tangga Desa Air Saga, Tanjung Pandan, Belitung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas telur yang didatangkan dari BBBL Lampung, derajat penetasan, pertumbuhan dan perkembangan larva selama 15 hari. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa telur ikan kerapu bebek dari BBBL Lampung mempunyai kualitas yang baik. Derajat penetasan telur sebesar 42%, laju pertumbuhan spesifik 0,55 dan indeks aktivitas kehidupan 0,384. Larva yang baru menetas (D-1) mempunyai kuning telur dan gelembung minyak untuk cadangan makanan. Proses penyerapan kuning telur hingga larva berumur 2 hari. Pada hari ke-3 larva masuk ke dalam tahap potslarva. Panjang total larva pada hari ke-7 3,1 mm; hari ke-13 4,3 mm; dan tumbuh dengan cepat mencapai 5 mm pada hari ke-15.

Observation on eggs and the early life history of Cromileptes altivelis have been conducted in the Backyard Hatchery in the Village of the Air Saga, Tanjung Pandan, Belitung. The purpose of this study was to determine the quality of eggs which was transported from Lampung, hatching rate, growth, and development of larvae for 15 days. The hatching rate of eggs was 42%, the specific growth rate was 0,55 and survival index activity was 0,384. Newly hatched larvae (D-1) have egg yolk and oil bubbles to the proposed food. Yolk absorption processed to (D-2). At (D-3), the larvae were into the stadium of postlarvae. Morphological data showed that the total length of larvae on (D-7) was 3,1 mm, became 4,3 mm on (D-7) and grew faster to reach 5 mm on (D-15).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30167
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmala Sari Suisa
"Penelitian mengenai keragaman dan prevalensi ektoparasit pada ikan bandeng (Chanos chanos (F.)) di area pertambakan Marunda, Jakarta Utara telah dilakukan pada bulan Januari hingga Maret tahun 2013. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui keragaman ektoparasit pada ikan bandeng di area pertambakan Marunda, Jakarta Utara dan nilai prevalensi serta intensitas ektoparasit yang ditemukan. Sampel ikan bandeng yang digunakan berjumlah 60 ekor yang diambil dari 3 stasiun penelitian secara acak. Pemeriksaan ektoparasit dilakukan pada bagian luar tubuh ikan yaitu operkulum, insang, sisik, dan sirip.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 marga ektoparasit yang teridentifikasi, yang terdiri dari 4 marga dari kelompok protozoa dan 2 marga dari kelompok crustacea. Marga kelompok protozoa, yaitu Chilodonella, Ichthyophthirius, Trichodina, dan Epistylis, dan kelompok crustacea yaitu Lernaea dan Argulus. Nilai prevalensi ektoparasit tertinggi terdapat pada Trichodina sebanyak 35%. Nilai intensitas ektoparasit tertinggi terdapat pada Lernaea dan Chilodonella sebanyak 2 individu parasit per ikan.

Research on varians and prevalence of ectoparasites of milkfish (Chanos chanos (F.)) in brackish water ponds of Marunda, North Jakarta was conducted on Januari and March 2013. The aims of this study was to know varians ectoparasites of milkfish in brackish water ponds of Marunda, North Jakarta and prevalence and also intensity ectoparasites that found. Samples were taken randomly at 3 station with total amount 60 samples of milkfish. Investigation of parasites was conducted at operculum, gills, scales, and fins of fish.
The result showed that 6 genus ectoparasites was identified, consist of 4 genus from protozoan and 2 genus from crustacean. Protozoan are Chilodonella, Ichthyophthirius, Trichodina, dan Epistylis, and crustacean are Lernaea dan Argulus. Ectoparasite with highest prevalence value is Trichodina as 35 %. Ectoparasites with highest intensity value are Lernaea and Chilodonella as 2 individual parasites per fish.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahrus
"Tesis ini membahas beberapa aspek yang mendukung upaya pengelolaan sumber daya ikan tuna sirip biru selatan (Thunnus macoyii Castelnau, 1872) yang tertangkap dari perairan Samudera Hindia dan didaratkan oleh kapal tuna longline di Pelabuhan Benoa Bali yang mencakup : sebaran panjang, hubungan panjang dan berat, faktor kondisi, panjang ikan pertama tertangkap (Lc) dan hasil tangkapan per unit upaya (CPUE). Penelitian dilaksanakan selama 7 (tujuh) bulan dari Maret - September 2011.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa fishing ground ikan SBT di perairan selatan Jawa dan Bali Samudera Hindia terjadi pada akhir musim timur sampai awal musim barat. Distribusi frekuensi ukuran panjang ikan SBT terbanyak pada fork length (FL) antara 171 - 180 cm sebanyak 139 ekor. Hubungan panjang berat yang didapatkan adalah W=0,00002FL2,5925, R2=0,8172 sehingga pola pertumbuhan ikan SBT yang di daratkan di Pelabuhan Benoa bersifat alometrik negatif. Nilai faktor kondisi (K) diperoleh fluktuasi antara 2,29 - 3,37 yang diduga karena adanya perbedaan tingkat kematangan gonad. Panjang pertama kali tertangkap (length at first capture/Lc) ikan SBT selama masa penelitian adalah berukuran 158,2 cm yang diduga ukuran tersebut telah melewati masa ikan melakukan pemijahan/recruitment. Catch per unit effort (CPUE) selama masa penelitian didapatkan cenderung mengalami fluktuasi penurunan yang diindikasikan karena pada bulan masa penelitian telah melewati masa puncak musim penangkapan ikan SBT dari perairan Samudera Hindia.

This thesis discusses some aspects that support to management efforts for resource of southern bluefin tuna (Thunnus macoyii Castelnau, 1872) caught from the waters of the Indian Ocean and landed by tuna longline vessels in the port of Benoa Bali. The focus studies are: distribution of the length, length and weight relationship, condition factor, length at first fish capture (Lc) and the catch per unit effort (CPUE). Research carried out during 7 (seven) months from March to September 2011.
The study concluded that the SBT fishing ground in the waters south of Java and Bali Indian Ocean occurs in late winter to early summer east west. Size frequency distributions of SBT at most fork length (FL) 171-180 cm by 139 SBT. Length and weight relationship obtained is W = 0.00002 FL2,5925, R2=0.8172 so that the growth pattern of SBT is negative allometric. The value of condition factor (K) obtained fluctuation between 2.29 to 3.37 is expected because of differences in levels of gonadal maturity. The length at first capture (Lc) of SBT during the study period was 158.2 cm, this length has passed the fish to spawning/recruitment. Catch per unit effort (CPUE) obtained during the study period tended to decrease as indicated due to fluctuation in the study period has passed the peak of SBT fishing season of the Indian Ocean waters.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30284
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Azlaini Yus
"ABSTRAK Gelatin yang ada di pasaran mayoritas berasal dari babi dan sapi. Bahan baku pembuatan gelatin dari sumber lain terus diteliti karena erat kaitannya dengan kehalalan produk. Saat ini gelatin dari ikan merupakan salah satu alternatif pada pembuatan gelatin. Pangasius hypophthalmus adalah jenis ikan patin yang dikembangkan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau dan kulit ikan patin ini dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku pada pembuatan gelatin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gelatin hasil ekstraksi dari kulit ikan patin, memperoleh hasil karakterisasi gelatin tersebut, mengidentifikasi marker pada gelatin, dan membuat serta melakukan pengujian lapisan film dari gelatin ikan patin. Proses ekstraksi yang dilakukan adalah proses asam dan basa. Karakterisasi yang dilakukan meliputi perhitungan nilai rendemen, uji organoleptis, kadar air, pH, kadar abu, viskositas, kekuatan gel, dan analisis profil tekstur menggunakan texture analyzer. Kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl dan kadar asam amino menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT . Identifikasi marker menggunakan metode LC-QTOF-MS/MS dan pembuatan lapisan film dengan cara casting basah. Karakterisasi gelatin ikan patin dengan proses asam memberikan hasil sebagai berikut: rendemen 14,94 , kadar air 9,80 , pH 5,14 , kadar abu 0,19 , viskositas 3,12 cP , kadar protein 97,71 , dan kadar asam amino tertinggi yaitu glisin = 16,90 , prolin = 11,08 , asam glutamat = 9,10 . Hasil karakterisasi gelatin dengan proses basa: rendemen 14,30 , kadar air 7,25 , pH 5,35 , kadar abu 1,54 , viskositas 5,35 cP , kekuatan gel 141,5 g , kadar protein 91,92 , kadar asam amino paling banyak yaitu glisin = 18,15 , prolin = 12,30 , asam glutamat = 10,73 . Gelatin ikan patin melalui proses basa menunjukkan sifat yang lebih baik daripada proses asam, karena memiliki nilai kekuatan gel yang lebih besar dibandingkan proses asam. Marker gelatin ikan patin adalah fragmen dengan nilai m/z 494,5669, marker gelatin sapi yaitu fragmen dengan m/z 232,1410, dan marker gelatin babi adalah fragmen dengan m/z 244,1303. Gelatin dari kulit ikan patin dapat membentuk lapisan film.

ABSTRACT Gelatin in the majority market comes from pigs and cows. The raw material of gelatin manufacture from other sources continue to be studied because it closely related with halal product. Currently gelatin from fish is an alternative to gelatin production. Pangasius hypophthalmus is a catfish species developed in Kampar Regency of Riau Province and the skin can be used as raw material source in gelatin production. This study aims to obtain gelatin from catfish skin and characterized that gelatin, identification of marker of gelatin, casting and to evaluate film from catfish gelatin. Extraction using acid and alkaline pretreatment. Characterization includes calculation of rendement value, organoleptic test, moisture content, pH, ash content, viscosity, gel strength, and texture profile analysis using texture analyzer. Protein content with Kjeldahl method and analysis amino acid using High Performance Liquid Chromatography HPLC . Identification of marker using LC QTOF MS MS and film with wet casting. Characterization of catfish gelatin with acid process gives the following results rendement 14.94 , water content 9.80 , pH 5.14 , ash 0.19 , viscosity 3.12 cP , protein content 97.71 , and highest amino acids, glycine 16.90 , proline 11.08 , glutamic acid 9.10 . The result of gelatin characterization with alkaline process rendement 14.30 , water content 7.25 , pH 5.35 , ash content 1.54 , viscosity 5.35 cP , gel strength 141.5 g , protein content 91.92 , the highest amino acid content is glycine 18.15 , proline 12.30 , glutamic acid 10.73 . Catfish gelatin through alkaline pretreatment exhibits better properties than acid pretreatment, because it has a greater gel strength. Marker of catfish gelatin have m z 494.5669, marker of bovine gelatin have m z 232.1410, and marker of porcine gelatin have m z 244.1303. Catfish gelatin formed a film."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T52051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasti Yustia Asih
"Tesis ini merupakan penelitian tentang Kebijakan Minapolitan di Palabuhan Ratu dengan pendekatan kualitatif. Tujuannya yaitu menganalisis pola kelembagaan serta penerapan kebijakan Minapolitan. Lokasi penelitian di Palabuhan Ratu. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling, yakni para pihak yang terlibat dalam kebijakan Minapolitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kelembagaan dalam kebijakan Minapolitan belum efektif karena di dominasi oleh kelembagaan pemerintah dan kelembagaan ekonomi. Sedangkan kelembagaan sosial masih sangat minim perannya dalam menjalin hubungan dengan pihak pemerintah maupun swasta. Imbasnya adalah penerapan kebijakan Minapolitan hingga saat ini belum terealisasi dengan baik sehingga belum berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan.

This thesis is a study of policy of Minapolitan in Palabuhan Ratu with a qualitative approach. The goal is to analyze the pattern of institutional and policy implementation of Minapolitan. This research are located in Palabuhan Ratu. Determination techniques using purposive sampling, in this case, the stakeholders in policy of Minapolitan. The results showed that the pattern of institutional Minapolitan policy has not been effective because the domination of the government institutional and economic institutions. Meanwhile, social institutions are still very minimal role in the relationship with the government and private sector. This has an impact on the implementation of Minapolitan, which have no impact with the increasing of fishermen welfare."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>