Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48653 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setyawan Wahyu Pratomo, auhtor
"Penerapan sistem transfer daya nirkabel didalam kehidupan sehari –hari kini semakin berkembang. Kebutuhan sistem transfer daya nirkabel yang mampu digunakan secara praktis serta mampu melayani beban arus searah ( DC ) untuk daya rendah seperti charging handphone, menjadikan sistem ini terus dikembangkan. Sehingga perancangan sistem transfer daya nirkabel dilakukan untuk memperoleh efisiensi yang baik serta handal. Rancangan Colpiitts Osilator yang dipadukan dengan flat spiral coil pada sistem transmitter digunakan untuk memperoleh efisiensi daya, kestabilan frekuensi dan amplitudo tegangan osilasi sehingga diperoleh jarak penghantaran listrik yang diinginkan dalam dimensi yang kecil serta rangkaian yang sederhana namun tetap handal dalam transfer daya ke beban arus searah ( DC ) di receiver. Untuk itu, pada penelitian ini dilakukan perancangan sistem transfer daya nirkabel yang bekerja pada frekuensi 333,1 KHz dengan efisiensi daya transfer sebesar 53.29 % pada jarak efektif 3 mm untuk dapat melayani beban arus searah ( DC ) berupa lampu 12V/5Watt.

The application of wireless power transfer systems in daily life is now growing. The need for a wireless power transfer system that can be used practically and able to serve low power direct current (DC) load such as charging mobile phones, making this system continues to be developed. So that design wireless power transfer system is being done to obtain good efficiency and reliable. Design Colpitts oscillator combined with a flat spiral coil in the transmitter system used to obtain power efficiency, stability of oscillation frequency and amplitude of voltage in order to obtain the desired electrical transfer distances in small dimensions and simple circuit but reliable in the power transfer to the DC load on the receiver . Therefore, in this study conducted design wireless power transfer system that worked at a frequency of 333,1 KHz with efficiency system of 53.29% at a distance of 3 mm effectively and able to direct current ( DC ) load in the form of a light 12V/5Watt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T39182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zesyara Melati Auzriani Ghaniyya
"Besarnya potensi akan penerapan transfer daya tanpa kabel pada kehidupan nyata membuat sistem Wireless Power Transfer(WPT) menjadi sorotan penelitian di banyak negara. Salah satu aplikasi dari teknologi ini yang sedang populer dan terus dikembangkan ialah wireless charger (pengisi baterai tanpa kabel). Untuk aplikasi ini, dimensi menjadi sebuah faktor penting untuk dipertimbangkan, sehingga sistem WPT dengan dimensi yang sesuai perlu dikembangkan. Sementara itu, komponen yang paling memperngaruhi besarnya dimensi perangkat dalam sistem ini ialah rangkaian osilator dalam rangkaian pemancar/transmitter.
Pada penelitian ini, penulis merancang sebuah rangkaian osilator sederhana, osilator Flyback dengan dimensi 8 x 10 cm. Rangkaian flyback ini pada dasarnya adalah sebuah driver, namun karena kesederhanaan rangkaiannya, penulis menggunakannya sebagai rangkaian osilator pada sistem WPT. Sistem yang penulis rancang bekerja pada frekuensi 700 kHz dengan efisiensi sistem 7.43% pada jarak 11 cm. Sementara efisiensi osilator ialah 15.01% pada frekuensi 7.35 kHz.

The great potential of Wireless Power Transfer system implementations to the real world has attracted many researchers‟ attention worldwide. One of its popular application is wireless charger. For this application, dimension becomes an important factor to be considered. So, a WPT System with reasonable dimension is required. Meanwhile, the component that dominate the dimension of the system is the oscillator circuit of the transmitter.
In this research, the author proposed a simple oscillator circuit, flyback circuit with the 8 x 10 cm PCB dimension. This circuit is basically a driver circuit, but because of its simplicity, the author used it as an oscillator. The system works in 700 kHz of frequency with an efficiency of 7.43% at 11 cm (distance of transmitter and receiver antenna). And the efficiency of the oscillator its self is 15.01% at 7.35 kHz frequency.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Atar
"Sistem catu daya listrik nirkabel dirancang bukan untuk menggantikan seluruh kabel tetapi untuk meningkatkan kehandalan dan kenyamanan pengguna peralatan. Desain rangkaian Transmitter pada sistem tersebut pada dasarnya adalah rangkaian variable comparator oscillator yang terdiri dari Voltage comparator yang berfungsi sebagai pengatur frequensi agar dapat bekerja pada bermacam-macam frekuensi dan rangkaian LC Mosfet digunakan untuk Mengubah Arus searah menjadi Arus Bolak-Balik agar bisa menghasilkan induksi elektromagnetik pada Antena yg merupakan beban induktif.

Wireless Power transfer system is designed not to replace the whole cable but to improve equipment reliability and user convience. Circuit design on this system basicly is Variable Comparator circuit which consist of voltage comparator which act as adjustment frequency circuit to make This transmitter easier when have to work with different frequency and LC Mosfet that is used to convert from direct current to become alternating current that will produce electromagnetic induction to antenna."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43009
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Yanuar
"Perkembangan teknologi akses nirkabel berkembang secara pesat untuk memenuhi tuntutan pengguna yang membutuhkan komunikasi dengan kecepatan tinggi, kapasitas besar (broadband) dan mobilitas yang tinggi. Salah satu teknologi yang dihasilkan adalah WiMAX (Worldwide interoperability for Microwave Access) yang berdasarkan standar IEEE 802.16. Di Indonesia sistem komunikasi mobile WiMAX ini bekerja pada spektrum frekuensi 2. 3 GHz sesuai dengan keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Untuk mengantisipasi perkembangan trend WiMAX di Indonesia, kami mencoba untuk melakukan riset yang fokus pada perangkat RF (Radio Frequency) yaitu mixerfilter dengan menggunakan teknologi RF-MEMS yang naik daun sejak akhir abad 20. MEMS mixer-filter terdiri atas dua buah clamped resonator yang masingmasing mempunyai frekuensi center dan terhubung dengan sebuah batang (bar). Resonator pertama berfungsi sebagai mixer dan kedua sebagai filter, dimana mempunyai selective low-loss filtering yang tinggi. Kedua resonator dan coupling bar dirancang dengan menggunakan dua buah material yang bertumpuk, yaitu polysilicon dan zinc oxide untuk mendapatkan frekuensi yang tinggi. Mixer-filter ini dapat mengkonversikan frekuensi RF (Radio Frequency) 2,3 GHz dan frekuensi LO (Local Oscillator) sebesar 2,2 GHz menjadi frekuensi IF (Intermediate Frequency) sebesar 99,69 MHz yang mempunyai bandwidth 4,3 MHz.

The development of wireless access technology has rapidly evolved to meet the demands of users who require high-speed communications, large capacity (broadband) and high mobility. One of the resulting technology is WiMAX (Worldwide interoperability for Microwave Access) is based on the IEEE 802.16 standard. In Indonesia, the WiMAX mobile communication system is working on 2.3 GHz frequency spectrum. In accordance with the decision of the Minister of Communications and Information - Republic of Indonesia.
To anticipate the trend growth of WiMAX in Indonesia, we are trying to do research that focuses on the device RF (radio frequency) i.e. a mixer-filter using RF-MEMS technology that has been booming since last 20th century. Mixer-filter MEMS consists of two clamped resonator each have a center frequency and is connected to a rod (bar). The first resonator functions as a mixer and the second as a filter, which has a selective filtering of low-loss high. Both resonator and coupling bar designed by using two overlapping material, i.e poly-silicon, and zinc oxide to obtain high IF (intermediate frequency). Mixer-filter can down-convert the RF frequency of 2.3 GHz and LO frequency of 2.2 GHz to IF frequency of 99.69 MHz which has a bandwidth of 4.3 MHz.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27875
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pandung Sarungallo
"Penggunaan resonator MEMS (Microelectromechanical system) telah dikembangkan pada aplikasi komunikasi nirkabel seperti osilator, switch RF dan filter pada domain frekuensi sangat tinggi. Untuk mencapai frekuensi tersebut resonator yang digunakan harus kaku, akibatnya perpindahan mekaniknya menjadi sangat kecil Dalam tesis ini dibahas tentang resonator MEMS band pass filter RF mobile WiMAX pada frekuensi 2,3 GHz. Resonator dianggap sebagai mobile gate yang beresonansi diatas saluran, daerah penguras (drain) dan daerah sumber (source) . Untuk mengoptimalkan faktor aktuasi dan deteksi dan juga mencocokkannya dengan skala resonator maka geometri resonator dikembangkan dengan menggabungkan bagian aktuasi dan deteksi MOSFET dalam satu perangkat yang dikenal sebagai Resonant Suspended Gate (RSG-MOSFET). Resonator MEMS bandpass filter dirancang dalam 2 model yaitu resonator MEMS bandpass filter menggunakan bahan polysilicon (0,7μm x 1,1μm x 1μm) dengan frekuensi tengah resonansi 2,358 GHz dan model 2 adalah resonator MEMS bandpass filter menggunakan bahan polysilicon dan Zinc oxide (ZnO) yang disusun bertumpuk ukuran lebar 0,8μm, panjang 3,5 μm dan tebal masingmasing 0,5 μm yang menghasilkan frekuensi tengah resonansi 2,352 GHz.

Wireless application requires the use of MEMS resonators in the ultra high frequency domains such as oscillator, RF switch and filter. To achieve those frequencies, resonators should be very stiff. At resonance, displacement induces a maximal capacitance variation, measured as a peak of motional current. In this research, discussed about RSG- MOSFET for MEMS band pass filter RF WiMAX IEEE 802.16e at 2.3 GHz work frequency. RSG MOSFET consist of a cc-beam resonator which is considered as a mobile gate resonating over the channel, source and, the drain current. Based on the same principle, compact resonator geometry was developed to optimize the actuation and detection aspects and make it suitable for scaled resonators. The actuation and the detection parts are then combined in a single device. The bandpass or resonator filter designed using combination of polysilicon and ZnO2, i.e. structured into polysilicon (0.7μm x 1.1 μm x 1 μm) and polysilicon/ZnO (0.8μm x 3.5 μm x 1 μm) resonator filter, which produced mechanical resonant frequency of 2.358 GHz and 2.352 GHz, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27876
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Kusuma
"Transfer daya nirkabel atau wireless power transfer (WPT) memiliki banyak aplikasi terutama untuk charging berbagai divais elektronika seperti implan-implan biomedik dan perangkat elektronik baik berdaya kecil (smartphone dan smart watch) ataupun berdaya besar (electronic vehicle). WPT yang memiliki topologi sederhana masih berupa tantangan karena banyak WPT yang sudah dikembangkan memiliki rangkaian elektronika yang rumit terutama dengan ditambahnya DC-DC konverter seperti kelas E. Penelitian ini menghadirkan sebuah WPT dengan metode IPT (Inductive Power Transfer) sebagai jembatan antara pemancar dan penerima yang kumparannya dibuat dengan tangan. Hasil simulasi dari desain dalam penelitian ini dengan komponen ideal menghasilkan sebuah pemancar dengan efisiensi rata-rata 77.25%, simulasi dengan komponen pasaran rata-rata 46.17%, dan hasil uji coba rangkaian pada protoboard rata-rata 41.62% dengan efisiensi tertingginya adalah 45.90%.

Wireless power transfer (WPT) has many applications especially for elctronic devie charging such as biomedic implants, low powered devices (smartphone and smart watch), and high powered devices (electronic vehicles). Although, a WPT with simple design that provides decent efficiency is still a challenge because most of developed WPT has complexity added to its circuit with the addition of DC-DC converters such as Class E converters. This research presents a WPT using IPT method as a bridge between transmitter and receiver which coils are made by hands. The simulation with ideal components resulted with an average efficiency of 77.25%, simulation with non-ideal comonents resulting in 46.17%, and the designed circuit on a protoboard with 41.62% average efficiency with the highest point in 45.90%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, Alamsyah Jeremy
"Teknologi implant biomedis menjadi salah satu teknologi yang paling banyak digunakan pada saat ini. Teknologi tersebut memanfaatkan sistem WPT untuk mentransmisikan energi nya. Salah satu bagian penting pada WPT adalah PA. Pada skripsi ini, didesain sebuah PA yang beroperasi pada frekuensi kerja 13.56 MHz yang dapat mencapai PAE hingga 80% dan gain hingga 20 dB. Pada PA ini digunakan konfigurasi Kelas A dengan menggunakan titik kerja kelas AB. PA dapat menghasilkan daya output hingga 10 dBm atau sekitar 10 mW. Tahapan desain dimulai dengan melakukan simulasi menggunakan perangkat lunak ADS (Advanced Design System) 2020 untuk menguji dan menganalisis PAE, gain, dan daya output. Berdasarkan hasil simulasi, didapatkan PAE sebesar 87.48%, gain sebesar 41.44 dBm, dan P1dB sebesar 12.39 dBm. Pada tahapan berikutnya, skematik rangkaian PA pada ADS didesain menjadi sebuah layout PCB dengan menggunakan komponen yang tersedia di pasaran. Layout PCB tersebut kemudian dicetak dan diuji. Berdasarkan pengukuran PCB, didapatkan PAE sebesar 14.58%, gain sebesar 39.1 dB, dan P1dB sebesar 12.4 dBm.

Biomedical implant technology is one of the most widely used technologies today. The technology utilizes the WPT system to transmit its energy. One of the important parts of WPT is PA. In this research, a 13.56 MHz PA that can reach PAE up to 80% and gain up to 20 dB has been designed. This PA used Class A configurations with Class AB operation. This PA could produce an output power up to 10 dBm or approximately 10 mW. The design process started from simulation using ADS (Advanced Design System) 2020 to observe and analyze PAE, gain, and output power. Based on simulation, this PA could reach PAE up to 87.48%, gain up to 41.44 dBm, and P1dB of 12.39 dBm. The next step of the design process is designing a PCB layout based on the schematic on ADS 2020 using available components. The PCB layout was printed and tested. Based on the PCB testing result, this PCB could reach PAE up to 14.58%, gain up to 39.1 dB, and P1dB of 12.4 dBm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pramono
"Tesis ini membahas desain Linear Tapered Slot Antena dengan teknik pencatuan Saluran Mikrostrip (Microstrip Feed Line) untuk mendukung aplikasi IEEE 802.22 Wireless Regional Area Network (WRAN) pada band televisi UHF frekuensi 470 - 698 MHz. Antena ini terbuat dari substrat dielektrik FR4 epoxy. WRAN IEEE 802.22. sebagai skema alternatif untuk akses broadband dengan memanfaatkan kanal TV VHF/UHF yang tidak digunakan, dengan tetap menjaga bahwa tidak ada interferensi yang merugikan terhadap operasional incumbent ( siaran TV digital dan TV analog) dan perangkat berijin yang lainya dengan daya rendah. WRAN memerlukan antena dengan bandwidth yang lebar (wideband) untuk sistem komunikasinya. Antena mikrostrip memiliki beberapa keuntungan, akan tetapi jenis antena ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya bandwidth sempit. Salah satu teknik untuk melebarkan bandwidth yaitu menggunakan desain antena Linear Tapered Slot Antena. Dari hasil pengukuran, nilai impedance bandwidth dari pengukuran antena adalah 204 MHz (492-696MHz) atau sebesar 34,63 % terhadap frekuensi kerja antena (594 MHz) pada VSWR ≤ 1,9. Pola radiasi yang dihasilkan adalah directional dan polarisasinya linear. Gain yang dihasilkan antena mencapai maksimum pada frekuensi 662MHz sebesar 8,92 dBi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29843
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Alif Rafi Akbar
"Penelitian ini membahas rancang bangun sistem komunikasi menggunakan spektrum cahaya tampak secara nirkabel untuk mengirimkan informasi berupa informasi temperatur dan kelembapan ruangan berbasis Raspberry Pi dan IC Analog to Digital Converter (ADC) seri MCP3008. Sistem komunikasi cahaya tampak yang dibangun menggunakan LED pada sisi pengirim untuk mengirimkan sinyal. Fotodiode digunakan pada sisi penerima sebagai penangkap sinyal dengan bantuan MCP3008, sinyal analog dapat dikonversi menjadi sinyal elektrik untuk diproses. Mikrokontroler Raspberry Pi digunakan sebagai pemroses sinyal informasi pada kedua sisi dengan implementasi teknik sinkronisasi dan teknik modulasi On-Off Keying. Penelitian dilakukan pada kondisi ruangan gelap dan konfigurasi Array LED 2x2 untuk meminimalisir efek pencahayaan dari ruangan sekitar terhadap kinerja dari sistem komunikasi cahaya tampak. Pada penelitian ini juga melakukan variasi jenis LED yang digunakan, variasi metode sinkronisasi alat yang dilakukan, dan variasi laju pengiriman data bit untuk melihat pengaruh performa sistem komunikasi cahaya tampak dan nilai BER yang dihasilkan. LED yang digunakan berwarna biru dengan rata-rata voltase 0.0423V untuk nilai 1 dan 0.00448V untuk nilai 0. Kecepatan transmisi yang dapat dilakukan berjarak dari 1bps hingga 10kbps dengan parameter BER ≤ 0.5 sebagai threshold. Implementasi metode sinkronisasi yang dilakukan menurunkan nilai BER sebesar 0.0945 dengan implementasi sinkronisasi kalibrasi transmisi, dan penurunan nilai BER sebesar 0.1221 menggunakan sinkronisasi dengan protokol komunikasi MQTT. Pada penelitian berikutnya Adapun pengembangan dapat dilakukan dengan implementasi Forward Error Correction (FEC) untuk memilimalisir error yang terjadi pada transmisi, dan bekerja sama dengan vendor dengan penelitian di bidang yang sama.

.
This study discusses the design of a communication system using the visible light spectrum wirelessly to transmit information in the form of room temperature and humidity information based on Raspberry Pi and the MCP3008 series Analog to Digital Converter (ADC). The visible light communication system is built using LEDs on the sending side to transmit signals. The photodiode is used on the receiving side as a signal catcher with the help of MCP3008, analog signals can be converted into electrical signals for processing. The Raspberry Pi is used as an information signal processor on both sides with the implementation of synchronization techniques and On-Off Keying modulation techniques. The research was conducted in a dark room and a 2x2 LED Array configuration to minimize the effect of lighting from the surrounding room on the performance of the visible light communication system. This study also varies the type of LED used, the variation of the synchronization method of the tool, and the variation of the data transmission rate to see the effect of the visible light communication system performance and the resulting BER value. The LED used is blue with an average voltage of 0.0423V for value of 1 and 0.00448V a for value of 0. The transmission speed that can be done is from 1bps to 10kbps with BER 0.5 as a threshold parameter. The implementation of the synchronization method reduces the BER value by 0.0945 with the implementation of transmission calibration synchronization and decreases the BER value by 0.1221 using synchronization with the MQTT communication protocol. In the next research, development can be done by implementing Forward Error Correction (FEC) to minimize errors that occur in transmission and collaborating with vendors with research in the same field.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Reynaldo Nasser
"Penelitian pada skripsi ini merancang, membuat, dan menganalisis sistem wireless heart rate monitor menggunakan Mikrokontroler Arduino, Xbee Wireless, dan Pulse Sensor Amped. Sistem ini berguna untuk membantu kegiatan paramedis memeriksa secara rutin pasien penderita penyakit jantung. Metode yang digunakan dalam penelitian mengikuti tahapan Software Development Life Cycle (SDLC). Bahasa yang digunakan untuk mengkonfigurasikan mikrokontroler arduino adalah bahasa C yang dikhususkan untuk mikrokontroler arduino. Selain itu diperlukan komponen utama lainnya yaitu Xbee Wireless Chip Antenna Series 2 sebagai jalur untuk komunikasi nirkabel dan Pulse Sensor Amped sebagai sensor untuk mendeteksi detak jantung. Mikrokontroler Arduino ini membutuhkan waktu selama 19,76 ms untuk melakukan pembacaan dan pengolahan data hingga siap dikirim. Pengujian serta pengambilan data diambil tiap 10 detik sebanyak 20 sampel tiap orangnya. Berdasarkan pengujian, sistem menghasilkan persentase error sebesar 3,63% terhadap perbandingan dengan EKG komersial. Jarak kerja komunikasi nirkabel pada alat adalah 0 hingga 25 meter.

This thesis discusses the design, manufacture, and analyzes the wireless heart rate monitor system using microcontroller arduino, xbee wireless, and pulse sensor amped. The function of system is to help paramedic for checking patient’s heart routinely. This research use Software Development Life Cycle (SDLC) method. C language is used for programming Arduino Microcontroller. In addition, other main components are Xbee Wireless Chip Antenna Series 2 as a communication path and Pulse Sensor Amped as a heart rate sensor. Arduino Microcontroller needs 19,76 ms to read and calculate until the data is ready to send. Data is performed by extracting 20 samples per 10 second each person. The system result has 3,63% error deviation compared to Convensional Electrocardiograph. The distance for wireless communication is 0 till 25 meter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>