Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94798 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zairida Rafidah Noor
"Asam lemak omega-3 merupakan komponen penting pada pembentukan sel saraf, retina dan membran sel. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 berkaitan dengan pertumbuhan janin. Ibu hamil dengan asupan asam lemak omega-3 yang tidak tercukupi memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Di Indonesia, angka BBLR masih tergolong tinggi. Oleh karena itu, kecukupan asam lemak omega-3 sangat penting untuk diperhatikan pada ibu hamil sejak awal kandungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecukupan asam lemak omega-3 ibu hamil di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang. Subjek penelitian merupakan ibu hamil sehat dengan usia gestasi hingga 20 minggu. Kecukupan dinilai melalui pendataan asupan asam lemak omega-3, omega-6 beserta rasionya dan pemeriksaan kadar asam lemak omega-3 membran eritrosit. Data penelitian kemudian dianalisis dengan uji korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan asam lemak omega-3 total subjek penelitian masih kurang akibat rendahnya rerata asupan ALA subjek, meskipun rerata asupan EPA dan DHAnya telah terpenuhi. Asupan asam lemak omega-6 total subjek telah terpenuhi, begitu pula dengan asupan LAnya, tetapi asupan AA subjek masih belum terpenuhi. Rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 sebagian besar subjek masih kurang baik. Dari uji korelasi ditemukan adanya korelasi positif bermakna antara asupan EPA dengan kadar DHA (r=0,34) dan kadar EPA+DHA (r=0,38), asupan DHA dengan kadar DHA (r=0,31), asupan EPA+DHA dengan kadar DHA (r=0,34) dan kadar EPA+DHA (r=0,35). Rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 ditemukan memiliki korelasi negatif bermakna dengan kadar EPA (r= ?0,34).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa asam lemak omega-3 ibu hamil belum tercukupi sehingga diperlukan edukasi dan screening kecukupan asupan asam lemak omega-3 bagi ibu hamil sejak awal kandungan.

Omega-3 fatty acids are important components of neural, retinal and cell membranes. Latest findings show that omega-3 fatty acids play a role in fetal growth. Pregnant women with low intakes of omega-3 fatty acids were found to have higher risk of low birth weight (LBW). In Indonesia, LBW prevalence is still high. Thus omega-3 fatty acids sufficiency is of great importance starting early in pregnancy.
The aim of this study is to determine omega-3 fatty acids status of pregnant women in Indonesia. The design of the study is cross-sectional. Subjects are healthy pregnant women with gestational age up to 20 weeks pregnancy. Omega-3 fatty acids status obtained from interview on intakes of omega-3 fatty acids and level of omega-3 fatty acids in erythrocyte membrane. The data?s then analyzed using Spearman correlation test.
The study results show that total omega-3 fatty acids intakes are insufficient, due to low ALA intake, even though EPA and DHA intakes are sufficient. Intakes of total omega-6 fatty acids and LA are sufficient but AA intake is very low. The ratio of omega-6/omega-3 fatty acids intake is found to be higher than expected. Spearman correlation test shows significant positive correlations between intake of EPA and DHA level (r=0.34), intake of EPA and EPA+DHA level (r=0.38), intake of DHA and its level (r=0.31), intake of EPA+DHA and DHA level (r=0.35), intake of EPA+DHA and its level (r=0.34). Ratio of omega-6/omega-3 fatty acids intake is found to be significantly correlated with EPA level (r=?0.34).
In conclusion, omega-3 fatty acids intake of pregnant women in Indonesia is still insufficient. Therefore, education to increase omega-3 fatty acids intake during pregnancy and screening of omega-3 fatty acids intake need to be perform early in pregnancy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seala Septiani
"Obesitas di usia dini dapat merugikan kesehatan anak sepanjang hidupnya secara permanen. Dewasa ini, asam lemak omega-3 diperkenalkan sebagai alternatif solusi obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh dari konseling asam lemak omega-3 selama 10 minggu terhadap pengetahuan, sikap, asupan, dan IMT/U. Penelitian ini membagi acak subjek; grup yang mendapat konseling dengan optimalisasi asam lemak omega-3 disertai rekomendasi menu harian yang spesifik (Grup intervensi, n=18); dan yang mendapat konseling dan menu standar (Grup kontrol, n=20). Hasil menunjukkan tingkat pengetahuan pada grup intervensi meningkat signifikan (p<.001). Dibutuhkan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh intervensi ini terhadap keluaran lain yang diharapkan.

Obesity in early life could result in permanent heath consequences. Omega-3 fatty acids (FAs) are beneficial in obesity management, but food-based nutrition education enhancing omega-3 FAs especially in children was lacking. We investigated the effect of 10-week enhanced counseling on caregivers knowledge, attitude, as well as children's intakes and body mass index-for-age (BAZ). Children were randomly assigned to receive; enhanced counseling with specific daily menu (intervention group, n=18), or standard counseling with general menu (control group, n=20). Intervention group significantly improved knowledge (p<.001). However, its effect on other outcomes may need further investigation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dudung Angkasa
"Asupan asam lemak omega-3 penting selama kehamilan dan mempengaruhi luaran lahir. Sedikit data yang terbit di Indonesia mengenai asupan lemak omega-3 pada ibu hamil (bumil) dan hubungannya terhadap ukuran lahir bayi. Desain potong lintang terhadap bumil yang terdaftar ANC (antenatal care) dengan usia kehamilan >32 minggu di semua puskesmas kecamatan di Jakarta timur.
Kuesioner terstruktur, semi-quantitative food frequency questionnaire (SQFFQ), shorr board, and HemoCue digunakan untuk menilai faktor ibu dan asupan omega-3 serta mengukur antropometri dan kadar hemoglobin. Pita SECA, timbang bayi dan data rekam medik digunakan untuk mengukur lingkar lengan atas ibu, berat bayi dan mencatat panjang bayi.
Analisis multivariate digunakan untuk menilai hubungan asupan omega-3 terhadap ukuran lahir setelah faktor pengganggu dikendalikan. Bumil dengan asupan lemak kurang dari 54.27 mg/hr akan 2.1 (95% CI: 1.16-4.03) kali beresiko memiliki anak dengan lingkar kepala (LIKA) sub normal. Bumil dengan asupan α-linolenat kurang dari 0.82 gr/hr akan memiliki bayi dengan berat lahir 95 (95%CI:9.3-180) gram lebih rendah. Tidak ada asupan asam lemak essensial yang berhubungan dengan panjang badan. Lemak berhubungan dengan LIKA sedangkan ALA berhubungan dengan berat lahir.

Dietary intake of omega-3 fatty acids (FAs) is important during pregnancy and influence birth outcome. Limited published study in Indonesia related to dietary omega-3 FAs intake among pregnant women and its association with infant birth size. A cross-sectional study was designed among registered antenatal care and >32 weeks of gestational age pregnant women in all sub-district public health centers in East Jakarta.
Structured interview, semi-quantitative food frequency questionnaire (SQFFQ), shorrboard, and HemoCue were used to assess maternal factors, usual intake of omega-3 FAs, measure anthropometric and hemoglobin level data respectively. Mid-upper arm circumference (MUAC) SECA tape, pediatric weighing scale and medical record were used to assess infant head circumference, birth weight and length, respectively.
Multivariate analysis was used to find adjusted association between omega-3 FAs intake and birth size. Pregnant women with fat intake below 54.27 mg/d would have 2.1 (95% CI: 1.16-4.03) times higher risk to have sub normal head circumference while pregnant women with alpa-linolenic acid (ALA) intake below 0.82 gram/d would have 95 (95%CI: 9.3-180) gram lower birth weight in adjusted data. None of omega-3 fatty acids was associated with birth length. Fat and ALA had association with head circumference and birth weight, respectively.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Winanda
"Bifidobacterium usus maternal merupakan faktor penting yang mempengaruhi kolonisasi Bifidobacterium pada usus neonatus. Kolonisasai bakteri tersebut penting pada neonatus karena dapat mempengaruhi kesehatan dan sistem imunnya di masa yang akan datang, dengan demikian faktor yang dapat mempengaruhi jumlah Bifidobacterium usus maternal penting untuk diketahui. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa diet tinggi lemak dapat mempengaruhi jumlah Bifidobacterium usus.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara asupan lemak total dan rasio asupan asam lemak omega-6 terhadap omega-3 dengan jumlah Bifidobacterium usus maternal pada kehamilan trimester ketiga. Lima puluh dua ibu hamil (33-37 minggu) pada 10 puskesmas kecamatan Jakarta Timur ikut serta pada penelitian potong lintang ini. Asupan lemak total dan rasio asupan asam lemak secara berurutan dinilai dengan metode 2-day repeated 24 hours food recall dan SQFFQ. Jumlah Bifidobacterium usus dianalisa menggunakan quantitative real-time PCR.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif lemah antara asupan lemak total dengan jumlah Bifidobacterium usus maternal pada kehamilan trimester ketiga. Namun belum dapat membuktikan adanya korelasi yang bermakna antara rasio asupan asam lemak omega-6 terhadap omega-3 dengan jumlah Bifidobacterium usus maternal pada kehamilan trimester ketiga.

Bifidobacterium colonization in neonates is crucial because it has a large effect on their health and immunity in the future, thus factors that influenced the maternal gut Bifidobacterium became important to known because maternal gut Bifidobacterium is the most important factor to determined the initial colonization. Dietary intervention studies have shown that high fat diet can dramatically changed the nurmbers of gut Bifidobacterium.
The aim of this study was to examine the correlation between total dietary fat intake and the ratio of essential fatty acids with the numbers of maternal gut Bifidobacterium on third trimester of pregnancy. Fifty two pregnant women (33?37 weeks) from 10 district primary health care in East Jakarta were enrolled in this cross sectional study. Dietary fat intake and the ratio of essential fatty acids was assesed with 2-day repeated 24 hours food recall and SQFFQ, respectively. Maternal gut Bifidobacterium was analysed by quantitative real-time PCR.
This present study have shown that total dietary fat intake have a weak positive correlation with maternal gut Bifidobacterium in third trimester of pregnancy. Hormonal and immunological changes in pregnancy is the possible explanation to this phenomenon. This study have not been able to prove a correlation between omega-6 to omega-3 fatty acid ratio with maternal gut Bifidobacterium.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfina Rachmi
"Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang di Departemen Radioterapi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar asam lemak omega-3 terhadap massa otot dan kekuatan genggam pada subjek kanker kepala leher yang mendapatkan radioterapi. Kaheksia kanker sering terjadi pada kanker kepala leher akibat peningkatan sitokin proinflamasi yang menyebabkan hipermetabolisme, peningkatan kebutuhan nutrisi, anoreksia, penurunan massa otot dan berat badan. Asam lemak omega-3 berperan dalam menurunkan inflamasi, meningkatkan massa otot, dan kekuatan genggam. Dari 52 subjek yang sudah mendapatkan radioterapi ge;25 kali, 57 adalah laki-laki dengan rerata usia di atas 50 tahun. Lokasi kanker paling banyak di area nasofaring, sebagian besar sudah berada pada stadium IV dan mendapatkan kombinasi radioterapi dan kemoterapi. Sebesar 38,5 dan 32,7 subjek berada pada kategori indeks massa tubuh normal dan kurang. Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat memberikan gambaran kurangnya asupan energi, protein, lemak, dan asam lemak omega-3, serta massa otot sebagian besar subjek yang tergolong kecil 28,4 4,7 , dengan kekuatan genggam sebagian besar subjek tergolong normal, dan kadar asam lemak omega-3 plasma seluruh subjek yang tergolong rendah 2,5 0,8 . Data tersebut menunjukkan adanya masalah nutrisi pada pasien kanker kepala leher. Terdapat korelasi yang kuat antara kadar asam lemak omega-3 plasma terhadap massa otot r =0,6, p 50?60 Gy dan 50 Gy.

This cross sectional study conducted in the Department of Radiotherapy Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, aimed to investigate the correlation between omega 3 fatty acids plasma levels with muscle mass and hand grip muscle strength in subjects with head and neck cancer undergoing radiotherapy. Cancer cachexia is common in head and neck cancer as a result of the increasing of proinflammatory cytokines that cause hipermetabolisme, increased nutritional needs, anorexia, decreased muscle mass and body weight. Omega 3 fatty acids play a role in reducing inflammation, as well as improving muscle mass and hand grip. There were 52 subjects who had received radiotherapy ge 25 times, 57 were male with a mean age of 50 years. Most cancer sites were at nasopharynx area, mostly in stage IV and received a combination of radiotherapy and chemotherapy. There were 38,5 of the subjects in the normal body mass index and 32,7 were in low body mass index. The data from this study showed inadequate intake of energy, protein, fat, and omega 3 fatty acids, as well as muscle mass majority was small 28,4 4,7 , with most of the hand grip classified as normal, and the plasma levels of omega 3 fatty acids all of the subjects were low 2,5 0,8 . The data showed that there were nutritional problems in patients with head and neck cancer. There was strong correlation of plasma levels of omega 3 fatty acids with muscle mass r 0,8, p 50 60 Gy and 50 Gy. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T55623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beatrice Anggono
"Latar belakang: Edukasi nutrisi dalam bentuk konseling merupakan bagian penting dalam manajemen obesitas anak. Asam Lemak Omega-3 (AL omega-3) merupakan salah satu nutrien esensial yang bermanfaat dalam penanganan obesitas terkait dengan kerjanya yang meningkatkan oksidasi lemak, menurunkan proses adipogenesis, dan memodulasi rasa lapar-kenyang. Sampai saat ini beluan ada rekomendasi nutrisi yang mengikutsertakan optimalisasi AL omega-3 dalam diet pada anak dengan berat badan berlebih dan obesitas. Linear programming merupakan metode untuk membuat rekomendasi makanan yang mempertimbangkan pula ketersediaan makanan, pola makan, dan juga harga makanan dalam proses pembuatannya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konseling diet optimalisasi AL omega-3 menggunakan linear programming terhadap kadar asam lemak omega-3 plasma dibandingkan dengan konseling standar.
Metode: Penelitian ini dilakukan pada 39 anak berisiko overweight, overweight, dan obes usia 12-24 bulan di Jakarta Timur dengan disain uji klinis acak terkontrol.
Hasil: Konseling diet optimalisasi asam lemak omega-3 menyebabkan peningkatan asupan asam linolenat yang bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol (278,011  435,56 vs -44,498  407,785, p=0,035). Tidak terdapat perbedaan perubahan bermakna pada kadar AL omega-3 plasma di antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Konseling diet optimalisasi asam lemak omega-3 menggunakan linear programming tidak menimbulkan perubahan bermakna pada kadar asam lemak omega-3 plasma, meskipun berhasil meningkatkan variasi bahan makanan sumber asam lemak omega-3.

Background: Education in the form of counseling is an indespensable part of pediatric obesity management. Omega-3 polyunsaturated fatty acids (PUFA) are beneficial essential nutrients in obesity management, given their effects on lipid homeostasis, specifically by increasing lipid catabolism, decreasing adipogenesis, and modulating appetite. Until now, there is no nutritional recommendation focusing on omega-3 PUFA for overweight and obese children. Linear programming is one method to generate specific nutritional recommendation that also considering the food affordability, availability, and food consumption pattern.
Objective: To investigate the differences of plasma omega-3 PUFA changes between group that received omega-3 PUFA optimized using linear programming dietary counseling and control group with standard counseling.
Method: This study is an open clinical trial with parallel design, 39 children aged 12-24 months with BMI Z score > +1 based on WHO growth curve were randomly assigned by block randomization with stratification into enhanced counseling with omega-3 optimization using linear programming or general counseling group. Both counseling were conducted once weekly for 10 weeks. At baseline and endline, the following parameters were measured: fat intake, omega-3 intake, ratio of omega-6/omega-3 intake, eating behaviour, plasma concentration of omega-3, and plasma omega-6/omega-3 ratio.
Results: After the intervention, α-linolenic acid intake was significantly increased compared to control group (278,011  435,56 vs. -44,498  407,785, p=0,035). There were no significant differences in changes of plasma omega-3 FA between the intervention and control group.
Conclusion: Omega-3 FA optimized dietary counseling using linear programming was partially successful in improving thee variation of omega-3 FA food sources, however there were no significant changes in plasma omega-3 FA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58756
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Trisnawati
"Asam lemak omega-3 merupakan asam lemak essensial bagi tubuh manusia. Mikroalga merupakan salah satu sumber asam lemak omega-3 yang sangat prospektif untuk dikembangkan, karena kualitas yang lebih tinggi dibanding sumber asam lemak omega-3 lainnya. Pemanfaatan langsung asam lemak omega-3 dari mikroalga memerlukan biaya produksi lebih tinggi. Sehingga penelitian terkini banyak diarahkan pada studi genetika terhadap enzim yang berperan penting dalam biosintesis asam lemak omega-3, salah satunya adalah enzim omega-3 desaturase. Penelitian ini akan difokuskan pada isolasi dan kloning gen yang mengkode enzim omega-3 desaturase dari mikroalga Nannochloropsis sp. Gradient Polymerase Chain Reaction ( PCR ) berhasil mengamplifikasi gen omega-3 desaturase dengan panjang 489bp. Gen disisipkan pada plasmid T-vector pMD20 dan dikloning pada sel kompeten bakteri Escherichia coli DH5α. Konfirmasi produk kloning melalui colony PCR dan dari hasil konfirmasi berat molekul yang dianalisa menggunakan metode agarose electrophoresis menunjukkan terdapat 6 koloni yang positif mengandung gen omega-3 desaturase. Konfirmasi dengan DNA sequencing masih perlu dilakukan di masa yang akan datang.

Omega-3 fatty acids are essential fatty acids for the human body. Microalgae is one source of omega-3 fatty acids which is highly prospective for development, because it has higher quality than the other sources of omega-3 fatty acids. Direct utilization of omega-3 fatty acids from microalgae requires higher production cost. Therefore, many of the recently studies focus on genetic study for the enzymes which play important role in biosynthesis of omega-3 fatty acids, one of them is omega-3 desaturase enzyme. This research will be focused on the isolation and cloning of gene encoding omega-3 desaturase enzyme from microalgae Nannochloropsis sp. Gradient Polymerase Chain Reaction (PCR) successfully amplified 489bp of omega-3 desaturase gene. The gene was inserted into T-Vector pMD20 plasmid and cloned to Escherichia coli DH5α competent cell. Confirmation cloning product using colony PCR and from molecular weight analyzing by agarose electrophoresis method showed that there are 6 colonies positively content omega-3 desaturase gene. Confirmation by DNA sequencing still needs to be done in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Widya Rahardja
"Tujuan penelitian cross sectional ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan asam lemak omega-3 dengan kadar hs-CRP pada pasien Psoriasis vulgaris. Penelitian dilakukan di Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia, mulai November 2014 sampai April 2015. Sejumlah 52 pasien yang memenuhi kriteria penelitian dipilih menjadi subjek penelitian. Subjek diwawancara, menjalani pemeriksaan antropometri dan kadar hs-CRP. Data asupan asam lemak omega-3, EPA dan DHA diperoleh dengan metode food frequency questionnaire, dan food recall 3 x 24 jam.
Nilai rerata usia subjek adalah 41,9 ± 9,21 tahun. Jumlah subjek laki-laki 57,7% dan wanita, 42,3%. Sebanyak 38,5% subjek status gizinya normal dan 61,5% berat badan lebih. Asupan energi cukup terdapat pada 82,7% subjek, sedangkan 17,3% subjek asupan energinya kurang. Subjek dengan asupan asam lemak omega-3 cukup ada 65,4%, sedangkan 34,6% subjek asupannya kurang. Sebanyak 86,5% subjek asupan EPA dan DHAnya cukup dan 13,5% kurang.
Hasil kadar hs-CRP serum yaitu 9,6% subjek kadarnya >10 mg/L, 57,7% subjek kadarnya 1-10 mg/L dan 32,7% subjek kadarnya <1 mg/L. Hasil uji korelasi rank Spearman antara asupan asam lemak omega-3 dengan kadar hs-CRP memperlihatkan korelasi negatif lemah bermakna (r = - 0,394 dan p = 0,004). Korelasi asupan EPA dan DHA dengan kadar hs-CRP adalah negatif sedang bermakna (r = - 0,499 dan p = 0,000). Asupan asam lemak omega-3 terutama dalam bentuk EPA dan DHA dapat menurunkan kadar hs-CRP pada pasien Psoriasis.

The aim of this cross sectional study is to find out the relationship between dietary intake of omega-3 fatty acids and hs-CRP level in patient with Psoriasis vulgaris. This study was conducted from November 2014 to April 2015, at Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia. As all the criterias were succeeded, 52 patients were recruited. Data were collected by interview, anthropometric's measurement, and laboratory examination. Dietary intake data of omega-3 fatty acids, EPA and DHA were determined by using food frequencies questionnaire, and food recall 3 x 24 hours method.
Mean value of subjects' age was 41.9 ± 9.21 years. The subjects consisted of 57.7% men and of 42.3% women. Nutritional status of 38.5% subjects was normal and of 61.5% was overweight. An adequate amount of energy intake was found in 82.7% subjects whereas 17.3% was inadequate. Dietary intake of omega- 3 fatty acids was adequate in 65.4% subjects whereas in 34.6% was inadequate. Dietary intake of EPA and DHA in 86.5% subjects was adequate, while in 13.5% subjects, inadequate.
The result of hs-CRP >10 mg/L was found in 9.6% subjects, 1-10 mg/L in 57.7% and <1 mg/L in 32.7% subjects. Rank Spearman correlation test of dietary intake of omega-3 fatty acids and hs-CRP level showed weak negative significant result (r = - 0.394 and p = 0.004). The result of EPA and DHA with hs-CRP level was fair negative significant (r = - 0.499 and p = 0.000). Thus, it can be concluded that dietary omega-3 fatty acids in the form of EPA and DHA might lessen hs-CRP level in Psoriasis patient.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Putra
"ABSTRACT
Omega-3, omega-6, dan omega-9 adalah jenis asam lemak tidak jenuh rantai panjang. Senyawa ini banyak dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kolesterol pada tubuh manusia. Analisis dengan kromatografi gas secara langsung akan membutuhkan waktu analisis yang lama karena titik didih asam lemak yang sangat tinggi sehingga perlu dilakukan derivatisasi sebelum dianalisis. Penelitian ini bertujuan agar memperoleh metode yang valid untuk selanjutnya digunakan pada menetapkan kadar omega-3, omega-6, dan omega-9 dalam produk minyak goreng. Derivatisasi dilakukan dengan metode esterifikasi Lepage menggunakan reagen metanol-toluen 4:1 v/v dan katalis asetil klorida. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas dengan kolom CBP-10 60m x 0,32mm , suhu kolom terprogram 200-230 C, kenaikan 2 C/menit, dipertahankan selama 20 menit. Suhu injektor dan suhu detektor masing-masing 230 dan 250oC; laju alir gas helium 1,40 ml/menit, volume penyuntikan 1,0 l, dan dideteksi dengan detektor ionisasi nyala. Diperoleh waktu retensi omega-3 16,445 menit, omega-6 15,922 menit, dan omega-9 15,820 menit. Uji presisi menunjukkan hasil yang baik dengan kv omega-3, omega-6 dan omega-9 berturut-turut sebesar 1,1022 , 1,22 , dan 0,547 . Uji perolehan kembali berturut-turut sebesar 98,60 , 99,12 , dan 98,83 . Hasil uji sampel A, B, dan C diperoleh berturut-turut omega-9 sebesar 99,82 , 99,29 , 84,05 dan menunjukkan tidak adanya omega-3 dan omega-6.Kata kunci : omega-3, omega-6, omega-9, kromatografi gas, minyak goreng.

ABSTRACT
Omega 3, omega 6 and omega 9 are unsaturated long chain fatty acids. These compounds are needed to prevent the occurrence of cholesterol in the human body. Analysis by gas chromatography directly would require long analysis times because the boiling point of fatty acids is very high so we need a derivatization before analysis. This study aims to obtain a valid method for subsequent use on set levels of omega 3, omega 6 and omega 9 in the edible oil products. Derivatization performed by Lepage esterification method using the reagent methanol toluene 4 1 v v and acetyl chloride as catalyst. Analysis was performed using gas chromatography with CBP 10 column 60m x 0.32mm , temperature programmed column 200 230 C, increase of 2 C min, and maintained for 20 minutes. The temperature of the injector and detector temperature respectively 230 and 250oC helium gas flow rate of 1.40 mL min, the injection volume of 1.0 L, and detected with a flame ionization detector. Retrieved retention time of 16.445 minutes omega 3, omega 6 15.922 minutes, and omega 9 15.820 minutes. Precision test showed good results with kv omega 3, omega 6 and omega 9, respectively for 1.1022 , 1.22 and 0.547 . Test recoveries respectively for 98.60 , 99.12 and 98.83 . The test results of samples A, B, and C obtained successively omega 9 amounted to 99.82 , 99.29 , 84.05 and shows no signs of omega 3 and omega 6. Keyword omega 3, omega 6, omega 9, gas chromatography, cooking oil."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheena R Angelia
"Osteoartritis OA adalah penyakit sendi kronis yang merupakan penyebab utama disabilitas menahun di dunia saat ini. Salah satu faktor yang berperan penting dalam patogenesis OA adalah terjadinya stres oksidatif berlebih, yang menginduksi kerusakan kondrosit akibat dan ditandai dengan peningkatan kadar malondialdehid MDA . Asam lemak omega-3 memiliki peran dalam menghambat terjadinya stres oksidatif, namun sebaliknya asam lemak omega-6 memiliki fungsi yang berlawanan. Kedua asam lemak ini bersifat esensial di dalam tubuh, dan kadarnya ditentukan oleh asupan dari bahan makanan sumber. Rasio antara asupan asam lemak omega-6/omega-3 yang optimal dapat mengurangi terjadinya stres oksidatif dalam tubuh. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 terhadap kadar MDA plasma pada pasien OA lutut. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, dilakukan di poli ortopedi RS Bhayangkara Tk I RS. Sukanto dan RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, terhadap pasien OA lutut derajat 2-4, berusia 40-60 tahun, pada bulan April-Mei 2018. Asupan asam lemak omega-3 dan omega-6 untuk 1 bulan ke belakang didapatkan dengan menggunakan semi-quantitative food frequency questionnaire. Besarnya rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 dihitung dengan cara membagi rata-rata asupan harian asam lemak omega-6 total dengan rata-rata asupan harian asam lemak omega-3 total. Kadar MDA plasma diukur dengan metode spektrofotometri. Dari 57 subjek yang mengikuti penelitian, didapatkan rerata usia 50 tahun, sebanyak 87,7 adalah subjek perempuan, serta sebagian besar 89,5 masuk dalam kategori obesitas. Persentase asupan kedua asam lemak masih kurang bila dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi AKG , dengan nilai tengah asupan asam lemak omega-3 total subjek adalah 0,864 0,351-2,200 g/hari, sedangkan asupan asam lemak omega-6 total sebesar 6,830 3,066-19,110 g/hari. Didapatkan rerata rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 yaitu 8,8:1, dan rerata kadar MDA plasma pada subjek sebesar 0,773 0,199 nmol/mL. Setelah mengontrol faktor usia, IMT dan skor aktivitas fisik dengan uji regresi linear ganda, didapatkan hasil setiap kenaikan 1 unit rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 dapat meningkatkan kadar MDA plasma sebesar 0,023 nmol/mL = 0,023, 95 CI = 0,004 ndash; 0,042, p = 0,017 . Rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 yang tinggi berhubungan dengan peningkatan kadar MDA plasma pada pasien OA lutut derajat II-IV. Oleh karena itu diperlukan edukasi untuk mendapatkan rasio yang optimal sehingga dapat mecegah peningkatan progresivitas OA lutut.

Osteoarthritis OA is a chronic disease characterized by joint pain, and is a major cause of disability in the patient. One of several factors in the pathogenesis of OA is the generation of oxidative stress, inducing chondrocytes apoptosis due to lipid peroxidation, characterized by the increasing of malondialdehyde MDA level. Omega 3 fatty acids have role in inhibiting the oxidative stress, meanwhile omega 6 hold contradicting role. Both fatty acids are essential in human body, and their levels are determined by the intake from the food sources. The omega 6 omega 3 ratio should be optimal in order to reduce the oxidative stress. This study aims to investigate the association between the ratio of omega 6 omega 3 fatty acids intake to MDA plasma level in patients with knee OA. This was a cross sectional study, conducted at orthopedic clinic at Bhayangkara RS. Sukanto Hospital and Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, in patients with II IV grade Kellgren Lawrence of knee OA, aged between 40 60 years. The 1 month history of omega 3 and omega 6 intake was obtained by using semi quantitative food frequency questionnaire. The omega 6 omega 3 ratio was calculated by dividing the average daily intake of total omega 6 fatty acids by the average daily intake of total omega 3 fatty acids. The MDA plasma level was measured by spectrophotometry method. Of 57 subjects participated, the mean age was 50 years, 87,7 were female, and mostly 89,5 were obese. The percentage of both fatty acids intake was below the Recommended Dietary Allowance RDA , the median for omega 3 and omega 6 intake were 0,864 0,351 2,200 g day and 6,830 3,066 19,110 g day. Thus the ratio of omega 6 omega 3 intake was 8,8 1, and the mean MDA plasma level was 0,773 0,199 nmol mL. The age, BMI, and physical activity score variables were then controlled through multiple linear regression test. The results found were the increase of 1 unit of omega 6 omega 3 intake ratio would increase MDA level of 0,023 nmol mL 0,023, 95 CI 0,004 ndash 0,042, p 0,017 . A high ratio of omega 6 omega 3 intake is associated with elevated plasma MDA level in knee OA patients. Therefore, a subsequent education is necessary in achieving optimal ratio thus prevent the progressivity of knee OA."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>