Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124851 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alphana Fridia Cessna
"ABSTRAK
Kota Semarang adalah anggota jaringan kota pusaka indonesia yang memiliki visi
sebagai Semarang menuju Kota Pusaka Dunia 2020. Kawasan Kota lama di Kota
Semarang sebagai lingkungan binaan yang berfungsi sebagai Kawasan Cagar Budaya
memiliki kekayaan nilai historis yang tinggi. Kawasan yang kaya akan nilai sosial
dan budaya ini perlu dikembangkan konsep pemanfaatan ruangnya yang mengarah
pada keberlanjutan. Sementara Kawasan Kota Lama masih terbatas dari segi
konteks tatanan keberlanjutan. Hal ini ditunjukkan dengan kawasan yang kurang
terawat sehingga menciptakan suasana kawasan menjadi kumuh. Oleh karena itu
perlu dikaji penerapan keberlanjutan pada kawasan kota lama. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif pendekatan spasial dan penelaahan data yang
bersifat kuantitatif. Cara analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisa deskriptif hasil olahan data peta sesuai Sistem Informasi Geografis
(SIG) dan analisis deskriptif perhitungan olahan data statistik. Langkah validasi data
menggunakan wawancara dengan informan yang ahli pada saat pengumpulan data.
Penerapan konsep keberlanjutan pada program Rencana Aksi Kota Pusaka dapat
menjadi awal titik cerah bagi pengembangan wilayah Kawasan Cagar Budaya kota
lama. Hal ini menjadi pembuktian bahwa jika penataan ruang dan Kawasan Cagar
Budaya memperhatikan aspek keberlanjutan (keberlanjutan aspek ekonomi, sosial,
dan lingkungan) maka dapat menyebabkan kota yang keberlanjutan.

ABSTRACT
Semarang city is one of the membersfor Indonesian heritage cities( Jaringan Kota
Pusaka Indonesia) with a vision as Semarang Towards World Heritage City in 2020.
The Old town area in Semarang City as the built environment has high historical
value. This area needs to develop a concept of utilization for space that leads into
sustainability. While the Old Town area was still limited in terms of the context for
sustainability. This is demonstrated by the lack of well-maintained area, and the
atmosphere became slum area. Therefore, it is necessary to study the application of
sustainability in the old city area. This study used a descriptive method of spatial
approach and review of quantitative data. The method of data analysis used in this
study with technical descriptive analysis of map baseline the data processed in
Geographic Information Systems (GIS) and statistical calculations. Step for
validation data use interviews with expert informants compile when the time of data
collection carried out Application of the concept of sustainability in the Heritage City
Action Plan program (Rencana Aksi Kota Pusaka) could be the initial of a bright
view for the development for old city heritage area.To maintance sustainability of the
heritage area, one should cover three major aspect (sustainable economic, social , and
environment)."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T39335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Widya Pratama
"ABSTRAK
Kota Lama Semarang adalah kawasan historis yang penuh dengan nilai sejarah, arsitektur, budaya dengan bangunan-banagunan era kolonial yang masih berdiri seja era kolonial. Dalam perkembangannya, kawasan ini telah mengalami perubahan citra dari kota yang terkesan hidup menjadi kota yang terksesan mati pada era setelah kemerdekaan. Lalu kawasan ini mulai terasa mulai hidup lagi sejak sekitar tahun 2010. Perubahan citra disebabkan terjadinya kekosongan serta kurangnya kesadaran masyarakat dan pemerintah untuk mengonservasikannya. Namun pada tahun 2010 kawasan ini mulai diperhatikan dengan dipugarnya beberapa bangunan seperti Gereja Blenduk. Langkah selanjutnya yang dibutuhkan yaitu adalah untuk melestarikan kawasan ini dari aspek nonfisiknya. Salah satu pendekatannya yaitu melalui studi simbolisme ruang urban. Beberapa cara untuk menganalisis simbolisme ruang urban yaitu dengan menganalisis perkembangan kota lama semarang melalui aspek sejarah, lalu menganalisis karakteristik aspek-aspek fisik ruang urbannya, dan menganalisis kedua poin tersebut dengan cara menganalisis tingkatan pemaknaan yang terjadi di sana. Diharapkan, pada akhirnya masyarakat dan pemerintah semarang dapat mengetahui bahwa dengan mengetahui urban simbolisme kota lama semarang dapat menjadikan kota lama semarang sebagai kawasan dengan yang dapat disadari dan mudah diterima oleh manusianya sehingga tidak terkesan mati lagi dan dapat bersaing dengan kawasan lainnya.

ABSTRACT<>br>
The Old City of Semarang is a historical area full of historical, architectural, cultural values with colonial era buildings still standing there until nowadays. In its development, the district has undergone a change of image from a city that impressed live into a deadly city in the post independence era. Then the district began to feel started to live again since around the year 2010. Image changes due to the vacancy of the buildings and lack of public awareness and the government to conserve it. But in 2010 this area began to be noticed by conserving some buildings such as Blenduk Church. The next step required is to preserve this area from its nonphysical aspect. One approach is through the study of urban space symbolism. Some ways to analyze the symbolism of urban space is to analyze the development of the old city through the aspect of history, then analyze the characteristics of the physical aspects of urban space and analyze those two points by analyzing the level of meaning that occurred there. Hopefully, by understanding the urban symbolism, Old City Semarang will be conserved better and can be a district which can be perceived, remembered and accepted by people so that does not seem dead again and can compete with anther region. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwana Amalia
"Program revitalisasi Kota Tua Jakarta dimulai pada tahun 2014 pada masa pemerintahan Joko Widodo yang kemudian dilanjutkan pada tahun 2017-2022 pada masa pemerintahan Anies Baswedan. Masalah dalam penelitian ini adalah program revitalisasi terpusat di area Taman Fatahilah sehingga mengakibatkan aktivitas sosial terkonsentrasi di area tersebut. Akibatnya area di sekitar Taman Fatahilah ditinggalkan dan dianggap terbatasnya peluang bisnis. Area sekitarnya menjadi tempat relokasi PKL yang sebelumnya berdagang di Taman Fatahilah dan tempat pembuangan sampah kering sehingga mengalami degradasi lingkungan. Tujuan penelitian adalah mengusulkan konsep pengembangan kawasan yang dapat diimplementasikan di Kawasan Kota Tua Jakarta. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis ANT, analisis statistik deskriptif,dan analisis spasial. Hasil penelitian adalah adanya ketimpangan pembangunan di area Taman Fatahillah dan Taman Kota Intan (lokasi binaan) menjadi perhatian dalam penelitian ini. Peningkatan akses pejalan kaki serta kegiatan wisata dan perekonomian terpusat di area Taman Fatahillah. Berdasarkan hasil penelitian ini, yang menjadi perhatian dalam mengembangkan kawasan sejarah adalah peningkatan aksesiblitas dengan menyediakan pedestrian yang terintegrasi dengan penggunaan lahan wisata. Kesimpulan penelitian ini adalah Perencanaan pengembangan kawasan sejarah perlu memperhatikan potensi wisata dan ekonomi yang ada di dalam kawasan tersebut. Selain itu, dalam proses merencanakan suatu kawasan sejarah perlu keterlibatan multi-aktor, termasuk masyarakat.

The revitalization program for Jakarta's Old Town began in 2014 during the administration of Joko Widodo and continued from 2017 to 2022 under the administration of Anies Baswedan. The issue addressed in this study is that the revitalization efforts have been concentrated in the Taman Fatahilah area, leading to a centralization of social activities there. Consequently, the surrounding areas have been neglected, perceived as having limited business opportunities. These areas have become relocation sites for street vendors previously operating in Taman Fatahilah and have been used as dry waste disposal sites, resulting in environmental degradation. The purpose of this study is to propose a development concept that can be implemented in the Old Town Jakarta area. The methods used in this study include Actor-Network Theory (ANT) analysis, descriptive statistical analysis, and spatial analysis. The findings highlight the disparity in development between the Taman Fatahilah area and Taman Kota Intan (a designated development site). There is a concentration of pedestrian access, tourism activities, and economic activities in the Taman Fatahilah area. Based on the results of this study, a key consideration in developing historical areas is improving accessibility by providing integrated pedestrian pathways with land use for tourism purposes. The conclusion of this research is that the planning and development of historical areas need to take into account the existing tourism and economic potential within the area. Additionally, the planning process for historical areas requires the involvement of multiple stakeholders, including the community."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Anindita Parama Putri
"Semarang merupakan salah satu kota pesisir di Indonesia yang terancam oleh kenaikan muka air laut. Salah satu akibatnya adalah banjir rob di wilayah pesisir Semarang. Semarang sebagai kota tua memiliki kawasan cagar budaya dengan bangunan-bangunan bersejarah. Bangunan cagar budaya memiliki nilai historis yang harus dilindungi. Bangunan cagar budaya yang terancam banjir rob merupakan masalah dari penelitian yang dilaksanakan. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi Kawasan Cagar Budaya Nasional Kota Lama Semarang dan masalah yang ada di dalamnya, serta memberikan solusi alternatif dalam melindungi bangunan cagar budaya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situs Oudestad memerlukan tambahan ruang terbuka hijau. Tiga titik peletakan ruang terbuka hijau diusulkan di kolam retensi Tawang, salah satu titik parkir, dan sepanjang jalan Empu Tantular. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menambahkan ruang terbuka hijau dirasa perlu untuk melindungi bangunan cagar budaya yang ada di situs Oudestad

Semarang is one of the coastal cities in Indonesia which is threatened by sea level rise. One of the consequences is tidal flooding in the coastal areas of Semarang. Semarang as an old city has a cultural heritage area with historic buildings. Cultural heritage buildings have historical values ​​that must be protected. Cultural heritage buildings that are threatened by tidal flooding is a problem from the research carried out. Thus, this research was conducted to identify the condition of the Semarang Old City National Cultural Heritage Area and the problems in it, as well as to provide alternative solutions in protecting cultural heritage buildings. The approach used is a qualitative approach with qualitative methods. The results show that the Oudestad site requires additional green open space. Three green open space placement points are proposed in the Tawang retention pond, one parking point, and along Jalan Empu Tantular. The conclusion of this study is that adding green open space is deemed necessary to protect cultural heritage buildings at the Oudestad site."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosef Prihanto
"ABSTRAK
Air adalah kebutuhan dasar kehidupan. Pertumbuhan jumlah penduduk dan dampak perubahan iklim menyebabkan banyak kota menghadapi masalah ketersediaan air. Semarang adalah kota level kedua di Indonesia yang menghadapi masalah ketahanan air. Terancamnya ketahanan air Kota Semarang disebabkan oleh kondisi geologi, litologi batuan, dan geomorfologi wilayah. Sebagai kota pesisir, Semarang menghadapi dampak perubahan iklim. Berdasar kondisi tersebut maka upaya pemanfaatan metode pemanenan air hujan seharusnya dapat digunakan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan air, sehingga dapat meningkatkan ketahanan air Kota Semarang. Namun, penerapan sistem pemanenan air hujan di Kota Semarang kurang berhasil, sehingga perlu dikaji penyebabnya. Penelitian ini memiliki tiga tujuan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik non-parametrik memanfaatkan data kuesioner. Penelitian ini menghasilkan tiga hal. Yang pertama tingkat penerimaan masyarakat Kota Semarang terhadap penerapan pemanenan air hujan secara umum berada pada level rendah hingga sedang, dengan wilayah penerimaan paling tinggi berada di wilayah Semarang Tengah. Hasil kedua menunjukkan bahwa semakin kearah selatan, curah hujan semakin tinggi dan jika dikaitkan dengan potensi pemanenan air hujan maka wilayah Semarang Tengah memiliki potensi pemanenan air hujan paling baik. Hasil ketiga adalah, model sosio-spasial berdasar tujuh parameter, mampu menggambarkan distribusi tingkat kemauan masyarakat untuk menerapkan pemanenan air hujan dengan akurasi model mencapai 89,69 .

ABSTRACT
Water is a basic necessity of life. Population growth and climate change effects have caused many cities to face water supply problem. Semarang categorized as a second level city in Indonesia. Water security threat in Semarang City is due to its geological condition, lithology, and geomorphology of the region. As a coastal city, Semarang also faces climate change impacts. Rainwater harvesting methods should be utilized as an alternative to support water needs fulfillment hence improving water security condition. Currently, implementation of rainwater harvesting system in Semarang City has not yet successful and lead to questions on this research. The method used in this research is non parametric statistical method using questionnaire. This research has three results first, the level of Semarang City public acceptance of rainwater harvesting application in general is at low to moderate levels, with the highest reception area in Central Semarang second, towards the southern area of the city, rainfall is higher and if it is associated with the potential of rainwater harvesting, Central Semarang region has the best rainwater harvesting potential and third, the socio spatial model based on seven parameters that able to describe the distribution of community willingness to apply rainwater harvesting has yield to 89.69 model accuracy. "
2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Syamsurizal
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
D2735
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninik Puspitasari
"Dalam upaya pembangunan yang bet-vawasan identitas, banyak aspek yang sering terlupakan oleh karena banyaknya pertumbuhan perkembangan suatu kota tanpa lebih memperhatikan awal mulanya suatu kota terbentuk. Identitas suatu kawasan yang ada, seharusnya dipehhara dengan baik sehingga dalam pengembangan kota selanjutnya, masa lalu dapat tetap hidup berkesinambungan dan terns menerus ada dalam diri kita baik sekarang maupun yang akan datang. Archeologi, arsitektur dan kualitas visual dari kota historis dapat dipertimbangkan sebagai keterlibatan dalam penambahan kualitas identitas lingkungan, jika kita menyadari nilai dan mulai melestarikannya. Kawasan Kota Lama Semarang, adalah contoh kawasan yang memiliki degradasi kualitas dikarenakan kurangnya penghargaan atas potensi yang ada. Oleh karena itu, pemeliharaan potensi perlu dilakukan untuk menyehatkan kembali kawasan tersebut sehingga identitasnya tidak hilang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karissa Fatharani Sukma Pribadi
"Penelitian ini mengkaji fenomena pedagang kaki lima (PKL) di Kota Jakarta Selatan yang kerap mengalami ketidakadilan spasial dalam sistem ruang perkotaan, dengan fokus pada dinamika koeksistensi antara sektor ekonomi informal dan formal. Studi ini menekankan pada persepsi informalitas sebagai satu kesatuan dengan sektor formal dimana hubungan keduanya saling terkait. Pendekatan penelitian melibatkan pemilihan studi kasus berdasarkan tipologi koeksistensi yang dihasilkan dari kerangka kebijakan dan tinjauan literatur, menghasilkan sembilan tipologi koeksistensi. Menggunakan metode kualitatif, termasuk observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan metode triangulasi, data dikumpulkan dari berbagai informan kunci seperti PKL, pembeli, pengguna jalan, pemilik toko, dan pemangku kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan pengakuan ruang PKL pada kebijakan tata ruang kota sebagai aktivitas yang tidak termasuk dalam zonasi ruang kota, setiap tipologi koeksistensi memiliki dinamika dan karakteristik yang berbeda. Pengakuan koeksistensi memerlukan ekosistem yang kondusif melalui pengakuan ruang PKL dalam tata ruang kota. Indikator penting yang perlu dipertimbangkan dalam integrasi ruang PKL ke dalam perencanaan tata ruang kota meliputi identifikasi dinamika dan karakteristik tipologi koeksistensi berdasarkan dimensi waktu, kondisi kerja, strategi, dan infrastruktur pendukung, serta menentukan tingkatan mode informalitas untuk memahami dampaknya dalam perencanaan perkotaan dan ketahanan tipologi koeksistensi tersebut.

This research examines the phenomenon of street vendors (PKL) in South Jakarta, who frequently experience spatial injustice within the urban space system. The study focuses on the dynamics of coexistence between the informal and formal economic sectors, emphasizing the perception of informality as integrated with the formal sector, where their relationship is mutually interdependent. The research approach involves selecting case studies based on coexistence typologies derived from policy frameworks and literature reviews, resulting in nine distinct coexistent typologies. Using qualitative methods, including participant observation, in-depth interviews, and triangulation techniques, data were collected from various key informants such as street vendors, customers, pedestrians, shop owners, and policymakers. The findings indicate that supporting the recognition of PKL spaces within urban spatial policies, as activities not included in urban zoning, reveals that each coexistence typology has distinct dynamics and characteristics. Recognition of coexistence necessitates a conducive ecosystem through the acknowledgment of PKL spaces in urban spatial planning. Important indicators to consider in integrating PKL spaces into urban spatial planning include identifying the dynamics and characteristics of coexistence typologies based on temporal dimensions, working conditions, strategies, and supporting infrastructure. Additionally, determining the levels of informality is crucial for understanding their impact on urban planning and the resilience of these coexistence typologies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kota Semarang yang berjarak sekitar 417 kilometer dari Jakarta dan
250 kilometer dari Surabaya adalah sebuah kota bersejarah yang memiliki
fungsi sebagai kota pelabuhan, kota industri, kota perdagangan, kota budaya
serta kota pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
gambaran tentang letak Kawasan Pusaka (Heritage District) Kota Semarang,
Central Business District (CBD) Kota Semarang dan Tourist Business District
(TBD) Kota Semarang sehingga dapat dibuat sebuah Model Spasial Tourist
Business District (TBD) Kota Semarang. Dengan mengadaptasi Model
Perkembangan Kota Bersejarah Ashworth dan Turnbridge (1990), dapat
disimpulkan bahwa Model Spasial Tourist Business District (TBD) Kota
Semarang telah memasuki tahapan kelima dari perkembangan Kota
Bersejarah, yang ditandai dengan meluasnya Central Business District (CBD)
dan Tourist Business District (TBD) ke berbagai arah."
Universitas Indonesia, 2007
S34090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idmand Perdina
"Bangunan sudut sebagai salah satu peninggalan masa kolonial dapat memperlihatkan perpaduan pengaruh arsitektur Eropa dengan kearifan lokal dalam bentuk yang lebih menarik dibandingkan bangunan di sekitarnya. Peninggalan tersebut banyak dijumpai di Kawasan Kota Lama Semarang sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan untuk wilayah Jawa bagian tengah yang memiliki karakteristik unik karena terdapat ratusan bangunan di lahan dengan luas sekitar 30 hektar sehingga tata bangunannya memunculkan banyak bangunan sudut. Keletakan dan bentuknya yang berbeda mengandung unsur-unsur yang dapat menjadi tanda perkembangan gaya arsitektur sehingga menarik untuk diteliti. Unsur-unsur tersebut kemudian didata dan dianalisis untuk mengetahui posisi Kota Lama Semarang dalam perkembangan gaya arsitektural. Hasilnya menunjukkan bahwa bangunan sudut di Kota Lama Semarang mengalami dua fase perkembangan gaya, yaitu gaya transisi dan gaya kolonial modern. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa Kota Lama Semarang adalah kota yang dinamis meskipun sudah berdiri sejak abad 17.

Corner building as one of the relics of the colonial period can show the combination of European architectural influences with local wisdom in a more interesting form compared to the surrounding buildings. These relics are often found in Semarang Old City as an economic and government center for the central part of Java, which has unique characteristics because there are hundreds of buildings on a land area of about 30 hectares so that the building layout raises many corner buildings. The layout and the different forms contain elements that can be a sign of the development of architectural style so that it is interesting to study. The elements are then recorded and analyzed to determine the position of Semarang Old City in the development of architectural styles. The results show that the corner building in Semarang Old City underwent two phases of style development, namely the transition style and the modern colonial style. It also shows that Semarang Old City is a dynamic city even though it was founded in the 17th century."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>