Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmah Housniati
"ABSTRAK
Latar Belakang. Program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
yang merupakan panduan dalam menjalankan Rumah Sakit Sayang Bayi. Banyak
studi menunjukkan program ini dapat membantu keberhasilan proses menyusui
dan meningkatkan angka cakupan pemberian ASI eksklusif. Dalam menjalankan
program ini dibutuhkan tenaga kesehatan, manajemen dan semua pihak agar bisa
terlaksana. Kualitas tenaga kesehatan yang melayani juga perlu diperhatikan serta
kelengkapan prosedur standar pelayanan. Sarana dan prasarana yang mendukung
juga dibutuhkan bagi keberlangsungan program. Sosialisasi dari kegiatan ini juga
diperlukan dalam proses pelaksanaan program. RSIA Kemang Medical Care telah
menjalankan langkah-langkah tersebut yang diharapkan dapat membantu
keberhasilan menyusui bagi pasiennya.
Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan
untuk mendapatkan gambaran masukan, proses dan keluaran dalam program 10
Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. Pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan wawancara mendalam dan Focus Group Discussion dengan
manajemen, tenaga kesehatan serta pasien dan informan ahli dan juga observasi
dengan total 16 narasumber. Juga dilakukan survei kepada pasien RSIA Kemang
Medical Care yang melahirkan di awal tahun 2013 sebanyak 100 orang dari 184
data yang ada. Penelitian dilakukan sejak 15 Oktober 2013 sampai 6 Desember
2013 dan berlangsung di RSIA Kemang Medical Care.
Hasil. Hasil analisa menunjukkan bahwa RSIA Kemang Medical Care
telah menjalankan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui dengan baik dari
berbagai temuan yang ada. Hasil survei menunjukkan angka ASI eksklusif pasien
di awal tahun 2013 adalah sebesar 88%.

ABSTRACT
Background. 10 steps to successful sreastfeeding program is a guide to
implement a Baby-Friendly Hospital initatives. Many studies have shown that
BFHI can help improve the process of breastfeeding and exclusive breastfeeding
rate coverage. In carrying out the program required health personnel, management
and all parties to be involved in the implementation. The quality of health
personnel who serve also need to be considered as well as the whole standard
service procedures. Facilities that support is also needed for the sustainability of
the program. Socialization of this activity is also required in the process of
implementing the program. RSIA Kemang Medical Care has been running these
steps and is expected to help the succesful rates of breastfeeding for the patients.
Method. The design study is a qualitative approach that aims to get an overview
of input, process and output in the 10 Steps to Successful Breastfeeding program.
Data was collected through in-depth interviews and focus group discussions with
the management, health care workers and patients and expert informants and also
observations with 16 resource persons. A survey is also conducted to 100 out of
184 of RSIA Kemang Medical Care patients who gave birth in early 2013. The
study was conducted from October 15, 2013 until December 6, 2013 and took
place in RSIA Kemang Medical Care.
Results. The analysis shows that RSIA Kemang Medical Care has a good
implementation of the 10 Steps to Successful Breastfeeding from numerous
findings. The survey has shown that exclusive breastfeeding rates are 88% from
the early 2013 patients’ data."
2014
T39276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christi Natalia
"Di Indonesia, penerapan 10 Langkah Menuju Sukses Menyusui (LMKM) merupakan salah satu upaya menyukseskan program ASI Eksklusif. RSSIB diluncurkan untuk mendukung program peningkatan cakupan angka menyusui eksklusif yang mengadopsi beberapa langkah LMKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi ibu tentang Penerapan 10 LMKM. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan pengambilan sampel secara consecutive sampling pada 105 responden. Pengumpulan data menggunakan satu jenis kuesioner. Hasil yang diperoleh lebih banyak responden yang memiliki persepsi baik tentang pelaksanaan 10 LMKM sehingga terlihat sebanyak 68,5% dari total responden merasakan dampak program. Tenaga kesehatan mampu melaksanakan 10 program LMKM untuk mencapai cakupan ASI Eksklusif yang ditargetkan.

In Indonesia, the implementation of 10 Steps to Successful Breastfeeding (LMKM) is one of the efforts to make the exclusive breastfeeding program successful. The RSSIB was launched to support the program to increase coverage of exclusive breastfeeding rates which adopted several LMKM measures. This study aims to determine the perceptions of mothers about the application of 10 LMKM. The research design used in this study was cross sectional with consecutive sampling of 105 respondents. Data collection using one type of questionnaire. The results obtained were more respondents who had good perceptions about the implementation of 10 LMKM, so it was seen that 68.5% of the total respondents felt the impact of the program. Health workers are able to implement 10 LMKM programs to achieve targeted exclusive breastfeeding coverage."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pramita Anindita Vidyatami
"ABSTRAK
Salah satu penyebab cakupan ASI ekslusif di Indonesia yang masih rendah ialah kurangnya pengetahuan ibu mengenai menyusui ASI secara ekslusif. Oleh karena itu dibutuhkan edukasi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan ibu menyusui sebagai program promotif untuk keberhasilan menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kebutuhan belajar ibu menyusui di RSAB Harapan Kita. Desain penelitian yang digunakan ialah desain deskriptif sederhana dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 106 ibu post partum yang menyusui di RSAB Harapan Kita yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner modifikasi tentang kebutuhan belajar ibu menyusui. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan belajar ibu menyusui terutama mengenai ASI ekslusif, cara meningkatkan produksi ASI, nutrisi ibu menyusui, Inisiasi Menyusui Dini, dan manfaat ASI. Direkomendasikan agar perawat mengkaji kebutuhan belajar ibu menyusui terlebih dahulu agar mendapatkan hasil belajar yang optimal.

ABSTRACT
The low coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia is caused by the lack of knowledge about exclusive breastfeeding. Therefore health education that fits the needs of breastfeeding mothers as successful breastfeeding promotion program is needed. This research’s purpose was to provide an overview of the learning needs of breastfeeding mothers in RSAB Harapan Kita. This research’s design was simple descriptive design with cross sectional approach. The samples included 106 breastfeeding mother were selected with consecutive sampling method. Data were collected by a modified questionnaire about the learning needs of breastfeeding mothers. The results showed the learning needs of breastfeeding mothers, namely exclusive breastfeeding, the way how to increase breastmilk production, the nutrition of breastfeeding mothers, early initiation of breastfeeding, and the benefits of breastfeeding. It is recommended that nurses assess the learning needs of breastfeeding mothers in order to obtain the optimal learning results.
"
2015
S61192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorius Bhaskara Wikanendra
"Usia awal kehidupan seorang bayi merupakan waktu terpenting dalam tumbuh kembangnya. Hingga usia 6 bulan, seorang bayi cukup mendapatkan sumber nutrisinya dari ASI, yang sering disebut sebagai periode pemberian ASI eksklusif. Namun sayangnya, hingga saat ini persentase ibu yang menjalani ASI eksklusif baru mencapai 34,5%. Kebanyakan ibu tidak mengikuti karena kurangnya edukasi mengenai ASI eksklusif dan adanya masalah menyusui yang keduanya bisa ditangani oleh dokter yang kompeten. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku Peserta Program Pendidikan Dokter spesialis (PPDS) Ilmu Kedokteran Anak (IKA) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengenai masalah menyusui dan juga berbagai faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional dengan data yang didapatkan melalui kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77,3% memiliki pengetahuan kurang, 64,9% memiliki sikap kurang namun 82,5% memiliki perilaku baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan (p=0,016), serta terdapat hubungan yang bermakna antara banyaknya jumlah sumber pengetahuan dan asal universitas dengan perilaku, dengan nilai p berturut turut 0,036 dan 0,017. Tetapi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan terhadap sikap dan perilaku dan sikap dengan perilaku subjek tentang masalah menyusui.

The most important time in a baby?s development is in the first 6 months. Until the age of 6 months old, breastmilk is the only source of nutrition needed. In Indonesia, exclusive breastfeeding has only been done by 34,5% of mother. Majority of this situation was caused by lack of knowledge and breastfeeding problems. Both could be handled by competent doctors through education, thus good knowledge, attitude and practice is needed. This study was a cross-sectional research based on questionnaires to 97 participants of pediatric residents in the Cipto Mangunkusumo Hospital.
This study showed that the majority of residents lacked knowledge and attitude but showed good practice towards breastfeeding problems. There was significant relationship between gender and knowledge regarding breastfeeding problems (p=0,016). We found also significant relationship between graduate university (p=0,036) and source of knowledge (p=0,017) with behaviour regarding breastfeeding problems. There were no significant relationships between knowledge with attitude and practice and attitude with practice."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Irianti
"Efikasi diri menyusui merupakan prediktor durasi pemberian ASI eksklusif. Ibu bekerja di rumah sakit dapat mempengaruhi keputusan ibu yang melahirkan di rumah sakit agar dapat memberikan ASI secara eksklusif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan efikasi diri menyusui ibu bekerja di rumah sakit dengan pemberian ASI eksklusif. Desain penelitian adalah cross-sectional. Sembilan puluh ibu bekerja di rumah sakit menjadi sampel penelitian, diambil secara consecutive sampling. Analisis menggunakan uji Chi Square. Terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri menyusui ibu bekerja di rumah sakit dengan pemberian ASI eksklusif. Efikasi diri menyusui ibu bekerja di rumah sakit perlu ditingkatkan agar pemberian ASI eksklusif juga meningkat.

Breastfeeding self-efficacy is a predictor of the duration of exclusive breastfeeding. A mother who works at the hospital may influence the decision of another mother who gave birth in hospital in order to provide exclusive breastfeeding. The purpose of this study is to determine the relation between the breastfeeding self-efficacy of the hospital working mother with the exclusive breastfeeding. The design of the study design is cross-sectional. There are ninety hospital working mothers as the research samples, which conducted by consecutive sampling. The analysis in this study is using Chi Square test. There is a significant relation between the breastfeeding self-efficacy of the hospital working mother with the exclusive breastfeeding. This finding has implication for hospital working mother?s breastfeeding self-efficacy needs to be improved so that exclusive breastfeeding also increases."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyati
"Target cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sebesar 80%, sementara didapat angka cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 15,3%. Self-efficacy menyusui menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran tingkat self efficacy untuk menyusui pada ibu postpartum dengan menggunakan disain deskriptif sederhana. Pengambilan data menggunakan instrumen Breastfeeding Self Efficacy Scale Short Form (BSES-SF) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling berjumlah 80 orang di unit perawatan ibu dan anak RS Medistra Jakarta selama satu setengah bulan. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner untuk memperoleh data deskriptif tentang tingkat self efficacy ibu untuk menyusui. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden memiliki tingkat self efficacy yang baik (79%). Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih komprehensif, yaitu dengan menilai tingkat self efficacy ibu postpartum setelah ibu berada di rumah.

The target coverage of exclusive breastfeeding is 80%, while based on the data the coverage of exclusive breastfeeding is 15.3%. Breastfeeding self-efficacy is one of the important factors that affect the implementation of breastfeeding. This study aimed to identify the level of breastfeeding self-efficacy for breastfeeding on postpartum mothers using simple descriptive design. Data were collected using Breastfeeding Self-Efficacy Scale Short Form (BSES-SF) instrument which had been translated into Indonesian. Samples were selected by consecutive sampling technique; total respondents were 80 people in the Mother and Baby Ward, Medistra Hospital Jakarta, for one and a half months. Data were collected by distributing questionnaires to obtain descriptive data about the mothers’ level of self-efficacy of breastfeeding. The results showed that more than half of the respondents had a good level of self-efficacy (79%). This result can be a reference to the next, more comprehensive studies, by assessing the level of postpartum mothers’ self-efficacy after being discharged from the hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S53035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delima Citra Dewi Gunawan
"Masalah utama rendahnya pemberian ASI di Indonesia dikarenakan rendahnya pengetahuan dan perilaku ibu serta kurangnya dukungan dari suami dan keluarga. Pendidikan kesehatan dengan pendampingan suami pada ibu hamil diharapkan akan lebih dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku pemberian ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kelas edukasi dengan pendampingan suami terhadap pengetahuan dan praktek pemberian ASI yang diadakan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia Pusat di DKI Jakarta. Penelitian menggunakan quasy experimental dengan rancangan non-randomized control group pretest posttest design. Penelitian dilakukan terhadap ibu hamil yang mengikuti kelas edukasi, terbagi menjadi 33 ibu dengan pendampingan suami sebagai perlakuan dan 33 ibu tanpa pendampingan suami sebagai kontrol. Pengetahuan diukur dengan pretest dan segera setelah kelas edukasi (post test 1) sedangkan praktek diukur satu tahun setelah kelas edukasi (post test 2). Untuk mengetahui hubungan kelas edukasi dengan pengetahuan digunakan Uji McNemar. Untuk melihat hubungan kelas edukasi dengan praktek digunakan uji Chi-square. Analisis Multivariat menggunakan regresi logistik. Kelas edukasi berhubungan secara bermakna dengan pengetahuan baik pada kelompok perlakuan(p=0,006) maupun kontrol(p=0,045) Hubungan juga bermakna pada kelas edukasi dengan praktek pemberian ASI(p=0,000). Hasil dari analisis multivariat menunjukkan bahwa kelas edukasi dengan pendampingan suami merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap praktek pemberian ASI(p=0,000) dengan OR 3,8. Kelas Edukasi dengan pendampingan suami lebih meningkatkan pengetahuan dan praktek pemberian ASI dibandingkan kelas edukasi tanpa pendampingan suami.

The main problem lack of breastfeeding in Indonesia due to lack of knowledge and behavior of the mother as well as a lack of support from her husband and family. Health education, accompanied by husband in pregnant women are expected to be able to increase the knowledge and behavior of breastfeeding. The objective of this study is to determine the effect of education class accompanied by husband on knowledge and practice of breastfeeding in pregnant women organized by AIMI in DKI Jakarta. This study was a quasi experimental research using non-randomized control group pretest-posttest design. Research conducted on pregnant women who take class education, divided into 33 mothers with accompanied by husband as treatments and 33 mothers with no accompanied by husband as a control. Knowledge is measured by pretest and immediately after class education (post-test 1) while practices were measured one year after (post-test 2). To determine the relationship of education class with knowledge used McNemar test. Chi-square test was used to determine relationship betwen education class with practice. Multivariate analysis using logistic regression. Education class was significantly associated with better knowledge of the treatment group (p = 0.006) and controls (p = 0.045) were also significant in relationship education class with breastfeeding practices (p = 0.000). Results of multivariate analysis showed that education class accompanied by husband is the most influential ones on breastfeeding practices (p = 0.000) with OR 3.8. Education class with accompanied by husband further enhance the knowledge and practice of breastfeeding compared with no husband accompanied."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmanida Nuzrina
"Walaupun telah direkomendasikan WHO sebagai makanan terbaik untuk bayi, angka tingkat menyusui di Indonesia masih rendah karena banyak para ibu gagal mempertahankan niat mereka untuk menyusui selama periode meyusui. Keputusan untuk menyusui atau tidak, seperti perilaku gizi lain, mungkin berkembang selama seumur hidup dan tertanam dalam berbagai aspek kehidupan. Tetapi pada akhirnya banyak faktor yang mempengaruhi ibu untuk melanjutkan atau menghentikan menyusui selama periode menyusui. Titik kontak kritis menyusui dianggap sebagai waktu-waktu kritis dimana ibu akan mengahadapi tantangan dan pengaruh dari lingkungan yang mungkin akan mempengaruhi keberlanjutan menyusui. Studi kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi intensi dan keberlanjutan menyusui. Pendekatan tindak lanjut selama satu bulan setelah melahirkan digunakan untuk menganalisa pengalaman dan permasalahan sebenarnya pada setiap titik kontak menyusui. Informan dalam studi ini adalah ibu hamil yang tinggal dan/atau bekerja di wilayah Jakarta Barat, dan sedang dalam masa kehamilan setidaknya 36 minggu. Dua orang nenek, dan dua orang petugas kesehatan di interview sebagai informan triangulasi. Pengetahuan, keyakinan, dan dukungan keluarga adalah faktor yang mempengaruhi intensi ibu untuk menyusui. Kendala yang ibu rasakan, kepercayaan, stigma mengenai menyusui, dukungan dan pengaruh dari suami, ibu dan anggota keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi keberlajutan meyusui selama satu bulan setelah melahirkan.

Despite WHO breastfeeding recommendation, breastfeeding rate in Indonesia is still low, because many women fail to maintain their intention during breastfeeding period. The decision whether to breastfed or not like any other nutrition behavior may have developed over a lifetime and are embedded in many aspect of life, but many factors that may affect mother?s decision whether to stop or continue breastfeed in nursing period. Critical time point contact of breastfeeding considered as a time when mother facing difficulties and influences that may affect breastfeeding continuation. Qualitative approach was used to explore factors affecting breastfeeding intention and continuation. Follow up approach was used to assess actual experience and problem within each time points of contacts. The informants in this study were pregnant mother who lived and/or worked in West Jakarta Area and in at least 36 weeks of pregnancy. There were two grandmothers, and 2 healthcare providers as informants for triangulation. Knowledge, belief and support were factors behind mothers? intention. Perceived obstacle, common beliefs, stigma regarding breastfeeding, support and influences from husband, mother, family member and relatives were factors influencing breastfeeding continuation within first month postpartum.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifan Fauzie
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, jumlah pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 jiwa, dengan komposisi 64,63% adalah pekerja laki-laki dan sebanyak 35,37% wanita yang bekerja. Permasalahan yang timbul adalah perlakuan yang sama dalam segi kesehatan bagi wanita yang bekerja sedangkan mereka memiliki perbedaan sesuai kodratnya. Diantaranya adalah wanita yang bekerja akan mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan menyusui bayinya. Kenyataan yang ada saat ini adanya suatu kontradiksi antara keadaan tersebut dengan program pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia seperti yang telah ditetapkan melalui Kepmenkes RI No. 450/MENKFS/IV/2004. Pihak wanita yang bekerja di Indonesia saat ini hanya mendapatkan cuti resmi berdasarkan peraturan pemerintah yaitu 6 rninggu sebelum melahirkan dan 6 minggu setelah melahirkan. Dengan masa cuti itu sulit untuk mencapai cakupan ASI eksklusif seperti yang telah ditargetkan.
Keberhasilan menyusui secara eksklusif pada wanita yang bekerja (ibu pekerja) relatif lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja di luar rumah. Meskipun pada beberapa tahun terakhir didapatkan adanya kecenderungan peningkatan angka caku pan wanita yang menyusui bavinva segera setelah melahirkan, namun angka cakupan ASI eksklusif itu sendiri masih rendah. Faktor cuti melahirkan, dukungan dari pihak keluarga maupun tempat kerja, tingkat pemahaman tentang keunggulan ASI, dan persepsi yang salah tentang menyusui dapat merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya angka cakupan ASI eksklusif pada wanita yang bekerja. Faktor lain adalah pengaruh media rnassa dan lama waktu meninggalkan rumah.
Hingga saat ini belum didapatkan data-data yang pasti mengenai pola menyusui dan cakupan ASI eksklusif pada wanita yang bekerja (ibu pekerja) di Indonesia serta faktor-faktor yang cenderung dapat mempengaruhinya sehingga diperlukan suatu pengkajian lebih lanjut.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa masalah pada pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja, yaitu :
1. Berapa besar proporsi ibu pekerja di beberapa tempat di Jakarta yang menyusui sendiri bayinya ?
2. Faktor-faktor apa yang memiliki kecenderungan untuk dapat mempengaruhi pemberian AS1 eksklusif pada ibu bekerja di Jakarta?
3. Bagaimana pengetahuan ibu pekerja mengenai fisiologi laktasi ?"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>