Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154364 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aprilita Rina Yanti Eff
"Hypertension remains a major health problem in the world. Development of new drug in the treatment of the disease develompment of new drug from plants is very costly, needs human resources and time consuming. Some plants are known to have ACE inhbition effect. It is generally considered that the development of a drug from plants is less expensive than that one of modern drug synthesis. This study aimed to screen for ACE inhibition activity of 9 medicinal plants which had been claimed to have antihypertensive effects by in-vitro test. In addition to that the ACE inhibition based antihypertensive effcts of the plants were axamined in-vivo by means of fructose-induced hypertension model in rats. The active compound of the plants were isolated and identified. The molecular structures were visualized and analysed by in silico modelling. The results of in-vitro study showed that the methanolic extract of (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) fruits and leaves, respecively were 101,52 and 122,38 ppm, whereas that of captopril was 6,74 ppm. The results of in-vivo study showed that the methanolic extracts of (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) fruits at the dose of 1 g/kg BW and 2 g/kg BW given orally in the last 2 weeks (weeks 7 and 8) to the rats which had been induced by high dose fructose for 8 weeks uration could lower both systolic and diastolic blood pressure. In accordance to the lowering blood pressure of plants extracts, the plasma level of ACE activity of the treated rats were also reduced well. In addition to the ACE inhibition action, mahkota dewa extract also showed a significant antioxidant activity. Active compounds from the ethyl acetate fraction mahkota dewa fruits (Phalleria marcocarpa) that could be isolated were 6,4 - dihydroxy - 4 - metoksibenzofenon - 2 - O - β - D - glukopiranosida , mangiferin and mahkosida A with IC50 values were 0.055 , 0.0254 and 0.07 mM respectively. The molecular modelling showed that positive control ( KAW ) and compound 2 ( mangiferin ) occupie similar the active site of enzymes, ie the amino acid residues Tyr 523 , Gln 281 , His 513 , His 353 , Tyr 520 and Lys 511

Obat untuk hipertensi semakin berkembang dari tahun ke tahun. Berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan obat dengan efektivitas yang lebih baik dan efek samping seminimal mungkin. Beberapa tanaman obat diketahui memiliki efek antihipertensi dan bekerja dengan menghambat EKA. Penghambat EKA yang berasal dari alam memiliki keamanan dan nilai ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penapisan aktivitas penghambat EKA dari sepuluh simplisia obat yang secara empiris berkhasiat sebagai antihipertensi secara in-vitro dan melakukan pengujian secara in-vivo menggunakan metoda fruktose fed rat terhadap ekstrak yang memiliki aktivitas penghambat EKA terbaik. Selanjutnya dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa aktif dari tanaman dengan aktivitas penghambat EKA terbaik dan melakukan analisis secara visualisasi penambatan secara molekular senyawa aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah dan daun mahkota dewa (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) memiliki nilai IC50 terkecil, masing-masing sebesar 101,52 ppm dan 122,38 ppm. Hasil studi in-vivo pada tikus menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah mahkota dewa dosis 1 g/kg BB dan 2 g/kg BB yang diberikan selama 2 minggu setelah induksi fruktosa serta dosis 1 g/kg BB yang diberikan bersamaan dengan induksi fruktosa selama 8 minggu menurunkan tekanan darah sistolik, diastolik menurunkan kadar Enzim Konversi Angiotensin (EKA) plasma dan berefek antioksidan. Senyawa aktif dari fraksi etil asetat buah mahkota dewa (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) yang berhasil diisolasi adalah 6,4-dihidroksi-4-metoksibenzofenon?2-O-β-D-glukopiranosida, mangiferin dan mahkosida A dengan nilai IC50 yaitu 0,055, 0,0254 dan 0,07 mM. Hasil penambatan molekular menunjukkan bahwa kontrol positif (KAW) dan senyawa 2 (mangiferin) menempati sisi aktif enzim yang mirip , yaitu pada residu asam amino Tyr 523, Gln 281, His 513, His 353, Tyr 520 dan Lys 511;Obat untuk hipertensi semakin berkembang dari tahun ke tahun. Berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan obat dengan efektivitas yang lebih baik dan efek samping seminimal mungkin. Beberapa tanaman obat diketahui memiliki efek antihipertensi dan bekerja dengan menghambat EKA. Penghambat EKA yang berasal dari alam memiliki keamanan dan nilai ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penapisan aktivitas penghambat EKA dari sepuluh simplisia obat yang secara empiris berkhasiat sebagai antihipertensi secara in-vitro dan melakukan pengujian secara in-vivo menggunakan metoda fruktose fed rat terhadap ekstrak yang memiliki aktivitas penghambat EKA terbaik. Selanjutnya dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa aktif dari tanaman dengan aktivitas penghambat EKA terbaik dan melakukan analisis secara visualisasi penambatan secara molekular senyawa aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah dan daun mahkota dewa (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) memiliki nilai IC50 terkecil, masing-masing sebesar 101,52 ppm dan 122,38 ppm. Hasil studi in-vivo pada tikus menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah mahkota dewa dosis 1 g/kg BB dan 2 g/kg BB yang diberikan selama 2 minggu setelah induksi fruktosa serta dosis 1 g/kg BB yang diberikan bersamaan dengan induksi fruktosa selama 8 minggu menurunkan tekanan darah sistolik, diastolik menurunkan kadar Enzim Konversi Angiotensin (EKA) plasma dan berefek antioksidan. Senyawa aktif dari fraksi etil asetat buah mahkota dewa (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) yang berhasil diisolasi adalah 6,4-dihidroksi-4-metoksibenzofenon?2-O-β-D-glukopiranosida, mangiferin dan mahkosida A dengan nilai IC50 yaitu 0,055, 0,0254 dan 0,07 mM. Hasil penambatan molekular menunjukkan bahwa kontrol positif (KAW) dan senyawa 2 (mangiferin) menempati sisi aktif enzim yang mirip , yaitu pada residu asam amino Tyr 523, Gln 281, His 513, His 353, Tyr 520 dan Lys 511;Obat untuk hipertensi semakin berkembang dari tahun ke tahun. Berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan obat dengan efektivitas yang lebih baik dan efek samping seminimal mungkin. Beberapa tanaman obat diketahui memiliki efek antihipertensi dan bekerja dengan menghambat EKA. Penghambat EKA yang berasal dari alam memiliki keamanan dan nilai ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penapisan aktivitas penghambat EKA dari sepuluh simplisia obat yang secara empiris berkhasiat sebagai antihipertensi secara in-vitro dan melakukan pengujian secara in-vivo menggunakan metoda fruktose fed rat terhadap ekstrak yang memiliki aktivitas penghambat EKA terbaik. Selanjutnya dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa aktif dari tanaman dengan aktivitas penghambat EKA terbaik dan melakukan analisis secara visualisasi penambatan secara molekular senyawa aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah dan daun mahkota dewa (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) memiliki nilai IC50 terkecil, masing-masing sebesar 101,52 ppm dan 122,38 ppm. Hasil studi in-vivo pada tikus menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah mahkota dewa dosis 1 g/kg BB dan 2 g/kg BB yang diberikan selama 2 minggu setelah induksi fruktosa serta dosis 1 g/kg BB yang diberikan bersamaan dengan induksi fruktosa selama 8 minggu menurunkan tekanan darah sistolik, diastolik menurunkan kadar Enzim Konversi Angiotensin (EKA) plasma dan berefek antioksidan. Senyawa aktif dari fraksi etil asetat buah mahkota dewa (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) yang berhasil diisolasi adalah 6,4-dihidroksi-4-metoksibenzofenon?2-O-β-D-glukopiranosida, mangiferin dan mahkosida A dengan nilai IC50 yaitu 0,055, 0,0254 dan 0,07 mM. Hasil penambatan molekular menunjukkan bahwa kontrol positif (KAW) dan senyawa 2 (mangiferin) menempati sisi aktif enzim yang mirip , yaitu pada residu asam amino Tyr 523, Gln 281, His 513, His 353, Tyr 520 dan Lys 511."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
D1470
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Natasha Yemima
"Pendahuluan: Penyakit radang usus (Inflammatory bowel disease) merupakan inflamasi kronik yang disebabkan oleh respon inflamasi ganas dan dapat menjadi kanker kolorektal jika dibiarkan. Salah satu pengobatan yang diteliti untuk menghentikan prosesnya adalah ekstrak daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) karena memiliki zat flavonoid yang dapat mengurangi radang. Penelitian bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak daun Mahkota Dewa dapat mengurangi inflamasi pada kolon mencit yang diberikan dextran sodium sulfate (DSS) dengan melihat ekspresi MUC1di sel epitel kripta lieberkuhnnya.
Metode: Penelitian berupa eksperimen laboratorium menggunakan bahan biologi tersimpan (paraffin block) yang diambil dari kolon 28 mencit yang telah dibagi menjadi 5 kelompok: normal, aspirin, Mahkota Dewa dosis rendah dan tinggi, dan kontrol negatif. Bahan biologi diproses menjadi sedian mikroskop dan diberikan pewarnaan immunohistokimia, lalu dengan pembesaran 400x diambil 5 lapang pandang dari kripta Lieberkuhn kolon mencit. Ekspresi MUC1 dihitung menggunakan ImageJ untuk mendapatkan rata-rata immunohistochemistry score dan dianalisis menggunakan SPSS.
Hasil: Terdapat penurunan signifikan dari ekspresi MUC1 dari kelompok normal, aspirin, dan dosis tinggi Mahkota Dewa dibanding kelompok kontrol negatif. Terlihat ekspresi MUC1 pada dosis tinggi Mahkota Dewa (M=149.90,SD=3.81) dan aspirin (M=158.92,SD=5.28) lebih mendekati kelompok normal (M=148.02,SD=5.28). Akan tetapi tidak ditemukan hasil signifikan antara kelompok negative (M=175.39,SD=14.30) dengan Mahkota Dewa dosis rendah (M=149.90,SD=5.02).
Kesimpulan: Terdapat penurunan ekspresi MUC1 pada sel epitel kolon mencit yang diberikan DSS pada kelompok dosis tinggi Mahkota Dewa. Sehingga menjukkan bahwa ekstrak daun mahkota dewa dosis tinggi dapat menurunkan aktivitas inflamasi seperti aspirin.

ntroduction: Inflammatory bowel disease is a chronic inflammation caused by malignant inflammation response and if not treated, could lead to colorectal cancer. One of the researched treatment is Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) leaf extract, which has flavonoid compound known to reduce inflammation. This study aims to prove that Mahkota Dewa leaf extract could reduce inflammation of mice colon induced with dextran sodium sulfate (DSS) and observe MUC1 expression from colon epithelium in crypt of lieberkuhn.
Methods: This is a laboratory experiment using biological material (paraffin block) taken from 28 mice and divided into 5 groups: normal, aspirin, low and high dose Mahkota Dewa, and negative control. They were processed into immunohistochemistry stained microscopic slides. Afterwards they were observed with 400x magnification and 5 field-of-view of mice colon crypt of lieberkuhn. Then MUC1 expression was counted using ImageJ to obtain mean immunohistochemistry score and analyzed with SPSS.
Results: There is significant reduction of MUC1 expression from normal, aspirin, and high dose Mahkota Dewa groups compared to negative control group. Result shows MUC1 expression from high dose Mahkota Dewa (M=149.90,SD=3.81) and aspirin (M=158.92,SD=5.28) are closer to normal group (M=148.02,SD=5.28). There are no significant results between negative (M=175.39,SD=14.30) and low dose Mahkota Dewa group (M=149.90,SD=5.02).
Conclusion: There is reduction of MUC1 expression in DSS-induced mice colonic epithelial cells for high dose Mahkota Dewa group. Which shows that high dosage mahkota dewa leaf extract could reduce inflammation like aspirin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti activitas antikanker ekstrak etanol 70% daging buah mahkota dewa(Plareria marcocurpa (Shelf.)Boert) dengan menggunakan tumor payudara mencit C3H yang diinduksi dengan cara tranplantasi."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilham Dhiya Rakasiwi
"Pendahuluan: Kolitis ulserativa (UC) adalah peradangan kronis pada usus besar yang menyebabkan menyebabkan sakit perut, diare, dan perdarahan saluran cerna. Secara global, sekitar 1,2- 20,3 per seratus ribu penduduk mengalami UC. Pasien yang mengalami UC memiliki potensi Kekambuhan adalah 50% dan 20-30% di antaranya memerlukan operasi pengangkatan usus besar (kolektomi). Sampai saat ini, obat lini pertama yang digunakan untuk mengobati UC ringan sampai sedang adalah asam 5-asetil-salisilat (5-ASA). Namun, penggunaan obat-obatan Ini memiliki sejumlah efek samping seperti diare, mual, muntah dan demam. Oleh Oleh karena itu, penelitian ini ingin menguji efek anti inflamasi dari ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), yang telah lama dikenal untuk mengobati peradangan, untuk menjadi solusi alternatif untuk mengatasi UC. Metode: Sampel diperoleh dari penelitian Suprapti et al berupa preparat jaringan kolon distal mencit Balb/c yang diinduksi DSS/AOM. Selanjutnya mencit diberi ekstrak daun P. macrocarpa 25 mg dan 50 mg dengan perbandingan asetosal. Perlakuan diberikan selama 20 minggu sebelum mencit dikorbankan.
Pemeriksaan histopatologi (pewarnaan hematoxylin-eosin) dilakukan dengan mengamati jumlah sel goblet, fokus inflamasi dan angiogenesis. Hasil dan Pembahasan : Ekstrak daun P. macrocarpa mampu mencegah penurunan jumlah sel goblet pada kolon distal (p<0,05) karena induksi DSS/AOM. Tidak ada penurunan yang signifikan dalam jumlah fokus peradangan (p>0,05) dan angiogenesis (p>0,05) pada kolitis setelah pemberian P. makrokarpa. Kesimpulan: Ekstrak daun P. macrocarpa mampu menghambat proses radang usus distal dengan mencegah penurunan jumlah sel goblet rata-rata,
tetapi tidak mengurangi jumlah fokus peradangan atau angiogenesis.
Introduction: Ulcerative colitis (UC) is a chronic inflammation of the large intestine that causes abdominal pain, diarrhea, and gastrointestinal bleeding. Globally, about 1.2-20.3 per hundred thousand people experience UC. Patients who experience UC have a recurrence potential of 50% and 20-30% of them require surgical removal of the colon (colectomy). To date, the first-line drug used to treat mild to moderate UC is 5-acetyl-salicylic acid (5-ASA). However, the use of these drugs has a number of side effects such as diarrhea, nausea, vomiting and fever. Therefore, this study wanted to test the anti-inflammatory effect of the extract of the leaves of the crown god (Phaleria macrocarpa), which has long been known to treat inflammation, to be an alternative solution to treat UC. Methods: Samples were obtained from Suprapti et al's research in the form of tissue preparations of the distal colon of Balb/c mice induced by DSS/AOM. Furthermore, the mice were given P. macrocarpa leaf extract 25 mg and 50 mg with a ratio of acetosal. The treatment was given for 20 weeks before the mice were sacrificed. Histopathological examination (hematoxylin-eosin staining) was performed by observing the number of goblet cells, foci of inflammation and angiogenesis. Results and Discussion : Leaf extract of P. macrocarpa was able to prevent the decrease in the number of goblet cells in the distal colon (p<0.05) due to DSS/AOM induction. There was no significant reduction in the number of foci of inflammation (p>0.05) and angiogenesis (p>0.05) in colitis after administration of P. macrocarpa. Conclusion: P. macrocarpa leaf extract was able to inhibit the distal intestinal inflammatory process by preventing a decrease in the average goblet cell count,
but did not reduce the number of foci of inflammation or angiogenesis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Noor Aisyah
"Indonesia adalah Negara yang kaya akan tanaman, namun banyak yang belum diketahui efek farmakologinya. Di antaranya, diduga ada yang memiliki efek hipotensif. Tanaman-tanaman tersebut diteliti efek penghambatan aktivitas Angiotensin Converting Enzyme (ACE) yang mana memiliki potensi sebagai hipotensif. ACE berperan sebagai regulator dalam sistem renin-angiotensinaldosteron (RAAS), yang mana ketika ACE diaktifkan, maka angiotensin I akan dikonversi menjadi angiotensin II, yang akan berperan sebagai vasokonstriktor. ACE juga dapat menonaktifkan bradikinin dan kallikrein, yang merupakan molekul vasodilator. Karena mekanisme kerja inilah, ACE dapat meningkatkan tekanan darah.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan aktivitas ACE oleh ekstrak etanol dari beberapa tanaman obat di Indonesia dan penapisan fitokimia pada ekstrak etanol dengan efek penghambatan aktivitas di atas 80%. Uji in-vitro penghambatan aktivitas ACE menggunakan substrat Hippuryl-Lhistidyl- L-leucine. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah Averrhoa carambola L dan daun Graptophyllum pictum memiliki nilai IC50 masing-masing 53,79 μg/mL dan 49,55 μg/mL. Golongan senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak etanol buah Averrhoa carambola L adalah glikosida, flavonoid, dan saponin. Sedangkan ekstrak etanol daun Graptophyllum pictum mengandung glikosida, tanin, flavonoid, terpen, alkaloid, dan saponin. Hasil ini membuktikan bahwa daun Graptophyllum pictum memiliki potensi untuk menjadi bahan penelitian uji aktivitas ACE untuk ke depannya nanti.

Indonesia is rich in plants, but there are still unknown pharmacological effects of some of them. There are plants which presumably have a hypotensive effect. This plants were studied for its inhibiton effect of Angiotensin Converting Enzyme (ACE) that can lower blood pressure. ACE served as the regulator of the renin-angiotensin-aldosterone system, when ACE is activated, angiotensin I will be converted to angiotensin II, which will act as a vasoconstrictor. ACE can disable bradykinin and kallikrein, which are a vasodilator molecules. Because of that, ACE can increase blood pressure.
This research aimed to study the inhibition effect of ACE activity in ethanol extracts of some Indonesian medicinal plants and to do a phytochemical screening in ethanol extracts with inhibition activity rate above 80%. The in-vitro test of Inhibition Activity of ACE used Hippuryl-Lhistidyl- L-leucine. The result showed that the IC50 values for Averrhoa carambola L fruits and Graptophyllum pictum leaves are 53,79 μg/mL and 49,55 μg/mL. Averrhoa carambola L fruits contained glycosides, flavonoid, and saponins. While in Graptophyllum pictum leaves contained flavonoids, tannins, glycosides, terpenoids, alkaloids, dan saponins. These result shows that Graptophyllum pictum leaves have potentials to be a material for the ACE activity research in the future.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joseph Stephen Rinandy
"Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman obat. Tanaman obat tersebut dapat dimanfaatkan di dalam bidang kesehatan. Pemanfaatan tanaman obat tersebut salah satunya adalah sebagai pengobatan penyakit hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit mendunia yang jumlah penderitanya meningkat sejak tahun 1980 hingga sekarang. Hipertensi merupakan penyakit pada pembuluh darah yang dapat memicu risiko faktor penyakit lain seperti stroke, gagal ginjal, kebutaan, kebocoran pembuluh darah, dan penurunan fungsi kognitif. Terapi melalui mekanisme penghambatan ACE bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan dapat mengurangi morbiditas, mengurangi kematian akibat gagal jantung, dan menghambat keparahan diabetes nefropati. Pada penelitian ini, pengujian dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah untuk menentukan efek penghambatan aktivitas ACE dari beberapa tanaman obat di Indonesia. Pengukuran efek penghambatan aktivitas ACE dilakukan dengan menggunakan substrat hipuril-histidil-leusin (HHL) dengan metode secara in vitro. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak biji Sesamum indicum L. memberikan nilai penghambatan ACE terbesar dengan nilai IC50 sebesar 30,44 µg/mL, namun penghambatannya lebih rendah dibandingkan dengan standar kaptopril (IC50 13,69 µg/mL). Hasil uji penapisan fitokimia dari ekstrak biji Sesamum indicum L. mengandung senyawa golongan alkaloid, glikosida, dan terpenoid. Berdasarkan penelitian ini, ekstrak biji Sesamum indicum L. memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai inhibitor ACE untuk menemukan senyawa aktif biologi yang berperan dari ekstrak tersebut.

Indonesia is a country that has many medicinal plants which can be used as hypertension medicine. Hypertension cases has been increasing since 1980. Hypertension as a blood vascular disease can give another risk factors of diseases like stroke, kidney failure, blindness, rupture of blood vessel, and cognitive impairment. A therapy with ACE inhibition mechanism is a useful therapy to decrease blood pressure and gives another benefits to reduce morbidity, mortality by heart failure, and inhibit the progresiveness of diabetic nephropathy. One source of ACE inhibitors can be obtained from plants. In this research, the test is based on a scientific approach to determine inhibition activity effect of ACE from several medicinal plants in Indonesia. The measurement of the inhibition activity effect of ACE is done by using hippuryl-L-histidyl-L-leucine (HHL) as the substrate with in vitro method. The test results showed the inhibition activity effect of ACE from Sesamum indicum L. seed extract gives the largest value of ACE inhibition with IC50 values ​​of 30.44 µg/mL, but the inhibition value is lower than captopril as standard (IC50 13.69 µg/mL). The result of phytochemical screening in Sesamum indicum L. seed extract contains alkaloids, glycosides, and terpenoids.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuri Nurdiantami
"Besarnya jumlah penderita hipertensi di dunia merupakan masalah yang patut diperhatikan. Walaupun penemuan obat antihipertensi sudah banyak dilakukan namun penurunan jumlah pasien tidak signifikan. Salah satu alternatif pengobatan hipertensi adalah penggunaan tanaman obat mengingat terdapat banyak masalah efek samping dari penggunaan obat konvensional. Tanaman obat yang digunakan sebagai antihipertensi bekerja dengan berbagai mekanisme, salah satunya adalah penghambatan angiotensin converting enzyme (ACE).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas penghambatan ACE dari tanaman obat Indonesia dan kandungan kimia dari tanaman tersebut. Berbagai penelitian mengenai penghambatan ACE telah dilakukan, namun belum terdapat penelitian mengenai aktivitas penghambatan ACE dari tanaman yang terdapat di Indonesia. Uji penghambatan aktivitas ACE dilakukan dengan menggunakan substrat Hipuril-L-Histidil-L-Leusin (HHL) dan metode spektrofotometri. Serbuk simplisia dimaserasi menggunakan etanol 80%.
Berdasarkan pengujian pada sepuluh tanaman, tiga ekstrak tanaman dengan aktivitas penghambatan yang baik adalah ekstrak dari daun Ocimum americanum L., buah Carissa carandas L., dan herba Mirabilis jalapa L. dengan nilai IC50 berturut-turut, 32,92 μg/mL; 33,36 μg/mL; dan 50,95 μg/mL. Ekstrak daun Ocimum americanum L. mengandung alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin, saponin dan antrakuinon. Ekstrak herba Mirabilis jalapa L. mengandung alkaloid, flavonoid, antrakuinon, tanin, dan terpenoid. Sedangkan ekstrak buah Carissa carandas L. mengandung glikosida, flavonoid dan terpenoid.

The large number of patients with hypertension in the world should be worried. Although the discovery of antihypertensive drugs has been done but the decline in the number of patients was not significant.. The use of medicinal plants for treating hypertension is common since there are problems with side effects from the conventional medicine. Medicinal plants used as antihypertensive work with a variety of mechanisms, one of which is the inhibition of angiotensin converting enzyme (ACE).
The purpose of this study was to determine the inhibitory activity of ACE from medicinal plants in Indonesia and chemical constituents of the plants. Test inhibition of ACE activity performed using substrate Hipuril-L-Histidil-L- Leucine (HHL) and spectrophotometric methods. Powdered crude drug was macerated using 80% ethanol.
Based on the testing of ten plants, three active extracts are Ocimum americanum L. leaves, Carissa carandas L. fruits, and Mirabilis jalapa L. herbaceous with IC50 values respectively 32.92 μg/mL, 33.36 μg /mL, and 50.95 μg/mL. Leaf extracts of Ocimum americanum L. contain alkaloids, flavonoids, terpenoids, tannins, saponins and anthraquinones. Herbaceous of Mirabilis jalapa L. contain alkaloids, flavonoids, terpenoids, tannins, and anthraquinones. While the fruit extracts of Carissa carandas L. contain glycosides, flavonoids and terpenoids.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Lukmanto
"Hipertensi merupakan salah satu masalah vaskular dengan jumlah penderita yang terus meningkat setiap tahunnya. Inhibitor Angiotensin Cnverting Enzyme (ACE) merupakan salah satu obat pilihan dalam penatalaksanaan hipertensi modern yang dikembangkan dari produk alam. Selain pengobatan modern, juga dikenal pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman untuk mengobati hipertensi. Pada penelitian ini, 9 jenis tanaman yang telah digunakan secara turun temurun untuk mengobati hipertensi dipilih untuk diuji aktivitas inhibisi ACE. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas inhibisi ACE dari beberapa ekstrak tanaman uji dan mengetahui golongan kimia yang terkandung dalam ekstrak tanaman yang aktif menginhibisi ACE. Aktivitas inhibisi terhadap ACE yang diuji menggunakan metode in vitro dengan menggunakan substrat Hipuril- Histidil-Leusin (HHL) menunjukkan beberapa ekstrak tanaman berpotensi sebagai antihipertensi alamiah dengan ekstrak kulit batang nangka (Artocarpus heterophyllus) menunjukkan aktivitas inhibisi ACE paling baik dengan IC50 sebesar 5,73 μg/mL. Hasil uji penapisan fitokimia menunjukkan golongan kimia yang terkandung dalam ekstrak ini adalah alkaloid, glikosida, tanin, polifenol dan saponin. Hasil penelitian ini menunjukkan potensi beberapa tanaman sebagai sumber ACE inhibitor dan perlu diteliti lebih lanjut.

Hypertension is vascular problem with increasing number of patients every year. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEi) is recognized as drug of choice in modern hypertension therapy that developed from natural products. Futhermore, many plants in this world have been used as traditional antihypertensive agent, so we used this several traditionally antihypertensive plants as test subjects. Therefore, this research aims to determine ACE inhibition activity from several plants extract and determine phytochemical properties from active extract. ACE inhibitory activity is tested using in vitro methods showed some plant extracts have potential as a natural anti-hypertensive agent with stem bark extract of jackfruit (Artocarpus heterophyllus) showed the most active ACE inhibitory activity with IC50 of 5.73 μg/mL. Phytochemical screening test showed these extract contents are alkaloids, glycosides, tannins, polyphenols and saponins. These findings suggested that several plants might have potential as anti-hypertensive agent and need futher research."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Sundari
"Latar belakang: Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu tanaman herbal di Indonesia dan ekstrak air buah mahkota dewa telah terbukti memiliki efek hepatoprotektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan mekanisme kerja ekstrak air buah mahkota dewa dalam mencegah terjadinya fibrosis hati.
Metode: Penelitian dilakukan pada tikus Sprague-Dawley jantan yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4) secara intraperitoneal setiap 3 hari sekali selama 8 minggu. Hewan coba dibagi menjadi 6 kelompok: normal, CCl4, n-Acetyl cysteine (NAC) dosis 150 mg/kgBB, ekstrak air buah mahkota dewa dosis 50, 100 dan 150 mg/kgBB. Penilaian dilakukan terhadap parameter aspartat aminotransferase (AST), alanin aminotransferase (ALT), alkali fosfatase (ALP), histopatologi hati, kadar malondialdehid (MDA), rasio GSH/GSSG, kadar Tumor Necrosis Factor (TNF)-α dan kadar Transforming Growth Factor (TGF)-β1
Hasil: Hasil studi menunjukkan bahwa ekstrak air buah mahkota dewa dan NAC secara bermakna dapat melindungi hati dari cedera melalui penurunan aktivitas enzim ALT, AST, ALP dan penurunan persentase jaringan ikat pada pemeriksaan histopatologi. Ekstrak air buah mahkota dewa dan NAC dapat menghambat stress oksidatif melalui penurunan kadar MDA hati dan peningkatan rasio GSH/GSSG hati. Ekstrak air buah mahkota dewa dan NAC dapat menekan inflamasi melalui penurunan kadar TNF-α dan menghambat aktivasi sel stelata hati (HSC) yang ditandai dengan penurunan kadar TGF-β1.
Kesimpulan: Ekstrak air buah mahkota dewa dapat mencegah fibrosis hati pada tikus yang diinduksi CCl4. Pencegahan terhadap fibrosis tersebut terutama melalui aktivitas antioksidan dan kemampuan menekan sitokin inflamasi TNF-α, serta menghambat aktivasi HSC melalui penurunan sitokin fibrogenik TGF-β1.

Introduction: Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) is one of the Indonesian herbal plants. Hepatoprotective effect of aqueous extract of mahkota dewa fruits have been studied previously. This study was conducted to evaluate the activity of water extract of mahkota dewa in the prevention of liver fibrosis and its mechanism of action.
Method: Male Sprague-Dawley rats were induced by carbon tertrachloride (CCl4) given every 3 days by intraperitoneal injection for 8 weeks. Rats were randomly allocated into 6 groups: control group, n-acetyl cysteine/NAC (150 mg/kgBB), aqueous extract of mahkota dewa (50, 100 and 150 mg/kgBB). Aspartate aminotransaminase (AST), alanine aminotransferase (ALT), alkaline phosphatase (ALP), liver histopathology, malondialdehyde (MDA), ratio GSH/GSSG, Tumor Necrosis Factor (TNF)-α and Transforming Growth Factor (TGF)-β1 were examined.
Results: This study demonstrates that aqueous extract of mahkota dewa and NAC significantly protects the liver from injury by reducing the activity of AST, ALT, ALP and by reducing fibrosis percentage in histopatological examination. Aqueous extract of mahkota dewa and NAC attenuates oxidative stress by reducing the levels of MDA and increasing GSH/GSSG ratio. Aqueous extract of mahkota dewa and NAC suppresses inflammation by reducing the levels of TNF- α and inhibits hepatic stellate cells (HSC) activation by reducing the levels of TGF-β1.
Conclusions: Aqueous extract of mahkota dewa prevents CCl4-induced fibrosis in rats. The prevention of liver fibrosis most possibly through its antioxidant activities, suppression of inflammatory cytokines TNF-α and inhibition of HSC activation by reducing fibrogenic cytokines TGF-β1."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rimson Muara Jaya
"Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal. Salah satu terapi hipertensi adalah dengan menggunakan obat yang berfungsi sebagai penghambat ACE (Angiotensin Converting Enzyme). Tanaman Kemangi (Ocimum americamum L) memiliki aktivitas penghambatan angiotensin converting enzyme (ACE) yang dapat digunakan sebagai obat bahan alam untuk penyakit hipertensi.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan fraksi teraktif ekstrak etanol 80% dari daun kemangi yang memiliki efek penghambatan aktivitas ACE dan menentukan kandungan kimia dan total flavonoid fraksi teraktif ekstrak etanol 80% dari daun kemangi.
Penelitian dilakukan dengan metode chusman and cheung dengan menggunakan substrat Hipuril-L-Histidil-L-Leusin (HHL) dan metode pengukuran spektrofotometri. Fraksi teraktif yang didapatkan adalah fraksi diklormetan dengan nilai IC50 sebesar 4.274 ug/mL.
Hasil identifikasi senyawa kimia dari fraksi ini adalah alkaloid, saponiin, flavonoid, tannin, fenol, antrakuinon dan terpen dengan kandungan total flavonoidnya adalah sebesar 84,15 mgQE/g. Berdasarkan hasil yang diperoleh daun kemangi memiliki efek penghambatan aktifitas ACE sehingga dapat digunakan sebagai obat antihipertensi.

Hypertension is a condition of the increasing blood pressure above normal. One of hypertension therapy is the used of drugs as Angiotensin Converting Enzyme inhibitors (ACEi). Basil leaves (Ocimum americamum L) has inhibitory activity of angiotensin converting enzyme (ACE) which can be used as a natural medicine for hypertension.
The purpose of this study was to determine the most active fraction of basil leaves that has ACE inhibitory activity and the phytochemical constituents and total flavonoid content from the fractions.
The test is using Cushman and cheung methods, substrate of Hipuril-L-Histidil-L-Leucine (HHL) and spectrophotometric measurement. The most active fraction is diclormethan with IC50 value : 4.274 ug / mL.
The phytochemical compounds of this fraction are alkaloids, saponiin, flavonoids, tannins, phenols, anthraquinone and terpenes with total flavonoid content 84.15 mgQE/g. Based on the results basil has effects of Angiotensin Converting Enzym Inhibition so it can be used as an antihypertensive drug."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S57825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>