Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165759 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yevita Nurti
"Sebagian ahli antropologi percaya bahwa budaya makan dan selera, yang telah menjadi kebiasaan makan sekelompok masyarakat, sangat sulit berubah, karena merupakan gagasan-gagasan dan tingkahlaku terpola yang telah dipelajari dan ditanamkan oleh para warga suatu masyarakat sejak dini, sejak manusia mengenal makanannya. Linton (1984) menyebutnya sebagai covert culture, yang merupakan inti dari kebudayaan yang sulit berubah dan sulit digantikan oleh unsur-unsur asing. Masuknya catering dalam acara baralek di kota Padang, sebagai agen perubahan, telah menyebabkan terjadinya perubahan makan pada orang Minangkabau. Perubahan tampak dalam hal jenis-jenis makanan yang disajikan (dari homogen ke heterogen atau diversifikasi), tatacara penyajian, cara mempersiapkan makanan dari komunal menjadi individual, ekonomi uang menjadi sangat penting dalam menentukan pilihan makanan, serta pilihan makanan tidak lagi mengacu kepada adat istiadat semata namun menjadi sesuatu yang dinegosiasikan.
Penelitian ini berusaha memahami proses terjadinya perubahan makan dalam acara baralek orang Minangkabau tersebut dan memahami bagaimana selera itu dikonstruksi secara sosial. Untuk memahami proses terjadinya perubahan budaya makan dan selera ini dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebetulnya budaya makan dan selera bukanlah sesuatu yang statis, alamiah dan sulit berubah, melainkan suatu proses dinamis dan produk konstruksi sosial, yang dipengaruhi oleh berbagai kekuatan dalam masyarakat. Perubahan nilai, nilai solidaritas dan nilai lamak (enak), cenderung terjadi pada generasi muda, karena disebabkan oleh maraknya industri makanan dan kreatifitas ahli masak catering yang cenderung mencari dan memodifikasi makananmakanan dari luar Minangkabau.
Akibat teoritis dari penelitian ini adalah bahwa apa yang dikatakan antara lain, oleh : Linton (1984), Foster & Anderson (1988:315), Sanjur (1982:286), Kardjati, Kusin dan With (1977), Saptandari (2004:3), bahwa budaya makan merupakan salah satu inti kebudayaan yang sulit berubah tidak selalu benar. Perubahan budaya makan ini setidaknya memperlihatkan bahwa manusia sebagai subjek harus dilihat sebagai pelaku yang aktif dan kreatif, yang mampu mengubah lingkungannya berdasarkan kebutuhannya.

Some anthropologists believe that the culture of eating and taste, which has become a habit of eating a bunch of people, it is very difficult to change, because it is the ideas and patterned behavior that has been studied and invested by the citizens of a society from an early age, since man knows his food. Linton (1984) referred to it as a covert culture, which is the essence of culture is difficult to change and difficult to replace by foreign elements. Inclusion in event catering Baralek in Padang, as agents of change, has led to a change in eating the Minangkabau people. Changes seen in terms of the types of food served (from homogeneous to heterogeneous or diversification), presenting the procedures, how to prepare food from communal to individual, economic, money is very important in determining the choice of food, and the food choices are no longer refers solely to the customs however be something negotiated.
This study attempts to understand the process of change the culture of eating in the event Baralek the Minangkabau people and understand how it tastes is socially constructed. To understand the process of cultural change in eating and appetite research was conducted using qualitative methods of data collection techniques participation observation and deep interviews. The results showed that the culture actually eat and taste is not something static, natural and very difficult to change, but rather a dynamic process and product of social construction, which is influenced by various forces in society. Changes in value, the value of solidarity and values lamak (delicious), tends to occur in young people, because it is caused by the rise of the food industry and catering creative cooks who tend to search for and modify foods from outside the Minangkabau.
Theoretical result of this research is that what is said Linton (1984), Foster & Anderson (1988:315), Sanjur (1982:286), Kardjati, Kusin & With (1977), Saptandari (2004:3), that the culture of eating is one of the hard core of culture change is not always true. Change the culture of eating this at least shows that the human being as a subject should be seen as an active and creative actors, who are able to change their environment based on their needs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D1483
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahmi Cheni
"Pencemaran udara menyebabkan berbagai masalah kesehatan salah satunya Infeksi Saluran pernapasan Akut (ISPA). Penyakit ISPA pada negara berkembang dengan angka kematian balita berada pada angka 40 per 1000 kelahiran hidup yaitu 15-20% pertahun pada golongan usia balita, kurang lebih 13 juta balita didunia meninggal setiap tahun terdapat pada negara berkembang. Prevalensi kejadian ISPA di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 yaitu sebanyak 9.3%. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi pajanan PM10 dalam ruang terhadap kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2024. Dengan menggunakan desain studi cross-sectional dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2024. Jumlah sampel sebanyak 130 balita. Rata-rata konsentrasi PM10 73,3 µg/m3. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan konsentrasi PM10 terhadap kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Surau Gadang dengan nilai p=0,012. Selanjutnya penelitian ini mengonfirmasi bahwa terdapat pengaruh antara konsentrasi PM10 dalam ruang terhadap kejadian ISPA pada balita setelah dikontrol oleh kelembaban dan luas ventilasi.

Air pollution causes various health problems, one of which is acute respiratory infections (ARI). ARI disease in developing countries with under-five mortality rates are at 40 per 1000 live births, which is 15-20% per year in the under-five age group, approximately 13 million under-fives in the world die every year in developing countries. The prevalence of ARI in Indonesia according to Basic Health Research in 2018 was 9.3%. This study aims to determine the effect of indoor PM10 exposure concentration on the incidence of ARI in toddlers in Surau Gadang Village, Nanggalo District, Padang City in 2024. Using a cross-sectional study design conducted in May - June 2024. The number of samples was 130 toddlers. The average PM10 concentration was 73.3 µg/m3. The results showed a relationship between PM10 concentration and the incidence of ARI in toddlers in Surau Gadang Village with a value of p = 0.012. Furthermore, this study confirms that there is an influence between indoor PM10 concentrations on the incidence of URI in toddlers after being controlled by humidity and ventilation area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Madya Rizkiano
"Penelitian ini membahas bagaimana penerapan nilai-nilai budaya Minangkabau terhadap kebudayaan material berupa masjid dan surau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan budaya Minangkabau terhadap masjid dan surau yang diteliti, yaitu pada Surau Atok Ijuak, Surau Syekh Burhanuddin, Masjid Tuo Kayu Jao dan Masjid Asasi. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian arkeologi dari Sharer dan Ashmore yaitu formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi dan publikasi. Penerapan nilai-nilai budaya Minangkabau dapat terlihat dari bangunannya mulai dari bagian kaki, badan, hingga atap serta pada ragam hiasnya. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa pembangunan masjid dan surau yang ada di wilayah Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok dan Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, mempunyai nilai-nilai budaya Minangkabau yang diterapkan sesuai dengan kata-kata adatnya.

This study discusses how the application of Minangkabau cultural values to material culture in the form of mosque and surau. This study aims to determine the linkage of Minangkabau culture to the mosques and suraus studied, namely Surau Atok Ijuak, Surau Syekh Burhanuddin, Tuo Kayu Jao Mosque and Asasi Mosque. The method used in this study are from Sharer and Ashmore, formulation, implementation, data gathering, data processing, analysis, interpretation and publication. Implementation of Minangkabau cultural values can be seen from the building starting from the lower, body, to the roof and on the variety of ornaments. Based on the results of the analysis can be seen that the construction of mosques and suraus that exist in the region of Padang Pariaman, Solok and Padang Panjang, West Sumatra, has Minangkabau cultural values that are applied in accordance with the tradition words.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrin
"ABSTRAK
Kota Padang diketahui rawan terhadap bencana alam banjir, berdasarkan kejadian banjir tahun 2012 yang berdampak luas di Kota Padang. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan respon masyarakat yang berkaitan dengan banjir dengan wilayah studi Tabing Banda Gadang Kota Padang. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi adaptasi masyarakat terhadap dampak peristiwa alam ekstrim khususnya banjir, yang termasuk permasalahan serius di Kota Padang. Rumah tangga disurvei dengan teknik wawancara mendalam dan kuesioner yang dilakukan di wilayah terdampak banjir.
Hasil penelitian menunjukkan masyarakat wilayah studi melakukan adaptasi terhadap banjir meliputi strategi adaptasi struktural dan non struktural yaitu penggunaan kembali barang yang tidak rusak, memindahkan barang ketempat yang lebih tinggi, gotong royong, pinjaman keuangan informal, meninggikan rumah. Selain itu terdapat kendala dalam adaptasi struktural dan non struktural untuk kemungkinan perulangan banjir masa depan, hal ini dipengaruhi berbagai hambatan untuk beradaptasi antara lain adalah keuangan, teknologi konstruksi untuk terhindar dari dampak banjir, oleh karena itu untuk adaptasi struktural dan non struktural di anggap masih rendah. Selanjutnya relokasi sebagai strategi menghindari banjir didukung oleh masyarakat terutama yang berada pada bekas aliran sungai yang dianggap zona bahaya tinggi. Pengalaman banjir, tingkat kerusakan, dan persepsi bahaya terhadap banjir juga memainkan peran penting dalam strategi adaptasi ini.

ABSTRACT
Padang city has long been known to be at risk from flood hazard, based on the 2012 flood events that have a wide impact in the Padang city. This study is intended to gather public response and local knowladge relating to flood the study area in Tabing Banda Gadang. The main objective of this thesis is to analyze the adaptation strategy of local community against extreme natural events, especially the impact of the floods, which belong amongst the most serious problem in Padang city, especially in Tabing Banda Gadang. A households were surveyed by using in-depth interviews and questionnaires carried out in the flood affected areas.
The result of the study area various adaptation strategies have been adopted by the local community, structural and non structural adaptations include re-use material left undamaged, moving household equipment to higher place, mutual cooperation, informal financial loans and raise level of home. Meanwhile as for changes to the possibility future of flooding, the majority of respondents said their communities are unlikely to perform structural and non structural change to the possibility future of flooding, because it is influenced by a variety of barriers to change and adapt, among others, finance, construction technology to avoid the impact of flooding. Therefore, adaptation strategies to the structural and non-structural considered is remain low. On the other side of the relocation as a strategy to avoid flooding is supported by the communities, especially household those located are the former river channel that are considered high hazard zones. Flood experience, the level of damage, and individual flood danger perception also played an important role.
"
2016
T45240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tharriq Arrahman
"Sektor pariwisata menjadi leading sektor pembangunan di Indonesia. Pengembangan industri pariwisata dilakukan secara menyeluruh hampir di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu provinsi di Indonesia yang potensial yaitu Provinsi Sumatera Barat dan lebih spesifik yaitu Desa Wisata Agro Kubu Gadang Kota Padang Panjang. Teori yang digunakan untuk membahas penelitian ini menggunakan teori penta helix dari Carayannis dan Campbell (2011) untuk melihat peran dari aktor penta helix sebagai upaya pengembangan Wisata Agro Kubu Gadang. Kemudian untuk pembahasan mengenai pengembangan pariwisata, peneliti menggunakan teori pengembangan pariwisata dari Sharpley dan Telfer (2008) sebagai pisau analisis untuk membedah pembahasan mengenai pengembangan wisata agro Kubu Gadang dengan indikator meliputi Environmental Development, Economic and Political Development, Social-Cultural Development, Community Roles Development dan Human Resources Development. Hasil penelitian menunjukan Disporapar selaku leading sectortelah menjalin kolaborasi dengan stake holder pariwisata dan terdapat 10 (sepuluh) aktor yang terlibat dalam pengembangan wisata agro Kubu Gadang ini meskipun tidak adanya regulasi dan aturan yang mengikat serta kejelasan dari tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing stake holder. Kemudian untuk pembahasan mengenai indikator pengembangan pariwisata, peneliti menemukan telah terlaksananya beberapa indikator pengembangan pariwisata, namun masih ditemukan beberapa permasalahan terkait ketiadaan pelatihan tahap lanjutan yang diberikan oleh stake holderterhadap Pokdarwis Kubu Gadang, serta tidak adanya anggaran khusus untuk pengembangan desa wisata karena anggaran dari Disporapar di relokasi untuk pembangunan sport centre dan pengembangan wisata agro ini bukan merupakan fokus utama dari Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata Kota Padang Panjang.

Tourism become a leading sector for development in Indonesia. The development of the tourism industry is carried out comprehensively in almost all regions of Indonesia. One of the potential provinces in Indonesia is West Sumatra Province and more specifically, the Kubu Gadang Agro Tourism Village, Padang Panjang City. This research used theory penta helix model from Carayanis and Campbell (2011) to see the role of penta helix actors as an effort to develop agro tourism in Kubu Gadang. Then, to discuss about tourism development, the researcher used the tourism development theory by Sharpley and Telfer (2008) as an analytical tool to dissect the discussion regarding the development of Kubu Gadang agro tourism with output indicators including Environmental Development, Economic and Political Development, Social-Cultural Development, Community Roles Development and Human Resources Development. The research results show that Disporapar as the leading sector has collaborated with tourism stakeholders and there are 10 (ten) actors involved in the development of Kubu Gadang agro tourism even though there are no binding regulations and rules as well as clarity of the responsibilities and authority of each stake holder. Then, to discuss tourism development indicators, researchers found that several tourism development indicators had been implemented, but there were still several problems related to the absence of advanced training provided by stakeholders for pokdarwis Kubu Gadang, as well as the absence of a special budget for developing tourist villages because the budget was from Disporapar for relocation of the construction a sports center and the development of agro tourism is not the main focus from Youth, Sport and Tourism Department Padang Panjang."
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemala Dewi
"Arsitektur vernakular merupakan wujud arsitektur asli suatu golongan masyarakat tertentu. Suatu karya arsitektur vernakular mendapat pengaruh dari berbagai faktor, terutama faktor budaya. Hal ini juga berlaku pada arsitektur vernakular Minangkabau yang tergambar melalui rumah gadang, dengan ciri khas atap gonjong, sebagai suatu produk dari proses berbudaya. Nilai-nilai budaya seperti sistem genealogis matrilineal; pandangan hidup yang berpedoman pada alam; dan cara hidup yang komunal, tergambar melalui arsitektur rumah gadang. Namun, pergeseran nilai budaya yang terjadi saat ini, mengancam eksistensi rumah gadang yang mengandung nilai-nilai yang masih asli tersebut. Masyarakat Minangkabau pun merasa bahwa citra arsitektur vernakular mereka cukup terwakili oleh atap gonjong saja.

Vernacular architecture reflects the original architecture of a particular community groups. A masterpiece of vernacular architecture influenced by various factors, especially cultural factors. This also applies to vernacular architecture of Minangkabau depicted through rumah gadang, with a typical roof gonjong, as a product of cultural processes. Cultural values such as matrilineal genealogical system; outlook on life based on nature, and a communal way of life, illustrated through the architecture of rumah gadang. But, the shift in cultural values that occurred today, threatening the existence of the rumah gadang that contains the original values. Minangkabau people also felt that the image of their vernacular architecture has been adequately represented by the gonjong only."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52247
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Rafki Firdaus
"Kota Padang Panjang merupakan salah satu Kota di Provinsi Sumatera Barat yang memiliki lokasi strategis. Oleh karena itu Kota Padang Panjang mengalami perkembangan wilayah yang cukup pesat. Hal tersebut mengakibatkan perubahan tutupan lahan yang luas dari vegetasi menjadi non-vegetasi, yang memicu pengingkatan suhu permukaan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perubahan kerapatan vegetasi dan suhu permukaan pada tutupan lahan dan mengkaji hubungan antar keduanya. Metode yang digunakan adalah metode pengindraan jauh yang terdiri dari NDVI, LST, dan Raster Correlation. Kemudian dilakukan uji akurasi dengan metode Khat Kappa dan diperkuat dengan survei lapang untuk validasi tutupan lahan dan suhu. Hasil dari penelitian ini adalah kerapatan vegetasi dan suhu permukaan tahun 2011-2021 mengalami perubahan seiring berubahnya tutupan lahan. Terjadi penurunan luas lahan bervegetasi sejak tahun 2011 – 2021 yang berubah menjadi lahan terbangun. Hal ini berkaitan dengan suhu permukaan yang terus mengalami kenaikan. Nilai korelasi kerapatan vegetasi dengan suhu permukaan berbanding terbalik, artinya apabila kerapatan vegetasi menurun maka suhu permukaan akan meningkat, begitupun sebaliknya.

Padang Panjang City is one of the cities in West Sumatra Province which has a strategic location. Therefore, the city of Padang Panjang has experienced a fairly rapid regional development. This results in extensive land cover changes from vegetation to non-vegetation, which triggers an increase in land surface temperature. The purpose of this study was to analyze changes in vegetation density and surface temperature on land cover and examine the relationship between them. The method used is remote sensing method which consists of NDVI, LST, and Raster Correlation. Then the accuracy test was carried out using the Khat Kappa method and strengthened by a field survey to validate land cover and temperature. The result of this research is that the vegetation density and surface temperature in 2011-2021 have changed along with the change in land cover. There has been a decrease in the area of vegetated land since 2011 – 2021 which has turned into built-up land. This is related to the surface temperature that continues to increase. The correlation value of vegetation density with surface temperature is inversely proportional, meaning that if the vegetation density decreases, the surface temperature will increase, and vice versa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Husna Jaya
"Skripsi ini mencoba menjelaskan mengenai variasi fonologis dan leksikal bahasa Minangkabau di Kota Padang melalui kajian dialektologi. Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan metode pupuan lapangan, yaitu dengan mendatangi informan dan merekamnya. Selain itu, dalam pengolahan data, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk melalukan penghitungan dialektometri, sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan peta dan temuan-temuan yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang dengan 22 titik pengamatan yang dipilih sebanyak dua kelurahan di tiap-tiap kecamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya ada satu bahasa di Kota Padang dengan satu titik pengamatan yang mempunyai kekhasan secara fonologis.

This thesis tries to explain the phonological and lexical variations of the Minangkabau language in Padang City through the study of dialectology. This research is a field research using field pupil method, that is by going to the informant and recording it. In addition, in data processing, this research uses quantitative and qualitative methods. Quantitative methods are used to pass dialectometric calculations, while qualitative methods are used to explain the maps and findings obtained. This research was conducted in Padang City with 22 points of observation selected by two sub districts in each sub district. The results of this study indicate that there is only one language in Padang City with a single point of observation that has a phonological uniqueness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This article describes lingual forms, function, and meaning of graffiti on mass transportation in Padang. On this research, data was obtained from interview with the drivers and co drivers. The result shows there are three lingual forms (word, phrase, and sentence), seven functions (instrumental, regulatory, representational, interactional, personal, heuristic, and imaginative), and three meaning (lexical, grammatical, and contextual) on the objects"
391 WE 1:2 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S7469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>