Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daulima, Novy Helena Catharina
"AIDS pada saat ini telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut data terakhir ( 31 Mei 1994 )- dari kelompok Study khusus AIDS FKUI - RSCM (POKDISUS FKUI - RSCM ) ada 158 orang penderita HIV positif, 55 orang penderita AIDS, dan 35 orang meninggal karena AIDS di Indonesia saat ini. Hal inilah yang menjadikan AIDS masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan menuntut peran serta aktif, tidak hanya kesehatan dan pemerintah tapi juga seluruh lapisan masyarakat.
Disamping itu informasi yang sering berubah-ubah, dan adanya kenyataan bahwa penyakit ini tak dapat disembuhkan. Bahkan membunuh dan belum ditemukan vaksin, untuk pencegahan membuat masyarakat menjadi resah. Ketidak tahuan masyarakat mengenai AIDS secara jelas sangat merugikan masyarakat karena masyarakat menjadi kurang hati-hati menjaga kesehatannya untuk terhindar dari AIDS. Selain itu juga merugikan penderita AIDS dan keluarganya, karena mereka dikucilkan oleh masyarakat, sehingga mereka mengalami perasaan depresi dan terisolasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1994
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irwan Martua Hidayana
"ABSTRAK
Beberapa studi epidemiologi yang pernah dilakukan di Indonesia memperlihatkan bahwa prevalensi HIV/AIDS rendah dan beberapa PMS, seperti chlamidia, cukup problematik. Dari penelitian ini juga terungkap bahwa beberapa kegiatan surveilans sentinel sedang berjalan yang seringkali tumpang tindih. Pekerja seks di Surabaya misalnya mengeluhkan bahwa mereka dites oleh beberapa tim peneliti yang berbeda.
Dalam meninjau kegiatan-kegiatan HIV/AIDS dan PMS yang ada, ditemukan 2 bidang yang masih lemah yaitu advokasi dan pengembangan kebijakan strategi. Pengembangan penelitian sebaiknya diarahkan untuk memperbaiki 2 bidang penting ini.
Penelitian-penelitian berikut sebaiknya mengkombinasikan metode kualitatif dan kuantitatif, tetapi bukan merupakan kombinasi antara penelitian epidemiologi dengan penelitian sosial/behavorial karena bisa menimbulkan persoalan. Orang akan cemas atau khawatir karena adanya komponen surveilans dan mungkin tidak akan terbuka dan jujur dalam penelitian behavioral atau perilaku.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kegiatan dan penelitian tentang PMS dan HIV/AIDS. Pertama, masalah etika yang menyangkut kerahasiaan dan anonimitas dalam penelitian, termasuk akuntabilitas dan transparansi. Kedua, aspek gender yang belum nampak kuat dalam berbagai kegiatan PMS dan HIV/AIDS yang ada sekarang. Organisasi-organisasi perempuan banyak yang masih manganggap bidang ini tidak sebagai prioritas. Ketiga, proses partisipatoris yaitu dengan melibatkan kelompok sasaran, misalnya pekerja seks atau waria dan juga LSM, dalam perencanaan program. Keempat, pengembangan jaringan di antara lembaga pemerintah, LSM dan universitas yang bergerak daiam kesehatan reproduksi untuk mengurangi tumpang tindih kegiatan, bahkan konflik. Kelima, pengembangan self-help activities di dalam kelompok sasaran, misalnya kelompok Berdaya di Surabaya atau Bandungwangi di Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sugito
"ABSTRAK
AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering menimbulkan kematian dan akibat sosial lainya. Bergesernya norma sosial masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya perilaku sexual berisiko (sex pranikah, sex ganda), akan menjadi ancaman dalam kesehatan keluarga. ibu dalam hal ini mempunyai peran panting dalam penularan maupun upaya penanggulangan AIDS melalui keluarga. Kualitas peran ibu dalam upaya penanggulangan, dipengaruhi oleh kedalaman tingkat pengetahuan maupun persepsi ibu terhadap AIDS.
Untuk mengetahui kedalaman maupun hubungan pengetahuan dan karakteristik sosial ibu dengan persepsi terhadap risiko tertular AIDS digunakan rancangan penelitian potong lintang sesuai penelitian induk SDKI-94. Sampel penelitian adalah semua ibu usia 15-49 tahun yang telah menikah dan pernah memperoleh informasi AIDS. Sedangkan Analisa multivariat dilakukan untuk mencari Fit model melalui pendekatan best subset dengan bantuan program SUDAAN.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan maupun persepsi ibu terhadap risiko tertular AIDS masih rendah ( 26,3dan 16,6 ) dan secara statistik pengetahuan mempunyai hubungan dengan persepsi ibu. Karakteristik sosial ibu yang meliputi tempat tinggal, pekerjaan ibu, pekerjaan suami, keterpaparan dengan media secara statistik mempunyai hubungan bemakna terhadap pengetahuan dan persepsi dengan nilai p0,0001 0,00001 Sedangkan umur ibu dan pendidikan ibu, secara statistic mempunyai hubungan bermakna terhadap pengetahuan dengan nilai p0,0010,02, namun pada analisa multivariat, variabel umur ibu memberikan efek interaksi terhadap hubungan antara pengetahuan dan persepsi ibu terhadap risiko tertular AIDS.
Model persamaan yang tepat dalam memprediksi tingkat persepsi ibu terhadap risiko tertular AIDS adalah yang melibatkan variabel pengetahuan, umur, pendidikan, keterpaparan ibu terhadap informasi, pekerjaan suami dan variabel interaksi pengetahuan dengan umur ibu.Upaya untuk meningkatkan persepsi yang benar dan pengetahuan ibu yang baik tentang AIDS hendaknya disesuaikan dengan kondisi sosial ibu dengan berbagai media yang ada.
Daftar kepustakaan : 41 ( 1974 - 1995 )

ABSTRACT
AIDS is made up of social health matters which is frequently arising a mortal and other social impact as well. The change of social norm marked by increasing of sexual behaviour (sex prior to marriage, double sexual relationship), shall be a threat in family's health. Mother, in this case has important role in contamination and its AIDS prevention effort through family. Quality of mother's role in this prevention is much influenced by her knowledge level or her perception on AIDS.
To find out the mothers deepness understanding and correlation of knowledge and social characteristic and perception on contaminated AIDS risk, cross-cutting research design is used in line with main research of SDKI-94. Research samples is all manage women between 15-19 years old and those who ever had information on AIDS. While multivariat analysis is conducted to find out Fit model through best subset approach by supporting SUDAAN program.
The results of research indicated that mother's knowledge level and perception on AIDS infected risk is still low (26,3% and 16,6%) and statistically these knowledge has closely correlation with mother perception. Mother social characteristic covering the residence, occupation, husband's occupation, backwardness of media statistically has significant correlation toward knowledge and perception under the value of p= 0,0001-0,00001. Meanhile, age and education have significant correlation statistically on knowledge under the value of p= 0,001 - 0,02, however, by means of multivariat analysis, mother's age variable provides inter-action effect on correlation between knowledge and perception of the mother against AIDS infected risk.
The proper equation model in predicting mother's perception level on AIDS infected risk is involving knowledge, mother's age, education, backwardness variables on information, husband's occupation and knowledge interaction variable with the mother's age. Effort to improve right perception and mother's knowledge on AIDS shall be adjusted with her social condition to various existing media.
Bibliography: 41 (1974 - 1995)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar W. Roestam
"ABSTRAK
Petugas pemberi pelayanan kesehatan adalah suatu kelompok yang seharusnya menyadari bahwa dirinya termasuk kelompok risiko tinggi tertular AIDS/HIV. Untuk itu petugas kesehatan harus tahu cara pencegahannya. Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pemberi pelayanan kesehatan adalah penting untuk mengetahui tindakan yang harus dilakukan oleh pihak managemen dalam melindungi tenaga kerjanya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku petugas kesehatan mengenai penyakit AIDS, baik etiologi, cara penularan dan usaha/tindakan pencegahannya.
Dilakukan survei tentang hal tersebut terhadap pemberi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pads bulan November 1993 sampai bulan Januari 1994. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan mengisi kuesiner yang telah dikembangkan secara khusus untuk itu, dan juga dilakukan pengamatan terhadap dokter, dokter gigi, perawat, petugas laboratorium, pekarya dan petugas di kamar jenazah.
Responden terdiri dari 40 (14%) dokter, 156 (51%) perawat/bidan, 16 (5.5%) petugas laboratorium dan 30.5% pekarya dan petugas kamar jenazah.
Unit pelayanan yang diamati adalah OK Bedah, Unit Rawat Jalan, Instalasi Gawat darurat, Bagian Bedah Mulut, Unit Rawat Inap, Unit Kamar Jenazah dan Patologi Klinik.
Pengetahuan responden terhadap etiologi (host, agent dan environment) HIV, cara deteksi, cara penularan, pencegahan dan akibat AIDS menunjukkan tingkat baik pada 65.1% responden. Kelompok pekarya yang sebagian besar menjadi tenaga kebersihan dan petugas kamar jenazah dan mempunyai risiko tinggi terpapar HIV karena pekerjaannya, merupakan kelompok yang paling rendah tingkat pengetahuannya.
Namun, meskipun hampir seluruh responden mengetahui bahwa AIDS/HIV adalah penyakit menular dan dapat mengakibatan kematian, sikap setuju dan bersedia melakukan tindakan perawatan pada penderita dengan HIV positip dan kesediaan melakukan tindakan pencegahan ditemukan baik pada 72.4% responden.
Perilaku yang sudah pernah dilakukan oleh responden menunjukkan tingkat baik pada 46.38% saja. Pernah tertusuk jarum dialami oleh 1 dari 4 responden, demikian juga pernah tidaknya tersobek sarung tangan sewaktu melakukan tindakan pada penderita. Pemakaian alat pelindung seperti sarung tangan, apron dan masker juga hanya ditemukan pada sekitar 1 diantara 3 petugas kesehatan.
Hubungan antara pengetahuan tentang AIDS dan perilaku terhadap tindakan pencegahan tertular AIDS terbukti ada hubungan yang bermakna. Demikian juga terdapat hubungan bermakna antara sikap dan perilaku yang baik.
Faktor pemungkin (enabling factors) yaitu ketersedian sarana kerja dinyatakan kurang memadai menurut responden dan hasil pengamatan, demikian juga faktor penguat (reinforcing factors) antara lain anjuran/petunjuk atasan tentang cara pencegahan HIV masih kurang.
Meskipun menurut responden sumber informasi tentang AIDS sudah banyak sumber dan sangat beragam, namun disarankan masih perlu disebarkan informasi terutama untuk cara/tindakan praktis pencegahan agar tidak tertular HIV khususnya bagi petugas kesehatan terutama kelompok pekarya dan perawat.

ABSTRACT
Knowledge, Attitude and Practice of AIDS Among Health Provider On Cipto Mangunkusumo HospitalThe health provider is any one who should concern that they have high risk on expose and transmitted of AIDS/HIV. They should know how to prevent it. To be able to know the level of knowledge, attitude and practice of AIDS/HIV among them is very important to management.
This survey is undertaken to know the level of knowledge, attitude and practice among health provider of AIDS especially on etiology, transmission of infection and prevention infection against AIDS/HIV and also to know the relation between those factors and other factors.
This survey were done among health provider in Cipto Mangunkusumo Hospital on November 1993 until January 1994. Data gathering done by interview and self-administered questionnaire and also by observation using observation checklist. The respondents are doctor,. dentist, nurse/midwives, laboratory personnel and janitor including cadaver unit personnel.
The total number of respondents is 304 covering 40 (14%) doctors and dentists, 156 (51%) nurses and midwives, 16 {5.5%) laboratory personnel and 92 (30.5%) janitor from many departments namely Surgery Operation Room Department, Accident/Emergency Department, Mouth dan Teeth Department, Out-patients Department, In-patients Department ( Unit IRNA A ) and cadaver Unit.
Sixty five percents of respondents have a good degree of knowledge about etiology, detection, transmission of infection, prevention and prognosis of AIDS. The janitor group who are those work as cleaning service and cadaver personnel which have high risk on expose to HIV, is the lowest degree of knowledge about AIDS/HIV. Although, almost all respondents know that AIDS/HIV is communicable disease with has death pronosis, they have a good degree of attitude and 72.4% of them agree to curing and caring HIV positive patients and have a good willing to do the infection prevention activities.
The past behavior about the prevention infection activities done by the respondents pointed that only 46.38% of all respondents have a good degree of behaviour. One person out of 4 respondent have experience of noccuring the needle stick injury and also damaging gloves during service.
Using of personnel protective equipment such as gloves, masker and special cloth wear only one person out of 3 respondents.
The relation between the degree of knowledge and behaviour to prevention infection activities against HIV and the relation between, between attitude and behaviour , proven that there is a significant relationship.
Regarding the enabling factors such as adequate supplies of work facilities (gloves, disposible spuit, masker etc) still not enough, based on observation results and respondents opinion. The same results concerning the reinforcing factors such as guidance from management about how to prevent HIV is still neglected.
However, although there are a lot of sources of information about AIDS, we recommend that information especially practice activities to prevent HIV needed to disseminate. This information concern especially for nurses and janitor or all of health provider."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan / BKKBN, 1995
616.97 PED
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyatmi
"AIDS merupakan bentuk paling berat dari keadaan sakit terus-menerus yang berkaitan dengan injeksi HIV stima dari masyarakat dan petugas kesehatan masih trerjadi, salah satu kelompok petugas kesehatan tersebut adalah perawat.
Perawat adalah anggota multidisiplin yang memberikan perawatan kepada pasien HIV/AIDS Pemberian perawatan yang optimal kepada pasien HIV/AIDS hanya dapat diberikan apabila perawat mempunyai pengetahuan yang cukup baik tentang HIV/AIDS. Dengan pengetahuan yang baik pula diharapkan perawat mempunyai Persepsi positif dalam merawat pasien HIV/AIDS.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan Persepsi perawat dalam merawat pasien HIV/AIDS. Penelitian ini diadakan di Rumah Sakit Internasional Bintaro pad a bulan mei 2008.
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif koreIasi dengan jumlah responden 118. Dari analisa data didapatkan p sebesar 0, 02. Nilai ini lebih kecil dari a yang sudah ditetapkan sebesar 0, 05.
Hasil menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan persepsi perawat dalam merawat pasien HIV /AIDS. Dari penelitian ini diharapkan perawat dapat menyadari bahwa dengan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi pelayanan yang diberikan pada pasien HIV/AIDS."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5676
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Widiarti
"Jumlah penderita HIV/AIDS sejak tahun 2001 hingga akhir Juni 2005 di Indonesia diperkirakan 7000 jiwa dan akan terus meningkat lebih cepat bila tanpa intervensi berarti (GSA, 2005). Pertumbuhan HIV/AIDS yang cepat ini bagaikan fenomena puncak gunung es sehingga permasalahan dari kasus ini masih akan Iebih besar lagi (Wahyuni, 2005). Masalah penelitian adalah sikap diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS tidak hanya berasal dari keluarga dan lingkungan tetapi juga berasal dari tenaga kesehatan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menglahui perbandingan sikap mahasiswa program profesi reguler dan ekstensi FIK UI terhadap perawatan penderita HIVIAIDS.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif perbandingan. Cara pengambilan sampel dengan teknik random sampling. Populasi diambil dari 2 kelompok responden yaitu mahasiswa profesi reguler dan ekstensi yang berjumlah 70 orang. Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penghitungan adalah X2 = 2,1 85. Hasil ini lebih besar dari nilai tabel X2 pada df =1 yaitu sebesar 0,455 P value > α= 0,05. Hal ini berarti bahwa Ho gagal ditolak sehingga tidak ada perbedaan sikap antara mahasiswa profesi reguler dan ekstensi dalam memberikan perawatan terhadap penderita HIV/AIDS."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5512
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pasuhuk, Willy F.
Bandung: Indonesia Publishing, 2000
616.7 PAS a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ginto Saputra
"AIDS adalah kumpulan gejala penyakit oleh karena menurunnya daya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV dan merupakan ancaman manusia dimasa mendatang terutama dinegara-negara berkembang termasuk Indonesia. Siswa SMU merupakan sebagian remaja yang perlu mendapat perhatian karena perilaku mereka akan menentukan nasibnya terutama yang berhubungan dengan penyakit AIDS. Dalam rangka mencari cara yang efektif untuk pencegahan penyakit AIDS yang mematikan ini dibutuhkan data tentang karakteristik, sumber informasi, pengetahuan kap tentang penyakit tersebut, terutama kepada kelompok masyarakat usia muda siswa SMU.
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristik, sumber informasi, pengetahuan, sikap dan perilaku siswa terkait HIV AIDS agar dapat memberikan masukan kepada pengelola program upaya pencegahan penularan HIV/AIDS sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana pencegahan atau memperbaiki dan meningkatkan hasil yang telah dicapai selama ini khususnya terhadap siswa SMU Negeri maupun SMU Suwasta di Kota Bogor.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik sebagai gambaran secara umum karena terdapat beberapa keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Adapun penelitian ini menurut waktunya termasuk penelitian Cross sectional. Besar sampel penelitian sebanyak 101 orang, dimana sample diambil secara Quota. Masing-masing variable diteliti ditabulasi dan disajikan secara diskriptif, kesemua variabel independent : karakteristik (umur dan jenis kelamin), pengetahuan, sumber informasi dan sikap dilakukan uji statistic untuk mengetahui apakah ada hubungan dengan variable dependen (perilaku). Khusus untuk variabel umur dilakukan uji t-test independent terhadap perilaku, karena umur tidak dikelompokkan. Sedangkan untuk uji statistic antara jenis kelamin, tingkat pengetahua, sumber informasi dan sikap menggunakan uji statistic Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara rata-rata umur dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS setelah dilakukan uji t-test independent didapatkan pv 0,964, dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS. Distribusi frekuensi antara jenis kelamin laki-laki 51 orang (5,9 %) berisiko dan (94,1 %) tidak berisiko, perempuan 50 orang (10 %) berisiko dan (90 %) tidak berisiko. Akan tetapi setelah dilakukan uji statistic didapat pv 0,487 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS.
Hasil uji statistic yang dilakukan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS didapatkan pv 0,463 artinya tidak terdapat hubungan yang bermanka antara tingkat pengetahuan dan perilaku. Untuk variabel sumber informasi yang diperoleh responden tentang HIV AIDS yang terdiri dari guru, orang tua, tenaga kesehatan, teman, Koran, majalah, televise, radio dan internet setelah dikelompokkan dengan kategori ≥___ 5 baik, dan < 5 dengan kategori buruk, dan setelah dilakukan uji statistic dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS didapat pv 1,0 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antar sumber informasi dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS. Sedangkan hubungan antara variabel sikap dengan variabel perilaku terkait HIV AIDS setalah dilakukan uji statistic didapat pv 0,726 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS.
Walaupun setelah dilakukan uji terhadap variabel independent dan variable dependen tidak satupun terdapat hubungan yang bermakna namun secara teori perilaku sangat dipengaruhi oleh factor-faktor tersebut. Perlu kita lihat bahwa dari 101 responden yang diteliti terdapat 8 responden (7,9 %) yang berprilaku berisiko terkait HIV AIDS 5 diantaranya wanita dan 3 laki-laki. Untuk itu kepada pihak penyelenggara sekolah hendaknya bisa bekerjasama dengan dinas (terkait) pengelola program upaya pencegahan penularan HIV/AIDS di Kota Bogor untuk menyusun program penyuluhan AIDS secara periodik dengan menggunakan model/variasi media yang menarik dan selalu mengikut sertakan peran orang tua didalam memberikan informasi AIDS tersebut."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>