Ditemukan 17897 dokumen yang sesuai dengan query
Sibarani, A.N. Parda
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1979
899.224 6 SIB t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta, Dept. P dan K Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
899.246 2 TUR (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hutapea, Guru Lukas
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1979
899.224 6 HUT t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Aisyah Ibrahim
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983
899.22462 AIS t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Tambunan, Anggur P.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
R 499.224 62 TAM k
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Sinuratni
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI., 1983
899.224 6 SIN b (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Dalimunthe, Hasjmi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983
899.224 6 DAL d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Niessen, S. A
Dordrecht: Foris Publications, 1985
306.089 992 2 NIE m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Situmorang, Geovani Febian
"Tulisan ini berfokus pada tarombo dan martarombo yang bertindak sebagai strategi adaptasi budaya bagi orang Batak Toba di Jakarta untuk mempertahankan nilai budaya dan sistem kekerabatan mereka, meskipun berada jauh dari bona ni pasogit. Tarombo dimaknai sebagai simbol pembawa makna yang berguna sebagai aturan main dalam menemukan posisi diri pada silsilah keturunan Batak Toba. Gagasan nilai tarombo kemudian diejawentahkan oleh para perantau Batak Toba di Jakarta melalui interaksi dalam praktik keseharian yang disebut dengan martarombo. Dalam praktiknya, terdapat pemaknaan yang berbeda-beda terhadap tarombo sehingga negosiasi makna antar beberapa generasi tidak dapat dihindari. Oleh karenanya, makna yang mereka pegang menjadi penting untuk mengetahui strategi adaptasi dari kompleksitas budaya Batak Toba yang mereka pertahankan ketika berada di Jakarta. Tulisan ini memanfaatkan pendekatan etnografi untuk menemukan makna mengenai tarombo dan martarombo secara lebih detail dan mendalam.
This paper focusing on tarombo and martarombo which act as cultural adaptation strategies for the Toba Batak people in Jakarta to maintain their cultural values and kinship system, even though they are far from bona ni pasogit. Tarombo is interpreted as a symbol of the bearer of meaning which is useful as a rule in finding their position in the genealogical system of the Toba Batak kinship. The idea of the value of tarombo is then manifested by Toba Batak migrant through the interaction in daily practices called martarombo. In practice, there are different meanings of tarombo so negotiation of meaning between several generations is inevitable. Therefore, their interpretation of meaning becomes important on purpose to know the cultural adaptation strategies of the complexities of the Toba Batak culture that they maintain as a migrant in Jakarta. This paper utilizes an ethnographic approach to find meaning about tarombo and martarombo in more detail and depth.Keywords: Cultural Adaptation Strategies, Martarombo, Meaning, Migrant, Practice, Tarombo, and Toba Batak.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Johann Angerler
"This paper examines the ways in which God the Creator, the High God, is described in Toba Batak folk-tales. The sources for this investigation are stories recorded in pre-colonial (around 1850), colonial and post-colonial times (up to 2014). In different stories the High God can appear under various names, forms and gender, and resides in various places never inhabited by humans. Unlike a Deus otiosus, the Toba Batak High God is not "inactive" after creation,but continues to be involved in the life of mankind through local or supra-local manifestations. Although he rules the realm of death, he is nevertheless regarded as the source of life, fertility, health and prosperity. There are also stories about manifestations of God in which he shares the experience of suffering with human beings. The main Toba Batak community rituals in pre-colonial times were addressed to a manifestation of the High God."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
UI-WACANA 17:2 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library