Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: ASEAN Committee on Culture and Information, 1989
899.221 ISL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: ASEAN Committee on Culture and Information, 1994
899.221 ISL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: ASEAN Committee on Culture and Information, 1987
899.221 PRE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: ASEAN Committee on Culture and Information, 1989
899.221 PRE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lontar Foundation, 1993
899.221 MEN II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
899.221 LAL k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Siti Maulidiya
"Kata aing adalah salah satu pronomina persona pertama tunggal dalam bahasa Sunda yang saat ini mulai digunakan dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri perkembangan kata aing dalam bahasa Sunda dan menjelaskan penggunaannya dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menjelaskan data secara deskriptif. Selain itu, penelitian ini juga berlandaskan kajian sosiolinguistik berupa variasi tingkat tutur. Data yang digunakan diambil dari naskah abad ke-16 berjudul Carita Parahyangan, naskah abad ke-18 berjudul Carita Waruga Guru, dan novel abad ke-20 berjudul Babalik Pikir sebagai data bahasa Sunda dan korpus deipzig Corpora Corporation (LCC) sebagai data bahasa Indonesia.  Hasil analisis menunjukkan bahwa kata aing pada naskah abad ke-16 digunakan pada empat variasi tingkat tutur, yaitu penutur kelas lebih tinggi kepada mitra tutur kelas lebih rendah, penutur kelas lebih rendah kepada mitra tutur kelas lebih tinggi, penutur dan mitra tutur dari kelas sosial yang sama, dan penutur kepada dirinya sendiri, pada naskah abad ke-18 kata aing digunakan pada dua variasi tingkat tutur, yaitu penutur kelas lebih tinggi kepada mitra tutur kelas lebih rendah dan penutur kepada dirinya sendiri, dan pada naskah abad ke-20 digunakan pada tiga variasi tingkat tutur, yaitu penutur kelas lebih tinggi kepada mitra tutur kelas lebih rendah, penutur dan mitra tutur dari kelas sosial yang sama, dan penutur kepada dirinya sendiri. Sementara itu, kata aing dalam bahasa Indonesia digunakan pada empat variasi tingkat tutur, yaitu penutur kelas lebih tinggi kepada mitra tutur kelas lebih rendah, penutur kelas lebih rendah kepada mitra tutur kelas lebih tinggi, penutur dan mitra tutur dari kelas sosial yang sama, dan penutur kepada dirinya sendiri.

Aing is one of the first-person singular pronouns in the Sundanese language that is currently starting to be used in Indonesian. This research aims to trace the development of the word of aing in the Sundanese language and its usage in Indonesian. The study employs a qualitative method by describing the data descriptively. Additionally, it is grounded in sociolinguistic studies, focusing on variations in speech levels. The data used is extracted from 16th-century manuscripts titled Carita Parahyangan, 18th-century manuscripts titled Carita Waruga Guru, and a 20th-century novel titled Babalik Pikir as Sundanese language data. The Leipzig Corpora Corporation (LCC) corpus is used as Indonesian language data. The analysis results indicate that the word of aing in 16th-century manuscripts is used in four variations of speech levels: speakers of higher classes to lower-class interlocutors, speakers of lower classes to higher-class interlocutors, speakers and interlocutors from the same social class, and speakers referring to themselves, in 18th-century manuscripts, the word of aing is used in two variations: speakers of higher classes to lower-class interlocutors and speakers referring to themselves, and in 20th-century manuscripts, aing is used in three variations: speakers of higher classes to lower-class interlocutors, speakers and interlocutors from the same social class, and speakers referring to themselves. Meanwhile, the word of aing in Indonesian is used in four variations of speech levels: speakers of higher classes to lower-class interlocutors, speakers of lower classes to higher-class interlocutors, speakers and interlocutors from the same social class, and speakers referring to themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Nurvian Megarifni
"Tesis ini adalah sebuah laporan penelitian mengenai penerjemahan ungkapan budaya materi yang ada dalam novel Fires of Winter (1980) karya Johanna Lindsey. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan pesan dari satu bahasa ke bahasa lain. Salah satu hambatan yang sering ditemukan penerjemah adalah penerjemahan cultural words, yaitu suatu ungkapan yang memuat suatu unsur budaya spesifik. Ada lima kategori ungkapan budaya yang dapat menimbulkan hambatan ini, salah satunya adalah kategori budaya materi (material culture), yaitu bentuk kebudayaan yang berwujud benda-benda yang memiliki nilai guna dan nilai sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan korelasi antara teknik penerjemahan dengan keberhasilan penerjemahan ungkapan bermuatan budaya materi bahasa Inggris di dalam novel Fires of Winter (1980) karya Johanna Lindsey dan padanannya dalam bahasa Indonesia dalam novel terjemahannya berjudul Gairah Cinta Viking (2011) yang diterjemahkan oleh Elliyanti Jacob Saleh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kepustakaan menggunakan ancangan kualitatif dengan model penelitian komparatif. Penelitian ini mengungkapkan bahwa di dalam novel Fires of Winter karya Johanna Lindsey terdapat 7 kategori budaya materi. Dalam menerjemahkan ungkapan bermuatan budaya materi tersebut, penerjemah menerapkan 12 teknik penerjemahan tunggal dan 3 teknik kombinasi dua teknik penerjemahan (kuplet). Dari total 100 data yang dianalisis, 88 data ditemukan sepadan, sedangkan 12 data ditemukan tidak sepadan. Dengan pembulatan jumlah persentase kesepadanan 80%, maka penerjemahan ungkapan bermuatan budaya materi dalam novel Fires of Winter karya Johanna Lindsey dapat dinyatakan berhasil. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam menerjemahakan ungkapan budaya materi, khususnya ungkapan berupa nomina dalam karya sastra, teknik penerjemahan padanan lazimmerupakan teknik penerjemahan yang paling tepat. Hal ini karena nomina budaya materi memiliki definisi yang konkret, mulai dari bentuk, fungsi, hingga bahan baku budaya tersebut dapat dilihat langsung dan tidak terpengaruh oleh konteks. Akan tetapi dalam menerapkan teknik ini, pengetahuan serta ketelitian penerjemah akan budaya dan struktur bahasa TSu dan TSa, serta riset mendalam mengenai budaya tersebut, sangat dibutuhkan agar isi pesan yang ada dalam TSu dapat tersampaikan dalam TSa secara utuh.

This thesis is a research report on the translation of material culture words in the novel Fires of Winter (1980) by Johanna Lindsey. Translation is an activity of transferring messages from one language to another. One of the obstacles that translators often encounter is the translation of cultural words, which is words that contains a specific cultural element. There are five categories of cultural words that can cause these obstacles, one of which comes in the form of material culture, which is a culture in the form of things or objects that has benefits and historical values. This study aims to describe the correlations between translation techniques and the success of translating phrases containing material culture words in Johanna Lindseys Fires of Winter (1980) novel from English to Indonesian language. The methodology used in this research is the library research method using a qualitative approach with a comparative research model. This study revealed that in Johanna Lindsey's Fires of Winter (1980) novel there are 7 categories of material culture. In translating material culture words, the translator applies 12 single translation techniques and 3 couplet translation techniques (a combination of two translation techniques). From 100 data analyzed, 88 data achieved equivalence in terms of contents and messages, while 12 data failed to achieve equivalence or were considered as mistranslations. By rounding up the equivalence percentage of 80%, the translation of material culture words in Johanna Lindseys Fires of Winter (1980) novel is successful. Based on these findings, it can be concluded that in translating material culture words, especially in the form of nouns inside literature, the established equivalent technique is the most appropriate translation technique to translate them. It is because material culture is a noun that has a concrete definition, starting from the form, the function, even the raw material of the culture can be described clearly and will not be affected by the context surrounding the words. However, in applying this technique, the translators knowledge and sensitivity about the culture and grammatical structure of both SL and TL languages, as well as in-depth research on the culture involved, are needed so that the message contained in the SL can be conveyed in the TL as a whole. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teeuw, Andries, 1921-
's-Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1967.
899.2 TEE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Partiningsih
"Hikayat Fartana Islam atau HFI adalah karya sastra Indonesia lama pengaruh Islam yang dapat digolongkan sebagai cerita tentang ajaran dan kepercayaan Islam. HFI bercerita tentang nasihat-nasihat yang diutarakan oleh Nabi Muhammad SAW kepada seorang perempuan, Fartana Islam. Isi nasihat tersebut adalah kewajiban-kewajiban seorang istri kepada suami menurut ajaran Islam. Di Jakarta, naskah HFI berjumlah tiga buah yaitu ML. 42D, ML. 388D, dan ML. 576. Dari hasil perbandingan ternyata hanya naskah ML 388D dan ML 576 yang dapat dipakai sebagai bahan penelitian. Namun, teks ML. 576 lah yang saya jadikan suntingan teks dan yang saya teliti. Dalam penelitian ini, saya bertujuan menyajikan suntingan teks. Selain itu, saya juga melakukan analisis isi teks dengan mendeskripsikan dan melihat kesesuaian isi teks dengan Alquran dan hadis. Untuk mencapai tujuan tersebut saya menggunakan metode landasan dan deskriptif analisis. Hasil analisis isi teks yaitu ditemukannya lima kewajiban yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu anjuran untuk patuh kepada suami, anjuran untuk setia kepada suami, anjuran untuk memuaskan hasrat seksual suami, anjuran untuk menunaikan ibadah wajib dengan izin suami, serta kewajiban lainnya. Namun, ada satu anjuran yang tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban istri melainkan anjuran kepada suami. Anjuran kepada suarni tersebut terdiri atas anjuran untuk tidak berbuat zina, anjuran untuk tidak melakukan poligami tanpa seizin istri, dan anjuran untuk kasih kepada istri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>