Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52607 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosyadi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI., 1995
899.231 ROS n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yaningsih
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995
899.22 SRI n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yaningsih
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995
899.22 SRI n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Sartuni
"Kaba sebagai sastra Minangkabau sudah lama dikenal masyarakatnya sebagai sastra lisan. Perkembangan kaba ini telah diteliti oleh Junus. Ia menyimpulkan bahwa kaba dibagi atas dua zaman, yakni yang dihasilkan sebelum abad ke-20 yang dinamakan kaba klasik dan sesudah abad ke-20 yang disebut kaba nonklasik (1984:19). Semula, kaba memang milik bersama karena kaba yang tergolong kaba klasik tidak mencantumkan nama pengarang. Hal ini berlanjut dari generasi ke generasi sebelum abad ke-20. Di samping itu, norma-norma kehidupan yang dijalankan masyarakat dituangkan ke dalam kaba.
Kaba secara umum mempersoalkan pendidikan. Kaba yang dimaksudkan adalah jenis sastra tradisional Minangkabau yang berbentuk prosa lirik. Penyampaiannya dilakukan dengan gaya yang khas Minangkabau, yaitu berkisah dengan irama tertentu yang diiringi alat musik tradisional Minangkabau (Junus, 1987:17 dan Esten, 1990:107). Cara panyampaian kaba demikian disebut bakaba. Pada mulanya kaba itu tidak ditulis tetapi didendangkan atau dinyanyikan oleh tukang kaba atau si jobang (Philip, 1980).
Bakaba merupakan kesenian rakyat Minangkabau yang menyampaikan suatu kisah dengan iringan salah satu alat musik tradisional Minangkabau seperti saluang, rabab, pupuik, adok, talempong, serta korek api, dan kecapi. Bakaba dapat disampaikan oleh satu orang atau dua orang; yang disebut belakangan itu menggunakan alat musik tiup seperti saluang dan pupuik. Bakaba dilakukan oleh tukang kaba di hadapan khalayak dalam suatu upacara seperti pesta perkawinan, sunatan, panen padi, pengukuhan kepala suku, dan ulang tahun kota-kota di Sumatera Barat. Bakaba dilaksanakan setelah salat Isya sampai larut malam, bahkan ada yang sampai pagi, bahkan kadang-kadang sampai ke malam berikutnya. Dibandingkan dengan sastra tradisional lainnya, seperti sastra Sawa dan sastra Melayu, sastra tradisional Minangkabau jarang diteliti dan ditelaah dari sudut ilmu sastra (Ikram, 1980). Atas dasar latar belakang di atas saya menetapkan kaba sebagai objek penelitian tesis ini; yang saya pilih adalah kaba "Rancak Dilabuah".
Ada beberapa alasan yang mendasari pemilihan Pertama, kaba ini dikenal oleh masyarakat Minangkabau sampai saat ini sehingga terdapat beberapa naskah dengan judul yang sama maupun yang berbeda dari berbagai pengarang. Naskah yang berhasil saya dapatkan ada delapan dari enam penyalin dan satu penerjemah. Keenam penyalin itu adalah Datuk Panduko Alam, Soetan Pamoentjak, M.K. Soetan Pangeran, I.D. Dt. Tumanggung, H.Dj.Dt. Bandaro Lubuksati, M.Z.St. Pamuncak, dan seorang penerjemah, yakni Anthony H. Johns. Kedelapan naskah ini ditulis dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Minangkabau, bahasa Indonesia, dan terjemahan dalam bahasa Inggris. Yang terbanyak ditulis adalah dalam bahasa Minangkabau, yaitu ada enam naskah. Naskah yang "pertama" disalin oleh Dt. Pandoeko Alam berbahasa Minangkabau dengan huruf Latin dan berupa tulisan tangan di atas kertas. Tujuh naskah lainnya dicetak, yaitu enam naskah dalam huruf Latin dan satu naskah dalam huruf Arab (1910)."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2001
899.2238 NIL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Purna
Bali: Percetakan Bali, 2013
305.8 MAD n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yoka Febriola
"Bangunan tradisional merupakan salah satu hasil karya nenek moyang masa lampau yang mengindikasikan kemahiran mereka dalam teknologi bangunan. Rumah Tuo Kampai Nan Panjang sebagai salah satu rumah gadang yang masih memperlihatkan keasliannya yang dibangun pada awal abad ke-16. Dari sudut pandang signifikansi budaya, bangunan ini memiliki nilai penting dalam kajian sejarah, kebudayaan, dan bidang ilmu lainnya. Setiap bagian dari bangunan cagar budaya ini memiliki nilai-nilai budaya yang berkesinambungan untuk pemanfaatan di masa sekarang.

A traditional building is one of the ancestor work’s in the past that indicate their proficiency in building technology. Rumah Tuo Kampai Nan Panjang as one House that has retained its authenticity Rumah Gadang in the early 16th century. From the point of view of cultural significance, the building has significant value in the study of history, culture, and other fields of science. Every part of this heritage building has cultural values for sustainable utilization in the present."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyadi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Kebudayaan , 1993
394.41 ROS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1997/1998
899.222 REF
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti N. Arinton Pudja
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1991
398.208 9 ARI n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>