Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunita Restu Safitri
"Angka kematian ibu dan bayi yang tinggi di Indonesia masih menjadi salah satu masalah yang belum terselesaikan. Depok sebagai salah satu kota di Jawa Barat saat ini mampu menjadi wilayah dengan angka kematian ibu dan bayi terendah di Indonesia. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan ibu hamil RW 14 Kelurahan Depok terhadap masa kehamilan dan proses yang terjadi di dalanmya selain itu tingkat kepedulian dan kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kandungan di pusat pelayanan kesehatan sejak trimester pertama juga merupakan hal yang ingin diketahui dalam penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan penganbilan sample secara acak melibatkan ibu yang menjalani masa kehamilan pada tahun 2007 sebagai responden. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan lembar kuesioner yang akan diisi lengkap oleh responden.
Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil relatif tinggi (60%) dari total responden. Sikap kepedulian ibu hamil mengenai manfaat dan tujuan pemeriksaan kehamilan di pusat pelayanan kesehatan masih kurang karena sebagian dari responden (50%) masih tidak peduli dengan kondisi kandungannya. Kesadaran yang dimiliki oleh ibu hamil di RW 14 relatif tinggi (73,3%) karena responden selalu menyediakan waktu khusus untuk mengunjungi pusat pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksan kandungan. Penelitian ini merekomendasikan kepada ibu hamil untuk lebih meningkatkan kepedulian terhadap kondisi kandungan dengan selalu berkonsultasi kepada tenaga kesehatan secara rutin."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5616
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Mutaqin Hamid
"Menurut data Healthy Asean, 2000 angka kematian ibu di Indonesia 390/100.000 kelahiran hidup dan masih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara Asean lain dan lebih baik jika dibandingkan dengan kamboja sebesar 900/100.000 kelahiran hidup serta Laos sebesar 650/100.000 kelahiran hidup.
Wiknyosastro et.al, 1999 mengatakan bahwa kematian ibu maternal dapat disebabkan fakor-faktor reproduksi, komplikasi abstertik, pelayanan kesehatan dan sosioekonomi. Dari penelitianWidiarsa, 2002 di Bali bahwa 60 % kematian ibu disebabkan out come (hamil dan komplikasi) dimana aspek perilaku kesehatan seperti keterlambatan ANC pertama kali dan frekwensi pemeriksaan kehamilan kurang dari 4 kali serta pemilihan tempat bersalin dapat meningkatkan resiko kematian.
Menurut Green pemanfaatan pelayanan kesehatan termasuk pemeriksaan kehamilan dipengaruhi oleh faktor predisposing, enabling dan reinforcing dimana pada penelitian ini faktor predisposing saja yang diteliti berupa pengetahuan dan sikap serta karakteristik ibu seperti pendidikan, pekerjaan, umur dan paritas.
Dari data profil Kabupaten Serang tahun 2000 dijumpai bahwa pemeriksaan kehamilan pertama kali (K1) sebesar 83,42 % sedangkan pemeriksaan kehamilan lengkap (K4) sebesar 51,59 %.
Penelitian ini bersifat penelitian diskriptif dengan desain "crosssectional study" (studi potong lintang). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat kuesioner. Sebagai populasi di dalam penelitian adalah ibu balita yang terdiri dari masing-masing 3 Kecamatan (3 wilayah kerja Puskesmas) yang terletak disebelah utara dan selatan serta 1 kecamatan kota Serang (3 wilayah kerja Puskesmas). Pada penetuan Kelurahan / desa, dusun serta sampel dilakukan secara Purposive.
Pengumpulan data sebanyak 110 responden dilakukan peneliti dan dibantu Bidan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 52,7 % responden memeriksa kehamilan lengkap, 58,2 % berpengetahuan baik dan 63,6 % rnempunyai sikap positif. Sedangkan hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square terhadap variabel independen dan confounding yaitu : pengetahuan, sikap, pendidikan, pekerjaan ibu, umur ibu dan paritas ternyata yang berhubungan bermakna dengan pemeriksaan kehamilan adalah pengetahuan, sikap dan pendidikan. Dari hasil analisis multivariat didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan pemeriksaan kehamilan dan pendidikan. Sedangkan untuk sikap ada hubungan bermakna dengan pemeriksaan kehamilan tanpa pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan pemeriksaan kehamilan, pengetahuan dan sikap masih rendah maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terutama penelitian kualitatif untuk menggali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya hasil ini.

Relationship between Mother's Knowledge and Attitude and Antenatal Care in Serang District Banten Province Year 2003According to Healthy Mean 2000 data, the maternal mortality rate in Indonesia was 390/100000 live births, this is still higher compared to those of other Asean countries but better than Kampuchea (900/100000 live births) and Laos (650/100000 live births).
Wiknyosastro et al. (1999) said that maternal mortality could be caused by reproductive, obstetric complication, health care, and social economic factors.
Study by Widiarsa (2002) in Bali showed that 60% of maternal mortality was caused by the outcomes (pregnancy and complication) where health behavior aspect such as late first ANC, ANC less than 4 times, and selection of delivery place could increase the mortality risk.
According to Green, the utilization of health care including ANC is influenced by predisposing, enabling, and reinforcing factors. This study limits its scope to predisposing factors in terms of knowledge, attitude, and mother's characteristics such as education, occupation, age, and parity. Serang District profile data year 2000 showed that first ANC (K1) was 83.42% while complete ANC (K4) was 5159%.
This study was a descriptive one using cross sectional design. Instrument used in this study was a set of questionnaires. Population in this study was mothers of under five children consisted of 3 sub districts (3 community health centers working area) located in the north and south and one sub district in the city of Serang (3 community health centers working area). Selection of village and township, sub-village, and subject was conducted purposively.
Data were collected among 110 respondents and conducted by the researcher helped by midwife with result as follow: 52.7% respondents had complete ANC, 58.2% had good knowledge, and 63.6% had positive attitude. Bivariate analysis using chi square found that knowledge, attitude, and education had significant relationship to ANC. The multivariate analysis found significant relationship between knowledge and ANC and education. Meanwhile, attitude had significant relationship with ANC without education.
It is concluded that the utilization of ANC, knowledge, and attitude were still poor and therefore, there is a need two conduct more research particularly qualitative studies to reveal factors influenced these poor results.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metrys Ndama
"Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan yang dilakukan sejak dini dan sangat tergantung pada kualitas kesehatan ibu hamil. Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995). Kematian ini umumnya dapat dicegah bila komplikasi kehamilan dan keadaan resiko tinggi lainnya dapat dideteksi secara dini melalui pelayanan antenatal yang baik. Manurut Green perilaku pemanfaatan antenatal dipengaruhi oleh faktor predisposisi, pemungkin, pendukung. Dalam penelitian ini difokuskan pada faktor predisposisi yaitu karakteristik sosiodemografi dan pengetahuan ibu.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan yang dibagi 2 wilayah yaitu wilayah yang cakupan antenatalnya tinggi (Kl > 90% dan K4 > 80%) dan wilayah cakupan antenatalnya rendah (Kl <90% dan K4 <80%). Desain penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 192 ibu hamil yang terdiri dari 94 ibu hamil di wilayah ANC tinggi dan 98 ibu hamil di wilayah ANC rendah. Cara pengambilannya simple random sampling. Pengumpulan data untuk variabel bebas: umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan pengetahuan ibu dilakukan dengan wawancara langsung, sedangkan untuk variabel antenatal dilakukan wawancara dan studi dokumentasi melalui KMS ibu hamil.
Hasil penelitian melaporkan proporsi ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan antenatal baik adalah 29,7% dan yang pemanfaatan antenatal kurang adalah 70,3%. Sedangkan proporsi pemanfaatan ANC berdasarkan wilayah adalah untuk wilayah ANC tinggi yang memanfaatkan antenatal baik adalah 29,6% dan untuk wilayah ANC rendah adalah 29,8%. Hasil uji Chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna (p >0,05) antara pemanfaatan pelayanan antenatal dengan umur, pendidikan, paritas. Akan tetapi ada hubungan yang bermakna (p<0,05) antara pemanfaatan pelayanan antenatal dengan status pekerjaan dan pengetahuan ibu (baik secara umum maupun secara terpisah berdasarkan wilayah). Hasil analisis multivariat regresi logistik juga menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal untuk wilayah ANC tinggi adalah pengetahuan (OR 3,3161) sedangkan untuk wilayah ANC rendah adalah pekerjaan ibu (OR 21,6495).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan pelayanan antenatal di wilayah Kabupaten Donggala masih sangat rendah baik itu secara umum maupun terpisah berdasarkan wilayah cakupan. Untuk itu perlu ditingkatkan penyuluhan-penyuluhan kepada ibu hamil dalam rangka meningkatkan pengetahuan mereka terhadap manfaat pemeriksaan kehamilan.

Analysis on Relationship between Socio-demographic Characteristics and Pregnant Mother's Knowledge with Utilization of Antenatal Care in Two Areas of Donggala District, Central Sulawesi Province 2001The objective of National Health Development is to improve the quality of human resources and to improve the quality of life. Those improvements are to be started early at life and heavily depend on the quality of pregnant and maternal health. At the present time, Maternal Mortality Rate in Indonesia is 373 per 100.000 life births (SKRT, 1995). In general, these deaths could be prevented if the maternal complication and other high risk situations could be detected early through good antenatal care. According to Green, predisposing, enabling, and reinforcing factors influence the behavior of antenatal care utilization. This study focused on predisposing factors, which is socio-demographic characteristics and mother's knowledge.
This study was conducted in working area of Donggala Health Office, which is divided into two areas, that is area with high antenatal coverage (K1 > 90% and K4 > 80%) and area with low antenatal coverage (K1 < 90% and K4 < 80%). Design of the study is non-experimental with cross-sectional approach. Subjects were 192 pregnant mothers comprised of 94 pregnant mothers in "high ANC area" and 98 pregnant mothers in "low ANC area". Subjects were chosen in a simple random sampling way. Data on independent variables (age, education, current employment, parity, marital status, and mother's knowledge) were collected by face-to-face interview, while data on antenatal variable was collected through both interview and document study on pregnant mother's KMS (health record card).
The study found that in general, the proportion of pregnant mother who utilize antenatal care well was 29.7%, while those who utilize antenatal care poorly was 70.3%. In "high ANC area", pregnant mothers who utilize antenatal care well were 29.6% and those who utilize antenatal care well in "low ANC area" were 29.8%. The Chi-square results exhibited no significant association (p > 0.05) between ANC utilization with age, education, and parity. However, significant association was found between ANC utilization with employment status and mother's knowledge (both in general or partial based on area). The logistic regression showed that the most dominating factor that influences ANC utilization in "high ANC area" is knowledge (OR = 3.3161), while in "low ANC area" it is mother's employment status (OR = 21.6495).
The study came into conclusion that the utilization of antenatal care in Donggala District was still very low in both general and partial (based on different ANC coverage). Therefore, there is need to improve extension and promotion to pregnant mothers in order to improve their knowledge on the usefulness of antenatal care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Virahani
"Skripsi ini membahas pengetahuan ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Data Penelitian diperoleh dengan instrumen kuesioner. Hasil penelitian menyarankan agar Bidan melakukan sendiri penempelan stiker P4K di rumah ibu juga menambah pengetahuan kepada ibu hamil tentang pelayanan ANC sesuai standar, ambulan desa dan stiker P4K, Selain itu pemegang program KIA di Puskesmas dan Dinas Kesehatan lebih meningkatkan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap program ini serta menambah media promosi kesehatan khususnya mengenai program P4K ini.

The focus of this research is knowledge of pregnant women about Birthing planning and complication prevention program with sticker. This research is quantitative research with cross sectional research design. The research data is coming from the questioner instrumen. The result of this research is suggesting Midwives to put the "P4K" stickers by herselves at mother’s house, they also must give additional knowledge to pregnant women about standart antenatal care services,rural ambulance and about "P4K" stickers. Besides that,the program holder of mother and child health in public health centers and health department further improve the monitoring and evaluation activities of this program and also add the health promotion media especially about "P4K" program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Purwaningsih
"Masih tingginya angka kematian ibu, antara lain disebabkan oleh karena terlambatnya mengetahui risiko pada proses maternal, sehingga terlambat mendapatkan pertolongan. Pada saat-saat berisiko, ibu yang bersangkutan biasanya dalam keadaan lemah, sehingga tidak mampu memutuskan sesuatu. Oleh karena itu, dibutuhkan keterlibatan suami untuk mengetahui proses kesehatan maternal dan risikonya, serta dukungannya untuk mengatasi keadaan tersebut. Banyak keterlambatan keputusan diambil suami pada pada keadaan maternal berisiko tinggi, sehingga mengakibatkan pertolongan terlambat diberikan. Hal tersebut diduga karena rendahnya pengetahuan suami mengenai kesehatan maternal. Oleh karena itu, sejak tahun 1998 telah dimulai kampanye Suami Siaga, sebagai bagian dari Gerakan Sayang Ibu.
Penelitian dilakukan untak melihat seberapa jauh hubungan pengetahuan dan sikap suami dengan dukungan terhadap kesehatan maternal istrinya. Populasi penelitian ini adalah suami yang mempunyai anak dibawah usia tiga tahun, dengan harapan mereka masih ingat dukungan apa yang dilakukannya ketika istrinya hamil anak terakhir. Penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, untuk melihat dukungan suami di masyarakat urban di populasi padat yang sebagian besar penduduknya berstatus ekonomi menengah ke bawah. Penelitian secara kuantitatif dengan desain cross sectional ini dilakukan melalui wawancara dengan pertanyaan tertutup terhadap 110 responden yang diambil secara simple random sampling dengan menggunakan kerangka sample. Pengolahan dilakukan dengan SPSS for Windows di Laboratorium Komputer IKM UI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi suami yang mendukung kesehatan maternal di populasi tersebut adalah 51,8%. Hasil pengujiari multivariat membuktikan bahwa pengetahuan suami tentang kesehatan maternal berhubungan dengan dukungannya terhadap kesehatan maternal istrinya. Suami yang berpengetahuan tinggi, mempunyai kecenderungan 1,7 kali mendukung kesehatan maternal istrinya dibandingkan dengan yang berpengetahuan rendah. Sikap suami mengenai kesehatan maternal tidak berhubungan secara signifikan dengan dukungan terhadap kesehatan maternal istrinya. Pekerjaan suami merupakan faktor konfonding yang dalam hubungan antara pengetahuan suami dengan dukungan suami terhadap kesehatan maternal istrinya, sementara faktor usia dan pendidikan bukan merupakan konfonding.
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan suami mengenai kesehatan maternal di Kelurahan Harapan Mulia, disarankan kepada pihak Puskesmas, tenaga kesehatan swasta dan tokoh masyarakat setempat untuk lebih mensosialisasikan pentingnya keterlibatan suami pada kesehatan maternal, baik pada waktu pemeriksaan kehamilan, maupun pada pertemuan-pertemuan informal lainnya. Untuk Departemen Kesehatan, disarankan untuk membuat program sosialisasi dukungan suami terhadap kesehatan maternal secara lebih rinci, bekerja sarna dengan berbagai departemen lain seperti Departemen Agarna serta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, agar pengetahuan kesehatan maternal dapat diserap sebagai bagian dan gaya hidup masyarakat. Paradigma bare bahwa "kesehatan maternal bukan hanya tanggung jawab ibu, tetapi tanggung jawab bersama, terutama suami, " perlu lebih disosialisasikan.
Referensi; 52 (1972-2002)

A Correlation between Knowledge, Attitude and Husband's Support in Maternal Health A Cross Sectional Study at Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta, 2002A Maternal Mortality Rate in Indonesia is the highest among South East Asia countries. To overcome this problem, Mother Friendly Movement has been campaigning since 1996. Further, Men's involvement in maternal health is a part of Mother Friendly Movement to reduce maternal mortality. A lack of relevant information tends to less attention for men in maternal health of their wife. Therefore, men are not prepared to act promptly when obstetric emergencies arise.
This study is undertaken for men that have the last child which is not more than three years old, so they still remember what kind of involvement that they've done during the last maternity of their wife. The study is carried out in a high density of population in Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, in 2002. From the study, husband's knowledge, behaviors and their support to maternal care will be discussed in detail.
The analysis result shows that the proportion of husband's support in their wife's maternal care are only 51, 8%. The multivariate result shows that husbands with high maternal health knowledge tend to have 1, 7 times to support on maternal health than the husband with low maternal health knowledge. Even though, the fact shows men's the knowledge level about maternal risk and postnatal care are very low. Their behaviors are ambivalent to maternal health support.
In conclusion, there is a significance correlation between husband's knowledge of maternal health and husbands support to their wife's maternal health, and there is no significance correlation between husband's behaviors and their support to their wife's maternal health.
It is recommended that the maternal health issues are community responsibility, especially husband. Therefore, Puskesmas chief and staff to do more socializing about men's involvement in maternal health. Furthers, Department of Health, Republic of Indonesia, to provide detail information about the important of husband's support in maternal health.
References; 52 (1972-2002)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulhana Rahmadani
"Angka Kematian lbu (AKI) menurut survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) 1994 masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran (GOI & UNICEF, 2000). Penyebab kematian ibu terbesar (58,1%) adalah perdarahan dan ekIampsia. Kedua penyebab tersebut dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenalal care/ANC)
yang memadai- Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan upaya yang diselenggarakan untuk memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan matemal, mencegah dan menyembuhkan serta memulihkan kesehatan ibu hamil. Keputusan seorang wanita hamil melakukan ANC dipengaruhi oleh daya-daya yang menggerakkan dalam dirinya, yaitu motivasi. Peneliti ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu hamil dengan motivasi melakukan antenatal care (ANC). Penelitian ini menggunakan desain desain deskripsi korelatif dan pendekatan cross sectional. Populasi Penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC di Poliklinik Kebidanan RS Haji Jakarta dengan jumlah sampel 88. Instrumen dikembangkan sendiri oleh peneliti dan telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, terdin dari kuesioner demografi (AI) dan kuesioner tentang motivasi (All) Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat dan bivariat. HasiI penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik ibu hamiI dengan motivasi melakukan ANC."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5464
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Idau
"Menurut SKRT tahun 1995, Angka kematian ibu di Indonesia adalah 373/100.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor yang menyebabkan adalah rendahnya akses ibu hamil ke pelayanan kesehatan. Rendahnya akses ibu hamil tersebut akan menyebabkan mereka yang memiliki kehamilan berisiko tidak terdeteksi secara lebih dini. Proporsi kehamilan risiko tinggi di suatu wilayah diperkirakan sekitar 15-20% dari jumlah seluruh ibu hamil, sementara kehamilan yang memiliki faktor risiko belum diketahui. Di Jakarta Selatan hanya 11,75% kehamilan risiko tinggi clan kehamilan yang memiliki faktor risiko yang terdeteksi, sementara di Kecamatan Pesanggrahan hanya berjumlah 5,53%.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor predisposing, enabling dan need dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil yang memiliki faktor risiko dengan umur kehamilan minimal 3 bulan, di Kecamatan Pesanggrahan. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel adalah 132 orang dan dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2001.
Berdasarkan basil analisis univariat diketahui bahwa proporsi responden dengan faktor risiko terbanyak yaitu jarak kehamilan < 2 tahun (33,1%). Responden yang memanfaatkan pelayanan antenatal tidak sesuai standar 40,2% dan tidak pernah memanfaatkan 11,4%. Hanya 11,1% responden yang memanfaatkan puskesmas sebagai tempat pemeriksaan kehamilannya.
Hasil analisis multivariat, menunjukkan tiga variabel yang ada hubungan bermakna dengan pemanfaatan pelayanan antenatal yaitu pekerjaan ibu, jumlah anak dan pengambil keputusan.
Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, sebagai upaya untuk meningkatkan pemanfaatkan pelayanan antenatal, disarankan kepada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan untuk mengadakan pertemuan rutin dengan petugas pelayanan MA di wilayah Kecamatan Pesanggrahan untuk membicarakan upaya peningkatan deteksi kehamilan berisiko. Hendaknya puskesrnas di Kecamatan Pesanggrahan dilengkapi dengan fasilitas tempat bersalin agar minat masyarakat untuk memanfaatkan puskesmas tersebut meningkat. Bagi petugas puskesmas di Kecamatan Pesanggrahan sebaiknya melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan kepada wanita usia subur / ibu hamil tentang kehamilan dengan faktor risiko dan pemanfaatan pelayanan antenatal, pengaturan jarak kelahiran dan makanan bergizi. Informasi kesehatan juga perlu diberikan kepada ibu yang memiliki banyak anak dan ibu yang tidak bekerja atau bekerja tidak di sektor formal. Semua ibu hamil dianjurkan untuk masuk kelompok peminat kesehatan ibu dan anak (KP-KIA). Bagi para peneliti agar melanjutkan penelitian dengan waktu yang lebih lama dan variabel yang berbeda."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anifatun Mu Asyaroh
"Pemanfaatan antenatal care (ANC) yang baik dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Di Indonesia, pemanfaatan ANC diukur melalui tiga dimensi, yaitu frekuensi kunjungan 4 kali atau lebih, kunjungan K4, dan komponen ANC yang lengkap. Angka kunjungan antenatal minimal 4 kali sudah mencapai 88%. Namun, cakupan kunjungan K4 dan kelengkapan komponen pelayanan antenatal cenderung masih rendah (74% dan 13%) dari target 95% yang harus dicapai pada tahun 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemanfaatan ANC (frekuensi kunjungan, cakupan kunjungan K4, dan komponen layanan antenatal) di Indonesia tahun 2012, dengan menggunakan data Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012 dan desain penelitian cross sectional.
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa status ekonomi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap frekuensi kunjungan dan kunjungan K4 yang dilakukan oleh ibu, setelah dikontrol variabel umur, status kawin, pendidikan ibu, pendidikan pasangan, jarak, paparan media, pengetahuan ibu, dan dukungan suami. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kelengkapan pemanfaatan komponen antenatal yang diterima oleh ibu adalah pengetahuan ibu, setelah dikontrol variabel umur, pendidikan ibu, pendidikan pasangan, dan dukungan pasangan.

Good utilization of antental care (ANC) can reduce maternal and neonatal mortality. In Indonesia, the utilization of ANC is measured by three dimensions: frequency of visits, timing (K4 visits: once in 1st trimester, once in 2nd trimester, and twice in 3rd trimester), and component of ANC. Proportion of woman who had four or more ANC visits was about 88%. However, coverage of K4 visits (74%) and completeness of component of ANC tends to be low than the target (95%) that must be reached in 2014.
The aim of this study is to examine determinant of utilization of ANC (frequency of visits, K4 visit, and components of ANC services) in Indonesia 2012, using Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) data 2012 and the cross-sectional research design.
Multivariate analysis showed that the economic status is the main factors of four or more ANC visits and K4 visits, after controlled by mothers age, marital status, mothers education, partners education, distance, media exposure, maternal knowledge, and partners support. The factors that most influence on the completeness of component of ANC received by the mother is a mothers knowledge, after controlled by mothers age, maternal education, partners education, and partners support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sulistiyowati
"ABSTRAK
Data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu sangat dibutuhkan
dalam menentukan kebijakan, strategi, dan operasional untuk mendukung
pembangunan kesehatan yang efektif dan efisien. Berbagai metode untuk menilai
kualitas data telah banyak dikembangkan, diantaranya Routine Data Quality
Asessment (RDQA) yang metode dan toolsnya sederhana dan telah diadopsi dan
dikembangkan oleh beberapa penelitian untuk mengukur kualitas data. Dimensi
kualitas data menurut kerangka konsep RDQA adalah akurasi, reliabilitas,
kelengkapan, ketepatan waktu, dan integritas. Pada penelitian ini, kualitas data pada
Program Kesehatan Ibu dan Kesehatan Anak dinilai melalui pendekatan kerangka
kerja RDQA. Kualitas data yang dinilai pada akhirnya hanya mencakup
Kelengkapan, Akurasi, dan Konsitensi. Hasil yang didapatkan melalui model
penelitian ini, Indikator Kesehatan Ibu yang datanya paling berkualitas adalah
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 dan Indikator Kesehatan Anak yang datanya
paling berkualitas adalah Cakupan Imunisasi Campak. Manajemen data menjadi
penyebab permaslahan kualitas data.

ABSTRACT
Data and information is accurate, complete, and timely manner is needed to
determine the policy, strategy, and operations to support the development of effective
and efficient health care. Various methods for assessing the quality of data has been
developed, including the Data Quality Audit (DQA), which the tools and the method
is simple and has been adopted and developed by several studies to measure the
quality of data. Eventually, quality of data assessed only completeness, accuracy, and
consistency. The results of this research are the indicator of maternal health for
which data are most qualified is maternal coverage visit for anti natal care (K4) and
fpr child health indicator is measles immunization coverage. Management data is the
problem that affect the quality of data."
Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Nurti
"Pelayanan antenatal bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik, dapat melahirkan bayi yang sehat dan mempersiapkan ibu untuk pemberian ASI eksklusif. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus. Kehamilan walaupun merupakan peristiwa yang normal namun bersifat dinamis yang secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko termasuk ancaman terhadap kelangsungan hidup ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas layanan antenatal pada Puskesmas di Kota Jambi. Sampel penelitian ini adalah delapan Puskesmas yang melaksanakan pelayanan antenatal. Karena Kota Jambi terdiri atas delapan kecamatan, maka dari setiap kecamatan dipilih secara acak satu Puskesmas dari Puskesmas yang ada. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Metode pengumpulan data mencakup: (1) pengamatan terhadap 96 spot kegiatan pelayanan antenatal ; (2) wawancara terhadap 96 klien segera setelah selesai menerima pelayanan (exit interview); (3) penilaian terhadap kegiatan manajemen pelayanan antenatal berdasarkan keberadaan perangkat dan produk manajemen; dan (4) pengamatan terhadap sarana penunjang.
Hasil pengamatan terhadap spot pelayanan kualitasnya masih kurang terlihat pada puskesmas yang diteliti penyediaan pelayanan TT dan Fe hanya 78%, pemberian informasi kesehatan ibu hamil hanya 55%, 60% mempunyai tenaga terampil, 49% responsif terhadap klien, ulang kepada klien dan 35% menggunakan waktu lebih dari 10 menit untuk pemeriksaan kehamilan kepada klien.
Berdasarkan wawancara dengan klien sebagian besar merasa "puas" terhadap pelayanan yang telah diberikan. Kepuasan disini didasarkan kepuasan dari pelayanan TT dan Fe 65%, pemberian informasi 71%, kompetensi teknis petugas 97%, interaksi petugas-klien 96%, melaksanakan tindak lanjut 93%, waktu tunggu kurang dari 10 menit 64%. Walaupun pengetahuannya tentang pelayanan antenatal masih rendah hanya 23%. Dari aspek manajemen, hanya 13% puskesmas yang melaksanakan manajemen pelayanan antenatal dengan baik. Namun 88% Puskesmas mempunyai kelengkapan sarana dasar pelayanan antenatal.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kualitas layanan yang diberikan masih kurang, walaupun mayoritas klien mengatakan "puas" dengan pelayanan yang diberikan. Namun pengetahuan klien pada umumnya masih kurang. Manajemen pelayanan antenatal masih belum baik, walaupun sarana pelayanan antenatal relatif lengkap.
Untuk memperbaiki kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas disarankan sebagai berikut: Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi untuk membuat kebijakan tertulis tentang pelayanan antenatal dan menggunakan waktu pada saat pertemuan bidan bulanan sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta melaksanakan pelatihan konseling pelayanan antenatal. Kepada Kepala Puskesmas meneruskan kebijakan kepala dinas dengan membuat prosedur kerja secara tertulis tentang pelayanan antenatal serta melengkapi sarana yang masih kurang. Kepada petugas pelayanan antenatal agar melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, mengikuti pertemuan bulanan dan pelatihan konseling serta memberikan informasi (konseling) kepada klien tentang pelayanan antenatal. Kepada institusi pendidikan Poltekkes Jambi diharapkan dapat menambahkan materi kuliah tentang mutu layanan kesehatan sebagai muatan lokal. Kepada peneliti lain dapat meneruskan penelitian ini dengan pendekatan kualitatif untuk menggali lebih mendalam variabel kualitas pelayanan dan kepuasan klien dalam pelayanan antenatal.

The quality of Antenatal care at Community Health Center of Jambi in 2002The purpose of antenatal care is to keep the pregnant woman safe during pregnancy, experiences proper labor and healthy postpartum, delivers a healthy baby and prepares mother to give exclusive breast feeding. Pregnancy is a reproduction process that needs some special treatment. Even though pregnancy is normal process, it is dynamic which is risky to mother live.
The research objective is to obtain the description on antenatal care quality at Community Health Center (CHC) in Jambi Municipality. The samples of this research are taken from 8 CHC. Jambi Municipality has eight sub districts then each sub district was considered for one CHC randomly. This research design is cross sectional. Its method covers : observation of 96 spot services which gives antenatal care, interview to the 96 clients after receiving the service (exit interview), assessment on antenatal service management in view of facility and product management availability and supervision on supporting facility.
On the spot supervision of CHC reveals that the quality is quantity low, there are 78% of CHC providing TT immunization and Fe tablet, 55% giving the information of the health pregnancy, 60% having skilled antenatal care provider, 49% responsive to the client, 95, 8% reminding client to go visiting CHC again, and only 35% using more than I0 minutes to examine pregnant woman.
Based on the interview, most of respondents satisfied with the services. This satisfaction is based on TT immunization and Fe tablet (65%), giving information (71 %), provider technical competency (97%), and provider-client interaction (96%), doing the follow up (93%), waiting time less than 10 minutes (64%). However, only 23% of the respondent knows the antenatal care. From management view, only 13% of CHC has conducted good antenatal care management. However, 88% of CHC has good basic facility of antenatal care.
It is concluded that antenatal care is still unqualified although most patients are satisfied with the service. Generally, client's knowledge about antenatal care is limited. The management of antenatal care is not fair enough while its facility is much more complete.
To improve antenatal care quality, it is recommended that the Head of Jambi Health Department to make a written procedure of antenatal care and to hold a monthly meeting with the midwife to maintain their skill and knowledge and also to give counseling training of antenatal care. To the Head of CHC is suggested to continue that policy by providing written standard of recommended antenatal service and to make the facility much more complete. To antenatal care provider, it is recommended to follow` the standard operational procedure, to give monthly meeting and counseling training, as well as to inform the client about antenatal care. To Health Polytechnic Jambi, hopefully can provide a lecture about public health service quality as a local load. To the other researchers, it is advised great fully to follow up this study based on qualitative approach to explore the service quality variable and client satisfaction of antenatal care."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 5074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>