Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19892 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edi Sedyawati, 1938-
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993
899.222 EDI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Mustikaning kidung merupakan teks didaktik Islam. Isinya memuat ajaran-ajaran Nabi Sulaiman yang berkenaan dengan moral dan etika, khusus ditujukan kepada wanita yang belum menikah. Pokok-pokok ajaran yang disampaikan merupakan petunjuk tentang bagaimana seorang wanita sebaiknya bertingkah laku, bersikap, atau berkepribadian yang baik dalam rangka membina kedewasaan diri, terutama dalam berinteraksi dengan kaum pria. Penyampaian ajaran-ajaran tersebut tidak dijelaskan secara eksplisit, tetapi diutarakan melalui perumpamaan-perumpamaan atau lambang, misalnya pada penggunaan anggota badan seperti telinga, mata, rambut, jemari tangan dan hidung.
Teks mustikaning kidung dimuat dalam naskah dari halaman 1 - 93; mulai halaman 93 - 139 terdapat teks lain, yaitu kumpulan mutiara hikmah, sebanyak 184 buah, berisi ajaran Nabi Sulaiman yang disampaikan secara ringkas. Pada halaman 184 disebutkan bahwa pengarang bernama Gitasthawanda, namun nama ini jelas merupakan nama samaran dan bukan nama sebenarnya.
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh penyalin naskah (hlm. v), dapat diketahui bahwa naskah ini adalah milik K.G.P.A. Prabuwijaya. Kemungkinan Prabuwijaya ini bukan saja pemilik, tatepi juga penyalin naskah, atau mungkin pemrakarsa penyalinan. Kolofon pada hlm. 93 menyebutkan tanggal bagian depan naskah selesai disalin, yaitu 1 Rabingulakir, Alip 1827 (30 Agustus 1897). Gaya penulisan serta jenis kertas yang dipergunakan cocok untuk tahun penyalinan tersebut. Dari gaya penulisan tersebut dapat diperkirakan tempat penyalinannya, yaitu kemungkinan dilakukan di Surakarta atau sekitarnya (?). Naskah ini merupakan persembahan dari PT Caltex Pasific Indonesia kepada Fakultas Sastra Universitas Indonesia, yang disampaikan oleh Ketua Dewan Direksi Y. Tahija, pada tanggal 2 Januari 1977. Tidak ada informasi yang akurat yang dapat membantu menjelaskan kepemilikan naskah ini sebelum tahun 1977. Naskah ini pada tahun 1992/1993 diteliti oleh Edy Sedyawati dkk."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.189-CT 4
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2001
899.2238 NIL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yaningsih
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1996
899.2 SRI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Sastra Bali klasik (tradisional) memiliki bentuk dan isi yang beraneka ragam.Dilihat dari segi bentuk, sastra Bali klasik dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (1) sastra Bali berbentuk gancaran (prosa), meliputi: parwa dan satua (dongeng) dan (2) sastra Bali berbentuk tembang (puisi), meliputi: kakawin, kidung, geguritan atau parikan.Pada garis besamya, nilai-nilai budaya yang terungkap dalam karya-karya sastra Bali klasik, meliputi nilai budaya tri hita karana, tri karya parisuda, dan karmaphala.Nilai-nilai budaya tersebut dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan menuju bangsa yang satu, yang lebih beradab. Dalam karya sastra Bali, para sastrawan dan budayawan menggunakan gancaran (prosa) dan tembang (puisi) sebagai media/wadah untuk menuangkan nilai-nilai budaya warisan budaya bangsa.Nilai-nilai budaya tersebut diungkapkan dengan menggunakan bahasa Jawa Kuna, bahasa Kawi—Bali, bahasa Bali Kepara, dan bahasa Melayu. Selain diungkapkan dalam bahasa tulis, ada juga yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa lisan, yaitu karya sastra yang dijadikan performing art, dalam bentuk mabebasan/palawakya dan karya sastra yang diangkat dalam seni pertunjukan, di antaranya penunjukan wayang kulit."
JPSNT 20:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Puspa Awanti
"Skripsi ini membahas tentang orientasi nilai budaya Jawa yang terdapat dalam upacara Sekaten Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu teori orientasi nilai budaya menurut Kluckhohn. Hasil dari penelitian ini berupa orientasi nilai budaya yang terdapat pada upacara tradisi Sekaten yaitu hakekat hidup (HK), persepsi manusia tentang waktu (MW), pandangan manusia terhadap alam (MA), hakekat hubungan manusia dengan sesamanya (MM). Di antara orientasi nilai budaya yang terdapat dalam upacara Sekaten Surakarta lebih mengarah kepada hakekat hidup (HK).

This research reveals the orientation of cultural value in Sekaten, one of traditional ritual from Surakarta. Themethods that being applied in this research is desciptve analytical. Futhermore I use Kluckhohn's theory of cultural values orientation as an analytical tool in this research. This research shows that Sekaten has several cultural values orientation. The foundation or meaning of life, human's perceptual of time, humans's perspective towards nature, and the foundation or meaning of human's relatinship with others. Among the orientation of cultural values mentioned before, Sekaten reveal that its cultural values is more likely oriented towards the foundation or meaning of life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42160
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993/1994
959.865 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kerrigan, Michael
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2017
937 KER m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evony Silvino Violita
"This study aims to analyze mediation role of cultural institutional element on the influence of societal values on the disclosure of Islamic values. The cultural institutional elements analyzed are legal system, capital market development, and human development. This research covers 102 Islamic banks for the data of 2010 to 2012 around the world. The study finds that capital market development is the only element that has mediation role on the influence of culture on the disclosure of Islamic values. The capital market development has a partial mediation role on the influence of humane orientation on the disclosure of Islamic values and does not have mediation role on the influence of other cultural dimension (social orientation, power distance, and uncertainty avoidance). The capital market development has direct influence rather than mediation role on the disclosure of Islamic values. Meanwhile, the study cannot prove that the other two elements have mediation role in the influence of culture on the disclosure of Islamic values.

Studi ini bertujuan menganalisis peran mediasi elemen institusional budaya pada hubungan budaya dan pengungkapan nilai Islam. Elemen institusional budaya yang diuji pada penelitian ini adalah sistem hukum, perkembangan pasar modal, dan perkembangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan sampel yang terdiri dari 102 bank Islam untuk data tahun 2010-2012 dari 20 negara. Hasil studi menunjukkan bahwa hanya elemen perkembangan pasar modal yang memediasi hubungan budaya dan pengungkapan nilai Islam. Perkembangan pasar modal ditemukan secara parsial memediasi pengaruh dimensi budaya humane orientation terhadap tingkat pengungkapan nilai Islam secara parsial dan tidak memediasi pengaruh dimensi budaya lainnya (social orientation, power distance, dan uncertainty avoidance). Elemen perkembangan pasar modal lebih berperan secara langsung terhadap pengungkapan nilai Islam pada bank Islam. Sementara itu, kedua elemen institusional budaya lainnya ditemukan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan nilai Islam."
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Alfan Rizka Al Hamami
"Skriptorium Paheman Radyapustaka memiliki enam naskah beriluminasi yang dibuat pada abad XVIII-XX. Enam naskah beriluminasi ini adalah Serat Babad Prambanan RP 9 (1902), Serat Tuturing Para Raja ing Tanah Jawi RP 10 A (1869), Kekawin Ramayana RP 272 (1783), Serat Yusup RP 349 (1729), Serat Iskandar RP 350 (1729), Serat Rengganis RP 355 (1891). Hiasan pada iluminasi enam naskah abad XVIII-XX koleksi Skriptorium Paheman Radyapustaka terdiri dari iluminasi wadana (bingkai), pepadan (kanto), dan pupuh (pembatas tembang). Penelitian ini membahas nama dan makna motif iluminasi enam naskah abad XVIII-XX tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kodikologi dan semiotika Umberto Eco. Pendekatan kodikologi digunakan untuk mengetahui sejarah koleksi enam naskah beriluminasi abad XVIII-XX dalam Skriptorium Paheman Radyapustaka. Adapun Pendekatan semiotika Umberto Eco digunakan untuk memahami nama dan makna iluminasi naskah melalui unit-unit kultural asal iluminasi itu tercipta. Metode penelitian yang dipakai adalah metode kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian ini adalah nama motif yang digunakan dalam enam naskah beriluminasi koleksi Skriptorium Paheman Radyapustaka diambil dari tradisi rupa lain yang berupa seni batik, seni tatah-sungging wayang kulit, dan seni ukir kayu di Keraton Surakarta. Adapun makna motif iluminasi melambangkan pengetahuan lokal yang terdapat dalam dimensi pemikiran masyarakat Jawa, khususnya Keraton Surakarta.

The Paheman Radyapustaka script has six illuminated texts made in the XVIII-XX century. The six illuminated manuscripts are Serat Babad Prambanan RP 9 (1902), Serat Tuturing Raja ing Tanah Jawi RP 10 A (1869), Kekawin Ramayana RP 272 (1783), Serat Yusup RP 349 (1729), Serat Iskandar RP 350 (1729), Serat Rengganis RP 355 (1891). The illumination of six manuscripts in the Paheman Radyapustaka Scripttorium collection consists of wadana illumination (frame), pepadan (kanto), pupuh (tembang‟s barrier). This study discusses the name and meaning of illumination motifs of the six manuscripts of the XVIII-XX century. The approach used in this study is the codikological and semiotic approach of Umberto Eco. A codicological approach is used to determine the history of the collection of six XVIII-XX century illuminated manuscripts in the Paheman Radyapustaka Scriptorium. The semiotic approach of Umberto Eco is used to understand the name and meaning of the illumination of the manuscript through the cultural units from which the illumination was created. The research method used is qualitative-descriptive method. The result of this research is the name of the motif used in six illuminated manuscripts of the collection of Paheman Radyapustaka Scripttorium taken from other fine traditions in the form of batik art, tatah-sungging leather puppet art, and wood carving art in Keraton Surakarta. The meaning of illumination motifs symbolizes has a local knowledge contained in the dimension of Javanese people's thinking, especially Keraton Surakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>