Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190691 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinta Rossita
"Promasi kesehatan (Promkes) adalah aktivitas merubah kebiasaan individu, komunitas dan Iingkungan dengan mengembangkan sumber-sumber yang ada yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan (Kozier dan Erb 's, 1997). Promkes merupakan salah satu cara untuk membentuk perilaku sehat pada anak sekolah karena masa ini merupakan "masa kritis" dalam pembinaan kesehatan. Hal ini terbukti dari sebuah penelitian yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara internalisasi program UKS (termasuk didalamnya pendidikan kesehatan) dengan perilaku sehat.
Penelitian ini bertujuan umuk membandingkan perilaku sehat anak sekolah pada SD yang melaksanakan promkes dan yang tidak di desa Warujaya, Parung.
Metode penelitian ini menggunakan deskriptif perbandingan dengan jumlah sampel masing-masing 40 orang yang diambil dari kelas 4, 5 dan 6 di SDN 03 dan MI YAPIA 02 yang diambil dengan cara convenience sampling. Kuisioner berbentuk skala likert berjumlah 29 pertanyaan mengenai perilaku sehat dan 5 pertanyaan mengenai promkes. Dengan nilai validitas perilaku sehat diatas r tabel (0,21 7), demikian pula untuk promkes (0,304) dan reliabilitas perilaku sehat 0,8347, sedangkan untuk promkes 0,2869.
Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai mean perilaku sehat kelompok yang melakukan promkes lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Promkes yang dilakukan sudah dilaksanakan dengan baik.
Hasil uji T-est menunjukkan nilai yang signifikan dengan nilai p = 0.007 (< 0.05) artinya ada perbedaan yang bermakna antara perilaku sehat anak sekolah padu SD yang melakukan promkes dan yang tidak, Dari hasil tersebut diharapkan program promkes dapat dilaksanakan untuk sekolah yang belum melaksanakan dan dapat dilakukan penelitian selanjutnya untuk melihat penyebab tidak signifikannya nilai uji T untuk sub variabel selain kebersihan diri dengan jumlah sampel yang Iebih besar."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5320
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yussiana Elza
"Memberdayakan anak untuk berperilaku hidup bersih dan sehat melalui program dokter kecil di sekolah dasar merupakan upaya strategi untuk memperoleh manusia yang berkualitas sebagai sumber daya pembangunan bangsa. Mengingat masa sekolah dasar adalah masa yang tepat untuk ditanamkan kebiasaan hidup bersih dan sehat, agar mereka dapat meneruskan serta mempengaruhi lingkungannya di masa sekarang dan yang akan datang. Serta sangat potensial bila dilihat dari Statistik Pendidikan 2000 yang menunjukkan tingkat partisipasi sekolah Bagi anak usia 7-12 tahun (Sekolah Dasar) cukup tinggi yaitu sebesar 95,5 %. Upaya membudayakan kebiasaan hidup sehat di kalangan anak-anak usia Sekolah Dasar dilakukan melalui pendekatan belajar antarteman sebaya (peer teaching-learning) sesuai dengan karakteristik dan kecenderungan anak-anak dalam kelompok usia tersebut. Studi evaluasi pelaksanaan program dokter kecil di empat provinsi (Lampung, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat) pada tahun 1997 menggambarkan dampak positif program dokter kecil secara kuantitatif. Namun sejauh mana dampak positif dokter kecil dalam segi kualitas (pengetahuan, sikap dan praktek siswa tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) belum diketahui. Disamping du muatan pesan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat telah masuk dalam kurikulum pendidikan dasar 1994. Hal tersebut membuat peneliti ingin meneliti pengaruh pelaksanaan program dokter kecil terhadap pengetahuan, sikap dan praktek siswa SD tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan desain posttest-only Control Group, Sekolah Dasar Negeri Menteng 01 Pagi sebagai kelompok eksperimen dan Sekolah Dasar Negeri Kenari 07 Pagi sebagai kelompok kontrol. Subyek penelitian diambil secara purposive yaitu siswa kelas IV, V dan VI yang bukan dokter kecil dan memiliki indeks prestasi nilai Cawu II antara 7 - 8. Responden berjumlah 108 siswa dengan 18 siswa untuk tiap kelas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hasii uji T menunjukkan bahwa bila dilihat dari aspek pengetahuan, sikap dan praktek siswa SD tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Akan tetapi bila dilihat dari masing-masing kelompok, semakin tinggi kelas mempengaruhi pengetahuan dan sikap Siswa SD tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan pada praktek PHBS, semakin tinggi kelas praktek PHBS yang baik semakin menurun. Walaupun demikian sebagai suatu role model anak usia sekolah khususnya SD yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, Dokter Kecil tetap diperiukan keberadaannya. Untuk itu perlu disosialisasikan melalui pembuatan suatu strategi komunikasi program pelatihan dokter kecil yang menarik minat guru, orang tua siswa dan siswa SD dengan biaya yang terjangkau.

The Effect on Knowledge, Attitude and Practice of Little Doctor Program Implementation among Elementary School Students about Clean and Healthy BehaviorEmpowering children to have clean and healthy behavior through little doctor program in elementary school is a strategic effort to have qualified human beings as national development resources. As we know, elementary school period is a proper time for introducing a clean and healthy behavior, so students can practice continually and influence their environment from now on to the future. It is very potential if we looked at Education Statistic 2000 that showed about participation of school rate of children 7 - 12 year old (elementary schools) is quite high : 95,5 %. The effort of socializing healthy life behavior among elementary school age children was done through peer teaching learning approaches due to the children preference and characteristic of the age group. Evaluation study of little doctor program implementation in 4 provinces (Lampung, West Java, South Sulawesi and West Nusa Tenggara) in 1997 showed a positive impact of the program quantitatively. In the contratry a positive impact of the program qualitatively (knowledge, attitude and practice of the student about a clean and healthy behavior) was not known yet. Besides, clean and healthy life behavior messages had been entered in basic education curriculum 1994. It inspired researcher to know the effect of little doctor program implementation on knowledge, attitude and practice of elementary school students about clean and healthy behavior.
This kind of research was true experimental with posttest-only Control Group design, State Primary School Menteng 01 Central Jakarta as an experiment group and State Primary School Kenari 07 Central Jakarta as a control group. Research subject was taken purposively included grade 41h, 5t' and 6th non little doctor and they had prestige score index of 2th quarterly evaluation between 7 - 8. Numbers of respondents are 108 students with 18 students for every class on experimental and control group. So for each group had 54 students as respondent.
T Test result showed that if it was seen from knowledge, attitude and practice of elementary school student about clean and healthy life behavior, there wasn't no difference between experimental and control/group. However, it was also shown that the higher grade of elementary school student is more knowledgeable and better attitude about clean and healthy behavior. In the contrary, the score of practice were decreased among students from the higher grade. Despite of the result, a role model of school age children especially among elementary school students who have practiced clean and healthy behavior, little doctors still be needed. Therefore it is suggested to strengthen by communication training strategy of little doctor program which is interesting and cost effective for teachers, parents and students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrianti
"Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan program untuk memupuk kebiasaan hidup sehat siswa Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat pengetahuan anak tentang perilaku sehat pada SD yang memiliki UKS. Penelitian ini dilakukan di SDN Sukmajaya 05 Depok. Responden penelitian ini adalah siswa kelas 4, 5, dan 6 berjumlah 106 siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sebanyak 93.4% siswa memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 5.7% siswa memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 0.9% siswa memiliki tingkat pengetahuan rendah. Saran yang diberikan yaitu sekolah dapat menyusmm program-program UKS yang sesuai dengan pertumbuhan dan tingkat perkembangan siswa, terutama pengetahuan rnengenai aktivitas dan latihan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5497
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Roswita
"Sedentary behavior pada anak usia sekolah menunjukkan peningkatan di beberapa negara. Menghabiskan waktu dengan sedentary behavior yang dilakukan secara berlebihan dapat berdampak pada masalah kesehatan. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa besarnya dampak sedentary behavior terhadap anak usia sekolah.
Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran jumlah waktu yang dihabiskan untuk sedentary behavior yang digunakan anak usia sekolah dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sedentary behavior pada anak usia sekolah di SDN Ujung Menteng 01 Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan proporsional random sampling dan sampel berjumlah 107 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama sedentary behavior sebesar 4,03 jam dan adanya hubungan yang signifikan antara IMT, pekerjaan ibu, pembatasan screen time, ketersediaan media elektronik serta kebiasaan makan dengan sedentary behavior dengan nilai p < 0,05. Faktor yang paling dominan terhadap sedentary behavior adalah pembatasan screen time. Pembatasan screen time sebaiknya dapat diterapkan pada anak usia sekolah untuk menurunkan risiko sedentary behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Target pencapaian PHBS di tatanan rumah tangga berdasarkan program prornosi kesehatan adalah sebesar 65%, namun berdasarkan hasil survei PHBS dan evaluasi kinenja pemerintah capaian PHBS sampai saat ini belum mencapai target. Belum tercapainya target PHBS menunjukkan masyarakat khususnya keluarga di tatanan rumah tangga belum sepenuhnya menerapkan PHBS dan hal ini ikut memberi darnpak pada kondisi kesehatan masyarakat. Motivasi ayah atau ibu mengenai PHBS menentukan praktek PHBS di tatanan rumah tangga. Studi dilakukan untuk mengetahui perbandingan motivasi amara ibu dan ayah dalam melaksanakan PHBS di tatanan rumah tangga. Studi dilakukan dengan menggunakan desain penelitian deskriptif komparatif dengan jumlah sampel sebanyak 67 responden ibu dan ayah di RW I4 Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas Depok yang penetapannya menggunakan sistem random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi dan uji chi-square dengan α = 0,05. Hasil penelitian diperoleh bahwa motivasi ibu daiam melaksanakan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga adalah sebanyak 44,8% (30 orang) dengan motivasi rendah dan 55,2 % (37 orang) dengan motivasi tinggi, motivasi ayah dalam melaksanakan PHBS di tatanan rumah tangga adalah sebanyak 47,8 % (32 orang) dengan motivasi rendah dan 52,2 % (35 orang) dengan motivasi tinggi, serta tidak terdapat perbedaan motivasi antara ibu dan ayah dalam melaksanakan PHBS di tatanan rumah tangga dengan CI 95% dan nilai kemaknaan p = 0,862. Penelitian ini dapat dikernbangkan pada penelitian selanjutnya dengan meugukur faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi orang tua dalam melaksanakan PHBS di tatanan rumah tangga."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5702
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Khasanah
"Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) antara lain ditemukan oleh dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan. Sekolah sebagai institusi pendidikan dianggap sebagai sarana yang tepat untuk memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan secara terintegrasi. Mengingat Strategisnya peran sekolah tersebut, maka sejak tahun 1992 pemerintah menerapkan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SD, SMP, dan SMA. Sebagai unit kesehatan di sekolah, UKS diharapkan dapat mampu meningkatkan derajat kesehatan anak usia sekolah melalui perilaku hidup sehat sehingga dapat mendukung peningkatan prestasi belajar.
Penelitian dengan desain korelasi ini benujuan untuk mengidentitikasi keterkaitan antara pelaksanaan program UKS dengan perilaku hidup sehat anak usia sekolah. Sampel penelitian berjumlah 63 siswa kelas V dan VI yang diperoleh melalui metode stratified random sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara pelaksanaan program UKS dengan perilaku hidup sehat anak usia sekolah (p=0,l4'?). Rekomendasi penelitian ini adalah perlu adanya upaya yang saling mendukung antara sekolah dan orang tua siswa dalam meningkatkan perilaku hidup sehat anak usia sekolah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5311
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarwati
"Penelitian ini membahas tentang perilaku seksual pranikah pada anak jalanan usia remaja serta faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 110 orang, dilakukan di wilayah binaan Yayasan Himmata periode Desember 2013. Analisa hubungan dengan menggunakan uji chi square dan regresi logistik model prediksi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 33.6% anak jalanan yang berperilaku seksual pranikah berisiko. Hasil uji statistik bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna pada variabel jenis kelamin, umur, pendidikan, tempat tinggal, status pekerjaan, pubertas, dan keterpaparan media pornografi.
Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa pubertas dan pengetahuan kesehatan reproduksi merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada anak jalanan.
Hasil analisis didapatkan OR yang paling besar adalah pubertas, OR = 8.6 yang artinya pubertas berpengaruh sebesar 8.6 kali terhadap perilaku seksual pranikah pada anak jalanan.
Dari hasil penelitian ini diketahui adanya keterkaitan antara sepuluh variabel dengan perilaku seksual pranikah pada anak jalanan usia remaja.

This study investigated pre-marital sexual behavior and its associated factors among adolescent street children in Himmata Foundation with period of December 2013. A quantitative research using cross-sectional design was employed in this study. The participants were 110 adolescent street children living in Himmata Foundation. The chi square test and logistic regression prediction model was used for analyzing the data.
Data analysis revealed that there were 33.6 % of street children suffered from pre-marital sexual behavior. Factors associated with pre-marital sexual debut were assessed using bivariate and multivariate statistical test.
The results of bivariate statistical test showed significant correlation between gender, age, educational background, place of residence, employment status, puberty, and media exposure to pornography exposure among children.
The results of multivariate statistical tests described that the onset of puberty and reproductive health knowledge were the most dominant variable associated with pre-marital sexual behavior among the children. The largest OR of data analysis was puberty 8.6 which means the puberty was affected by 8.6 times against pre-marital sexual behavior among the respondents.
From this research we know the relation between the ten variables with premarital sexual behavior of adolescence street children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Yunis Miko Wahyono
"Anak jalanan merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi oleh Pemda Kotamadya Depok. Pada umumnya mereka berprofesi sebagai sebagai pengamen, pengemis, pedagang asongan, pembersih kaca mobil, pengatur lalu lintas dan penyemir sepatu. Karena keterbatasannya anak jalanan terbiasa hidup apa adanya. Mereka menganggap mandi, gosok gigi, mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air kecil dan besar (BAK dan BAB) tidaklah terlalu penting, yang penting mereka bisa makan untuk hari ini. Padahal anak jalanan rentan menjadi sakit karena keterpaparan mereka terhadap beratnya pekerjaan dan minimnya makanan yang dikonsumsi.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai pengetahuan dan prilaku anak jalanan mengenai kebiasaan hidup sehat untuk kesehatan pribadi seperti mandi, cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAK dan BAB, gosok gigi, memakai alas kaki, merokok, NAZA dan perilaku seksual. Studi ini bersifat deskriptif dengan design cross sectional. Populasi studi adalah semua anak jalanan yang mangkal di terminal, stasiun, mall/plaza, pasar dan jembatan di kotamadya Depok. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuantitatif (survey) dan kualitatif (wawancara mendalam).
Hasil menunjukan sebagian besar umur anak jalanan yang disuvei 13-15 tahun (432%) dan 6-12 tahun (41.2%). Umumnya anak jalanan yang ditemui, sudah putus sekolah (60.8%), Pekerjaan utama mereka adalah sebagai pedagang/pengasong (64.7%), pengamen (19.6%), pengemis (13.8%) dan parkir mobil (2.0%). Dua belas dari 51 anak jalanan saat ini tinggal di rumah singgah yang ada di sekitar Depok. Rata-rata lama tinggal di rumah singgah adalah 11 bulan dan setiap harinya berada di rumah singgah rata-rata 7 jam. Sebagian besar alasan tinggal di rumah singgah adalah untuk tidur/istirahat, mandi dan makan. Rata-rata lama anak jalanan berada di jalan (bekerja) adalah 6 jam dan umumnya setiap hari (94.1%) mereka turun ke jalan.
Hampir semua responden mandi dua kali sehari dengan sabun. Pengetahuan tentang gunanya mandi, sebagian besar secara spontan supaya bersih atau tidak bau (84.3%) dan supaya sehat (70.6%). WC umum (88.2%) merupakan tempat yang paling sering dimanfaatkan sebagai tempat untuk buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) ketika sedang berada di jalan. Kurang dari separuh (43.1%) anak jalanan tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah BAB atau BAK. Sekitar 41.2% anak jalanan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, namun angka ini meningkat menjadi 84.3% untuk praktek cuci tangan (tanpa memakai sabun) sebelum makan. Pengetahuan anak jalanan mengenai keharusan mencuci tangan dengan sabun pada sebelum makan, sesudah buang air besar maupun sesudah buang air kecil cukup baik, yaitu diatas 80%."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Emi Listiyani
"Sekolah merupakan suatu sarana pendidikan yang berperan penting dalam memupuk kebiasaan hidup sehat sehingga anak memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan perilaku sehat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat pengetahuan siswa tentang perilaku sehat antara sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta. Desain penelitian ini adalah kuantitatif perbandingan menggunakan sampel anak usia sekolah kelas 4, 5, dan 6 di dua jenis sekolah dengan total sampel sebanyak 264 responden yang dipilih melalui teknik klaster. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis sekolah dengan pengetahuan responden mengenai perilaku sehat (p=0,999, α=0,05). Penelitian ini menyarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya tidak melihat dari sisi pengetahuan saja, melainkan perlu melihat juga bagaimana penerapan perilaku sehat siswa dalam kehidupan sehari-hari.

School has important role to form children healthy behavior. The aim of this study to compare knowledge level of healthy behavior between elementary school students and private. This is a quantitative comparison design with 264 respondents, selected by a random sampling with cluster techniques approach. The result showed that there are no significant differences between type of school and student’s knowledge about healthy behaviors. Further study shouldn’t only focus on student’s knowledge of healthy see behavior, but also how they adopt healthy behavior in their daily life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"PHBS pada anak sekolah penting karena usia anak sekolah merupakan usia yang rentan untuk terkena penyakit. Peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan anak usia sekolah terhadap PHBS di wilayah perkotaan Kota Depok. Pengumpulan data dilakukan melalui angket pada 100 responden anak usia sekolah di wilayah Pondok Cina yang termasuk ke dalam wilayah perkotaan Kota Depok. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif sederhana. Penelitian pada anak usia 7 - 12 tahun ini menghasilkan data 51% anak usia sekolah memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai PHBS. Sementara itu 36% memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 13% memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai PHBS. Meskipun demikian, pada salah satu poin tentang pengetahuan mengenai mencuci tangan hanya 7% dari total responden anak usia sekolah yang mengetahui Iama waktu mencuci tangan. Perawat memiliki peran dalam upaya peningkatan pengetahuan PHBS pada anak usia sekolah dengan turut berkolaborasi dalam promosi kesehatan contohnya dengan melakukan penyuluhan PHBS di sekolah-sekolah dasar.

PHBS on school-age children is important because school-age is the vulnerable age of children to get the diseases. The researchers wanted to know the level of PHBS knowledge of school-age children in urban areas of Depok City. This research was carried out by collecting data through questionnaires on 100 respondents of school-aged children in the territory of Pondok Cina which is include to the urban areas in Depok City. The research design was conducted using a simple descriptive method. Study in children aged 7 - 12 years old showed that 51% of school-age children have a high-level of knowledge about PHBS. Meanwhile, 36% had medium-level of knowledge and 13% had a lower-level of knowledge about PHBS. However, at one point of knowledge about hand washing, only 7% of total school-age respondents who know the appropriate length time of washing hands. Nurses have role in improving PHBS knowledge of school-age children by doing collaboration for health promotion, for example by giving the information about PHBS in the elementary schools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
TA5942
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>