Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170449 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana gambaran kebutuhan tentang konseling pranikah pada wanita dewasa muci untuk membentuk keluarga yang harmonis. Desain penelitian deskriptif sederhana, menggunakan metode pengambilan sampel stratifed random sampling. Responden adalah wanita yang berusia 18-25 tahun dengan besar samel penelitian adalah 74 responden. Analisa data yang dilakukan adalah analisa uji univariat dengan menggunakan rumus proporsi. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner berisi data demografi dan 21 pertanyan dari masing-masing subvariabel penelitian. Hasil penelitian menggambarkan kebutuhan konseling pranikah pada wanita dewasa muda untuk membentuk keluarga harmonis di Kelurahan Pondok Cina Kecamatan Beji Kota Depok relatif lebih rendah (38%) dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan di KUA kecamatan Koto Tangah Padang pada Januari 2009 (80%), tetapi relatif Iebih tinggi jika dibandingkan hasil pencatatan KUA kecamatan Beji Kota Depok tahun 2008 (21%)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5671
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jusung, Zoya Dianaesthika
"Sebagian besar tugas perkembangan dewasa muda adalah mencari pasangan dan menikah. Salah satu aspek yang penting di persiapkan adalah seksualitas. Seksualitas artinya adalah nilai, sikap dan perilaku indivu sehubungan dengan kepriaan dan kewanitaannya. Dewasa muda yang memperoleh informasi yang .benar mengenai seksualitas, dapat menjalani eksistensinya secara natural. Karena alasan tersebut penlis tertarik melakukan penelitian untuk melihat gambaran wawasan seksualitas dewasa muda saat ini, agar nantinya memudahkan pekerjaan psikolog klinis dalam melakukan konseling pranikah. Penelitian ini juga bertujuan memberikan gambaran pengetahuan mengenai seksualitas agar dapat dikembangkan menjadi pendidikan seks untuk dewasa muda.
Penelitian ini dengan pendekatan kualitatif akan digunakan teknik interviu in depth.Interviu in depth merupakan instrumen penelitian yang netral dan empatis dalam proses dan cara pengumpulan datanya dalam penelitian kualitatif, khususnya pada penelitian dengan tema seksualitas sebaiknya peneliti memiliki kepekaan terhadap isu-isu seputar seksualitas dalam melakukan penelitian.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa wawasan seksualitas dewasa muda saat ini lebih pada seksualitas dalam arti sempit seperti senggama, genital,dan pornoografi. Pria sangat perduli térhadap performa seksual dan wanita lebih perduli pada bentuk tubuhnya. Dewasa muda memiliki kemauan melakukan komunikasi yang baik dalam hubungan seksualnya tetapi kurang pengetahuan mengenai kontrasepsi. Baik yang sudah melakukan hubuhgan seks pranikah ataupun belum kurang mengetahui bagaimana tubuh secara fisik,biologis dan psikologis bekerja dalam tahapan senggama. Padahal dengan mengerti tahapan senggama maka individu dapat memaksimalkan kualitas hubungan saksualnya. Harapan penulis penelitian ini dapat dikembangkan menjadi sebuah modul pendidikan seks untuk dewasa muda dan atau sebagai pendidikan seks untuk persiapan pernikahan juga untuk konseling pranikah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmi Anindyojati
"Cinta terbagi ke dalam tiga komponen yakni intimacy, passion, dan commitment. Cinta merupakan aspek penting dalam suatu hubungan, baik pacaran ataupun pernikahan. Selain itu, kesiapan menikah merupakan variabel yang penting bagi keputusan untuk menikah dan merupakan prediktor yang signifikan untuk kepuasan pernikahan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara cinta dan kesiapan menikah pada dewasa muda yang menjalani long-distance relationship. 52 orang dewasa muda menjadi partisipan dalam studi ini dengan mengisi kuesioner yang mengukur cinta dan kesiapan menikah. Cinta diukur menggunakan alat ukur Triangular of Love Scale berdasarkan teori cinta Sternberg yang terdiri dari 3 subscale yaitu intimacy, passion, dan commitment. Kesiapan menikah diukur dengan menggunakan Inventori Kesiapan Menikah. Adapun area-area kesiapan menikah yang diukur adalah komunikasi, keuangan, anak dan pengasuhan, pembagian peran suami-istri, latar belakang pasangan dan relasi dengan keluarga besar, agama, area minat dan pemanfaatan waktu luang. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan dan positif antara cinta dan kesiapan menikah pada dewasa muda yang menjalani long-distance relationship. Selain itu, melalui analisis tambahan ditemukan perbedaan mean kesiapan menikah yang signifikan berdasarkan bentuk komunikasi (telepon, instant messaging dan jejaring sosial) dan terdapat perbedaan mean commitment yang signifikan berdasarkan jenis kelamin.

Love is consisted of three components which are intimacy, passion and commitment. Love is a prominent aspect in a relationship, dating or marriage. Besides that, readiness for marriage is an important variable for decision to marry and also a significant predictor toward marital satisfaction. This research is conducted to examine the relationship between love and readiness for marriage in young adults who are having long-distance relationship. 52 young adults has participated in this research by taking questionnaire which measure love and readiness for marriage. Love is measured by Triangular of Love scale based on Sternberg theory of love which is consisted by three subscales, intimacy, passion, and commitment. Readiness for marriage is measured by Readiness for Marriage Inventory. The measured readiness of marriage area are communication, finance, child and parental care, a division of husband-wife role, the background of spouse and relation to big family, religion, interest and leisure time activity. The result of this research shows a significantly positive correlation between love and readiness for marriage in young adults who are having ling-distance relationship. An additional analysis finds a significant difference of mean in readiness for marriage based on communication forms (telephone, instant messaging, and social network) and a significant difference of mean commitment based on gender."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Mayasari
"Iudividu pada masa dewasa muda tergerak untuk menjalin hubungan pemikahan (Mappiare, 1983). Pernikahan memiliki flmgsi sebagai bentuk kontrol sosial dan scbagai sarana pemuasan kebutuhan individu, séperti kebutuhan psikologis, seksual, memiliki anak, dan materi (Papalia, Olds, Feldman, 2001). Pemikahnn yang tidal: dapat memenuhi flmgsi-iixngsinya akan menyebabkan pasangan mengnlami konilik sehingga terjadi pemeraian. Salah satu faktor yang penting untuk menciptakan pernikahan yang berkualitas adalah kesiapan menikah (marriage readiness). Kesiapan menikah adalah kemampuan individu untuk menyandang peran barunya, yaitu sebagai suami atau isteri.
Dalam menuju jenjang pemikahan, ada beberapa cara yang dapat ditcmpuh. Salah satunya adalah melalui proses ta?a|-:gf Ta'aruf berasal dari bahasa Arab yang berarti perkenalan. Konteks ra ?an9"dalam penelitian ini adalah komunikasi timbal balik untuk saiing mengenal yang berkaitan dengan masalah pemikahan (Hidayat, 2002). Tidal: ada care.-cara pelaksanaan yang baku dalam ra?ang?f Pasangan dapat saling berhemu untuk berkenalan dengan didampingi orang yang dipercaya kedua belah pihak Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan berkenalan melalui media telekomunikasi, seperti telepon dan internet Setelah pasangan merasakan ada keooookan, perkenalan ini mungkin dilanjutkan dengan saling bertemu muka, tcntunya dengan didampingi oleh orang lain.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data berupa kuesioner, wawancara, dan observasi. Kuesioner yang digunakan adalah Modiiikasi Inventori Kesiapan Menikah (MIKIVI) ciptaan Wiryasti (2004) yang telah rnengalami revisi wks sehingga disebut MIKM-SIR MIKM-YR terdili dari 76 item pemyataan yang mengukur delapan domain.
Kamkieristik subjek yang dipilih adalah perempuan, berusia dewasa muda, sedang melakukan proses ra 'af-1412 dan akan menikah untuk pertama kalinya dalam jangka waktu 6 bulan ke depan. Penelitian dilakukan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas MIKM-TR, memperoleh gambaran mengenai kesiapan menikah pada perempuan yang melakukan proses ¢a?angf serta menggali lebih dalam mengenai kesiapan menikah mereka secara pribadi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
TA34115
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Mayasari
"Individu pada masa dewasa muda tergerak untuk menjalin hubungan pemikahan (Mappiare, 1983). Pernikahan memiliki flmgsi sebagai bentuk kontrol sosial dan scbagai sarana pemuasan kebutuhan individu, séperti kebutuhan psikologis, seksual, memiliki anak, dan materi (Papalia, Olds, Feldman, 2001). Pemikahnn yang tidal: dapat memenuhi flmgsi-iixngsinya akan menyebabkan pasangan mengnlami konilik sehingga terjadi pemeraian. Salah satu faktor yang penting untuk menciptakan pernikahan yang berkualitas adalah kesiapan menikah (marriage readiness). Kesiapan menikah adalah kemampuan individu untuk menyandang peran barunya, yaitu sebagai suami atau isteri.
Dalam menuju jenjang pemikahan, ada beberapa cara yang dapat ditcmpuh. Salah satunya adalah melalui proses ta?a|-:gf Ta'aruf berasal dari bahasa Arab yang berarti perkenalan. Konteks ra ?an9"dalam penelitian ini adalah komunikasi timbal balik untuk saiing mengenal yang berkaitan dengan masalah pemikahan (Hidayat, 2002). Tidal: ada care.-cara pelaksanaan yang baku dalam ra?ang?f Pasangan dapat saling berhemu untuk berkenalan dengan didampingi orang yang dipercaya kedua belah pihak Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan berkenalan melalui media telekomunikasi, seperti telepon dan internet Setelah pasangan merasakan ada keooookan, perkenalan ini mungkin dilanjutkan dengan saling bertemu muka, tcntunya dengan didampingi oleh orang lain.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data berupa kuesioner, wawancara, dan observasi. Kuesioner yang digunakan adalah Modiiikasi Inventori Kesiapan Menikah (MIKIVI) ciptaan Wiryasti (2004) yang telah rnengalami revisi wks sehingga disebut MIKM-SIR MIKM-YR terdili dari 76 item pemyataan yang mengukur delapan domain.
Kamkieristik subjek yang dipilih adalah perempuan, berusia dewasa muda, sedang melakukan proses ra 'af-1412 dan akan menikah untuk pertama kalinya dalam jangka waktu 6 bulan ke depan. Penelitian dilakukan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas MIKM-TR, memperoleh gambaran mengenai kesiapan menikah pada perempuan yang melakukan proses ¢a?angf serta menggali lebih dalam mengenai kesiapan menikah mereka secara pribadi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
TA38481
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M.G. Yulistin P.
"Era globalisasi saat ini telah memberikan dampak positif dan negatif pada dunia usaha, termasuk bidang perbankan. Kegiatan usaha menjadi semakin kompetitif oleh karena itu perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas dan mengelola sumber daya manusianya. Didalam organisasi terdapat proses mengembangkan individu, oleh karena itu dukungan dan bantuan pihak manajemen terhadap permasalahan yang dihadapi pegawai sangat dibutuhkan. PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang berdiri sejak tanggal 16 Desember 1895 di Purwokerto didirikan oleh Raden Aria Wirjaatmaja yang awal mulanya bernama De Poerwokerrosche Huip-en Spaarbank der Inlandsche Besmurs Ambrenaaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pangreh Praja berkebangsaan Indonesia, dan pada tahun 1968 berubah menjadi Bank Rakyat Indonesia Sejak I Agustus 1992 berubah menjadi persero dengan nama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) juga dituntut untuk mengelola sumber daya manusianya. Untuk mengelola sumber daya manusia yang begitu besar +/- 30.000 orang bukan mempakan hal yang mudah, keluhan dan masalah pegawai banyak yang belum terselesaikan. Masalah pegawai antara lain pegawai merasa tidak berkembang, atasan tidak menyampaikan informasi penting yang dibutuhkan pegawai, pegawai kurang berani mengemukakan pendapat pada atasan, dan masalah-masalah personal yang tidak Iangsung berkaitan dengan tugas namun apabila tidak terselesaikan bisa mengganggu kinerjanya. Tenaga kompeten yang tepat untuk membantu pegawai dalam mengatasi masalahnya adalah atasan pegawai yang bersangkutan karena atasan adalah orang yang setiap hari berhubungan kerja dengan bawahan sehingga atasan perlu memahami masalah-masalah yang dihadapi bawahannya.
Untuk mampu membantu pegawai dalam menyelesaikan masalahnya, atasan perlu dibekali pelatihan ketrampilan konseli. Pelatihan dilakukan oleh lembaga luar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang mempunyai tenaga yang ahli dalam bidang konseling. Setelah pelatihan perlu dilakukan evaluasi setiap bulan sekali selama 3 bulan untuk mengetahui efektivitas pelatihan yaitu dari segi reaction, learning, behavior dan results. Mengingat jumlah alasan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) cukup banyak yaitu +/- 6073 orang yang meliputi alasan yang berperan sebagai manajer puncak, madya dan pertama, maka pelatihan diprioritaskan untuk para atasan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) tingkat manajer madya, karena tingkat manajer madya merupakan penghubung yang sangat penting antara tingkat manajemen puncak dan pertama sehingga ia harus mampu menciptakan keseimbangan antara runtutan atasan dengan kemampuan bawahannya, dan ketrampilan manusiawi yaitu ketrampilan untuk bekerja sama memahami dan memotivasi orang lain merupakan ketrampilan yang sangat penting yang dibutuhkan manajer madya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cintavhati Poerwoto
"Bimbingan dan Konseling merupakan hal yang relatif baru di Perguruan Tinggi di Indonesia, dan hingga kini belum banyak dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh berbagai Perguruan Tinggi, meskipun penataran-penataran mengenai Bimbingan dan Konseling sudah banyak dilaksanakan tahap demi tahap bagi dosen-dosen yang umumnya juga menjadi Pembimbing Akademik. Dengan lain perkataan Bimbingan dan Konseling belum membudaya di kalangan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta.
Secara ideal, setiap fakultas mempunyai wadah Bimbingan dan Konseling yang dikelola dan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang profesional - dalam hal ini psikolog-psikolog. Tetapi karena tenaga profesional tersebut tidak mencukupi, maka diadakan penataran-penataran mengenai Bimbingan dan Konseling dengan harapan agar para dosen yang menjadi konselor fakultas dan pembimbing akademik dapat melaksanakan tugas mereka dengan baik.
Sangat ideal pula bahwa Bimbingan dan Konseling yang ada di fakultas-fakultas merupakan bawahan dari suatu Badan Bimbingan dan Konseling yang ada di tingkat universitas, dan yang benar-benar dikelola oleh tenaga-tenaga profesional seperti para psikolog dan psikiater, sehingga masalah-masalah yang tidak dapat dituntaskan di tingkat fakultas dapat diacu ke tingkat universitas. Di samping itu para dosen petugas konselor dan para pembimbing akademik dapat mempunyai kesempatan untuk berkonsultasi kepada tenaga profesional tersebut. Dengan demikian koordinasi antara-Bimbingan dan Konseling di tingkat fakultas dan di tingkat universitas tetap terpelihara.
Bimbingan dan konseling di Perguruan Tinggi jelas merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan setelah sistem pengajaran menjadi sistem kredit semester, yang mengharuskan mahasiswa menyusun dan merencanakan sendiri program pengambilan kreditnya.setiap semester seefektif mungkin."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
Makalah-4
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1984
371.4 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Sylfiana
"PT. K, merupakan koperasi salah Satll operator seluler terbesar di Indonesia. Kompetisi yang berkembang dan tekanan pada perusahaan untuk menjadi lebih produktifl memaksa PT. K untuk melakukan pengurangan biaya, meningkatkan produktivitas, mencari strategi baru dan mcmperbaiki proses operasional. Awal bulan Januari 2006, pihak manajemen PTT K merasa perlu melakukan beberapa pcrubahan. Prinsip dasar dilakukannya perubahan terencana olch pihak manajemen adalah untuk mencapai sebuah organisasi yang efektif ?bukan merupakan pemecahan yang tetap untuk mencapai sesuatu, tetapi sebuah proses perkembangan untuk bertahan agar perusahaan dapat tetap aktif?. Perubahan di tubuh suatu organisasi tidak begitu saja dapat diterima olch seluruh karyawan. Adanya kemungldnan timbulnya resistensi dari bawahan terhadap perubahan yang dilakukzm merupakan sesuatu hal yang wajar.
French dan Bell, Jr. (dalam Indrawijaya, 1989) berpendapat bgwa salah sam pendekatan yang dapat digunakan dalam menghadapi perubahan adalah dengan melakukan konseling terhadap karyawan. Oleh sebab itu perlu dipersiapkan manajer yang mcmiliki keterampilan konseling guna dapat rncnangani masalah yang timbul dari para karyawan dan pelatihan merupakan cara yang dlanggap efektif untuk mcnanamkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tersebut, Pelatihan ketrampilan konseling ini menggunakan metode pembelajaran pada ogmg dewasa yang mengedepankan teknik experiential learning.
Sebelum dilaksanakan program pelatihan, dibutuhkan persiapan yang tuntas guna membantu kesuksesan dalam setiap sesi pelatihan. Penyusunan program pelatihan ketrampilan konseling ini mengacu pada 10 tahapan yang diberikan oleh Kirkpatrick (1998) dan mctode yang akan digunakan dalam pelatihan adalah ceramah, penugasan individual, penugaan kelompok, diskusi kelompok, praktek, dan jizedback."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
May, Rollo, 1909-
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
158.3 MAY st (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>