Ditemukan 132096 dokumen yang sesuai dengan query
Bondan, Molly
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008
923.2 MOH st (2)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Bondan, Molly
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1992
923.2 BON s (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mohamad Bondan
Jakarta: Kompas, 2011
928 MOH m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Susanto Tirtoprodjo
Jakarta: embangunan, 1970
959.8 SUS s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Iskandar P. Nugraha
"Gerakan Theosofi merupakan salah satu elemen penting pembangkit kesadaran nasionalisme di kalangan masyarakat bumiputra ( Indonesia ) pada permulaan abad 20. Hal ini dimungkinkan karena organisasi Theosofi menjelma menjadi organisasi transisi yang menjalankan peran sebagai jembatan atau katalisator sebagian kaum intelektual terpelajar Indonesia yang tengah berubah dari masyarakat berpola pikir kolonial dan beridentitas kedaerahan kepada masyarakat baru yang menuju corak dan identitas nasional yang sesungguhnya. Peran ini dimungkinkan karena berpadunya konsep-kon_sep Theosofi dengan gagasan-gagasan asosiasi dalam konteks Politik Etika Pemerintah Hindia Belanda. Melalui konsep itu, pelbagai aktivitas serta kepeloporan tokoh-tokohnya yang sebagian besar kalangan penting dan terpelajar di Hindia-Belanda, organisasi Theosofi menjadi agen bagi terjadinya proses tranformasi ide-ide yang kemudian bermuara pada kesadaran kebangsaan yang kuat di antara masyarakat bumiputra terpelajar. Proses ini berjalan terus, bahkan ketika organisasi Theosofi perlahan pudar pengaruhnya sejak tahun 20-an. Penyebabnya : adanya warisan kalangan asosiasi pengikut Gerakan Theosofi berupa pranata pendidikan (sekolah guru dan sekolah Arjuna), yang tampaknya menjembatani munculnya perasaan-perasaan atau jiwa kebangsaan. Proses tersebut sama sekali tidak dimaksudkan para pelopor dan aktivisnya yang kebanyakan orang Eropa (Belanda) itu. Maka ketika nasionalisme yang sesungguhnya mulai muncul semenjak tahun 20-an, peran sebagai bapak angkat kaum intelektual Indonesia, yang antara lain telah mempengaruhi perkembangan nasionalisme awal, seperti yang tampak dalam organisasi BO, IP, dan Jong Java, tampaknya harus segera berakhir. Organisasi ini harus menyingkir dari kancah pergerakan nasional yang tidak lagi memberi tempat bagi para penganut gagasan asosiasi. Itulah sebabnya posisi Gerakan Theosofi menjadi sulit ditempatkan di tengah-tengah masyarakat yang secara tidak sadar atau tidak sengaja dibesarkan dan didewasakan, lewat kiprahnya yang sangat dinamis pada awal abad ini hingga tahun 1930-an."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bondan Kanomuyoso
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000
959.8 BON i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Budi Santoso
Jakarta: Progres, 2003
959.8 San p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ohorella, G.A. (Gamar Azaini)
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
305.499 2 OHO p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Zon Arya
"Penulisan karya ilmiah ini terdiri dari 5 bab, bab I merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini akan diungkapkan selain alasan pemilihan judul, permasalahan, sifat pelitian, mengenai ejaan juga gambaran singkat dari karya ilmiah ini, bab ini sebagai ancang-ancang untuk melangkah pada bab-bab selanjutnya. Dalam bab II akan dibahas mengenai pengertian dari Undang-undang, yang merupalan hak luar biasa Gubernur Jenderal dan bagaimana serta sejauh mana kedudukannya di dalam undang-undang Hindia-Belanda. Pada bab ini juga akan dibahas latar belakang pelaksanaan Undang-undang ini. Kesalahan utama pada bab ini adalah mengenai Exorbitante Rechten itu sendiri, bab ini merupakan ancang-ancang untuk mamasuki bab selanjutnya yaitu penerapan Undang-undang itu sendiri. Dalam bab III akan dibahas mengenai Pergerakan Nasional Indonesia yang mencakup dari tahun 1926 sampai tahun 1936. diambilnya tahun ini sebagai patokan adalah karena dalam periode tahun ini memerintah dua orang Gubernur Jenderal yang beraliran Liberal dan Konservatif yaitu: de Graeff dan de Jonge. Kedua Gubernur jenderal ini mempunyai pandangan yang berlainan tentang pergerakan nasional di Indonesia. Pada bagian pertama bab ini akan dilihat sekilas pintas tentang pergerakan Nasional dari lahirnya Budi Utomo dan menyusul lahirnya Indonesisch Vereniging di negeri Belanda yang merupakan cikal bakal partai yang paling menonjol dan radikal pada tahun-tahun awal pemerintahan de Graeff. Pada bagian ini sengaja tidak dibahas secara panjang lebar mengenai partai-partai yang muncul di Hindia Belanda , karena karya ilmiah ini akan memfokuskan kepada partai nasional radikal pada periode 1926-1936, yaitu PNI dilanjutkan Partindo dan PNI Baru beserta tokoh-tokohnya. Pada bagian kedua bab ini akan dibahas mengenai kegiatan-kegiatan partai yang radikal pada masa periode pemerintahan dua orang Gubernur Jenderal yaitu: de Graeff dan de Jonge. Dimulai dari pemberontakan PKI yang gagal. pada tahun 1926. Pada bagian ini penulis hanya akan menyoroti Pada kegiatan partai-partai: PNI, Partindo dan PNI baru sampai kepada penangkapan dan pengsingan tokoh-tokohnya. Bab II dan III merupakan latar belakang bagi bab IV yang merupakan permasalahan dari karya ilmiah ini, setelah dibahas pengertian Exorbitante Rechten itu sendiri dan pergerakan nasional. Pada bab ini akan dilihat pengaruhnya terhadap lajunya perjuangan pergerakan nasional, dan akan dilihat keadaan Organisasi dan aktifitasnya setelah para tokohnya ditangkap dan diadili tahun 1929 dan begitu juga dengan Partindo dan PNI baru setelah tokoh-tokohnya diasingkan. Pada bagian kedua bab ini akan dilihat reaksi-reaksi atas penangkapan, pengadilan dan pengasingan tokoh-tokoh pergerakan nasional ( reaksi sekitar Exorbitante Rechten). Dari uraian-uraian pada bab I sampai bab IV akan diperoleh suatu kesimpulan yang merupakan penutup dari karya ilmiah ini."
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library