Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7377 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tseshkovsky, A.
"Buku yang berjudul "Power station boiler room equipment : fitter's guide" ini ditulis oleh A. Tseshkovsky. Pada awalnya buku ini berbahasa Rusia, namun telah diterjemahkan oleh E. Isakson ke dalam bahasa Inggris. Buku ini membahas tentang sumber tenaga pembangkit, keselamatan pekerja, cara memperbaiki alat-alat generator yang rusak, dan lain sebagainya."
Moskwa: MIR Publisher, 1971
R 621.184029 TSE pt
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Mehta, V.K.
Ram Nagar: New Delhi: S. Chand, 1982
621.319 1 MEH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Seguier, Guy
New York: McGraw-Hill , 1986
621.381 SEG lt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Sofwan Lukito
"ABSTRAK
Telah berhasil dibuat sebuah alat yang dapat berfungsi sebagai stasiun
penguapan/evaporasi otomatis yang telah terintegrasi dengan pengamatan
parameter iklim lainnya yang berhubungan dengan proses evaporasi. Alat ini
diberi nama ?Automatic Evaporation Station (AES)?, dengan kemampuan
mengukur 6 (enam) parameter klimatologi seperti penguapan, suhu permukaan
air, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan dan kecepatan angin. Selain itu
alat AES ini juga dilengkapi dengan 2 (dua) buah sistem kontrol untuk
mempertahankan ketinggian air di Open Pan Evaporimeter agar tetap 5 cm dari
bibir panci (sesuai ketentuan dari World Meteorological Organization, WMO).
Keberadaan AES ini dapat menggantikan sistem pengamatan penguapan
konvensional yang masih dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), atau dapat pula digunakan untuk menggantikan stasiun hujan
kerjasama yang dimiliki BMKG. Pengantian stasiun hujan kerjasama dengan
stasiun evaporasi otomatis diharapkan akan lebih bermanfaat bila ditinjau dari
segi biaya, kemudahan pengoperasian, jumlah parameter klimatologi yang dapat
diukur dan tingkat keakurasian data yang tetap terjaga walau diamati oleh
petugas/observer yang tidak memiliki latarbelakang pendidikan khusus dibidang
meteorologi/klimatologi."
2010
T29118
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gaina Sapoetra
"ABSTRAK
Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang memanfaatkan potensi energi air. Prinsip kerja dari pembangkit listrik ini cukup sederhana, yaitu menggerakkan turbin dengan memanfaatkan tenaga kinetik air. Air yang memanfaatkan perbedaan ketinggian (head), serta besarnya debit air. Objek Penelitian ini yaitu potensi daerah Kampung Nyomplong, Desa Curug Bitung, Kabupaten Bogor untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Studi mengenai potensi daerah ini dilatar belakangi kondisi daerah yang belum terjangkau oleh jaringan listrik pemerintah. Sumber potensialnya yaitu sebuah Sungai Cisangku yang mengalir melintasi Kampung Nyomplong. Rancangan PLTMH ini mampu menghasilkan daya hingga 5 kW, sedangkan beban warga yang pernah disurvei sebesar 2,358 kW. Jarak saluran distribusi dari pembangkit ke rumah penduduk ±200 m, dengan menggunakan kabel distribusi NFA2X. Pada proses distribusi harus dilakukan analisis tegangan jatuh, supaya sistem tetap beroperasi stabil dan sesuai standar, serta perlu direncanakan pemilihan kabel yang memiliki kekuatan fisik yang baik, sehingga ketika terjadi kenaikan atau kelipatan beban, sistem tetap mampu beroperasi dengan baik dan rugi-rugi daya akan tetap terjaga dan masih dalam batas aman.

ABSTRACT
Micro-hydro is a term used for the installation of power plants that harness the potential energy of water. The working principle of power generation is quite simple, which drives a turbine to harness the kinetic energy of water. Water which utilizes the difference in height (head), as well as the magnitude of water discharge. The research object is a potential area of Nyomplong Village, Curug Bitung village, Bogor Regency to build Micro Hydro Power (MHP).
Studies on the potential of this region against the background conditions in the area that have not been reached by the government the power grid. Potential source is Cisangku river that flowing across the Nyomplong village. The design of the MHP is capable of generating power up to 5 kW, while the load of the people who ever surveyed at 2,358 kW. Distance from the plant to the distribution channel houses ± 200 m, using NFA2X distribution cable. In the distribution process should be carried out voltage drop analysis, so that the system remains stable and appropriate operating standards, as well as the planned elections need a cable that has good physical strength, so that when there is an increase or a multiple load, the system is still able to operate properly and power loss will stay awake and still within safe limits."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mushfar Ferdian
"Teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) 2000 memanfaatkan sistem circuit switch dalam komunikasi suara dan packet switch dalam komunikasi data antara pengguna dan RBS (Radio Base Station). Penanganan terhadap kedua jenis komunikasi tersebut merupakan ukuran yang bisa menunjukkan kehandalan suatu jaringan.
Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui dan mengoptimalkan performansi dari RBS untuk menangani trafik suara maupun paket data. Performansi dari RBS dapat diketahui dengan cara mengukur parameter performansi RBS pada BSC (Base Station Control). Parameter- parameter ini antara lain berupa set up failure ratio, drop ratio, dan occupancy. Selain itu dihitung pula tren peningkatan trafiknya untuk masa yang akan datang.
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan maka diketahui bahwa salah satu cara untuk meningkatkan performansi RBS adalah dengan menyesuaikan pengaturan tiap RBS dengan daerah cakupannya. Penambahan kapasitas perlu segera dilakukan pada beberapa RBS dan belum perlu pada beberapa RBS lainnya. Di sisi lain didapatkan bahwa komunikasi data buruk sedangkan untuk suara sudah cukup baik.

Flexi Radio Base Station (RBS) Performance Analysis of Voice and Trafic on Kota 2 Jakarta Barat Base Station Control (BSC). The CDMA 2000 technology uses circuit switch method to handle voice traffic and packet switch method to handle data traffic between the user and RBS (Radio Base Station). These two parameters can be used to measure performance of the network generally, so it is necessary to optimize them.
This paper analyze the performance of RBS by measuring its parameters such as set up failure ratio, drop ratio, and occupancy. Furthermore, the traffic increment is calculated too in order to provide information for improvement in the future.
Through the analysis, it is realized that a way to improve configuring it uniquely based on its area of scope. Some RBS need soon, but some others don?t. Beside of that, it is also known that the voice communication effectively while data communication roughly."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agung Santoso
"Kebakaran pada struktur bawah tanah, khususnya stasiun bawah tanah, merupakan kondisi yang membahayakan bagi keselamatan. Hal ini relevan dengan pergerakan asap yang searah dengan jalur evakuasi. Beberapa kebakaran pada stasiun bawah tanah telah menimbulkan banyak korban jiwa, contohnya pada Stasiun Jungangno-Korea (198 korban jiwa) dan Baku-Azerbaijan (289 korban jiwa). Mengingat banyaknya korban jiwa yang disebabkan oleh kebakaran pada stasiun bawah tanah, maka peninjauan terhadap pergerakan asap pada stasiun bawah tanah jika kebakaran terjadi perlu untuk dilakukan. Prioritas peninjauan ini akan semakin meningkat dengan semakin pesatnya pembangunan jalur transportasi massal bawah tanah pada negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Sebagai salah satu usaha dalam pembangunan infrastruktur, jalur transportasi massal bawah tanah diperlukan untuk mengatasi permasalahan kemacetan dan transportasi massal yang sering ditemui di kota-kota besar seperti Jakarta - Indonesia. Dengan diimplementasikannya sistem transportasi yang berada pada beberapa bidang, maka persinggungan jalur transportasi pada satu bidang dapat dihindari. Prediksi dan pergerakan asap pada kondisi kebakaran stasiun bawah tanah diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak Fire Dynamic Simultor V5(FDS V05). Bahaya yang disebabkan oleh pergerakan asap, jika kebakaran terjadi, dapat ditekan seminimal mungkin dengan menghisap asap tersebut atau dengan meninggikan langit-langit ruangan tempat kebakaran terjadi.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa besarnya kapasitas pembuangan asap berpengaruh besar terhadap cepatnya visibilitas kembali normal dengan hanya sedikit berpengaruh terhadap minimum visibilitas yang terdapat pada saat kebakaran terjadi. Sedangkan peninggian langit-langit ruangan tempat kebakaran terjadi mempunyai andil yang besar terhadap minimum visibilitas yang terjadi pada saat kebakaran terjadi. Pada penelitian ini, kapasitas pembuangan asap divariasikan dengan besar 3000 m3/jam, 4000 m3/jam, 5000 m3/jam, 6000 m3/jam, dan 7000 m3/jam. Dengan variasi terhadap tinggi peron stasiun bawah tanah yang berperan sebagai ruangan tempat terjadinya kebakaran adalah 3 m dan 4 m.
Kesimpulan lain yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan terhadap luas lantai tempat kebakaran terjadi untuk menentukan kapasitas pembuangan asap juga diperlukan dengan tidak melupakan peninjauan terhadap tinggi ruangan untuk menyediakan kondisi kondusif evakuasi jika kebakaran terjadi. Kemudian, peletakan fan pembuangan asap perlu mendapat peninjauan khusus untuk menekan penyebaran asap guna menyediakan kondisi kondusif evakuasi.

Fire in underground structures (e.g. Metro Subway Station), is a dangerous condition for safety. This is relevant to the movement direction of the smoke which is unidirectional with the evacuation routes. Several fires in underground stations has caused many casualties, for example is Jungangno Station's Fire - Korea (198 fatalities) and Baku's Fire - Azerbaijan (289 fatalities). Given the number of fatalities caused by fires on the subway, then a review of the movement of smoke in the subway station when a fire broke out need to be done. Predictions and the movement of smoke in the subway fire in this work obtained by using Fire Dynamic Simulator V5 (FDS V05). Harm caused by the movement of smoke, if a fire occurs, kept to a minimum by sucking the smoke out or by elevating the ceiling height of the room where the fire occurred.
The results of this study prove that the magnitude of smoke exhaust capacity affect the required time for a visibility to return to a normal condition with only a slight effect on the minimum visibility's value. While the elevation of the ceiling's height of the room have contributed greatly to the minimum visibility's value when the fire occurred. In this study, the capacity of the exhaust smoke varied within 3000 m3/hr, 4000 m3/hr, 5000 m3/hr, 6000 m3/hr, and 7000 m3/hr. While the variation of the underground station platform's height that acts as a room where the fire broke out is 3 m and 4 m.
Another conclusion that can be obtained from this study is that the approach to the floor's area to determine the capacity of smoke exhaust is necessary with also considering the height of the room to provide tenable condition to evacuate if a fire occurs. Then, the location of the smoke exhaust's ducting needs to get a special consideration to suppress the smoke's spread in order to provide a tenable condition for evacuation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43266
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusup Sugiarso
"Perilaku tidak selamat oleh operator dan customer merupakan perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja di lingkungan SPBU. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis perilaku tidak selamat oleh operator dan customer SPBU. Metode yang digunakan untuk penelitian ini yaitu cross sectional pada SPBU COCO dan DODO terpilih berdasarkan mayoritas customernya yaitu kendaraan pribadi dan kendaraan umum di Wilayah DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan observasi dan kuesioner di delapan lokasi SPBU COCO dan DODO. Hasil analisis data secara keseluruhan bahwa sebanyak 36,6% operator dan customer berperilaku tidak selamat, sedangkan 63,4 % berperilaku selamat. Selanjutnya dari hasil analisis pada operator dan customer untuk tiap SPBU di temukan jenis-jenis perilaku yang menyimpang dari prosedur standard operasi, sehingga beberapa perilaku ini yang menjadi karakteristik untuk harus dihindari oleh operator dan customer SPBU. Maka dari itu, langkah awal yang harus dilakukan oleh manajeman SPBU adalah melakukan pengawasan terhadap perilaku kerja dari operator dan customer di lingkungan SPBU, sehingga tercipta budaya kerja yang sudah mencerminkan managemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Unsafe behaviour an operator or customer that is a behavior at caused the accident s at Gas Station Fuelling Sistem. The purpose of research to identificating the unsafe behavior abaut the operators or customers at Gas Station. This research use of cross sectional Methode at gas station COCO and DODO choosen with the major of customers is private vehicles and public vehicles in DKI Jakarta. Observation abaout it is take at eight gas statioan in COCO and DODO. The analysis result for all responden have 36,6% operators dan customers doing the unsafe behavior but 63,4 % doing safe behavior. So for the analysis result an operators and customers at each gas station has been know the others unsafe behavior for the prosedur operation standar. The first solution to solved the problem is give a monitoring for operators and cutomers behavior, and to make the safety cultures at the gas station anf the operatora and customers can be doing the safe behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T31337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satyaningtyas Sih Winanti
"Lokasi hiposenter gempa mikro (microearthquake) dapat dikaitkan dengan kemunculan zona lemah berupa rekahan maupun patahan. Patahan dan rekahan yang merupakan struktur seismik dapat diidentifikasikan melalui proses delineasi persebaran lokasi gempa. Dalam mendelineasi stuktur seismik diperlukan penentuan lokasi gempa dengan tingkat presisi dan akurasi yang baik. Hal umum dari analisis suatu keakuratan lokasi gempa adalah dengan menghitung ketidakpastian formal berupa kesalahan elips, waktu kejadian gempa, dan ketidaksesuaian kedalaman gempa (error ellipsoid, origin time, dan unreliability of depth). Ketidakpastian tersebut digambarkan dalam bentuk elips yang memberikan perkiraan statistik apakah suatu gempa terlokasi secara presisi yang disebut juga error ellipsoid. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesalahan penentuan lokasi gempa yaitu geometri jaringan stasiun pengamatan. Geometri stasiun pengamatan memainkan peran penting dalam membatasi ketidakpastian lokasi gempa. Penggunaan geometri jaringan stasiun pengukuran yang optimal sangat penting dan diperlukan untuk menyediakan data waktu tiba yang terpercaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh geometri jaringan stasiun terhadap ketidakpastian lokasi gempa dalam mendelineasi struktur. Parameter seperti jumlah stasiun, jarak minimum stasiun, dan kemerataan distribusi stasiun. Berdasarkan penelitian, untuk identifikasi struktur patahan melalui delineasi sebaran gempa, maka diperlukan minimal 14 stasiun untuk memperoleh kesalahan lokasi gempa absolut (optimal) ± 1 km untuk episenter dan ± 2 km untuk kedalaman dengan catatan kualitas pengukuran waktu tiba yang baik. Jarak stasiun yang diperlukan yaitu tidak lebih dari perkiraan kedalaman fokus gempa untuk mendapatkan ketidakpastian yang lebih kecil. Distribusi stasiun yang diperlukan untuk identifikasi struktur dapat dilakukan secara acak atau menyebar untuk mendapat cakupan hiposenter yang baik. Berdasarkan penelitian data sintetik, ukuran mendapatkan volume error ellipsoid yang kurang dari 2 km pada yaitu batas azimuthal gap bernilai kurang dari 150ᵒ.

The hypocenter location of the microearthquake can be associated with the appearance of weak zones in the form of fractures or faults. Faults and fractures which are seismic structures can be identified through the delineation of the hypocenter distribution. In delineating the seismic structure, it is important to determine the hypocenter with a good level of precision and accuracy. The general information about the analysis of the accuracy of the hypocenter or earthquake location is to calculate the formal uncertainties in the form of ellipsoid error, origin time, and unreliability of depth. Error ellipsoid can describe the uncertainty in the form of an ellipse that gives a statistical calculation of whether an earthquake is precisely located or not. One of the factors that can affect the error ellipsoid in determining earthquake location is the geometry of the observation station network. The station network geometry acts as an important role to constrain the uncertainty of earthquake location. The optimal use of station network geometry is very important to provide reliable arrival time data. This study aims to determine the effect of station network geometry on the uncertainty of the earthquake location in delineating the seismic structure. Parameters such as the number of stations, minimum station distance, and station distribution uniformity. Based on the research, to identify fault structures through the delineation of earthquake distribution, it requires a minimum of 14 stations to obtain absolute (optimal) earthquake location errors ± 1 km for epicenter and ± 2 km for depth with a reliable record of the quality of arrival time. The required station distance is less than the estimated depth of the earthquake focus to get smaller uncertainties. The station distribution needed for identification of structures can be arranged randomly or uniformly to get sufficient hypocenter coverage. Based on the research of synthetic data, it gets a volume of ellipsoid error which is less than 2 km in that the azimuthal gap limit is worth less than 150ᵒ.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melvia Erfaryndra
"Pengembangan Stasiun Terpadu adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk menghubungkan seluruh jaringan transportasi publik dalam satu area. Stasiun Sudirman merupakan salah satu dari empat stasiun di DKI Jakarta yang telah dikembangkan menjadi stasiun terpadu. Lebih lanjut, stasiun sebagai pusat pertemuan masyarakat dikhawatirkan mampu meningkatkan risiko penularan COVID-19 yang hingga kini masih menjadi ancaman. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas pelayanan Stasiun Terpadu Sudirman pada masa pandemi COVID-19 berdasarkan perspektif masyarakat. Teori yang digunakan adalah teori kualitas pelayanan perkeretaapian di masa pandemi. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Pengambilan data pada penelitian ini yaitu melalui teknik kuantitatif dengan menyebarkan survei kepada 100 penumpang kereta di Stasiun Sudirman dan teknik kualitatif dengan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan untuk triangulasi hasil survei. Wawancara dilakukan dengan delapan Informan 11hli dan empat orang masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 92% responden menilai kualitas Stasiun Sudirman sebagai Stasiun Antramoda berkualitas baik dari dimensi tangibles, responsiveness, assurance, empathy, reliability, comfort, information, dan pandemic. Meskipun demikian, terdapat satu indikator di comfort yang dinilai berkualitas buruk yaitu terkait ketersediaan lift. Hasil ini menunjukkan bahwa secara kuantitatif pelayanan Stasiun Sudirman sebagai stasiun terpadu antar moda transportasi telah berkualitas.

The development of the Integrated Station is an effort made by the DKI Jakarta provincial government to connect all public transportation networks in one area. Sudirman Station is one of four stations in DKI Jakarta, which has been developed into an integrated station. Furthermore, the station as a community meeting center is feared to be able to increase the risk of COVID-19 transmission, which is still a threat. This study analyzes the service quality of Sudirman Integrated Station during the COVID-19 pandemic based on the community's perspective. The theory used is the theory of the quality of railway services during a pandemic. The research approach used is quantitative. This research used quantitative with quantitative and qualitative data collection techniques. Data collection in this study was through quantitative techniques by distributing surveys to 100 passengers at Sudirman Station and qualitative techniques using interviews, observations, and literature studies to triangulate survey results. Interviews were conducted with eight expert informants and four community members. The results of this study indicate that 92% of respondents assess the quality of Sudirman Station as an Antramodal Station of good quality from the dimensions of tangible, responsiveness, assurance, empathy, reliability, comfort, information, and pandemic. However, the result found poor category in an indicator of comfort, namely the availability of lifts. These results indicate that the service of Sudirman Station as an integrated station between modes of transportation is of high quality."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>