Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London: Routledge, 2011
781.11 MUS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Septiani Wulandari
"Pekerja Precariat Dalam Kapitalisasi Industri Televisi Kasus: Penonton Bayaran Pada Program Musik Televisi Hadirnya profesi penonton bayaran dengan status pekerja kontrak atau outsourcing merupakan sebuah konsekuensi dari adanya proses kapitalisasi di industri televisi. Tesis ini ditelah menggunakan kerangka pemikiran Guy Standing, yang intinya bahwa terdapat kelas precariat di lingkup ketenaga kerjaan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan desain deskriptif. Hasilnya menunjukkan bahwa, penonton bayaran adalah pekerja yang digolongkan sebagai kaum precariat, dan mengalami tekanan secara struktural dan sosial. Kapitalisasi yang terjadi dalam industri televisi telah menciptakan struktur menekan sehingga menyebabkan penonton bayaran berada pada lapisan bawah dan menempatkan mereka pada posisi rentan. Tekanan yang mereka hadapi, berasal dari struktur relasi saling menekan pihak-pihak dalam proses produksi program musik di televisi. Akibatnya penonton bayaran menjadi rentan dalam kehidupan sosial.

Precariat Workers in Capitalization of Television Industry Case Paid attendees on The Music Program Appearances of paid attendees with contract worker status or outsourcing in television industry is a consequence from capitalization nowadays. This outsourcing system creates suppression structures into its practice so that put outsourcing labors into lower level and keep them more depressed. In this study, paid attendees have status as lower level worker which called as precariat. Correlation pattern of paid attendees in music program production system with capitalization of television industry put their in unstable position. This thesis researched by Guy Standing theory within qualitative and descriptive methods. In results show that paid attendees is categorized as precariat group and sustain a structural and social oppression, which is come from relation between structure of suppressing parties in television music program. As a result paid attendees become unstable in social environment.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajenk Ningga Citra
"ABSTRAK
Tesis ini meneliti pola konsumsi musik pengguna media sosial dan pengaruhnya
terhadap keputusan pembelian karya musik bentuk fisik (Compact Disc). Teori
yang digunakan adalah teori uses and gratification dimana pengguna internet,
terutama pengguna media sosial dapat bebas memilih cara serta medium yang
ingin mereka gunakan dalam mengkonsumsi musik dan teori perilaku konsumen.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif, yaitu
mencari kejelasan hubungan pengaruh pola sikap konsumsi musik pengguna
media sosial terhadap keputusan pembelian karya musik bentuk fisik. Pengujian
sendiri dilakukan kepada para pengguna media sosial yang berdomisili di
Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Hasil penelitian
menujukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup lemah antara pola konsumsi
pengguna media sosial terhadap keputusan pembelian karya musik bentuk fisik.
Untuk itu disarankan agar karya musik dapat dipasarkan dalam format digital agar
dapat menjangkau lebih banyak konsumen.

ABSTRACT
This thesis examines the patterns of music consumption users of social media and
its influence on purchasing decisions musical works of physical form (Compact
Disc). This thesis used uses and gratification theory where internet users,
especially users of social media and can freely choose which medium they want to
use to consume music and the theory of consumer behavior.
This research is a quantitative research with explanative design, which sought to
clarify the relationship influence the attitude of music consumption patterns of
users of social media on purchase decisions musical works of physical form. The
test itself is done to the social media users who live in Jabodetabek (Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi). The results showed that there is a fairly
weak relationship between the consumption patterns of users of social media on
purchase decisions musical works of physical form. It is recommended that a
piece of music can be marketed in digital format in order to reach more
consumers."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ha, Tae Hung
Seoul : Yonsei University Press, 1958
KOR 398.8 TAE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stanton, Hazel M.
"The effect of music study on scores made in the Seashore Measures of Musical Talent has been a moot question for some time. Many and varied opinions have been expressed both verbally and in print but too often a marked paucity of factual material has characterized these reports. For the first time in the brief history of the application of musical capacity tests to students in a music school, the first test scores can be compared with second test scores after an interim of intensive musical education. This study will present facts from which numerous inquiries can be answered and previous
statements and theories verified or refuted. "
Lengkap +
Iowa: The University , Iowa City, 1930
K 781.22 STA m
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Deva, B. C.
New Delhi: Wiley Eastern, 1995
780.954 DEV i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Delvin Nathanael Tirie
"Video musik merupakan salah satu platform untuk pertukaran budaya. Walaupun banyak yang mempermasalahkan bagaimana orang Barat merepresentasikan orang Timur berdasarkan prasangka tertentu, masalah ini masih ditemukan di berbagai video musik kontemporer. Representasi merupakan salah satu isu penting saat mencoba merepresentasikan budaya lain dengan benar. Data yang dipilih dalam artikel ini adalah `Lean On` (2015), sebuah video musik yang melibatkan budaya India. Dengan membahas konten visual dalam video tersebut menggunakan teori semiotika Barthes dan Orientalism dari Said, artikel ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ada paradoks dalam representasi wanita India. Hasil artikel ini menunjukkan bahwa penggambaran yang ada merendahkan wanita India sehingga menciptakan sebuah paradoks dalam representasinya. Hasil ini juga menunjukkan bahwa penggambaran seperti ini menguntungkan orang Barat lebih daripada orang India karena hubungan kedua budaya yang sudah ada. Hasil ini akan memberikan kontribusi kepada studi gender dan representasi dengan meningkatkan kesadaran bahwa representasi gender yang melibatkan budaya Barat dan Timur masih perlu dikritik.

Music video is one of the platforms for cultural exchange to happen. Although a lot of people problematize how the westerners represent the East based on prejudice, a lot of contemporary music videos still has this problem. Representation is one of the main issues when trying to represent a different culture correctly. The chosen data for this article is `Lean On` (2015), a music video that heavily involves Indian culture. This article examines how the Indian women and culture are portrayed in the video. By examining the visual content in the video using Barthes` semiotic model and then analysing it with Hall`s representation concept and Said`s orientalism theory, this article aims to prove that there is a paradox in the representation of Indian women. The finding suggests that the depiction of Indian women is patronizing so it creates a paradox in the representation. It also suggests that the depiction benefits the westerners more than the Indian because of the existing power dynamic between the cultures. The finding of this paper will contribute to studies on gender and representation by raising awareness that gender representation involving the East and the West still needs to be criticised."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wade-Matthews, Max
"This is an encyclopedia of musical instruments and the art of music-making. It examines a wide range of musical instruments, including strings, woodwind, brass, percussion, keyboards and the voice, as well as rare and non-Western instruments. It features famous players, orchestras and concert halls, and the role of the composer and the conductor. It includes information on the evolution of the orchestra - from medieval consorts, baroque and classical orchestras, through to the modern symphony orchestra. It explores other forms such as folk music, brass and military bands, country music, jazz bands, big bands and pop groups. The art of music-making has existed for thousands of years. This fascinating book begins with a history of music-making, posing the questions "What is music?" and "What is a musical instrument?"
Lengkap +
London: Southwater, 2013
784.190 9 WAD m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
George, Susan Ella
Hershey, Pa: IRM Press, 2005
780.14 GEO v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Acieta Arbi
"ABSTRAK
Industri musik dan rekaman, yang melibatkan bermacam-macam aliran musik, selalu
dipengaruhi oleh tren musik yang berlaku. Tahun 1999 merupakan tahun kesuksesan boyband, yaitu
kelompok penyanyi vokal pria yang membawakan lagu pop yang easy listening atau enak didengar.
Hal ini disebabkan karena suksesnya album-album dan konser-konser mereka sehingga memberikan
inspirasi kepada perusahaan yang bergerak dalam industri musik dan rekaman untuk memunculkan
boyband-boyband baru.
Westlife. yang terbentuk tahun 1998, merupakan salah satu artis pendatang baru
internasional pada tahun 1999. Westlife, yang terdiri dan lima orang pria: Shane Filan, Mark
Feehily, Klan Egan, Nicky Byrne dan Bryan McFadden, dan berasal dari irlandia, dikategorikan
sebagai boyband. Adapun pemegang hak produksi, distribusi dan pemasaran produk Westlife di
Indonesia adalah PT 8MG Music Indonesia, yang bersama dengan RCA selaku perusahaan rekaman
yang mengontrak Westlife, merupakan unit dad BMG Entertainment.
Sebagai produk dan sebuah hoyband. produk Westlife menghadapi pasar sasaran yang sama
dengan produk dari boyband internasional Iainnya yaitu cohort Internet dan cohort MTV, terutama
remaja putri. Untuk memasuki pasar sasaran tersebut PT BMG Music indonesia harus melakukan
suatu bentuk strategi komunikasi pemasaran yang efektif sehingga Westlife dapat dengan sukses
memasuki pasar sasaran tersebut. Strategi komunikasi pemasaran merupakan unsur yang sangat
penting bagi perusahaan yang bergerak dalam industrii musik dan rekaman di Indonesia, karena
dalam melakukan bauran pemasaran, hanya unsur produksi dan komunikasi pemasaran yang dapat
diterapkan secara berbeda oleh masing-masing perusahaan. Unsur harga (price) dan saturan
distribusi merupakan hal yang telah ditetapkan bersama dan bersifat baku dalam industri musik dan
rekaman di indonesia.
Perangkat-perangkat dasar dalam komunikasi pemasaran adalah advertising (periklanan),
direct marketing (pemasaran Iangsung), sales promotion (promo si penjualan), publicity/public
relations (hubungan masyarakat) dan personal selling (kewiraniagaan). Perusahaan dapat memilih
perangkat-perangkat yang akan digunakan untuk mempromosikan produknya tergantung pada
kebutuhan dan anggaran biaya promosi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Hal yang dianggap
penting adalah bahwa perangkat-perangkat tersebut terkoodinir secara baik dan harus saling
berhubungan sertaa saling mendukung sehingga terbentuk suatu integrated marketing communication
bagi produk yang diprornosikan. Sebelum menentukan bentuk strategi kornunikasi pemasaran yang
digunakan, perusahaan harus rnenentukan tujuan dan strategi tersebut.
Pada umumnya perusahaan yang bergerak dalam industri musik dan rekaman di indonesia
menggunakan 3 perangkat dalam strategi komunikasi pemasaran yaitu advertising, sales promotion
dan publicity/public reiations Saies prornouiorl yang diguriakan umurnnya bersifat prornosi
perdagangan. Promosi konsumen, yaitu promosi yang berorientasi pada konsumen, kalaupun
digunakan biasanya hanya berbentuk pemberian bonus berupa poster allis atau undian berhadiah.
Dengan tujuan niemperkenalkan produk Westlife yaitu baik lagu-lagu yang dibawakan oleh
Westlife, Westlife sendiri secara personal, dan menjadikan Westlife sebagai artis internasional yang
menjadi favorit dan ¡dola baru dalam industri musik dan rekaman di Indonesia, PT BMG Music
Indonesia melakukan strategi komunikasi pemasaran yang merupakan integrated marketing
Communications dengan menggunakan advertising, sales promotion dan publicity/public relations
yang dititikberatkan pada kepuasan konsumen.
Penitikberatan pada kepuasan konsumen terutama dicerminkan oleh sales promotion yang
dilakukan oleh PT BMG Music indonesia. Bentuk sales promotion yang berorientasi kepada
kepuasan konsumen ini adalah pemberian sisipan berupa ballotd dalam setiap produk Westlife, baik
berupa kaset, CD maupun VCD. Melalui ballots tersebut PT BMG Music Indonesia dapat menjalin
interaksi timbal balik dengan konsumennya, dimana hal ini beium pernah dilakukan oleh perusahaan lain yang bergerak dalam industri musik dan rekaman di Indonesia. Ballots tersebut memberikan
keuntungan bagi konsumen, berupa perolehan informasi seputar Westlife, dan bagi PT BMG Music
Indonesia, berupa data konsumen yang dapat membantu PT BMG Music Indonesia dalam
meningkatkan pelayanannya dan merancang program komunikasi pemasaran yang efektif.
Hasil yang diperoleh dari strategi komunikasi yang dilakukan oieh PT BMG Music
Indonesia adalah angka penjualan kaset, Compact Disc (CD) dan Video Compact Disc (VCD)
Westlife yang cukup tinggi di indonesia, yaltu mencapai 20 platinum untuk album pertama Westlife
yang berjudul ?Westlife?. Prestasi penjualan produk Westlife merupakari prestasi yang
mengagumkan bagi artis internasional di lndonesia. Westlife sendiri, saat ini, merupakan boyband
yang menjadi penyanyi favorit dan idola baru dalam industri musik dan rekaman di indonesia.
;ABSTRAK
Industri musik dan rekaman, yang melibatkan bermacam-macam aliran musik, selalu
dipengaruhi oleh tren musik yang berlaku. Tahun 1999 merupakan tahun kesuksesan boyband, yaitu
kelompok penyanyi vokal pria yang membawakan lagu pop yang easy listening atau enak didengar.
Hal ini disebabkan karena suksesnya album-album dan konser-konser mereka sehingga memberikan
inspirasi kepada perusahaan yang bergerak dalam industri musik dan rekaman untuk memunculkan
boyband-boyband baru.
Westlife. yang terbentuk tahun 1998, merupakan salah satu artis pendatang baru
internasional pada tahun 1999. Westlife, yang terdiri dan lima orang pria: Shane Filan, Mark
Feehily, Klan Egan, Nicky Byrne dan Bryan McFadden, dan berasal dari irlandia, dikategorikan
sebagai boyband. Adapun pemegang hak produksi, distribusi dan pemasaran produk Westlife di
Indonesia adalah PT 8MG Music Indonesia, yang bersama dengan RCA selaku perusahaan rekaman
yang mengontrak Westlife, merupakan unit dad BMG Entertainment.
Sebagai produk dan sebuah hoyband. produk Westlife menghadapi pasar sasaran yang sama
dengan produk dari boyband internasional Iainnya yaitu cohort Internet dan cohort MTV, terutama
remaja putri. Untuk memasuki pasar sasaran tersebut PT BMG Music indonesia harus melakukan
suatu bentuk strategi komunikasi pemasaran yang efektif sehingga Westlife dapat dengan sukses
memasuki pasar sasaran tersebut. Strategi komunikasi pemasaran merupakan unsur yang sangat
penting bagi perusahaan yang bergerak dalam industrii musik dan rekaman di Indonesia, karena
dalam melakukan bauran pemasaran, hanya unsur produksi dan komunikasi pemasaran yang dapat
diterapkan secara berbeda oleh masing-masing perusahaan. Unsur harga (price) dan saturan
distribusi merupakan hal yang telah ditetapkan bersama dan bersifat baku dalam industri musik dan
rekaman di indonesia.
Perangkat-perangkat dasar dalam komunikasi pemasaran adalah advertising (periklanan),
direct marketing (pemasaran Iangsung), sales promotion (promo si penjualan), publicity/public
relations (hubungan masyarakat) dan personal selling (kewiraniagaan). Perusahaan dapat memilih
perangkat-perangkat yang akan digunakan untuk mempromosikan produknya tergantung pada
kebutuhan dan anggaran biaya promosi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Hal yang dianggap
penting adalah bahwa perangkat-perangkat tersebut terkoodinir secara baik dan harus saling
berhubungan sertaa saling mendukung sehingga terbentuk suatu integrated marketing communication
bagi produk yang diprornosikan. Sebelum menentukan bentuk strategi kornunikasi pemasaran yang
digunakan, perusahaan harus rnenentukan tujuan dan strategi tersebut.
Pada umumnya perusahaan yang bergerak dalam industri musik dan rekaman di indonesia
menggunakan 3 perangkat dalam strategi komunikasi pemasaran yaitu advertising, sales promotion
dan publicity/public reiations Saies prornouiorl yang diguriakan umurnnya bersifat prornosi
perdagangan. Promosi konsumen, yaitu promosi yang berorientasi pada konsumen, kalaupun
digunakan biasanya hanya berbentuk pemberian bonus berupa poster allis atau undian berhadiah.
Dengan tujuan niemperkenalkan produk Westlife yaitu baik lagu-lagu yang dibawakan oleh
Westlife, Westlife sendiri secara personal, dan menjadikan Westlife sebagai artis internasional yang
menjadi favorit dan ¡dola baru dalam industri musik dan rekaman di Indonesia, PT BMG Music
Indonesia melakukan strategi komunikasi pemasaran yang merupakan integrated marketing
Communications dengan menggunakan advertising, sales promotion dan publicity/public relations
yang dititikberatkan pada kepuasan konsumen.
Penitikberatan pada kepuasan konsumen terutama dicerminkan oleh sales promotion yang
dilakukan oleh PT BMG Music indonesia. Bentuk sales promotion yang berorientasi kepada
kepuasan konsumen ini adalah pemberian sisipan berupa ballotd dalam setiap produk Westlife, baik
berupa kaset, CD maupun VCD. Melalui ballots tersebut PT BMG Music Indonesia dapat menjalin
interaksi timbal balik dengan konsumennya, dimana hal ini beium pernah dilakukan oleh perusahaan lain yang bergerak dalam industri musik dan rekaman di Indonesia. Ballots tersebut memberikan
keuntungan bagi konsumen, berupa perolehan informasi seputar Westlife, dan bagi PT BMG Music
Indonesia, berupa data konsumen yang dapat membantu PT BMG Music Indonesia dalam
meningkatkan pelayanannya dan merancang program komunikasi pemasaran yang efektif.
Hasil yang diperoleh dari strategi komunikasi yang dilakukan oieh PT BMG Music
Indonesia adalah angka penjualan kaset, Compact Disc (CD) dan Video Compact Disc (VCD)
Westlife yang cukup tinggi di indonesia, yaltu mencapai 20 platinum untuk album pertama Westlife
yang berjudul ?Westlife?. Prestasi penjualan produk Westlife merupakari prestasi yang
mengagumkan bagi artis internasional di lndonesia. Westlife sendiri, saat ini, merupakan boyband
yang menjadi penyanyi favorit dan idola baru dalam industri musik dan rekaman di indonesia.
"
Lengkap +
2001
T709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>