Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152080 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santun Setiawati
"Karya Ilmiah Akhir ini merupakan gambaran pelaksanaan praktik ners spesialis keperawatan anak selama 2 semester. Karya Ilmiah Akhir ini memfokuskan pada aplikasi Self-Care Deficit Nursing Theory (SCDNT) yang dikembangkan oleh Orem pada klien anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan. SCDNT terdiri dari 3 teori yang saling berhubungan yaitu teori self-care, self-care deficit, dan nursing system. Asuhan keperawatan dimulai dengan pengumpulan data. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan berdasarkan pada therapeutic self-care demands dan keadekuatan dari self-care agency. Prescriptive operations dibuat dengan melibatkan klien anak dan keluarga sehingga dapat ditetapkan nursing of methods yang tepat berdasarkan nursing system yang dibutuhkan klien anak. Residen melaksanakan regulatory operations dan menerapkan Family Centered Care (FCC). Selanjutnya residen melakukan control operations, dimana dari kelima kasus yang dikelola oleh residen 3 klien telah teratasi dan 2 klien belum teratasi (masih dirawat di rumah sakit). Berdasarkan hal tersebut residen merekomendasikan bahwa SCDNT dapat diaplikasikan pada klien anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan.

This Final Scientific Work describes of specialist nursing practice in pediatric nursing for 2 semesters. This Final Scientific Work focuses on the application Self-Care Deficit Nursing Theory (SCDNT) developed by Orem on the child client with fluid imbalances. SCDNT consists of three interrelated theories, namely the theory of self-care, self-care deficit, and nursing system. Nursing care begins with data collection. Nursing diagnosis is determined based on therapeutic self care demands and the adequacy of self-care agency. Prescriptive operations made with the involvement of children and families so that clients can set the proper nursing of methods based on the nursing system required the child client. Resident had done regulatory operations and implement Family Centered Care (FCC). The next resident to control operations, which of the five cases are managed by the resident 3 clients have been resolved and 2 clients have not been resolved (still being treated in hospital). Based on the resident recommended that SCDNT can be applied to a client meeting the needs of children with fluid imbalances.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Sutini
"Tujuan Karya ini adalah untuk memperoleh gambaran penerapan Teori Konservasi dari Levine dalam pemenuhan kebutuhan cairan pada bayi risiko tinggi, Serta memberikan gambaran pencapaian,-kompetensi dalam Praktik Residensi Spesialis Keperawatan Anak. Asuhan keperawatan berdasarkan Model Konservasi menurut Levine digambarkan pada 5 kasus yang dikelola, Masalah keperawatan secara yang terjadi pada kasus kelolaan adalah tidak efektifnya bersihan jalan nafas, risiko gangguan pertukaran gas, ketidakseimbangan nutrisi dan termoregulasi, risiko infeksi cemas pada orangtua dan perubahan bonding attachment. Setelah diberikan asuhan keperawatan 3 kasus berhasil mencapai konservasi dan 2 kasus lainnya gagal. Keberhasilan asuhan dipengaruhi oleh peran perawat dan tenaga kesehatan lainnya kondisi bayi Serta lingkungan.

The objective of this thesis is to get a description of Levine conservation theory, especially in liquid fulfillment for high risk babies. It also shows competency accomplishment by pediatric nursing internship. Nursing care is based on Levine conservation model, which is described in 5 different cases. In general, frequent problems occurred are ineffective airways, gas exchange disturbance, imbalanced liquid and electrolyte, risk of malnourished, thermoregulation change and infection, parents anxiety and bonding attachment change. After given nursing care, 3 out of 5 cases are in conservation stage. The successes are influenced by the role of nurses, other healthcare providers, baby’s condition and environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arinando Pratama
"ABSTRAK
Title : Comparison on the effectiveness of the insersion of i-gel based on
the ear size and body weight in children 1-11 years old in Cipto
Mangunkusumo Hospital
Objective To compare the effectiveness of i-gel insertion in children aged 1-
11 years based on the ear size and body weight.
Study design 104 subjects were included in the inclution criteria for
randomization.. Patients was given midazolam for premedication
0,01-0,02 mg / kg as needed. Patients who has no prior venous
access were induced with sevoflurane 8%, 50% oxygen fraction
combined with air, and patient who has venous access induction
was done with propofol 2-2.5 mg / kg, then continue administering
100% oxygen. Ear measurement by ruler measurement vertically,
from the top to the bottom and horizontally from the tragus to the
outer portion of the ear. Anesthesia continue by administration of
fentanyl 2 mcg / kg, and atracurium 0.5 mg / kg. After 3 minutes
insertion i-gel was performed. Data of seal pressure, the number of
the insertion attemp, post-discharge complications of blood stains
and sore throat 24 hours after surgery were obtained.
Results This research was followed by 104 children aged 1-11 years with
general anesthesia using i-gel. There were no differences in
demographics between the two groups The statistical results were
p> 0.05 for each variable seal pressure criteria, the number of
insertion attempts, complications of blood stains and sore throat.
Conclusion Insertion of i-gel based on the ear size has an equal effectiveness
with body weight

ABSTRACT
Judul : Perbandingan keefektifan pemasangan i-gel berdasarkan ukuran
daun telinga dengan berat badan pada anak 1-11 tahun di Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
keefektifan pemasangan i-gel pada anak usia 1-11 tahun yang
pemilihan ukurannya didasarkan kepada ukuran daun telinga
dengan ukuran berat badan.
Metode 104 subjek yang masuk dalam kriteria inklusi dilakukan
randomisasi. Pasien diberikan premedikasi midazolam 0,01-0,02
mg/kgBB sesuai dengan kebutuhan. Pasien yang tidak terpasang
akses vena dilakukan induksi dengan gas sevofluran 8%, fraksi
oksigen 50 % kombinasi dengan air, pada pasien yang sudah
terpasang akses vena induksi dengan propofol 2-2,5 mg/kgBB dan
dilajutkan dengan pemberian oksigen 100%. Pengukuran daun
telinga menggunakan penggaris secara vertikal, dari bagian teratas
sampai dengan terbawah dan horizontal dari tragus sampai dengan
bagian terluar daun telinga. Anestesi dilanjutkan dengan pemberian
fentanyl 2 mcg/kgBB dan atrakurium 0,5 mg/kgBB. Setelah 3
menit dilakukan insersi i-gel. Dinilai seal pressure, jumlah upaya
pemasangan, komplikasi noda darah pasca pelepasan dan nyeri
tenggorok 24 jam pasca operasi.
Hasil Penelitian ini diikuti oleh 104 anak usia 1-11 tahun dengan anestesi
umum menggunakan i-gel. Secara demografi tidak terdapat
perbedaan diantara kedua kelompok. Hasil penelitian didapatkan
p>0,05 pada masing-masing uji statistik untuk kriteria seal
pressure, jumlah upaya pemasangan, komplikasi noda darah dan
nyeri tenggorok.
Kesimpulan Pemasangan i -gel berdasarkan ukuran daun tel inga sama
efekt ifnya dengan berat badan"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T58548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiyawati
"Klien bedah beresiko mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit akibat asupan cairan preoperatif yang tidak adekuat atau banyaknya kehilangan cairan selama pembedahan. Penerapan model adaptasi Roy dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak post operasi adalah membantu beradaptasi terhadap pemenuhan kebutuhan fisiologis khususnya cairan. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menggambarkan pemenuhan kebutuhan cairan pada anak post operasi dengan pendekatan model adaptasi Roy. Jumlah klien yang dikelola sebanyak 5 klien anak post operasi di ruang perawatan bedah anak. Model adaptasi Roy merupakan model dalam keperawatan yang mampu menguraikan bagaimana seorang individu mampu meningkatkan kesehatannya dalam rentang respon adaptif, sehingga sesuai untuk diterapkan pada anak dengan pemenuhan kebutuhan cairan post operasi. Kompetensi yang sudah dicapai selama kegiatan praktik Ners Spesialis Anak yaitu sebagai pemberi asuhan keperawatan, pendidik, manager dan peneliti. Rekomendasi hasil karya ilmiah ini adalah mengaplikasikan model adaptasi Roy dalam proses keperawatan dan pentingnya penerapan pelayanan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan berfokus pada tumbuh kembang anak, sikap empati perawat, atraumatic care, family centered care sebagai bagian yang tidak terpisahkan.

Surgical patients have risk to suffer fluid and electrolyte imbalance. It is caused by inadequate fluid distribution before surgery (pre-operative) or lost of fluid during surgery process. The application of adaptation model of Roy in giving nursing care on children post surgery is to help children in distributing physical need, especially fluid. This final scientific research aimed to describe distribution of fluid need on children post surgery by approaching Roy adaptation model. Numbers of cared client were 5 clients of children post surgery in pediatricsurgical care room. The adaptation model of Roy is a model in nursing that can explain how the individu is able to increase his health into adaptive respond, so it was appropriate to be applied in children for distributing fluid need post surgery. The reached competency during practice of pediatric nurse specialist was as a nursing care giver, educator, manager, and researcher children specialization as giving care for nursing, teacher, manager, and researcher. Recommendation of this research were to apply the Roy adaptation model into nursing process and the importance of applying nursing care service comprehensively by focusing on children development and growth, empathy, atraumatic care, family centered care as a part cannot be aside.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mokoginta, Setiawan S.A.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T4169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrizal
"Balita usia 6-23 bulan berada pada fase kritis dimana Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara pesat. Balita rentan mengalami masalah kesehatan diantaranya stunting jika orang tua tidak menerapkan pola asuh yang baik dan benar. Pemberian nutrisi yang baik dan cukup pada balita 6-23 bulan dapat dilakukan dengan cara pemberian makan secara responsif dan meningkatkan nafsu makan balita menggunakan terapi aroma. Karya Ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan intervensi MASIF TARO sebagai sebuah inovasi keperawatan komunitas untuk pencegahan stunting pada balita berusia 6-23 bulan di Kelurahan Jatijajar Kota Depok. Pelaksanan intervensi MASIF TARO dilaksanakan melalui metode studi kasus asuhan keperawatan keluarga terhadap 10 keluarga dengan balita stunting usia 6-23 bulan dan asuhan keperawatan komunitas terhadap 29 ibu dengan balita yang ada dikelompok masyarakat. Hasil pelaksanaan intervensi selama 4 bulan dikeluarga binaan, terjadi peningkatan kemandirian keluarga, perilaku orang tua, praktik pemberian makan responsif dan terjadi kenaikan status gizi balita sebanyak 30% pada status normal (TB/U), 20% status normal (BB/U) dan 10% Gizi baik (BB/TB). Sedangkan setelah intervensi selama 8 bulan di masyarakat, terjadi kenaikan rerata perilaku orang tua (pengetahuan, sikap dan keterampilan), praktik pemberian makan secara responsif dan status gizi balita. Berdasarkan hasil kegiatan ini, direkomendasikan untuk melakukan edukasi orang tua menggunakan inovasi MASIF TARO sebagai intervensi pencegahan stunting yang dapat dilakukan pada balita di tatanan keluarga dan di masyarakat.

Toddlers aged 6-23 months are in a critical phase where growth and development occur rapidly. Toddlers are vulnerable to health problems including stunting if parents do not apply good and correct parenting. Providing good and adequate nutrition in toddlers 6- 23 months can be done by responsive feeding and increasing toddler appetite using aroma therapy. This final scientific work aims to provide an overview of the implementation of the MASIF TARO intervention as a community nursing innovation for the prevention of stunting in toddlers aged 6-23 months in Jatijajar Village, Depok City. The MASIF TARO intervention was implemented through a case study method of family nursing care for 10 families with stunted toddlers aged 6-23 months and community nursing care for 29 mothers with toddlers in the community. The results of the intervention implementation for 4 months in the assisted families, there was an increase in family independence, parental behaviour, responsive feeding practices and an increase in the nutritional status of toddlers by 30% in normal status (TB/U), 20% normal status (BB/U) and 10% good nutrition (BB/TB). Whereas after the intervention for 8 months in the community, there was an increase in the average parental behaviour (knowledge, attitudes and skills), responsive feeding practices and nutritional status of children under five. Based on the results of this activity, it is recommended to educate parents using the MASIF TARO innovation as a stunting prevention intervention that can be carried out on toddlers in family and community settings."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: Saunders, 2014
618.92 NEL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: Elsevier, 2014
618.92 NEL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Chandra Ananditha
"Penyakit kronik adalah masalah kesehatan yang terjadi selama lebih dari tiga bulan, yang mempengaruhi aktivitas anak, dan membutuhkan hospitalisasi yang lebih sering, dan perawatan kesehatan dirumah, Contoh dari penyakit kronik adalah penyakit jantung, kanker, penyakit respirasi kronik, gagal ginjal, dan diabetes. Kondisi keterbatasan aktivitas yang terjadi pada anak dengan penyakit kronik adalah seperti sesak saat beraktivitas atau kelemahan otot. Jika anak mengalami gangguan aktivitas maka istirahatnya juga akan terganggu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan aplikasi Self Care Deficit Nursing Theory (SCDNT) dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit kronik yang mengalami masalah pada aktivitas dan istirahat. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada lima pasien anak yang mengalami masalah pada aktivitas dan istirahatnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masalah keperawatan aktivitas dan istirahat seperti hambatan mobilitas fisik, intoleransi aktivitas, dan gangguan pola tidur, sudah teratasi. Namun ada beberapa yang belum teratasi tetapi sudah menunjukkan adanya perbaikan dari tingkat aktivitas dan kemandirian klien.

Chronic illness is a health problem that occurs for more than three months, affecting the child’s activities, and require ore frequent hospitalization, and home health care. The examples of chronic illness are heart disease, cancer, chronic respiratory disease, renal failure, and diabetes. The conditions of limitation activity are activity limitations tightness on exertion or muscle weakness. If the activity of the child has impaired, the rest also be disrupted. The purpose of this studi is to describe the application of Self-Care Deficit Nursing Theory (SCDNT) to care the children with chronic illness who have problems in activity and rest. This study used case study method to five pediatric patients that have problems in activity and rest. The result of this study show that the nursing problem of activity and rest, such as physical mobility impaired, activity intolerance, and sleep pattern disruption, has been resolved. However there are some unresolved but has shown that an improvement of the activity and independence level of clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Purkon Patoni
"Perkembangan teknologi kesehatan mampu meningkatkan derajat kesehatan anak, termasuk perbaikan kondisi kesehatan pada anak penderita penyakit kronis seperti gagal ginjal. Hemodialisis menjadi salah satu terapi pengganti ginjal yang dilakukan pada anak penderita penyakit ginjal kronis (PGK), sehingga mereka memiliki harapan hidup yang lebih panjang. Namun, anak penderita PGK yang menjalani hemodialisis tetap memiliki keluhan terkait kesehatannya yang memerlukan penanganan keperawatan. Tujuan dari karya ilmiah akhir ini adalah untuk memberikan gambaran aplikasi Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) pada asuhan keperawatan pada pasien anak penderita gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis. TOUS memiliki tiga komponen utama: gejala yang dirasakan, faktor yang memengaruhi, dan performa yang dihasilkan. Teori TOUS meskipun memiliki kekurangan, mampu membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik, khususnya pada anak penderita GGK yang menjalani hemodialisis, jika diterapkan pada populasi anak yang tepat. Masalah yang sering ditemui pada anak PGK adalah rasa haus. Aplikasi Evidence-Based Nursing Practice (EBNP) menggunakan desain quasi experimental pre-post test in one group menunjukkan bahwa mengunyah permen karet rendah gula (Xylitol) efektif dalam menurunkan tingkat rasa haus pada anak penderita GGK yang menjalani hemodialisis.

The development of health technology has significantly improved the health status of children, including enhancing the condition of children with chronic diseases such as kidney failure. Hemodialysis is one of the renal replacement therapies administered to children with chronic kidney disease (CKD), providing them with a longer life expectancy. However, children with CKD undergoing hemodialysis still experience health-related complaints that require nursing care. The aim of this final scientific work is to describe the application of the Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) in the nursing care of pediatric patients with chronic kidney failure undergoing hemodialysis. TOUS has three main components: the symptoms experienced, the influencing factors, and the resulting performance. Although TOUS has its limitations, it can assist nurses in providing holistic nursing care, especially for children with CKD undergoing hemodialysis, when applied to the appropriate pediatric population. A common issue encountered in children with CKD is thirst. The application of Evidence-Based Nursing Practice (EBNP) using a quasi-experimental pre-post test design in one group showed that chewing sugar-free gum (Xylitol) is effective in reducing the level of thirst in children with CKD undergoing hemodialysis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>