Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185273 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Apriliawati
"Tujuan Karya Ilmiah ini adalah untuk memperoleh gambaran penerapan Teori Konservasi Levine dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada neonatus sakit, serta memberikan gambaran pencapaian kompetensi dalam Praktik Residensi Spesialis Keperawatan Anak. Asuhan keperawatan berdasarkan Model Konservasi Levine digambarkan pada 5 kasus yang dikelola. Masalah keperawatan secara umum terjadi pada kasus adalah risiko atau gangguan pola nafas, risiko ketidakseimbangan cairan, ketidakseimbangan nutrisi, risiko gangguan termoregulasi, risiko infeksi dan risiko gangguan integritas kulit. Evaluasi yang didapatkan pada kelima kasus tersebut adalah satu bayi masih mengalami gangguan pola nafas, tidak terjadi ketidakseimbangan cairan, ketidakseimbangan nutrisi teratasi, tidak terjadi gangguan termoregulasi, tidak terjadi infeksi dan tidak terjadi gangguan integritas kulit. Sebagai Perawat Spesialis Keperawatan Anak, residen telah menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, promotor kesehatan, edukator, konsultan, inovator dan peneliti.

The purpose of this thesis is to get description of the application of Levine conservation theory, especially in nutrition need fulfillment forneonatal illness. It also shows competency accomplishment in pediatric nursing spesialist residency practice. Nursing care is based on Levine Conservation model, which is discribed in 5 different cases. In general, frequent nursing problem occured are risk or breathing pattern ineffective, the risk of fluid imbalance, nutrition imbalance, risk of impaired thermoregulation, risk of infection and impaired skin integrity. Evaluation results in the fifth case was one baby still having problems breathing pattern, notan imbalance of fluids, nutritional imbalance was resolved, no disturbance of thermo regulation, no infection and no disruption of skin integrity. As a Pediatric Nurse Specialist, residents have been carrying out its role as provider of nursing care, health promoters, educators, consultants, innovators and researchers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ricca Olivia Nastasya
"Newborn Early Warning System (NEWS) dapat mengidentifikasi tanda perburukan melalui proses sistematisdengan memetakan tanda-tanda vital pasien. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis optimalisasi   asuhan keperawatam pada sistem peringatan awal neonatus menggunakan NEWS melalui pendekatan Teori Konservasi Levine. Metode karya ilmiah ini adalah studi kasus. Terdapat lima kasus neonatus yang dirawat di ruang perinatologi yang diberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan Teori Konservasi Levine. Aplikasi Teori Konservasi Levine memperhatikan empat konservasi yaitu energi, struktural personal dan sosial. Intevensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan evidence based dan intervensi lainnya. Peringatan awal dengan menggunakan NEWS terbukti efektif dalam mengidentifikasi bayi yang berisiko, memudahkan untuk melakukan intervensi secara tepat, meningkatkan kualitas hidup neonatus serta dapat meminimalkan morbiditas dan mortalitas

The Newborn Early Warning System (NEWS) can identify signs of worsening through a systematic process by mapping the patient's vital signs. The purpose of this scientific work is to analyze the optimization of nursing care in the neonatal early warning system using NEWS through Levine's Conservation Theory approach. The method of this scientific work is a case study. There were five cases of neonates who were treated in the perinatology room and were given nursing care using Levine's Conservation Theory approach. Levine's application of Conservation Theory pays attention to four conservations: energy, structural, personal, and social. Nursing interventions are based on evidence-based and other interventions. Early warning using NEWS has proven to be effective in identifying at-risk babies, making it easier to make appropriate interventions, improving the quality of life of neonates, and minimizing morbidity and mortality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadevita Septika A.M.
"Teori Konservasi Levine merupakan model keperawatan praktis dengan menggunakan prinsip konservasi yang berfokus pada keseimbangan energi anak sakit kritis untuk kesehatan dan penyembuhan. Keseimbangan energi ini dapat diperoleh dari asupan nutrisi yang adekuat. Hal ini ditemui pada lima kasus kelolaan yang dibahas dalam karya ilmiah akhir ini, dan ditemukan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan. Menurut teori Konservasi, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan dapat diatasi dengan menggunakan prinsip konservasi energi, integritas sruktural, personal dan sosial, yakni pemberian nutrisi secara adekuat, sehingga dapat mengimbangi kebutuhan energi yang didapat dengan yang diperlukan tubuh. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kemajuan kesehatan setiap kasus berbeda, tergantung pada kondisi penyakit anak, yang ditandai dengan pindah ke ruang rawat lain atau meninggal dunia.

Levine Conservation Theory is a practice nursing model with conservation principles that focused in critical ill child energy balancing for health and healing. Energy balancing is got from the adequate intake nutrition. It was found in five cases that discused in this Final Assignment, with the problem was nutrition imbalance less than body requirement. According to Conservation theory, nutrition imbalance less than body requirement could be solved by implementing principles of energy conservation, structural conservation, personal conservation dan social conservation, that gave adequate nutrition so could make the balance of energy supply and demand. Result of the evaluation showed that the health progress in the cases was different, depend on child disease condition, that marked with moved to the other ward and death.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kholisah
"Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyumbang kematian neonatal di Indonesia. Kejadian BBLR di Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 11,1%. Kejadian BBLR di Kabupaten Majalengka tahun 2011 sebesar 3,7% dan proporsi terbanyak ada di wilayah Puskesmas Rajagaluh yaitu 7,6%. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi BBLR di wilayah Puskesmas Rajagaluh sebesar 7%, dan kejadian BBLR lebih tinggi pada ibu yang melahirkan dengan umur lebih dari 35 tahun, paritas lebih dari empat, jarak kehamilan kurang dari dua tahun, pada ibu yang anemia, ukuran LILA kurang dari 23,5 cm, dan pemberian tablet Fe kurang dari 90 tablet. Untuk mengatasi masalah BBLR di wilayah Puskesmas Rajagaluh perlu peningkatan kualitas antenatal pada ibu hamil, mempromosikan Keluarga Berencana dan perbaikan gizi pada ibu hamil dan Wanita sejak remaja.

Low Birth Weight Baby (LBW) is one of the contributors to neonatal mortality in Indonesia. Incidence of LBW in Indonesia in 2010 was estimated at 11.1%. Incidence of LBW in Majalengka district in 2011 by 3.7% and the highest proportion in the region Rajagaluh health center is 7.6%. This study is a descriptive study.
The results showed that the proportion of LBW in the region of Rajagaluh Health Center is 7%, and the incidence of LBW was higher in mothers who gave birth to the age of more than 35 years, parity of more than four, a distance of less than two years of pregnancy, on maternal anemia, LILA size less of 23.5 cm, and giving tablet Fe less than 90 tablets. To overcome the problem of LBW in the Rajagaluh health centers to improve the quality of antenatal in pregnant women, promoting family planning and nutrition in pregnant women and women as a teenager.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Rosita
"Kematian neonatus masih merupakan masalah di dunia, hampir 2/3 dari kematian neonatal terjadi pada minggu pertama. Upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan mulai dari bayi baru lahir hingga berusia 28 hari melalui KN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi Ibu bayi tentang kelengkapan pemeriksaan saat KN1 di Kec. Pocowarno, Kebumen periode Mei tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah deskreptif kuantitatif dengan design cross sectional. Penelitian ini menggunakan total populasi yaitu sebanyak 108 orang ibu yang memiliki bayi >2 hari -≤6 bulan. Hasil penelitian: Rata-rata umur 28 tahun. Rata-rata paritas 2 kali, 40.7%lulus SMP, 75% ibu rumah tangga. 36.1% persalinan di rumah,82.4% ditolong bidan. 50.6% berpengetahuan baik tentang kelengkapan pemeriksaan, 2.8%merawat talipusat secara tradisional,59.3% memberi air gula/madu, 0.9%menghamparkan bayi di tampah,9.3% membuang kolostrum. 56.5%Kn1 tepat waktu,26.9% melakukan pemeriksaan dengan standar essensial, 25% menggunakan standar buku KIA. 74.1%pemeriksaan tidak dengan alat yang lengkap.39.8% Buku KIA tidak diisi dan 88.9% responden berpersepsi bahwa pemeriksaan sudah lengkap.

Neonatal mortality is still a problem in the world, nearly two thirds of neonatal deaths occur during the first week. Efforts made to improve the quality of service of the start of the newborn to the age of 28 days by visiting the neonate. The purpose of this study was to describe the baby's mother's perception of the completeness check when KN1 in the district. Pocowarno, Kebumen period May 2012. This type of research is quantitative deskiptif with cross sectional design. This study uses a total population of as many as 108 mothers who had infants> 2 days - ≤6 months. The results: The average age of 28 years. The average parity 2 times, 40.7% graduated from high school, 75% housewives. About 36.1% of births at home, 82.4% helped by a midwife. Abourt 50.6% knowledgeable both about the completeness of the examination, 2.8% traditional care of umbilcal, 59.3% gave sugar water / honey, 0.9% out the baby in "Tampah", 9.3% discard colostrum. About 56.5% neonates visited on time, 26.9% perform the essential standards, 25% using standard KIA book. About 74.1% inspection use uncomplete tool and 39.8% KIA book is not filled. About 88.9% of respondents had perception that the examination is complete.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie
"Meskipun inovasi kesehatan dan perawatan gizi telah maju, penurunan pertumbuhan tetap menjadi masalah penting pada bayi prematur selama perawatan di NICU. Demi mencegah terjadinya dampak merugikan di masa depan, faktor risiko dari penurunan pertumbuhan perlu dianalisis agar dapat meningkatkan kewaspadaan dan membantu petugas kesehatan dalam memberikan perawatan terbaik untuk pasien neonatus rawat inap.
Penelitian cross-sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara berat lahir, usia gestasi, durasi untuk mencapai pemberian full enteral feeding, dan lama rawat inap terhadap penurunan pertumbuhan pada pasien neonatus rawat inap. Sebanyak 47 rekam medis neonatus (berat lahir 1000-2500, usia gestasi 28-35 minggu) yang lahir di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo antara Januari hingga Desember 2018 dikumpulkan. Data kemudian diolah dengan SPSS Statistics 20. Dari 47 subjek, 18 (38.3%) mengalami penurunan berat badan, 4 (8.5%) mengalami penurunan tinggi badan, dan 3 (6.4%) mengalami penurunan lingkar kepala.
Dalam analisa bivariat, tidak ada faktor risiko (berat lahir, usia gestasi, durasi untuk mencapai pemberian full enteral feeding, dan lama rawat inap) yang secara signifikan berhubungan dengan penurunan berat badan, tinggi badan, ataupun lingkar kepala (p > 0.05). Hal ini dikarenakan pertumbuhan subjek dalam penelitian ini hanya diikuti selama dua minggu. Namun demikian, penurunan pertumbuhan paling banyak terlihat pada berat badan, diikuti oleh tinggi badan dan lingkar kepala. Penjelasan logis untuk ini adalah karena penurunan pertumbuhan individu sendiri dimulai dengan berat badan, lalu tinggi badan, dan dalam kondisi yang parah juga melibatkan lingkar kepala. 

Despite modern health innovations and nutritional care, growth deterioration remain as a significant issue in preterm neonates treated in the NICU. To prevent adverse long- term consequences, risk factors of growth deterioration should be analyzed to increase vigilance and assist health workers in providing the best care for neonatal inpatient.
This cross-sectional study aims to identify the correlation between birth weight, gestational age, duration to achieve full enteral feeding, and length of hospitalization with growth deterioration in neonatal inpatient. A total of 47 medical records of neonates (birth weight 1000-2500, gestational age 28-35 weeks) born in Dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital between January to December 2018 were collected. Data were then processed with SPSS Statistics 20. Out of 47 subjects, 18 (38.3%) experience weight deterioration, 4 (8.5%) experience height deterioration, and 3 (6.4%) experience head circumference deterioration.
In bivariate analysis, none of the risk factors (birth weight, gestational age, duration to achieve full enteral feeding, and length of hospitalization) is significantly associated with weight, height, or head circumference (p > 0.05). This is because the growth trajectories of the subjects in this study are only followed up to two weeks. However, it can be observed that growth deterioration was highest seen in weight, followed by height and head circumference. A logical explanation behind this is that a decrease in individual growth trajectory begins with weight, then height, and in severe condition head circumference. 
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Nurjanah
"Karya ilmiah akhir ini membahas analisis aplikasi model Konservasi Levine dalam asuhan keperawatan anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di pelayanan keperawatan anak. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar yang sangat vital untuk mempertahankan kelangsungan hidup anak. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan oksigenasi adalah dengan teknik membersihkan jalan nafas melalui inhalasi, pengaturan posisi, fisioterapi dada, dan pengisapan lendir serta kolaborasi pemberian terapi medikasi dan pemberian alat bantu pernafasan. Asuhan keperawatan dilakukan melalui pendekatan model Konservasi dengan mempertahankan konservasi energi, integritas struktur, personal dan sosial agar klien dapat beradaptasi dengan kondisi kesehatannya, sehingga mampu mempertahankan integritas tubuhnya secara keseluruhan.

This scientific assignment analyzed about the application of Levine’s Model Conservation on nursing care of children with altered oxygenation at pediatric nursing services. Oxygen requirement is the vital basic needs in children’s life. The nursing interventions use for the oxygenation problem are airway clearance techniques (inhalation, positioning, chest physiotherapy, suctioning), colaboration in medicine therapy and respiratory equipment. The nursing care uses Conservation model approach to promote adaptation and maintan wholeness using four conservation principles which include conservation of energy, structure, personal, and social integrity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Kurniaty Ika Sari
"Pemulangan bayi dengan pemakaian selang orogastrik dapat berisiko terjadinya masalah risiko gangguan pertumbuhan karena ketidaksiapan orang tua/pengasuh dalam perawatan bayi di rumah. Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan Model Adaptasi Roy terhadap asuhan keperawatan pada neonatus dengan risiko gangguan pertumbuhan di ruang perinatologi. Terdapat tiga kasus dengan masalah keperawatan risiko gangguan pertumbuhan yang didapat melalui pengkajian perilaku mode fisiologis dan interdependensi selama perawatan di ruang perinatologi. Tindakan keperawatan yang dilakukan dengan mengelola stimulus untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku adaptif pada bayi. Hasil menunjukkan bahwa Model Adaptasi Roy dapat digunakan dalam asuhan keperawatan pada bayi dengan masalah risiko gangguan pertumbuhan melalui penggunaan media video tentang pemberian minum bayi melalui selang orogastrik sebagai sarana edukasi kepada ibu sebagai pengasuh utama bayi di rumah. Terjadi respons efektif pada mode interdependensi melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam pemberian minum bayi melalui selang orogastrik. Model Adaptasi Roy diharapkan dapat diterapkan dalam optimalisasi asuhan keperawatan bayi dengan masalah risiko gangguan pertumbuhan di ruang perinatologi.

Infant’s discharge using orogastric tube could pose a risk growth failure due to the incapable of the parents/caregivers in caring for infant at home. This case study aims to provide an overview of the application of Roy's Adaptation Model in nursing care for infants at risk of growth failure in perinatology. There are three cases with nursing problems at risk of growth failure obtained through the assessment of physiological mode behavior and interdependence during hospitalization. Nursing intervention are carried out by managing stimuli to increase and maintain adaptive behavior in infants. The results show that Roy's Adaptation Model could be used in nursing care for infants with risk of growth failure through the use of video about infant feeding through an orogastric tube as media education for mothers as being main caregivers of infants at home. There was an effective response in the interdependence mode with the increasing mother's knowledge and skill in orogastric tube feeding. Roy Adaptation Model is expected to be applied in optimizing nursing care for infants with risk of growth failure in perinatology."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarinah Bintang
"ABSTRAK
Angka Kematian Neonatal AKN di Indonesia konstan pada 19 per 1.000 kelahiranhidup. Walaupun mengalami penurunan namun tergolong lambat dibandingkan angkakematian bayi dan balita. Kelahiran kembar merupakan salah satu faktor risiko darikematian neonatal. Risiko yang ditimbulkan mencapai 6 kali dibandingkan kelahirantunggal. Kemungkinan terjadinya peningkatan angka kelahiran kembar, dan risikotinggi yang ditimbulkan, dapat menjadi ancaman bagi upaya penurunan kematianneonatal di Indonesia. Studi ini menggunakan data Survei Demografi KesehatanIndonesia SDKI 2012 dengan desain cross sectional. Tujuan penelitian untukmengetahui proporsi kelahiran kembar, dan hubungan antara kelahiran kembar dengankematian neonatal. Populasi studi melibatkan seluruh anak lahir hidup pada tahun 20072012dari wanita usia subur 15-49 tahun . Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi,diperoleh sampel sebanyak 15.083. Hasil studi menunjukkan angka kelahiran kembar diIndonesia sebesar 14 per 1.000 kelahiran, meningkat dari hasil studi sebelumnya 7,2 per1.000 kelahiran pada tahun 1997-2007, dan ada hubungan bermakna antara kelahirankembar dengan kematian neonatal dengan nilai POR 2,39; 95 CI 1,43-4,01; p-value0,00, setelah dikontrol variabel paritas dan berat bayi lahir. Anak kembar berisiko tinggikarena cenderung lahir dengan berat bayi lahir rendah, oleh karena itu ibu dengankehamilan kembar harus memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan serta perlumembatasi jumlah anak.

ABSTRACT
Neonatal Mortality Rate in Indonesia is a constant at 19 per 1,000 live births. Although decreased, but relatively slow compared to infant and under five mortality rates. Multiple birth is one of the risk factors for neonatal death. The risk of neonatal mortality for multiple births reached 6 times compared to singleton. The likelihood of increased multiple births and the high risk posed could cause a threat to efforts of reducing neonatal mortality in Indonesia. This study used Indonesia Demographic Health Survey with cross sectional design. The aim is to determine the proportion of multiple births, and to analyze association of multiple births and neonatal mortality. The study population involved 15.083 children born alive in 2007 2012, from women of reproductive age. As results, the rate of multiple births in Indonesia by 14 per 1,000 births, increased from previous study 7,2 per 1.000 births in 1997 2007. There was a significant association between multiple births with neonatal mortality, POR 2,39 95 CI 1,43 4,01 p value 0,00, after controlled parity and birth weight. Twins tend to be born with low birth weight, so mothers with multiple pregnancy should meet nutritional needs during pregnancy and need to limit the number of children. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rofiqoh
"Demam merupakan gejala yang sering dialami anak dengan penyakit infeksi. Kondisi demam tinggi berdampak merugikan anak. Demam tinggi membuat anak tidak nyaman dan orang tua cemas serta meningkatkan kebutuhan kalori dan cairan. Oleh karena itu dibutuhkan asuhan keperawatan model konservasi. Penulisan Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan praktik residensi ners spesialis anak, gambaran aplikasi model konservasi dalam asuhan keperawatan demam pada anak yang mengalami penyakit infeksi. Model Konservasi Levine berfokus pada konservasi energi, integritas struktrur, personal dan sosial untuk mencapai keutuhan. Berdasarkan 5 kasus yang dibahas, intervensi yang diberikan untuk trophicognosis peningkatan suhu tubuh (demam) antara lain mengupayakan penurunan suhu tubuh, mempertahankan lingkungan sejuk dan nyaman, meningkatkan istirahat, memberikan asupan cairan dan nutrisi adekuat serta menurunkan kecemasan anak dan orang tua menggunakan konsep family centered care. Model Konservasi dapat diterapkan dalam asuhan anak demam. Disarankan untuk lebih meningkatkan upaya konservasi integritas personal dan sosial melalui pendidikan kesehatan pada keluarga.

Fever is a symptom that is often experienced by children with infectious diseases. High fever conditions adversely affects children. High fever makes the child uncomfortable and parent’s anxiety and also increase calorie and fluid needs. Therefore, the child needs nursing care such as conservation model by Levine. This scientific final assignment to provide an overview of the implementation of the activities of child specialist nurse practice, an overview of applications of conservation models in nursing care of fever in children with infectious diseases. Levine Conservation Model focuses on energy conservation, structure integrity, personal and social to achieve wholeness. Based on 5 cases discussed, interventions given to trophicognosis increased body temperature (fever), which are to seek a decrease in body temperature, maintaining comfortable environment, improve rest, provide adequate nutrition and fluid intake as well as decrease the anxiety of children and parents using the concept of family-centered care. Conservation Model can be applied in the care of fever children. It is recommended to further enhance the conservation of personal integrity and social health through the family education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>