Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1857 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khoury, Sarkis J.
New York: MacMillan Publishers , 1984
332.645 KHO s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Khoury, Sarkis J.
New York: Macmillan Publishing Company, 1983
332.6 KHO i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Redhead, Keith
New York: Woodhead-Faulkner, 1990
332.644 RED i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Whaley, Douglas J.
USA: Harcourt, Brace Jovanovich Legal and Professional Publications, 1991
346.07 WHA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Adi Seputro
"Telah terbuat suatu system yang dapat membawa dan meletakan telur pada sebuah kemasan produksi. Sebagai actuator digunakan sebuah lengan mekanik yang digerakan dengan pneumatic untuk memindahkan telur pada kemasan.
Semua control dikendalikan oleh mikrokontroller. Baik peralatan pendukung lainnya, seperti solenoid, motor dc dll

Has been made a system that can paste up lable at artless sticker and also also paste up sticker is referred at production tidiness. As actuator used a mechanic
arm for carry over egg to packing. All controls are controlled by mikrokontroller. Good supporting equipments other, like solenoid, motor dc etc
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Jimmy Rotinsulu
"ABSTRAK
Perkembangan yang sangat cepat dalam industri keuangan, terutama setelah
ditemukannya teknik-teknik baru yang dipergunakan dalam bidang rekayasa keuangan,
menuntut pengetahuan yang mendalam dañ pelalcu pasar untuk terlibat datam industri ini.
Derivative keuangan merupakan sajah satu bagian dan industni keuangan yang tens
berkembang dan berperan penting dalam proses rekayasa keuangan (financial engineering
process). Berdasarkan definisi, derivative keuangan adalah suatu instrumen kenangan yang
nilainya tergantung kepada harga dan jenis asset yang lain (underlying assets).
Option merupakan salah satu jenis derivative keuangan yang banyak dipakai dalam
dunia rekayasa keuangan. Pada awalnya option dibuat secara individu (perseorangan) antara
dua pihak. Saat ini option didefinisikan sebagai suant hak untuk membeli atau menjual
sejurnlah tertentu underlying asset pada harga tertentu (strike price atau exercise price)
sebelum atau path saat yang telah dlitentukan (maturity time).
Saat ini option telah berkembang menjadi instrumen yang sangat penting dalam dunia
keuangan dan investasi. Pericembangan penggunaan option sebagai suatu alat dalam rekayasa
keuangan tidak bisa dilepaskan dan adanya kebutuhan yang besar terhadap ìnstrumen
keuangan yang mampu memberikan kepastian. Dan disamping itu juga, kebutuhan akan
option ini diikuti oleh perkembangan yang cepat dalam teknik penghitungan premi option.
Sejak ditemukannya teorema Black-Scholes, yang digunakan untuk menghitung premi
dari european call option, maka banyak penelitian dilakukan untuk menghitung premi option.
Dan dari waktu ke waktu orang terus berusaha untuk menyempurnakan model yang ada dan
membuat model tersebut semakin mendekati kenyataan yang ada.
Perbedaan yang mendasar dari beberapa model yang ada pada saat ini terletak pada
asumsi mengenaì proses yang membentuk harga underlying asset. Sebagai contoh:
. Vasicek model, yaitu penentuan premi dan Interest rate option dengan menggunakan
Asumsi bahwa underlying asset mengikuti proses Vasicek.
. Hull-White model, merupakan pengembangan dari Vasicek model dengan melakukan
berbagai perubahan pada proses pembentukan underlying asset.
. Black-Scholes, digunakan untuk menentukan premi European call option apabila
underlying assetnya mengikuti proses geometric Brownian motion.
. Garman-Kohlhagen, penentuan premi option saham dengan menggunakan asumsi bahwa
underlying asset mengikuti geometric Brownian motion dan ada pembagian deviden
(modifikasi dari Black- Scholes model).
Tulisan ini bertujuan untuk:
1. membentuk model bagi penentuan harga option yang berlaku untuk semua jenis
option tanpa melihat proses yang membentuk barga underlying asset,
2. menggunakan model yang dibentuk untuk menentukan formula barga dan
ragam (variance) dañripremi European call option apabila harga underlying
asset mengikuti proses geometric Brownian motion.
Pemilihan asumsi untuk contoh penerapan yaitu underlying asset mengikuti geometric
Brownian motion, berdasarkan kepada kenyataan bahwa asumsi ini telah digunakan dalam
Black-Scholes model. Jadi kalau ternyata model yang dibangun adalah benar, maka hasilnya
akan sama dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode Black-Scholes.
Kemudian ragam dari premi european call option dihitung untuk melihat tingkat resiko dari
Option. Pengetahuan tentang sifat dan premi european call option diharapkan dapat
Membantu para manajer investasi dalam mengambil keputusan.
Dengan menggunakan berbagai metode yang ada akhirnya diperoleh hasil bahwa:
1. Berdasarkan actuarial present value, diperoleh:
Premi Option = E(present value in the-money)
yang merupakan suatu bentuk Umum dan dapat diaplikasikan dalam berbagai proses
pembentuk underlying asset dan dinamakan sebagai generic formula for option pricing.
"
2002
T6159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsellinus Bachtiar
"Privatisasi Semen Gresik sebagai salah satu bagian dari proses privatiasi BUMN mengandung kontroversi seputar perlu atau tidaknya Pemerintah Indonesia menjual 51% kepemilikannya pada Cemex seperti tercantum pada klausul put option yang jatuh tempo pada 26 Oktober 2001. Di satu sisi Pemerintah membutuhkan dana yang besar sedangkan banyak kalangan menilai harga jual sebesar US$ 1.38 per saham sangat murah ditambah keberatan dari pemerintah daerah.
Penilaian nilai Semen Gresik berkaitan dengan rencana put option menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) dan Free Cash Flow to Equity (FCFE) dan perbandingan Enterprise Value per Tonne Capacity yang lebih umum digunakan pada industri semen.
Hasil dan perhitungan DCF adalah Rp. 6,310.90 per saham dan EV/Ton sebesar US$ 52.52. Hasil perhitungan dengan dua metode ini menghasilkan penilaian yang berbeda dimana harga saham sebesar Rp. 6,310.90 mencerminkan harga saham yang dinilai terlalu tinggi (overvalued) dan mendorong investor untuk menjual saham. Sedangkan harga EV/Ton memberi kesimpulan harga jual Semen Gresik yang sangat murah dibandingkan harga jual regional dan nasional yang rata-rata di atas US$ 100 per ton kapasitas, dan penilaian ¡ni mendorong pemerintah untuk hold dan negosiasi ulang.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penilaian nilai perusahaan dapat berbeda tergantung dari motivasi dan ekspektasi masing-masing investor. Dari hitungan di atas kertas pemerintah akan memperoleh keuntungan bila menaikkan harga jual Semen Gresik sesuai harga pasar (sekitar US$ 100/ton kapasitas), dengan kata lain tidak melaksanakan put option. Walaupun option itu in the money bagi pemerintah, namun dengan menjual pada tingkat harga US$ 100/ ton, pemenntah dapat meraih dana sebesar US$ 943,500,000 dibanding hanya US$ 526,363,084 dañ pelaksanaan put option.
Sedangkan investor di bursa menilai harga Semen Gresik terlalu tinggi dibanding nilai intrinsiknya dan menilai negatif penundaan put option oleh pemerintah. Penilaian dengan metode apapun mengandung asumsi-asumsi, namun EV/ton mencerminkan posisi perusahaan di antara pesaingnya dan lebih disesuaikan dengan pasar, sehingga lebih umum dipakai di industri semen. Sedangkan analisa fundamental dalam thesis ini lebih fokus pada ekpektasi pelaku bisnis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Baruno
"Gemerlapnya pasar modal di Indonesia sedikit meredup. Instrumen-instrumen yang telah lazim diperdagangkan kurang menarik minat investor untuk mempertahankan eksistensinya. Karya Akhir ini berusaha memecahkan kebekuan tersebut dengan menampiikan alternatif instrumen baru. Alternatif baru ini merupakan bagian dari instrumen Sekuritas Derivatif, bermaksud untuk mengajak investor memperoleh sudut pandang yang berbeda.
Instrumen yang sudah terkenal di seluruh pasar modal dunia dicoba untuk diperdagangkan di Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan [IHSG], menjadi pilihan utama. Perangkat ini dipilih karena merupakan cerminan dari kondisi pasar modal secara umum. Dapat pula menjadi alat atau indikator perkembangan perekonomian suatu negara. Sisi lainnya berguna untuk melakukan diversifikasi investasi, penyebaran resiko dan kemungkinan untuk mendapat imbal hasil di atas rata-rata. Fokus utama adalah Indeks Saham LQ-45 [selanjutnya LQ-45]. Pemilihan ini melihat kniteiia bahwa LQ-45 mewakili 45 saham yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta [BEJ]. Nilai pasarnya meliputi 70% dari kapitalisasi pasar di BEJ. LQ-45 juga dirnonitor oleh suatu tim di BELT guna menjaga likuiditas dan kredibilitasnya sebagai indikator pasar modal Indonesia. Setiap tiga bulan sekali diadakan evaluasi terhadap kinerja saham-saham yang tergabung didalamnya. Setiap enam buJan sekali diadakan pergantian dengan saham-saham yang berkinerja buruk dengan yang berkinerja lebih baik.
LQ-45 selanjutnya menjadi net dasar dari instrumen option yang menjadi alternatif baru tersebut. Stock Index Option LQ-45 diharapkan menjadi alternatif baru di BEJ. Selanjutnya kontrak yang disepakati adalah kontrak Call Option. Dalam melakukan penilaian terhadap harga kontrak Call option ini, penulis menggunakan rumus terkenal untuk Option. Blacck-Scholes Option Pricing Formula [BSOPF] menjadi pilihan dan aplikasinya untuk dipergunakan dalam perhitungan indeks saham diharapkan memberikan penilalan yang sesuai. LQ-45 terkomposisi dari saham-saham berbagai sektor yang kerap memberikan dividen secara periodik, tetapi sebagian besar tidak melakukan ini dengan balk. BSOPF yang dipergunakan telah dikembangkan untuk dapat menghitung kondisi pembagian dividen yang tidak teratur tersebut.
Hasil analisis terhadap perhitungan dan penilaian atas kontrak Call option Stock Index Option LQ-45 sungguh menarik. Imbal hasil sangat besar jika dibandingkan dengan SBI terjadi pada periode LQ-45 Februari 1999 - Juli 1999. Imbal basil yang diperoleh sebesar 2657.18%, sedangkan SBI hanya memberikan 9% untuk lnvestasi selama tiga bulan mulai Februari 1999 - April 1999. Tetapi besarnya imbal hasil tersebut tidak sebanding dengan investasi yang dilakukan selama Januari 1997 hingga Januari 1999. Badai krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia juga mengambil peran cukup kuat di pasar modal. Total kerugian terbesar yang diderita sebesar 353%, sepanjang periode investasi dari Januari 1997 April 1999. Fenomena yang sungguh unik adalah pada harga patokan 5.0% dari harga aset dasamya, terjadi keuntungan sebesar 457.02% atau rata-rata 16.32% tiap bulannya. Jumlah event atau kejadian option diexercise dari total investasi yang dilakukan, terhadap berbagal harga patokan, tidak lebih dan 40% atau 39.3 kali di-exercise.
Secara matematis instrumen ini memberikan imbal hasil lebih kecil daiipada SBI. Sesuai konsep dasar dari kontrak Call option, hanya akan di-exercise pada S* > X. Kondisi ini telah terpenuhi namun c atau premi dan option itu sendiri sudah sangat besar. Tingginya barga atau premi [c] Call option dipengaruhi volatilitas sangat tinggi dan suku bunga bebas resiko juga bergejolak naik dan turun secan drastis. Kondisi yang buruk [bearish) di pasar modal ini tidak akan berlangsung lama dan sudah dapat dijadikan pelajaran untuk melakukan tindakan yang tepat di kemudian hari. Penulis mempunyai kesimpulan bahwa instrumen Stock Index Option LQ-45 dengan kontrak Call option dapat diperdagangkan di BEJ. Syarat untuk meluluskannya adalah dibuat transaksi dengan harga patokan lebih variatif lagi. Diperkenaikan juga transaksi kontrak dengan Put Option. Pencarian terhadap strategi-strategi hedging juga alcan menjadi motivator untuk diperdagangkannya instrumen Stock Index Option LQ-45 di Bursa Efek Jakarta."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Indra Putra
"Hal yang melatar belakangi penelitian ini adalah pentingnya peran staff call center
dalam memberikan informasi mengenai program atau produk yang dihasilkan. Penelitian
ini dilakukan temadap staff call center 1m3 lndosat PT Persada. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetabui hubungan yang terjadi antara pelatihan dan kompensasi
yang diterima terhadap kinerja agent call center. Kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara pelatihan dan
kinerja adalah dan dari Michael et al (1995} yang menyatakan bahwa tuj an dari
dilaksanakan pelatifian adalah antara lain untuk memperbaiki kinerja. Sedangkan teori
yang digunakan untu menjelaskan hubungan antara kompensasi dengan kinerja berasal
dari Werther dan DaYis dalam (1982:486) yang menyatakan bahwa kompensasi adalah
apa yang diterima seorang pegawai sellagai balasan dari pekerjaan yang diberkannya
dan Sulistiyani dan Rosidah (2003:20.8) yang meny:atakan bahwa, bila kompensasi
diberikan secara benar, maRa pegawai akan lebib termotivasi dan lebih terpusatkan untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Metode penelitian yang digtmakan untuk
menganalisa hasil penelitian clalam penelitian ini menggunakan Teknik SEM (Structural Equation Mode!). Metode SEM digunakan untuk mengetahui secara keseluruhan bentuk hubungan yang terjadi antara variabel bebas dan varialJel terikat. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa antara pelatihan dan kinerja tidak
terdapat hubungan yang signifikan. Hal ini terjadi karena faktor internal (yang berkaitan dengan pelatihan) antara lain: waktu pelatihan atau refreshment, sasaran peserta refreshment atau pelatihan, materi pelatihan atau refreshment. Selain itu terdapat juga faktor eksternal (di luar pelatihan) yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Sedangkan untuk kompensasi memiliki hubungan yang signifikan dengan kine~a . Model yang sesuai berdasarkan analisis Goodness of fit untuk hubungan antara pelatihan, kompensasi dan kine~a. pelatihan berhubungan dengan kompensasi dengan nilai koefisien 0.31 dengan nilai t 3.18 dan kompensasi berhubungan dengan kinerja dengan nilai koefisien 0.55 dengan nilai t 4.03. Simpulan dari penelitian adalah pihak manajemen dalam organisasi perlu memperhatikan aspek pelatihan dan kompensasi yang diberikan terhadap karyawan staff.

The background of this research is about signivicance role of call center agent in giving information about program or product launch b~ rganization. The research is conduct to the lndosat 1m3 call center staff PT Persada. The purpose of this researcH is to find out the corelation betwen tFaining, compensation and perfonnance call center agent. Teary se to explain the relation be en training a d performance is from Michael et al (1995) that said one of the purpose of training is to improve performance. While teary that use to explain the relation betvven co~pe nsation and performance is from Werther
and Davis (1 982:486) that said KCompensation is what employee receive in exchange of their work. Whether h0urly wages or periodic salaries, the personel departmen usually design and administers employee compensation" and opinion Sulistiyani dan Rosidah (2003:206) That said if compensation is given corectly, employe would be motivated and focus to achieve organization objectives. Metllode used in tfus research to analys the result use SEM (Structural Equation Model) technique. SEM methode used to find out the
relation model betwen training, compensation a~d performance over all. The result of this r-esearch indicates that t rainiQg doesn't have signivicance corelation with agent performance. This condition is cause from Internal factor such as: The training or refreshment time, the traini g or refreshment subtance and location or refreshment location. Beside that extenal fa or (infrastructure and agents stamina) also cause this condition. While compesation have signivicance corelation wit performance Model that suitable for the corelation· betwen training, compensation and performance
base on GOF (Goodness of fit) is, training corelate with compensation with coefisien value 0.31 and t value 3.18, and compensation corelate with performance coefisien value 0.55 and t value 4.03. The conclusion of this research is management need to pay attention on both aspect, training and compensation given to the employee. For that management need to evaluate the training or refreshmen program, substance of training or refreshment ajust according to the employee necessity and give insentive to training participant.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25659
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Nitalya Bakara
"Tingginya tingkat keluhan pelanggan terhadap layanan pusat panggilan (call center) 147 terutama pada proses aktivasi layanan tambahan menjadi sebuah masalah penyebab turunnya penjualan minipack sehingga target revenue tidak tercapai. Minimnya informasi paket tambahan dan proses aktivasi yang dinilai lama dan tidak efisien menjadi dasar penelitian ini. Sehingga dilakukan sebuah perancangan sistem yang disebut Multi-system On Screen Subscription (MOSS) agar pelanggan mampu melakukan aktivasi secara self provisioning dengan metode pembayaran prepaid (prabayar) dan postpaid (pascabayar) untuk mempermudah pelanggan serta menekan biaya yang harus dikeluarkan jika melakukan aktivasi melalui Inboud Call 147. Penelitian ini menggunakan metode fishbone analysis untuk melihat akar masalah dan menggunakan system thinking untuk mengevaluasi solusi yang akan dirancang. Perancangan sistem MOSS bertujuan sebagai inovasi, dinilai dari parameter Micro Thinking, Macro Thinking, dan Mega Thinking.

The high level of customer complaints about call center services, especially in activating additional functions, is a problem that causes a decline in minipack sales so that revenue targets are not achieved. The lack of additional package information and the activation process that was considered long and inefficient was the basis of this study. So that all systems are designed called Multi-system On-Screen Subscription (MOSS) so that customers can activate as self-provisioning with prepaid and postpaid methods to facilitate customers and reduce costs to be incurred if activating via Inbound Call 147. This study uses a fishbone analysis method to look at the root of the problem and uses system thinking to evaluate the solution to be designed. MOSS system design aims as innovation, judged by the parameters of Micro Thinking, Macro Thinking, and Mega Thinking."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>