Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 2007
616.722 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 2007
616.132 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 2007
615.1 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Wirahmadi
"ABSTRAK
Latar belakang: Anak dengan penyakit jantung rematik memiliki risiko untuk
terjadinya morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Hal tersebut merupakan masalah
besar dan menimbulkan beban ekonomi pada negara berkembang. Berbagai faktor
prediktor telah diketahui memengaruhi prognosis anak dengan penyakit jantung
rematik, namun belum ada penelitian yang spesifik menilai faktor-faktor prediktor
tersebut pada anak di Indonesia.
Tujuan: (1)Mengetahui angka morbiditas berat pada anak dengan penyakit
jantung rematik. (2)Mengetahui prediktor terjadinya morbiditas berat pada anak
dengan penyakit jantung rematik.
Metode: Penelitian kohort retrospektif dilakukan pada 100 anak dengan penyakit
jantung rematik usia 4-15 tahun yang terdiagnosis pertama kali pada Juli 2010Juni
2015. Manifestasi klinis berupa kelas gagal jantung, jumlah katup jantung
yang terkena, kepatuhan menjalani profilaksis sekunder, jenis serangan demam
rematik dan pemanjangan interval PR dievaluasi untuk menilai hubungan dengan
terjadinya morbiditas berat dan luaran fatal. Faktor prediktor dianalisis secara
multivariat dengan uji Cox regression.
Hasil: Angka morbiditas berat pada anak dengan penyakit jantung rematik
sebesar 54/100 (54%). Pada analisis multivariat didapatkan faktor prediktor
terjadinya morbiditas berat berupa kelas gagal jantung NYHA II (p=0,009; HR
15,3; IK95% 2-119,3), kelas gagal jantung NYHA III-IV (p=0,004; HR 21,2;
IK95% 2,7-167), keterlibatan 3 katup jantung (p=0,005; HR 7; IK95% 1,8-27,6)
dan keterlibatan 4 katup jantung (p=0,008; HR 5,7; IK95% 1,6-20,9).
Simpulan: Angka morbiditas berat pada anak dengan penyakit jantung rematik
sebesar 54%. Faktor prediktor terjadinya morbiditas berat pada anak dengan
penyakit jantung rematik adalah kelas gagal jantung ≥ NYHA II dan jumlah kelainan katup jantung ≥ 3. ;ABSTRACT Background: Children with rheumatic heart disease are at risk of severe
morbidity and mortality. These problems become a major concern and economic
burden in developing countries. Multiple predictors may affect the prognosis of
children with rheumatic heart disease, however there is no specific study
regarding these predictors in Indonesian children.
Aim: (1)To determine the incidence of severe morbidity in children with
rheumatic heart disease (2)To determine the predictor of severe morbidity in
children with rheumatic heart disease.
Methods: A retrospective cohort study was performed in 100 children who have
been diagnosed with rheumatic heart disease from July 2010 to June 2015.
Clinical symptoms in regards to the severity of NYHA, number(s) of cardiac
valve(s) involvement, compliance of prophylactic treatment, type of rheumatic
attack and prolonged P-R interval were evaluated in relation to severity of
rheumatic heart disease and fatal outcome. Predictors were analyzed using Cox
regression model.
Result: Severe morbidity rate was 54/100 (54%). In multivariate analysis,
predictors of severe morbidity were heart failure NYHA class II (p=0,009; HR
15,3; 95%CI 2-119,3), heart failure NYHA class III-IV (p=0,004; HR 21,2;
95%CI 2,7-167), involvement of 3 heart valve (p=0,005; HR 7; 95%CI 1,8-27,6)
and involvement of 4 heart valve (p=0,008; HR 5,7; 95%CI 1,6-20,9).
Conclusion: The severe morbidity rate in children with rheumatic heart disease
was 54%. Predictors of severe morbidity related to rheumatic heart disease were
functional class of heart failure ≥ NYHA II and number of valve involvement ≥ 3."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Selvianna Darel
"Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di instansi Rumah Sakit dilaksanakan pada Rumah
Sakit Universitas Indonesia pada bulan Januari dan Februari tahun 2023. Adapun kegiatan
PKPA di instansi industri bertujuan untuk pembelajaran dan memahami peran serta tanggung
jawab seorang apoteker melingkupi pada ruang lingkup rumah sakit. Pada pelaksanaan PKPA
di rumah sakit, dilakukan penyusunan laporan tugas khusus terkait pembuatan booklet sebagai
sarana informasi pelayanan farmasi pada penyakit HIV. Kegiatan tersebut bertujuan sebagai
sarana informasi mengenai pelayanan kefarmasian penyakit HIV yang mudah dipahami oleh
tenaga kesehatan di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Pembuatan booklet berdasarkan
berbagai sumber literatur yang telah dikumpulkan

Pharmacist Professional Work Practice (PKPA) at the Hospital institution was held at the Rumah Sakit Universitas Indonesia in January and February 2023. The PKPA activities in industrial institutions aim to learn and understand the roles and responsibilities of a pharmacist
within the scope of the hospital. In the implementation of PKPA at the hospital, a report was prepared related to the preparation of a booklet as a means of information on pharmaceutical
services in HIV disease. This activity aims to provide information about pharmaceutical
clinical services for HIV disease that is easily understood by health workers at the Rumah Sakit Universitas Indonesia. The preparation of booklets based on various literature sources that have been collected.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
David Santosa
"ABSTRAK
Latar Belakang : Strategi terapi Artritis Reumatoid (AR) menggunakan strategi terapi untuk mencapai
target sehingga membutuhkan suatu intrumen yang valid dan akurat dalam menilai aktivitas penyakit
AR. Instrumen yang paling banyak digunakan adalah DAS28, yang dikembangkan dari DAS namun
tidak melibatkan pemeriksaan pada persenidan kaki dan pergelangan kaki. Telah terdapat banyak
kritikan mengenai akurasi DAS28 dalam mengklasifikasikan kondisi aktivitas penyakit AR, terutama
bila suatu kondisi aktivitas penyakit aktif diklasifikasikan sebagai tidak aktif (negatif palsu) karena hal
ini dapat menyebabkan terapi yang tidak optimal dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya disabilitas.
Perbedaan utama antara DAS28 dan DAS terletak pada eksklusi persendian kaki dan pergelangan kaki,
karena itu suatu instrumen baru DAS28-squeeze telah diajukan. Instrumen ini memeriksa 28 sendi yang
ada pada DAS28 ditambah dengan tes penekanan pada sendi metatarsofalangeal. Namun instrumen
baru ini belum pernah divalidasi secara radiologis.
Tujuan : Menilai nilai diagnostic DAS28 dan DAS28-squeeze.
Metode : Studi potong menggunakan USG Power Doppler sebagai acuan untuk mengevaluasi nilai
diagnostik DAS28 dan DAS28-squeeze. Studi ini menggunakan kriteria USG paling ketat untuk
mendefinisikan kondisi aktivitas penyakit aktif, yaitu sinyal Doppler positif disertai dengan hipertrofi
synovium sedang pada B-mode.
Hasil : Lima puluh enam subyek dilakukan pemeriksaan DAS28, DAS28-squeeze dan USG Power
Doppler. Terdapat 4 kasus negatif palsu pada DAS28 dan 1 kasus pada DAS28-squeeze. Sensitivitas
DAS28 dan DAS28-squeeze untuk mendeteksi kondisi aktivitas penyakit aktif masing-masing sebesar
73.3% dan 93.3%. Spesifisitas masing-masing sebesar 36.6% dan 34.1%, dan likelihood ratio negatif
sebesar 0.73 dan 0.19.
Simpulan : Studi ini adalah studi pertama yang memvalidasi DAS28-squeeze secara radiologis. Nilai
negatif palsu DAS28-squeeze lebih rendah daripada DAS28 dan memiliki sensitivitas dan likelihood
ratio negatif yang lebih baik daripada DAS28 untuk menentukan kondisi aktivitas penyakit AR.

ABSTRACT
Background : Rheumatoid Arthritis (RA) treatment is based on ?treat to target? strategy which
requires a valid and accurate tool in assessing disease activity. The most widely used tool is
DAS28, which was developed from DAS with the omission of ankle and foot joints.
Misclassification of disease state in DAS28, most importantly when an active disease state
misclassified as unactive could lead to undertreatment and subsequently to disability. The main
difference between DAS28 and DAS is the exclusion of ankle and foot joints, thus DAS28-
squeeze has been proposed. It comprises the same 28 joints in DAS28 added with squeeze test
on both metatarsophalangeal joints.
Objective : To assess the diagnostic values of DAS28 and DAS28-squeeze.
Methods : This is a cross-sectional diagnostic study using Power Doppler sonography as a
reference standard in evaluating the diagnostic value of DAS28 and DAS28-squeeze.
Results : Over the study period, 56 subjects underwent diagnostic tests using DAS28, DAS28-
squeeze and Power Doppler sonography. There were 4 false negative in DAS28 and 1 in
DAS28-squeeze. The sensitivities of DAS28 and DAS28-squeeze to identify active disease
using Power Doppler sonography as reference standard were 73.3% and 93.3% respectively.
While the specificities were 36.6% and 34.1% respectively. Furthermore the negative
likelihood ratio were 0.73 and 0.19 respectively.
Conclusion : This study is the first to validate DAS28-squeeze using imaging techniques.
DAS28-squeeze false negative rate is much lower than DAS28. DAS28-squeeze has better
sensitivity and negative likelihood ratio than DAS28 in identifying RA active disease state."
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diadra Annisa Setio Utami
"Latar belakang: Penyakit jantung rematik (PJR) merupakan salah satu penyebab kematian kardiovaskular pada anak yang dapat dicegah. Indonesia merupakan salah satu negara endemis PJR. Data mengenai kesintasan, perbaikan katup, dan faktor-faktor yang memengaruhi pada populasi anak masih terbatas.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan dan perbaikan katup lima tahun setelah terdiagnosis pada anak dengan PJR serta faktor-faktor yang memengaruhi.
Metode: Penelitian ini merupakan studi prognostik dengan rancangan penelitian kohort retrospektif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menggunakan data rekam medis pasien yang terdiagnosis dengan PJR sebelum Desember 2018 dan diikuti selama lima tahun, paling akhir Desember 2023. Subjek yang diteliti adalah anak berusia kurang dari 18 tahun saat terdiagnosis dengan PJR. Faktor yang diteliti untuk kesintasan dan perbaikan katup adalah status gizi, kepatuhan profilaksis penisilin, kelas gagal jantung New York Heart Association (NYHA), fraksi ejeksi, derajat katup, jumlah katup, dan operasi katup.
Hasil: Sebanyak 100 anak yang terdiagnosis PJR dengan rerata usia 11,29 (8,42-14,16) tahun dan proporsi jenis kelamin 1:1 dimasukkan dalam analisis. Rerata pengamatan adalah 47,96 bulan (simpang baku 20 bulan). Keterlibatan katup terbanyak adalah regurgitasi mitral (32%). Sebagian besar pasien terdiagnosis dengan derajat katup berat (58%). Kesintasan 5 tahun didapatkan 90% dengan prediktor independen kematian yaitu fraksi ejeksi <55% saat terdiagnosis dengan HR 6,34 (IK95% 1,72-23,46; p = 0,006) dan kelas NYHA III-IV saat terdiagnosis dengan HR 5,33 (IK95% 1,05-27,11; p = 0,04). Proporsi anak dengan PJR yang mengalami perbaikan katup 5 tahun setelah terdiagnosis adalah 60% dengan faktor yang memengaruhi yaitu operasi katup dengan RR 1,40 (IK95% 1,05-1,88; p=0,02). Analisis subgrup pada subjek yang tidak operasi mendapatkan bahwa kelas NYHA I-II dan fraksi ejeksi >55% saat tediagnosis secara signifikan berpengaruh terhadap perbaikan katup dengan RR 3,05 (IK95% 1,33-7,03; p = 0,01) dan RR 1,62 (IK95% 1,28-2,04; p<0,01) secara berturut-turut. Kesimpulan: Kesintasan lima tahun anak dengan PJR adalah 90% dengan faktor yang memengaruhi yaitu fraksi ejeksi <55% dan kelas gagal jantung NYHA III-IV saat terdiagnosis. Sebanyak 60% subjek mengalami perbaikan katup dengan faktor yang memengaruhi adalah operasi katup.

Background: Rheumatic heart disease (RHD) is a major contributor of preventable cardiovascular disease in children. Indonesia is one of the most endemic countries with RHD. However, data on clinical outcomes and prognostic factors are still lacking.
Objective: This study aimed to evaluate the five year survival rate, proportion of valve improvement, and prognostic factors of both outcomes.
Method: We conducted a retrospective cohort study in Cipto Mangunkusumo Hospital which included patients aged below 18 years at diagnosis before December 2018. Subjects were followed for 5 years up to December 2023. Factors analyzed for both mortality and valve improvement were nutrition status, adherence to penicillin prophylaxis, New York Heart Association (NYHA) class, ejection fraction, valve severity, number of valve involved, and valve surgery.
Results: One hundred patients with RHD were included with mean age of 11.29 (8.42-14.16) years. The proportion of female : male was 1:1. Mean duration of follow up was 47.96 (SD 20) months). The majority of valve abnormality was mitral regurgitation (32%). As many as 58% were diagnosed with severe valve disease. Five year survival rate was 90%. Significant prognostic factors for mortality were ejection fraction <55% at diagnosis with HR 6.34 (95%CI 1.72-23.46; p=0.006) and NYHA class III-IV at diagnosis with HR 5.33 (95%CI 1,05-27.11; p=0.04. The proportion of subjects with valve improvement after 5 years was 60%. Multivariate analysis revealed that valve surgery was the only significant factor for valve improvement with RR 1.40 (95%CI 1.05-1.88; p=0.02). Subgroup analysis in subjects who did not undergo surgery showed that NYHA class I-II and ejection fraction >55% at diagnosis significantly affected valve improvement with RR 3,05 (95% CI 1,33-7,03; p = 0,01) dan RR 1,62 (95% CI 1,28-2,04; p<0,01)
Conclusion: The five year survival rate of children with RHD was 90%. Mortality predictors were ejection fraction <55% and NYHA class III-IV at diagnosis. Sixty percent of patients had valve improvement with valve surgery as a predictor.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aldila Satria
"Masalah terkait obat merupakan permasalahan yang umum ditemukan khususnya pada pelayanan kesehatan tersier yaitu di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penerjemahan instrumen Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) ke dalam Bahasa Indonesia yang valid dan reliabel. Sebuah draft terjemahan PCNE versi 9.00 Bahasa Indonesia didiskusikan oleh 4 panel ahli dengan menggunakan metode Delphi dan dinilai oleh 46 apoteker rumah sakit di seluruh Indonesia dari segi keterbacaan, kejelasan, dan komprehensivitas instrumen. Uji reliabilitas antar penilai dilakukan dengan melibatkan 2 apoteker rumah sakit untuk menilai 20 kasus yang dimana akan dilihat persentase kecocokan pemberian kode antar 2 penilai. Instrumen dinyatakan valid setelah diperoleh nilai S-CVI masing-masing sebesar 0,9 ; 0,89 ; 0,93 ; 0,97; dan 0,93 untuk masing-masing domain PCNE. Instrumen pula dinyatakan reliabel dengan nilai persen kecocokan antar kedua penilai sebesar 40-90%. Dengan demikian, instrumen PCNE versi 9.00 Bahasa Indonesia memiliki validitas yang tinggi dan reliabilitas yang cukup untuk dapat digunakan pada studi masalah terkait obat (MTO).

Drug-related problems are a problem that often occurs, especially in tertiary health services such as hospitals. This study aims to translate the Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) instrument into Bahasa Indonesia which is valid and reliable. A draft of the Indonesian version from the PCNE v9.00 was discussed by four experts using the Delphi method and assessed by 46 hospital pharmacists throughout Indonesia in terms of readability, clarity, and comprehensiveness of the instrument. Two hospital pharmacists carried out the inter-rater reliability test to assess 20 cases where the proportion of coding matches between the two raters would be seen. The instrument was declared valid after the S-CVI value was 0.91; 0.89; 0.93; 0.97; and 0.93 for each PCNE domain respectively. The instrument was also declared reliable, after the inter-rater agreement study with the percent of agreement between the two raters was 40-90%. Therefore, the Indonesian version of the PCNE v9.00 instrument has high validity and fair reliability to use in drug-related problems (DRP) study"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Kejadian penyakit Rematoid Artritis (RA) akan meningkat sejalan dengan meningkatnya usia yang dapat mengakibatkan fungsi otot menurun. Dengan kondisi ini apakah seorang lansia mengetahui tentang RA tersebut? Hal ini perlu unt uk diteliti, Wltuk itu perlu dilakukan suatu penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuna Jansia tentang penyakit RA. Sesain yang digunakan dalam penelitian inLadalah deskriptif sederhana. Sampel yang diambil sejumlah 30 orangJansia dengan penyakit RA da lansia yang berobat jalan ke Poliklinik Geriatri dan Poliklinik Rematologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tanggal 7 -8 Januari 2003. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yangp1eliputi d ta demografi dan data tingkat pengetahuan lansia tentang pe yakiJ RA. Hasil analisis data dengan menggunakan metode ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan lansia tenta ng penyakit RA adalah tinggi yaitu 90% dan 10% menunjukkan tingkat pengetahuan rendah Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan bagi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan peran rawat dalam memberikan informasi pada lansia tentang penyakit RA dalam rangka pencegahan sekunder. Selain itu perlu diadakan senam pada lansia yang mengalami RA untuk mencegah terjadinya kekambuhan dan mengurangi nyeri. Peneliti juga
menyarankan bagi pendidikan tuk memperpanjang waktu penelitian dan perl unya kerjasama antara pendidikan dengan laban penelitian dalam proses pengeluaran ijin penelitian. Scdangkan untuk penelitian perlu dilakukan lebih Ianjut di masyarakat sehingga cakupannya lebih Iuas dan lebih dapat digenera1isasikan. Tingginya tingkat pengetahuan pendidikan lansia yang terbanyak yaitu SMA (34%) dan pekerja Jansia yang pada umumnya adalah pensiunan PNS (47%). Selain itu tingkat pengetahuan lansia
juga dipengaruhi oleh tempat pengambilan sampel dimana lansia yang menjadi responden sudah mendaatkan informasi tentang penyakit RA karena sudah beberapa kali datang ke Poliklinik tersebut untuk berobat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5200
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>