Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 235601 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizal Tresna Ramdhani
"Pemilihan sistem pelapisan perlu dilakukan untuk mengoptimalkan kebutuhan perlindungan dan rekayasa dengan pertimbangan ekonomi. Tipe pelapis yang dipakai akan mempengaruhi mekanisme dan waktu perlindungan. Tipe resin thermoset dan thermoplast umum dipakai sebagai resin pelapis. Resin Thermoplast yang dipilih dalam penelitian ini adalah Epoxy dan Polyurethane, sedangkan untuk resin Thermoplast dipilih Acrylic. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh tipe resin Thermoset dan Thermoplast pada ketebalan pelapis 100, 150, 200, 250 dan 300 mikron dalam lingkungan berbasis NaCl 3.5% dengan metoda uji semprot garam dan Electrochemical Impedance Spectroscopy.
Dengan pengujian semprot garam 3.5% selama 72 jam, dapat ditujukkan bahwa resin thermoset memiliki kemampuan perlindungan lebih baik dibanding resin thermoplast pada lingkungan agresif. Ketebalan resin pelapis berbading lurus dengan kemapuan perlindungan baja di lingkungan agresif, berbasis NaCl 3.5%. Berdasarkan ASTM D 1654 setelah dilakukan uji semprot garam NaCl 3.5%, selama 72 jam ; Rating terbaik didapat dengan ketebalan pelapisan Epoxy dengan ketebalan lebih dari 250 mikron. Hasil uji Electrochemical Impedance Spectroscopy, menunjukkan bahwa resin Epoxy memiliki impedance yang lebih tinggi dibanding resin Polyurethane pada lingkungan agresif NaCl 3.5%.

Selection of coating system need to be done to optimize the protection and enginnering needs with economic considerations. Type of coatings used will affect the mechanism and timing protection. Thermoplast and Thermoset resin type is commonly used as a resin coating. Thermoset resin selected in this study are Epoxy and Polyurethane, while for Thermoplast is Acrylic. In this research studied the influence of the type of resin and coating thickness at 100, 150, 200, 250 and 300 microns in NaCl 3.5% environment based with Salt Spray and Electrochemical Impedance Spectroscopy Method.
With salt spray test for 72 hours, can be shown that the thermoset resin has better protection than the Thermoplast resin in NaCl 3.5 % aggressive environments. The thickness of the resin coating is directly proportional to the ability of steel protection in NaCl 3.5% aggressive environments. Based on ASTM D 1654 after the salt spray test with NaCl 3.5%, for 72 hours, the best rating with Epoxy coating thickness with 250 microns thickness or more. Electrochemical Impedance Spectroscopy of test result, showed that the Epoxy resin has a higher impedance than the Polyurethane resin in the aggressive environment of NaCl 3.5%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poki Agung Budiantoro
"Paduan aluminium banyak juga digunakan pada impeller (baling-baling) kapal karena kemudahan pabrikasi dan mempunyai lapisan pelindung pasif. Untuk meningkatkan proteksi terhadap ketahanan serangan korosi paduan aluminium 6061 T6 dilakukan proses pelapisan pada permukaannya. Pelapisan Ni-Mo dilakukan dengan cara elektroplating kodeposisi pada paduan aluminium 6061 T6. Pelapisan Ni-Mo pada paduan aluminium 6061 T6 dapat meningkatkan nilai impedansi sebesar 55 Ω dan meningkatkan nilai kekerasan sebesar sebesar 95 HV bila dibandingkan dengan pelapisan nickel (Ni) dan pada paduan aluminium 6061 T6 tanpa pelapisan. Pelapisan Ni-Mo pada paduan aluminium 6061 T6 memiliki ketahanan korosi erosi, korosi fretting dan korosi lubang (fitting corrosion) yang lebih baik dibandingkan dengan pelapisan nickel (Ni) dan tanpa pelapisan.

Aluminium alloys are also used in the impeller of the ship because is strong, easy for fabrication and has a passive protective layer. To improve protection against corrosion attack resistances of aluminium alloy 6061 T6 has coating process is carried out on the surface. Ni-Mo coating is to be done by electroplating codeposition in aluminium alloy 6061 T6. Ni-Mo coatings on aluminium alloy 6061 T6 can increased of the impedance 55 Ω and increased hardness value of 95 HV when compared also the nickel (Ni) plating and in aluminium alloy 6061 T6. Ni-Mo coating on aluminium alloy 6061 T6 has better erosion corrosion, fretting corrosion and fitting corrosion resistance than the Nickel (Ni) coating and without coating."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Orazem, Mark E.
New Jersey: Wiley , 2008
543.6 ORA e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Hendra Benny
"Formasi X merupakan target utama di Lapangan Marlin, yang merupakan lapangan gas, berlokasi di Viosca Knoll, lepas pantai Louisiana, Gulf of Mexico. Reservoar yang utama adalah lapisan batupasir tebal, berumur Miosen Tengah, memiliki ciri amalgamated sheet, seperti endapan turbidit pada intraslope basin. Untuk karakterisasi properti batuan di lapangan ini, apabila hanya dengan mengaplikasikan analisis AVO dan impedansi akustik (P-impedansi) saja akan memberikan ketidakpastian yang besar pada hasilnya. Oleh karena itu, Elastic Impedance (EI) dan Simultaneous Inversion diaplikasikan pada interval formasi X ini.
Aplikasi metoda inversi EI digunakan untuk memprediksi zona batupasir yang mengandung gas, dengan menggunakan sumur UI-1 dan UI-3 sebagai referensi untuk memprediksi properti reservoir di sumur UI-2, dilanjutkan dengan menganalisis penyebarannya dengan menggunakan partial post stack 3D seismic data. Metoda simultaneous inversion juga telah diaplikasikan sebagai metoda alternatif untuk memprediksi pore gas (Lambda-Rho) dan distribusi porositas, dengan menggunakan partial pre stack 3D seismic data yang diinversi secara simultan; dan dengan menggunakan sumur UI-1 dan UI-3 sebagai referensi untuk memprediksi properti reservoar di sumur UI-2 pada Lapangan Marlin.
Kedua metoda tersebut memberikan hasil yang saling mendukung satu sama lainnya. EI dapat memprediksi wet zone pada sumur UI-2 seperti juga halnya simultaneous inversion. Kombinasi hasil kedua metoda tersebut akan mendapatkan perpotongan zona lapisan batupasir, maka zona dengan tingkat kepastian tertinggi atau yang paling mungkin memiliki reservoir batupasir gas dapat dipetakan. Porositas and prediksi pore gas diperkirakan sebesar 20 sampai 30 persen dan 5 sampai 15 GPa*g/cc di dalam lapangan tersebut. Dari hasil studi ini, dapat disimpulkan bahwa kedua metode ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk memprediksi karakter reservoar formasi X di lapangan Marlin dan lapangan lainnya yang memiliki kondisi geologi yang mirip untuk mengurangi ketidakpastian dalam eksplorasi hidrokarbon.

X formation is the main target of Marlin field, a gas field, situated in Viosca Knoll area, offshore Louisiana, Gulf of Mexico. Main reservoir sands are thick, middle Miocene amalgamated sheet-like turbidite sands deposited in an intraslope basin. The use of AVO analysis and acoustic impedance (P-impedance) only to characterize rock properties in this field will lead us into large uncertainty. Therefore, to overcome that issue, elastic impedance (EI) inversion and simultaneous inversion are introduced and applied within X formation interval.
EI inversion is applied to predict gas sand area, using well UI-1 and UI-3 as the reference to predict reservoir properties in UI-2 well, then delineate the area using partial post stack 3D seismic data. Simultaneous inversion is also applied as an alternative method to predict the pore gas (Lambda-Rho) and porosity distribution, using partial pre stack 3D seismic data which are inverted simultaneously; then UI-1 and UI-3 well data which will be used as a reference well for predicting reservoir properties in UI-2 at Marlin field.
The results from both methods are supported each other. EI inversion result can predict wet zone in well UI-2 as well as simultaneous inversion result. By combining the two methods and drawing the intersection of the good gas sandstone reservoir from both methods, the maximum confident or the most likely of gas sandstone reservoir area can be delineated. Porosity and pore gas prediction suggested around 20 to 30 percent and 5 to 15 GPa*g/cc respectively, throughout the field. Hence, this combined method could be used as an alternative to predict X reservoir properties in Marlin field or could be applied to other fields with similar geological condition to reduce exploration uncertainty.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T31342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherryta Utari Dewi
"ABSTRAK
Kemampuan inhibitor Imidazoline dalam menginhibisi baja karbon API 5L Grade B dalam lingkungan NaCl 3.5% diinvestigasi dengan menggunakan metode Electrochemical impedance spectroscopy (EIS) dalam berbagai variasi konsentrasi. Konsentrasi yang digunakan pada penelitian kali ini adalah 0 ppm, 50 ppm, 10 ppm, 150 ppm, 200 ppm, dan 250 ppm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketika melewati konsentrasi optimum (100 ppm), nilai Rct dan efisiensi inhibitor akan berada pada nilai yang konstan, yang masing-masing nilainya adalah 503 Ω dan 40.76%. Plot impedansi vs frekuensi yang ditunjukkan oleh kurva Bode Modulus mendukung hasil analisis data sebelumnya yang menunjukkan nilai ketahanan pada konsentrasi 100 ppm memiliki ketahanan yang paling besar pada frekuensi rendah maupun tinggi, yang nilainya hampir mencapai 400 Ω pada frekuensi rendah dan 15 Ω pada frekuensi tinggi.

ABSTRACT
The performance of Imidazoline based commercial corrosion inhibitor on carbon steel API 5L Grade B on NacL 3.5% solution was investigated using Electrochemical Impedance Spectroscopy methods. Inhibitor concentration which used in these experiments was 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, and 250 ppm. Experimental results showed that when the concentration is above the optimum’s one (100 ppm), Rct and inhibitor efficiency value would be on a constant value, which each value is 503 Ω and 40.76%. Plot of impedance vs frequency which showed by Bode Modulus curve support the previous data analysis, that the impedance value on 100 ppm had the highest impedance, at the low and high frequency, which has almost 400 Ω at low frequency and 15 Ω at high frequency."
2014
S53107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarah Azmi Kariza
"Kemampuan inhibitor triazine dalam menginhibisi baja karbon API 5L X60 dalam lingkungan NaCl 3.5% diinvestigasi dengan menggunakan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dalam berbagai variasi konsentrasi. Konsentrasi yang digunakan pada pada penelitian kali ini adalah 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketika melewati konsentrasi optimum (150 ppm), nilai Rct dan efisiensi inhibitor akan berada pada nilai yang konstan, yang masing-masing nilainya adalah 581 Ω dan 68.6 %. Plot impedansi vs frekuensi yang ditunjukkan oleh kurva Bode Modulus mendukung hasil analisis data sebelumnya yang menunjukkan nilai ketahanan pada konstrasi 150 ppm memiliki ketahanan yang paling besar pada frekuensi rendah maupun tinggi.

The performance of Triazine based commercial corrosion inhibitor on carbon steel API 5L X60 on NaCl 3.5% solutions was investigated using Electrochemical Impedance Spectroscopy methods. Inhibitor concentration which used in these experiments was 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, and 250 ppm. Experimental results showed that when the concentration is above the optimum?s one (150 ppm), Rct and inihibitor efficiency value would be on a constant value, which each value is 581 Ω and 68.6 %. Plot of impedance vs frequency which showed by Bode Modulus curve support the previous data analysis, that the impedance value on 150 ppm had the highest impedance, at the low and high frequency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nugraheni Rositawati
"Telah dilakukan pembuatan keramik Ba0,5Sr0,5TiO3 dengan metode "Mechanosynthesis powder". Bubuk BaCO3, SrCO3 dan TiO2 digunakan sebagai material dasar. Bubuk dicampur dan dimilling selama 4 jam kemudian dikalsinasi pada 1100°C selama 4 jam menghasilkan fase tunggal Ba0,5Sr0,5TiO3 yang diketahui dari XRD. Bubuk Ba0,5Sr0,5TiO3 dipress menjadi pellet dengan tekanan 4 ton/cm2 kemudian disinterring pada 1200°C dan 1300°C selama 1-3 jam. Salah satu sampel yang disintering pada 1200°C 2 jam diannealing pada 900°C selama 1, 2 dan 4 jam. SEM digunakan untuk mengetahui ukuran, bentuk dan distribusi butir serta software ZsimpWin digunakan untuk mengetahui rangkaian listrik ekivalen, nilai resistansi R dan kapasitansi C. Waktu sintering yang semakin lama akan menghasilkan butir yang cenderung semakin besar serta menurunkan nilai R dan C butir dan batas butir. Waktu annealing yang semakin lama akan menghasilkan butir yang cenderung semakin kecil dan homogen serta menaikkan nilai resistansi R dan kapasitansi C butir dan batas butir.

Preparation of Ba0,5Sr0,5TiO3 ceramic has been done by Mechanosynthesis powder method. BaCO3, SrCO3 dan TiO2 powder was used as raw materials. The powder was mixed and milled for 4 hours then calcined at 1100°C for 4 hours resulting single fase Ba0,5Sr0,5TiO3 confirmed by XRD. Ba0,5Sr0,5TiO3 powder was pressed to form pellet at 4 ton/cm2 then sintered at 1200°C and 1300°C for 1-3 hours. One of the 1200°C 2 hours sintered sample was annealed at 900°C for 1, 2 and 4 hours. SEM was employed to observe the size, morphology and distribution of grain and ZsimWin software was employed to know the equivalent circuit, value of resistance R and capacitance C. It is seems that with longer sintering time, the grain size increases and the values of R and C for both grain and grain boundary contribution decrease. However after annealing their values increase due to decreasing in grain size."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21430
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syahril
"Telah dilakukan penelitian tentang sifat ferroelektrik pada material PTC dan BaTiO3 dengan menggunakan metode spektroskopi impedansi pada temperatur tinggi dengan kisaran antara 25 oC sampai 425 oC. Sampel BaTiO3 telah disintering pada temperatur 1200 oC selama 0,5 jam,2 jam, dan 4 jam. Transformasi fase dari material ini dianalisis dari grafik resistansi dan konduktivitas sebagai fungsi temperatur. Sedangkan data impedansi disajikan dalam Nyquist plot dan Bode plot digunakan untuk mengidentifikasi rangkaian ekivalen dan parameter sirkuit pada temperatur yang berbeda-beda. Pada semua sampel terjadi kenaikkan nilai resistansi secara drastis mencapai tiga orde, yang menunjukkan efek PTC pada material ini. Perbedaan waktu sintering memberikan pengaruh yang signifikan terhadap temperatur transisi material BaTiO3 dari fase ferroelektrik ke paraelektrik.
Analisis Nyiquist menunjukkan bahwa semakin lama waktu sintering terjadi penurunan yang signifikan terhadap nilai resitansi dari material ini. Hasil fitting rangkaian ekivalen dengan program ZsimWin 3.10 menunjukkan bahwa ukuran grain, grain boundary, interface dan kontak memberikan kontribusi terhadap sifat listrik dari material ini. Konduktivitas a.c bulk sebagai fungsi temperatur dan frekuensi juga telah diteliti, Dengan persamaan Arrhenius diperoleh nilai energi aktivasi untuk konduktivitas a.c BaTiO3 adalah 0,44 eV untuk proses relaksasi pertama, dan 0,072 eV untuk proses relaksasi kedua.

Investigation to electrical property of ferroelectric PTC and BaTiO3 materials have been done toward by impedance spectrocopy method in high temperature with temperature range 25oC-425 oC. BaTiO3 samples were sintered a temperature 1200 oC, each for 0,5 hour, 2 hours, and 4 hours. Phase transformation of these materials is analysed from the graphs of resistance and conductivity as a function of temperature. While the impedance data presented in the Nyquist plot and Bode plot is used to identify the equivalent circuit and circuit parameters at different temperatures. All samples show drastically increase in the resistance value up to three(3) orde, that give rise to the PTC effect of these materials. The effect of sintering time results significant changes in the transition temperature of BaTiO3 from ferroelectric to paraelectric phase.
From Nyquist plot analysis shows that increasing in sintering time result in decreasing the resistance values of materials significantly. The fitting results of the equivalent circuits by using ZsimWin 3.10 suggest that the grain size, the grain boundary, interfaces and contacts contribute to the electrical properties of these materials. Bulk a.c conductivity as a function of temperature and frequency have also been studied. By using Arrhenius relation the values of activation energy for a.c conductivity of BaTiO3 is 0.44 eV and 0.72 eV for the first and the second relaxation process.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31866
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tukimin
"Telah dilakukan suatu penelitian melalui spektroskopi impedansi untuk mengetahui sifat-sifat listrik bahan perovskite (Ba,Sr)TiO3 pada temperatur tinggi pada kisaran 25 hingga 425 oC. Sampel bahan perovskite (Ba,Sr)TiO3 berupa pellet terdiri dari enam buah. Tiga buah sampel disinter 1200°C masing-masing selama 1, 2, dan 3 jam. Tiga buah sampel yang lain disinter 1200°C selama 2 jam kemudian dianil 900°C masing-masing selama 1, 2 dan 4 jam. Data impedansi disajikan dalam bentuk Nyquist plot dan Bode plot yang digunakan untuk mengidetifikasi parameter rangkaian ekivalen. Parameter penting rangkaian ekivalen seperti resistansi dan kapasitansi dihitung sebagai fungsi dari temperatur. Sifat listrik bahan perovskite (Ba,Sr)TiO3 dapat dideskripsikan dengan rangkaian R, RC paralel maupun kombinasi dari keduanya yang menunjukkan adanya kontribusi dari grain, grain boundary, interface dan kontak.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin lama waktu sintering dan annealing menyebabkan bergesernya temperetur transisi dari feroelektrik menjadi paraelektrik menuju temperatur yang lebih tinggi. Perbedaan lama waktu sintering dan annealing tidak menyebabkan perubahan nilai resistansi dan kapasitansi yang signifikan. Perbandingan nilai resistansi bahan perovskite (Ba,Sr)TiO3 baik yang disinter 1200 oC masing-masing selama 1, 2, dan 3 jam maupun dianil 900°C masing-masing selama 1, 2 dan 4 jam hasil pengukuran pada temperatur kamar dan 100°C dengan pengukuran pada temperatur 400°C sebesar dua orde. Energi aktivasi hasil percobaan pada rentang temperatur 325°C hingga 425°C adalah 0.52 eV.

The electrical properties of (Ba,Sr)TiO3 perovskite materials are investigated by impedance spectroscopy in the temperature range 25 to 450°C. There are six pellets of (Ba,Sr)TiO3 perovskite materials. Three samples are sintered at 1200°C for 1, 2 and 3 hours. The rest were sintered at 1200°C for 2 hours then annealed at 900°C for 1, 2 and 4 hours. Impedance data are presented in the Nyquist plot which is used to identify an equivalent circuit. The fundamental circuit parameters such as resistance and capacitance are determined at different temperatures. The electrical properties of (Ba,Sr)TiO3 perovskite materials may also descripted by R, parallel RC, or both combinations that seems a grain, grain boundary, interface and contact contributions.
The results of the experiment shows that with longer sintering and annealing times consequently shifted the transition phase range from ferroelectric to paraelectric to the high temperatures. There are no significant value of both resistance and capacitance of the sintering or annealing times of the samples measurements, however resistance decreases two orders at increasing temperature measurements. The activation energy at temperature range 325°C to 425°C of the experiment is 0.52 eV.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30467
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Yulia Sari
"ABSTRAK
Struktur, sifat listrik, dan transisi fasa dari double perovskite Sr2FeTiO6
telah diteliti. Analisis difraksi sinar-X dan studi GSAS menunjukkan bahwa
bahan tersebut berstruktur kubik dengan grup ruang Fm3m dan paramater kisi a =
b = c = 3,88Å. Data spektroskopi impedansi diolah menggunakan progarm
origin dan kemudian disajikan dalam nyquist plot dan bode plot yang digunakan
untuk mengidentifikasi rangkaian ekuivalen dan parameter sirkuit pada
temperatur kamar. Didapat rangkaian R-C sederhana tanpa adanya elemen L. Uji
scanning transisi fasa dilakukan menggunakan Differential Scanning
Calorimeter(DSC) dan didapat bahwa Sr2FeTiO6 mengalami transformasi fasa di
temperatur 396,800C pada saat dipanaskan dan pada temperatur 441,600C saat
pendinginan. Transisi yang terjadi diduga merupakan sifat dari relaxor
ferroelectric yang dimilik oleh sampel Sr2FeTiO6

ABSTRACT
We have investigated structure,electrical properties and phase transition
of Sr2FeTiO6 using XRD,DSC, and Impedance Spectroscopy. Analyzed XRD
measurement and GSAS studies indicate that the material has cubic structure with
space group Fm3m and lattice parameters is a = b = c = 3,88Å. Impedance
spectroscopy data processed with Origin programe and than presented in the plot
nyquist and bode plots are used to identify equivalent circuits and circuit
parameters at room temperature. Obtained RC circuit without any inductance
elements Scanning test phase transitions performed using Differential Scanning
Calorimeter (DSC) and found that Sr2FeTiO6 undergo a phase change at
temperature 396.800 C when heated and at temperature 441.600 C during cooling."
2013
T35573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>