Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143138 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Setyaningrum
"ABSTRAK
Kurang energi dan protein berhubungan dengan perkembangan intelektual. Kabupaten Kulon Progo merupakan Kabupaten dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk tertinggi di Provinsi DIY. Di Puskesmas Kokap I terdapat banyak balita kurang gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perkembangan anak umur 1-5 tahun dengan riwayat KEP. Delapan puluh lima anak dengan riwayat gizi kurang dan gizi buruk diskrining dengan Denver II untuk mengetahui perkembangannya normal atau suspek. Berat badan disalin dari KMS. Hasilnya ditemukan 36,5 % suspek. Sebesar 57,1% ditemukan suspek pada anak yang mulai mengalami gangguan gizi pada usia 1-6 bulan, sebesar 61,9% anak dengan lama gangguan gizi lebih dari separuh usianya dicurigai, 64% anak yang pernah mengalami gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan. Subjek yang BBLR, prematur, dan lahir dengan tindakan cenderung dicurigai. Semakin awal gangguan gizi, semakin lama mengalami gizi kurang dan buruk cenderung terjadi keterlambatan perkembangan, Disarankan agar diberikan penangan dan stimulasi perkembangan kepada balita KEP selain itu diperlukan penelitian lebih lanjut dengan subjek yang lebih banyak.
ABSTRAK
Lack of energy and protein are related to intellectual development. Kulonprogo district is the highest prevalence of undernourishment and malnutrition district in the province of Yogyakarta. In public health center Kokap 1 there were many toddler with PEM. The study aims to describe the development of children aged 1-5 years with a history of PEM. Eighty-five children with a history of undernourishment and malnutrition were screened with the Denver II to determine the normal development or suspected. Weight were copied from the grow-chart. I found 36.5% suspected. About 57.1% of suspects found in children who begin to nutritional disorders at age 1-6 months, 61.9% of children with more than half of their age within nutritional disorders were suspected, 64% of children who had experienced malnutrition were suspected. LBW, premature, and was born without spontaneous labor were related to suspect development delay. The earlier a nutritional disorder, the longer experiencing undernourishment nutrition and malnutrition likely to delay development. I recommend to give therapy and developmental stimulation to the PEM infants and toddlers. Further studies needed toexplore the situation with more subjects."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ninik Evi Sulistiyani
"Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium dan ditularkan melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles. Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Malaria juga mengakibatkan kerugian ekonomi, kemiskinan dan keterbelakangan. Kejadian malaria di Kabupaten Kulon Progo masih berfluktuasi dari waktu-kewaktu dan cenderung mengalami peningkatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di Puskesmas Kokap 2, Kabupaten Kulon Progo tahun 2012 dengan metode kasus kontrol.
Hasil penelitian didapatkan faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian malaria adalah pendidikan, pekerjaan, keberadaan ternak besar, kebersihan rumah, tempat perindukan dan habitat nyamuk. Faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria adalah pengetahuan (OR=2,69), perilaku pencegahan (OR=2,05), keberadaan ikan pemakan jentik di sungai (OR=1,97) dan keberadaan ikan pemakan jentik di kolam (OR=3,25). Pengetahuan merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian malaria (OR=4,03).

Malaria is a disease caused by parasites of the genus Plasmodium and transmitted by the bite of Anopheles. Malaria is a public health problem in the world. Malaria can effect an economic loss, poverty and underdevelopment. Incidence of malaria in Kulon Progo still fluctuate and tend to increase. The study was conducted to determine factors associated with malaria in Kokap 2 Health Center, Kulon Progo in 2012 using case control design.
The results show that education, job, the existence of large livestock, cleaning the hause, breeding place and habitat of mosquitoes are not related to the incidence of malaria. Factors related to the incidence of malaria is knowledge (OR=2,69), preventive behavior (OR=2,05), the presence of larvae-eating fish in the river (OR=1,97) and the presence of larvae-eating fish in ponds (OR=3,25). Knowledge is the most important factor associated with the incidence of malaria (OR=4,03).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Sukamto
"Di Kabupaten Kulon Progo telah terjadi KLB malaria pada tahun 2012, sebagian besar kasus terjadi di wilayah Puskesmas Kokap 2 yaitu sebanyak 89 dan 20 kasus pada tahun 2012 dan 2013. Jarak terbang nyamuk anopheles merupakan salah satu faktor sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit malaria. Desain penelitian yang digunakan adalah case control. Subyek penelitian sebanyak 120 responden terdiri dari 60 kasus dan 60 kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan jarak terjauh yang mempunyai nilai kemaknaan secara statistik adalah kurang dari 400 meter yang mempunyai nilai OR= 2,500 (95% CI 1,052 - 5,940) dan nilai p= 0,035. Variabel lain yang berpotensi adalah kebiasaan keluar malam, pekerjaan dan tindakan pencegahan yang dilakukan. Perlu upaya yang menyeluruh dari semua lapisan masyarakat dalam upaya mengurangi tempat perindukan nyamuk anopheles di sekitar rumahnya dan mengurangi risiko tertular malaria.

In Kulon Progo Regency has been an outbreak of malaria in 2012, most cases occurred in the area of health center Kokap 2 is as much as 89 and 20 cases in 2012 and 2013. Anopheles mosquito flight range is one of the influential factors on the incidence of malaria. The design study is a case control. The study subjects consisted of 120 respondents from 60 cases and 60 controls.
The results showed that the farthest distance has a value of statistical significance is less than 400 meters which has a value of OR = 2.500 (95% CI 1.052 to 5.940) and the value of p = 0.035. Other variables that are potentially habit out at night, work and preventive measures undertaken. Need a complete effort from all levels of society in an effort to reduce the mosquito Anopheles breeding places around the house and reduce the risk of contracting malaria.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handayani
"Salah satu parameter derajat kesehatan suatu negara adalah kematian bayi dan balita. Dalam Setiap tahun terdapat 12 juta anak meninggal sebelum usia 5 tahun karena pneumonia, diare, malaria, campak, malnutrisi dan kombinasi dari penyakit tersebut. Untuk mencegah kematian tersebut terdapat cara efektif berupa perawatan anak yang menderita penyakit tersebut di fasilitas rawat jalan yaitu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang dikembangkan oleh Departemen Kesehatan bekerjasama dengan WHO dan UNICEF. Setiap balita sakit harus dilakukan pendekatan MTBS. Pencapaian MTBS Kabupaten Kulon Progo 2011 55,6% dimana pencapaian cakupan MTBS merupakan gambaran kinerja petugas MTBS.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas MTBS. Penelitian ini menggunakan metode Survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional.
Hasil penelitan persentase kinerja baik dan kinerja kurang hampir sama. Variabel individu yang berhubungan dengan kinerja petugas MTBS adalah masa kerja dan motivasi, variabel organisasi yang berhubungan adalah kepemimpinan dan fasilitas.
Saran bagi Dinas Kesehatan adalah meningkatkan pembinaan dan pengawasan melalui supervisi, bagi kepala Puskesmas untuk mendukung pelaksanaan MTBS dan bagi petugas MTBS untuk melaksanakan MTBS pada setiap kunjungan balita sakit.

One of health degree parameter of country is infant mortality. For every year 12 milions of infant died before 5 years old due to pneumonia, diarrhea, malaria, measles, malnutrition, and it?s combination. To preven of death, there is an affective way by treating infant in outpatient facility by Integrated Management Of Childhood Illness (MTBS) developed by Health Department in collaboration with WHO and UNICEF. Each of infant illness must be treated by MTBS approach. MTBS achievement of Kulon Progo Regency 2011 was 55,6% at which of it was description of MTBS officer performance.
This study aims to find out factors related to MTBS officer performance. It used analytic survey method by Cross Sectional approach.
Study result for percentage of good and poor performance is almost equal. Individual variabel related to MTBS officer performance is length of work and motivation, while related organization variable is leadership and facility.
Suggestion for Health Departemen is to improve development and monitoring by supervision, for head of Public Health Center to support MTBS implementation and for MTBS officer to apply MTBS to every childhood illness.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Dwi Lestari
"[ABSTRAK
Masalah gizi kurang balita merupakan masalah aktual di wilayah Puskesmas Sentolo 1, Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita. Penelitian ini menggunakan cross sectional, sampel balita 12-59 bulan sebanyak 155 orang. Data diperoleh melalui kuesioner, status gizi diukur dengan indeks Berat Badan/Umur. Hasil menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara usia balita, riwayat pemberian ASI, asupan makanan, persepsi ibu, pola pengasuhan dengan status gizi balita. Faktor dominan yang mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan. Diperlukan peran perawat komunitas dalam edukasi, pemberdayaan, dan kerjasama untuk meningkatkan status gizi balita.

ABSTRACT
Undernutrition in under five years old children is still a problem in Sentolo 1 Public Health Center, Yogyakarta. The purpose of this study was to determine the factors related nutritional status in children under five years. Cross sectional study was conducted to 155 children under five years old. Nutritional status was assessed using anthropometric measurement. There were significantly relationships between child?s age, exclusife breastfeeding, child?s dietary intake, caregivers? practice and mother?s perception and child?s nutritional status. Child?s dietary intake was the most factor that significantly correlated. These findings indicate that the roles of community nurses are needed to improve children nutritional status by utilizing education, empowerment and partnership;Undernutrition in under five years old children is still a problem in Sentolo 1 Public Health Center, Yogyakarta. The purpose of this study was to determine the factors related nutritional status in children under five years. Cross sectional study was conducted to 155 children under five years old. Nutritional status was assessed using anthropometric measurement. There were significantly relationships between child?s age, exclusife breastfeeding, child?s dietary intake, caregivers? practice and mother?s perception and child?s nutritional status. Child?s dietary intake was the most factor that significantly correlated. These findings indicate that the roles of community nurses are needed to improve children nutritional status by utilizing education, empowerment and partnership, Undernutrition in under five years old children is still a problem in Sentolo 1 Public Health Center, Yogyakarta. The purpose of this study was to determine the factors related nutritional status in children under five years. Cross sectional study was conducted to 155 children under five years old. Nutritional status was assessed using anthropometric measurement. There were significantly relationships between child’s age, exclusife breastfeeding, child’s dietary intake, caregivers’ practice and mother’s perception and child’s nutritional status. Child’s dietary intake was the most factor that significantly correlated. These findings indicate that the roles of community nurses are needed to improve children nutritional status by utilizing education, empowerment and partnership]"
2015
T44196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muammar Muslih
"Latar belakang : Hasil investigasi KLB malaria ada hubungan faktor resiko perilaku pemakaian kelambu. Perilaku pemakaian kelambu dipengaruhi pengetahuan dan sikap. Peneliti ingin mengetahui gambaran dan hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku penduduk usia di atas 15 tahun di Hargotirto.
Metodologi : Desain penelitian cross sectional. Sampel adalah penduduk usia di atas 15 tahun yang dipilih dengan sistem cluster dan random pada setiap cluster. Jumlah sampel 266 responden. Dilakukan análisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik ganda.
Hasil : Distribusi responden dengan pengetahuan tinggi 52,3%, sikap positif 57,9%, perilaku memakai kelambu 80,8%. Perilaku memakai kelambu dengan pengetahuan tinggi dan sikap positif (85 responden) 31,9%. Hasil bivariat pengetahuan (OR=1,57 nilai p=0,15 95%CI=0,85-2,9), sikap (OR=4,93 nilai p=0,000, 95%CI=2,51-9,69). Hasil regresi logistik sikap dengan perilaku pemakaian kelambu ada hubungan dan bermakna (OR=4,765 nilai p=0,000, 95%CI=2,409-9,426).
Kesimpulan : Responden dengan pengetahuan tinggi dan sikap positif sebanyak 90 responden (33,8%).Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku memakai kelambu. Ada hubungan bermakna antara sikap dengan perilaku memakai kelambu. Saran bentuk penyuluhan yang lebih mengena untuk meningkatkan pengetahuan, contoh dari tokoh masyarakat memakai kelambu sehingga masyarakat meniru untuk memakai kelambu dan diadakan kembali arisan kelambu untuk membantu yang belum memiliki kelambu.

Background : The results of investigation malaria outbreak there is a risk factor for mosquito nets usage behavior. Use of mosquito nets behavior influenced of knowledge and attitudes. Researcher wants to know the description and the association between knowledge, attitude with mosquito nets usage behavior by age over 15 year in Hargotirto, 2012.
Methods : cross sectional study design. Sample is population by age over 15 year selected with cluster systems and random in each cluster. The number of samples are 266 respondents. Univariat analysis, bivariat and multivariat with multiple logistic regression.
Results : Distribution of respondents with high knowledge of 52.3%, positive attitude is 57.9%, and the behavior of using mosquito nets is 80.8%. Behavior of using mosquito nets with high knowledge and positive attitudes about (85 respondents) 31.9%. The results of the bivariat : knowledge (OR = 1.57 p-value = 0.15, 95% CI = 0.85- 2.9), attitude (OR = 4.93 p-value = 0.000, 95% CI = 2.51 - 9,69). The results of logistic regression attitude to the behavior of using mosquito nets have meaningful associatin (OR=4.765, p-value=0.000, 95%CI=2.409-9.426).
Conclusions : The behavior of respondents 33.8% wearing mosquito net with the knowledge of high and positive attitude. There is no association between knowledge of the behavior of using mosquito nets. There is a significant association between attitudes to the behavior of using mosquito nets."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31811
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Ramzil Fawwaz
"Studi alterasi dan mineralisasi dilakukan pada daerah Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan untuk menganalisis kondisi geologi daerah penelitian, mengidentifikasi zona persebaran alterasi dan mineralisasi daerah penelitian, dan membuat model konseptual alterasi dan mineralisasi dengan metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode penginderaan jauh menggunakan Principal Component Analysis (PCA) dan Minimum Noise Fraction (MNF), metode geokimia menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), dan metode petrografi. Hasil penelitian menunjukkan 3 jenis zona alterasi pada daerah penelitian, yaitu alterasi argilik, alterasi filik, dan alterasi propilitik. Mineralisasi pada daerah penelitian menunjukkan mineralisasi pirit dan kalkopirit yang terbentuk secara menyebar (disseminated) dan pengisian rongga (open space veins). Penentuan zona alterasi dan mineralisasi dilakukan dengan menggabungkan hasil dari analisis penginderaan jauh, analisis geokimia, dan analisis petrografi. Hasil dari gabungan metode tersebut menunjukkan bahwa daerah penelitian termasuk ke dalam tipe sistem epithermal sulfida rendah.

The alteration and mineralization study was carried out in the Hargotirto area, Kokap District, Kulon Progo Regency, Yogyakarta Special Region Province. The study was conducted to analyze the geological conditions of the study area, identify the distribution zone of alteration and mineralization of the study area, and create a conceptual model of alteration and mineralization with the methods used remote sensing methods using Principal Component Analysis (PCA) and Minimum Noise Fraction (MNF), geochemical methods using X-Ray Diffraction (XRD), and petrographic methods. The results showed 3 types of alteration zones in the study area, argillic alteration, philic alteration, and propylitic alteration. Mineralization in the study area shows pyrite and chalcopyrite mineralization which is disseminated and open space veins. The determination of alteration and mineralization zones is carried out by combining the results of remote sensing analysis, geochemical analysis, and petrographic analysis. The results of the combination of these methods indicate that the research area belongs to the type of low sulfide epithermal system."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Suprihatin Rahayu
"Pernikahan usia muda meningkat beberapa tahun terakhir, dan menyumbangkan angka kematian ibu di indonesia. Remaja memilih SMK supaya segera bekerja, SMA untuk melanjutkan pendidikan. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dirancang untuk mengetahui perbedaan niat usia menikah pada siswi SMA dan SMK.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan obyek penelitian 120 siswi SMA dan SMK di kecamatan Sentolo Mei 2012.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan ( nilai p 0,003) antara niat usia menikah antara siswi SMA dan SMK, dan terdapat hubungan yang bermakna antara penghasilan dan tempat tinggal dengan niat usia menikah.

Young age marriage increases in recent years, and contributed to maternal mortality in Indonesia. Teenagers choose vocasional school to get job, high school to continue studying. Based on this fact, this study was aimed to determine the difference of the intention when to get married among high school and vocational school students.
The study is a cross sectional survey among involving120 females students of vocational and high schools in the District Sentolo in May 2012.
The result found that significant difference (p vale 0,003) intent to get married between high school and vocational school female students, and there was a significant association between income and residence with the age of married intended.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sadono Mulyo
"Secara konseptual udara di tempat penambangan, dapat terpajan logam Hg total. Maknanya bahwa lingkungan kerja ataupun lokasi kerja penambangan emas termasuk kategori tidak sehat. Pajanan logam Hg tersebut dapat masuk ke dalam tubuh penambang, sehingga dapat berakibat coda kerusakan organ tubuh secara permanen. Dalam kaitannya dengan usaha memahami keberadaan Hg di dalam tubuh penambang, perlu dilakukan dengan pemantauan dan pengukuran biomarker, Salah satunya kadar Hg total dalam urine penambang. Selama ini di Kulon Progo yang merupakan daerah penambangan emas yang belum pernah dilaksanakan pengukuran kadar Hg total dalam urine serta dampaknya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang rnencoba mengetahui gambaran beberapa faktor yang berhubungan dengan kadar Hg total dalam urine penambang emas, di desa Kalirejo Kokap Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain kohort retrospektif yang melibatkan 32 responden penambang dan 32 responden non penambang yang masing masing dilakukan wawancara, observasi dan pengambilan sampel urine sewaktu, dan analisis laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tempat kerja penambang merupakan variabel berpengaruh dan menunjukkan kebermaknaan (p-0,050 dan RR = 3,37), yang sekaligus merupakan faktor yang paling dominan bagi kadar Hg dalam urine. Hasil analisis multivariat menunjukkan model matematis sebagai berikut: Logit (p) kadar Hg total dalam urine - 0,251 + 1,215 (Tempat kerja penambang). Peran faktor lain seperti aspek-aspek dan manifestasi klinis, diluar yang telah diteliti, masih perlu untuk diteliti. Sedangkan untuk pencegahan dan pengendaliannya diperlukan pemantauan Hg secara rutin dan intensif dan upaya-upaya intervensi secara teknik diantaranya adalah penerapan daur ulang Hg (amalgam retort) perlu ditingkatkan.

Factors Related to Total Amount of Hg in Urine of Traditional Gold Miner in Kalirejo Village, Kokap Kulon Progo, Province of YogyakartaConceptually, air in mining location, could be exposed to Hg, which mean gold mining area included to unhealthy environment category. Hg exposure can enter to miner's body and damage body organ permanently. In order to examine Hg status in miner's body, it is necessary to monitor and measuring biomarker, one of this is amount of Hg in urine. No previous measurement of Hg in urine in Kulon Progo which is gold mining area. It is important to conduct study about description of some factors which related to total amount of Hg in urine of gold miner in Kalirejo, sub district of Kulon Progo, Province of Yogyakarta.
This study used cohort retrospective design, involve 32 miners and 32 non miner as respondent each interviewed, observed and respondent's urine and laboratory analysis.
Result of this study showed that work site variable is most influencing variable and significant ( p-value = 0.05 and RR = 3.370 ) and became most dominant variable to amount of Hg in urine. Multivariate analysis showed mathematics model; logit (p) total amount Hg in urine= 0.251 + 1.215 ( work site ).
Other factor role such as aspects and clinical manifestation, out of this study, should be examined. While to prevent and control need monitoring Hg routinely and intensive and intervention effort technically, like implementing Hg recycling (amalgam retort )
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>