Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Uhlmann, Anthony
United Kindom: Cambridge University Press , 1999
848.91 UHL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Uhlmann, Anthony
"Beckett often made use of images from the visual arts and readapted them, staging them in his plays, or using them in his fiction. Anthony Uhlmann sets out to explain how an image differs from other terms, like 'metaphor’ or ‘representation’, and, in the process, to analyse Beckett’s use of images borrowed from philosophy and aesthetics.
This is the first study of Beckett’s thoughts on the image in his literary
works and of his extensive notes to the philosopher Arnold Geulincx.
Uhlmann considers how images might allow one kind of interaction
between philosophy and literature, and how Beckett makes use of
images which are borrowed from, or drawn into dialogue with,
philosophical images from Geulincx, Berkeley, Bergson and the
Ancient Stoics. Uhlmann’s reading of Beckett’s aesthetic and philosophical
interests provides a revolutionary new reading of the importance
of the image in his work."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2009
e20393620
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Levy, Shimon
New York : Macmillan, 1990
842.914 LEV s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pattie, David
London: Routledge , 2000
848.914 PAT c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Worth, Katharine
Houndmills: Macmillan, 1990
822.91 WOR w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Hassan
"ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Tema Penantian Melalui Struktur Drama En Attendant Godot. Judul itu dipilih berdasarkan asumsi, bahwa dalam drama tersebut terdapat tema penantian.
Tema ini mendorong penyusun untuk mengetahui lebih lanjut apakah struktur drama tersebut menunjang penyampaian tema.
Untuk kepentingan itu maka penyusun melakukan analisis unsur-unsur struktur karya seperti alur, tokoh, latar, dan judul.
Analisis alur menunjukkan tidak adanya konflik dengan akibat alur cerita tidak berkembang.
Pernyataan di atas akan diperkuat lagi dengan melakukan analisis-unsur-unsur struktur lain yang terdapat dalam karya.
Analisis tokoh menunjukkan bahwa di dalam drama ini identitas tokoh nyaris tidak ada, begitu pula halnya dengan keterangan yang menyangkut hubungan antara tokoh serta tindak-tanduk mereka. Akibatnya pembaca menantikan keterangan-keterangan tersebut, namun hal itu tidak pernah ada, sehingga pembaca pun terpaku dalam situasi menunggu. Hal yang sama terjadi pula pada unsur struktur lainnya. Melalui latar misalnya.
Hasil analisis latar yang terdiri dari analisis tempat dan waktu juga menopang adanya tema penantian, karena analisis menunjukkan bahwa Estragon dan Vladimir tidak pasti akan tempat serta waktu perjumpaannya dengan Godot. Selain itu terjadinya peristiwa di tempat yang sama juga menambah kenungkinan kegagalan mereka untuk bertemu dengan Godot. Janggalnya, ketidakpastian ini tidak menjadi masalah bagi mereka. Sekalipun tempat dan waktu penting artinya dalam suatu penantian. Tidak acuhnya tokoh Estragon dan Vladimir terhadap kepastian tempat dan waktu tersebut memperkuat kesan seakan-akan situasi menunggulah yang ingin ditonjolkan.
Analisis judul menunjukkan bahwa baik dari komponen makna serta strukturnya, judul memiliki peran dalam menopang tema penantian. Analisis unsur-unsur struktur membuktikan bahwa struktur dalam drama ini erat hubungannya dengan tema penantian.

"
1989
S14520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheehan, Paul
"In Modernism, Narrative and Humanism, Paul Sheehan attempts to redefine modernist narrative for the twenty-first century. For Sheehan modernism presents a major form of critique of the fundamental presumptions of humanism. By pairing key modernist writers with philosophical critics of the humanist tradition, he shows how modernists
sought to discover humanism’s inhuman potential.Heexamines the development of narrative during the modernist period and sets it against, among others, the nineteenth-century philosophical
writings of Schopenhauer, Darwin and Nietzsche. Focusing on the major novels and poetics of Conrad, Lawrence,Woolf and Beckett, Sheehan investigates these writers’ mistrust of humanist orthodoxy
and their consequent transformations and disfigurations of narrative order. He reveals the crucial link between the modernist novel’s
narrative concerns and its philosophical orientation in a book that will be of compelling interest to scholars of modernism and literary
theory."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2010
e20385347
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Yus Ardian Nur Pramujo
"Samuel Philips Huntington adalah tokoh pemikir politik internasional yang memberikan sebuah hipotesa tentang masa depan politik dunia setelah Perang Dingin antara Blok Barat yang diwakili oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang diwakili oleh Uni Soviet. Peta politik dunia setelah Perang Dingin akan terkelompokkan secara umum menjadi delapan peradaban besar. Peradaban-peradaban yang dimaksud adalah: Barat, Konfusius, Jepang, Islam Hindu, Slavik-Ortodoks, Amerika Latin, dan Afrika. Masing-masing peradaban tersebut memiliki akar-akar kebudayaan mereka masing_-masing yang akan berkembang dan memiliki potensi benturan kepentingan antara yang satu dengan yang lainnya. Konflik yang akan terjadi tersebut Huntington namakan dengan benturan antar peradaban (clash of civilization). Huntington berpendapat bahwa kemungkinan benturan antarperadaban yang akan terjadi merupakan akibat dari kuatnya peradaban Barat yang telah mendominasi peradaban-peradaban lain selama berabad-abad. Setelah mengalami renaisans dan revolusi industri beberapa abad yang lalu, bangsa-bangsa Barat mulai mengekspansi wilayah-wilayah yang berada di belahan dunia yang lain dengan lebih masif. Begitu banyak kemajuan di bidang teknologi dan tatanan sosial yang telah dikembangkan oleh peradaban Barat, dan kemajuan-kemajuan itu disebarkan ke seluruh dunia melalui usaha-usaha ekspansi mereka, Dengan kemampuan militer yang canggih dibandingkan dengan peradaban-peradaban lain maka dengan mudah Barat menerapkan nilai-nilai mereka di atas peradaban-peradaban lain. Tidak sedikit peradaban yang merasa tertinggal oleh peradaban Barat, dan sesegera mungkin mereka melakukan modernisasi dengan mengadopsi teknologi dan nilai-nilai yang ada di Barat. Di sisi lain ada juga beberapa peradaban yang merasa lebih unggul dan menganggap tidak perlu mengadopsi apapun dari Barat. Namun Barat sebagai peradaban yang merasa dirinya unggul di antara peradaban-peradaban lain dan sebagai satu-satunya peradaban yang berperadaban merasa perlu untuk membuat peradaban lain (non-Barat) menjadi satu peradaban seperti Barat. Universalitas peradaban yang Barat coba terapkan kepada peradaban-peradaban lain membuat reaksi rasa antipati terhadap Barat dan peradaban non-Barat. Setiap peradaban akan berusaha mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk tetap eksis dan bisa memainkan perannya bersama peradaban lain bahkan siap berbenturan demi kepentingan masing-masing. Namun Huntington menekankan bahwa kemungkinan benturan antarperadaban yang sangat berbahaya di masa depan adalah karena arogansi Barat, intoleransi umat Islam, dan arogansi Tionghoa. Barat yang secara kasat mata mengalami kemajuan di segala bidang hingga saat kini di mata Huntington justru sedang mengalami kemerosotan peradabannya, dan apabila tidak disikapi oleh Barat sendiri dengan bijaksana maka tidak menutup kemungkinan peradaban Barat akan musnah seperti peradaban-peradaban unggul lainnya yang pernah ada, Oleh karena itu, Huntington merekomendasikan kepada Barat untuk segera membuat kebijakan jangka pendek demi keutuhan peradaban Barat, dan kebijakan jangka panjang demi situasi dan kondisi dunia yang lebih baik. Peradaban Barat di masa depan harus bersedia untuk memberikan ruang akomodasi kepada peradaban-peradaban non-Barat, dimana mereka memiliki kekuatan yang mendekati kekuatan Barat tetapi berbeda dalam nilai-nilai dan kepentingan dengan pihak Barat. Hal ini membutuhkan andil dan peradaban Barat untuk membangunpengertian dan pemahaman yang sangat dalam mengenai dasar religiusitas dan falsafah yang menjadi fundamen peradaban-peradaban lain, serta cara-cara yang digunakan peradaban-peradaban itu untuk menunjukkan kepentingan mereka. Sangat dibutuhkan usaha untuk mengidentifikasi elemen kebersamaan antara Barat dan peradaban-peradaban lain. Tawaran Huntington adalah, daripada memaksakan sebuah peradaban menjadi universal, lebih baik mencari persamaan antar peradaban. Di dalam dunia yang multi-peradaban, cara yang konstruktif adalah dengan meninggalkan universalisme, menerima perbedaan, dan mencari persamaan. Masa depan perdamaian dan peradaban tergantung kepada pengertian dan kerja sama antara para pemimpin politisi, ulama, dan cendekiawan dari peradaban-peradaban besar di dunia. Dalam skripsi ini penulis memberikan empat analisa kritis terhadap tesis Huntington tentang Benturan Antarperadaban, yaitu: Pertama tesis Huntington ini merupakan pengaruh dan pengejawantahan teori Geopolitik yang dikembangkan oleh Halford Mckinder; kedua tesis Huntington ini merupakan reaksi terhadap kondisi posmodern yang melingkupi dunia pemikiran saat ini; ketiga dalam pembentukan dan penyusunan sistematika tesis ini terdapat paradoks yang dapat kita lihat dalam diri Huntington sebagai seorang realis; keempat tujuan utama Huntington dalam pembuatan tesis ini yang terkesan cenderung lebih memihak kepada Peradaban Barat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S16045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>