Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207000 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Ayu Indriyani
"Partisipasi VCT pada WBP penting untuk diketahui agar dapat melakukan pencegahan penularan dan penanggulangan kasus sedini mungkin. Penelitian bertujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan VCT pada WBP di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Tahun 2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Tingkat partisipasi VCT pada WBP adalah 28,4%, dan faktor yang berhubungan dengan partisipasi VCT pada WBP yaitu jenis tindak pidana (OR=0,085, 95% CI= 0,019-0,387), pengetahuan (OR=2,898, 95% CI = 0,978-8,582), dan dukungan tenaga kesehatan (OR=2,533, 95% CI = 0,997-6,436). Klien VCT yang datang ke klinik VCT rutan sebagian besar atas rujukan dokter. Perlu peningkatan pengetahuan tentang HIV dan VCT untuk meningkatkan partisipasi VCT pada WBP.

VCT participation among prisoner is crucial for prevention and care support treatment of HIV in prison. The purpose of this study was to explore related factors to VCT among prisoner in Pondok Bambu Woman Prison Jakarta 2012. Data were collected from 95 prisoner which chosen by random sample at Pondok Bambu Prison, using self-administered questionnaires. Only 28,4% of respondents had participating in VCT. Related factors which have significant correlation with VCT participation are type of criminal act, knowledge, and medical workers support. Meanwhile, there is no significant correlation between education, job status, STD record, perception of VCT service needs, prison support, friends/family support."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jilia Roza
"HIV merupakan penyebab penyakit infeksi yang akan diderita seumur hidup. Tidak semua orang yang terinfeksi HIV memiliki jangka waktu yang sama dalam menunjukkan gejala klinisnya, sehingga transmisi masih dapat terjadi selama penderita dalam periode asimptomatik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan status HIV klien VCT (Voluntary Counselling and Testing) di RSUD Mandau Kabupaten Bengkalis Tahun 2012. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data rekam medis klinik VCT HIV pada 897 orang klien VCT HIV di RSUD Mandau. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi form VCT menggunakan lembar daftar tilik. Hasil penelitian ini mendapatkan 4,2% klien VCT yang terinfeksi HIV dan pekerjaan berhubungan dengan status HIV, dimana klien yang pekerjaannya terkait dengan faktor risiko hampir 16 kali untuk terinfeksi HIV dibandingkan klien yang pekerjaannya tidak terkait dengan faktor risiko. Perlunya perhatian, pencegahan serta penanggulangan dari seluruh pihak baik pemerintahan, tenaga kesehatan maupun masyarakat.

HIV is a cause of disease infection that will be suffered a lifetime. Not all people with HIV have the the same timeframe in the showing symptoms clinicayl, so that the transmission may still occur during the patients in the period of asymptomatic. This research was aimed to determine the factors associated with HIV status VCT clients (Voluntary Counseling and Testing) at RSUD Mandau Bengkalis In 2012. This study is a further analysis of the medical records of HIV VCT clinic at 897 people with HIV VCT clients in RSUD Mandau. The data was collected through observation VCT form using the checklist sheet. Results of this study get 4.2% of VCT clients infected with HIV and work related with HIV status, where clients who work associated with risk factors nearly 16 times for HIV infection than clients who work not associated with risk factors. Need more concern, prevention and suppression of all parties, including government, health workers, and society."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Syafitri
"Provider initiated testing and counseling (PITC) merupakan program
penanggulangan HIV/AIDS yang tepat dilaksanakan di Rutan Klas I Cipinang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan pelayanan PITC. Penelitian ini menggunakan pendekatan
cross sectional survey dengan data primer melalui kuesioner pada 130 responden
tahanan dan Napi yang berisiko HIV/AIDS.
Hasil penelitian menunjukan pemanfaatan pelayanan PITC sebanyak 52
responden atau 40% belum memanfaatkan pelayanan PITC . Hubungan antara
pemanfaatan pelayanan PITC dengan penerimaan stigma dan diskriminasi terkait
HIV/AIDS merupakan hubungan yang paling signifikan (p value = 0,000 ,OR
20,781). Sedangkan keyakinan manfaat PITC (p value = 0,000, OR = 12,372),
Dukungan keluarga dan institusi (p value = 0,000, OR = 9,993), kebutuhan
Pelayanan PITC (P value = 0,001, OR = 6,587), pengetahuan PITC (p value =
0,002, OR = 6,130), mempunyai hubungan yang signifikan. Maka dari itu,
diperlukan kerjasama lintas program petugas kesehatan dan petugas keamanan,
dalam bentuk penyuluhan rutin bagi pihak keluarga tahanan dan WBP yang
berisiko HIV/AIDS untuk mengurangi stigma dan diskriminasi yang timbul dari
pihak terdekat.

Provider initiated testing and counseling (PITC) is the response to HIV / AIDS is the right place in Class I Cipinang Rutan. This study aimed to identify factors associated with utilization of PITC services. This study uses cross-sectional survey approach with the primary data through questionnaires to 130 respondents detainees and inmates at risk of HIV / AIDS. The results showed a picture of service utilization PITC as much as 52 respondents or 40% did not use PITC services. The relationship between service utilization PITC with the acceptance of stigma and discrimination associated with HIV / AIDS is the most significant relationship (p value = 0.000, OR 20.781). While the benefits of PITC confidence (p value = 0.000, OR = 12.372), family and institutional
support (p value = 0.000, OR = 9.993), Service needs of PITC (P value = 0.001, OR = 6.587), knowledge of PITC (p value = 0.002, OR = 6.130), had a significant relationship. With the results of this study is expected to be important information for policy makers to make this study as a reference in applying the PITC so that service standards more quickly accessed and used by WBP-risk prisoners and HIV / AIDS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31234
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lyda Amalia
"HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena terus terjadi peningkatan kasus setiap tahunnya. Berdasarkan Infodatin AIDS 2016, bahwa DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi. Dari tahun 2014 sampai tahun 2016, terjadi peningkatan insiden HIV di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui determinan yang berhubungan dengan status HIV/AIDS pasien di Poli VCT (Voluntary Counselling and Testing) Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari data pasien di Poli VCT yang sudah terinput ke SIHA (Sistem Informasi HIV dan AIDS) pada bulan Januari sampai Desember tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel seluruh pasien di Poli VCT yang memenuhi kriteria inklusi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel adalah 1229 sampel. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Mei tahun 2018 di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Analisis dalam penelitian ini adalah univariat, bivariat dan stratifikasi. Hasil analisis menunjukan variabel yang berhubungan bermakna dengan status HIV/AIDS adalah jenis kelamin (P= 0,000), tingkat pendidikan (P= 0,007), pekerjaan (P= 0,025), status perkawinan (P= 0,009 dan P=0,022), status penyakit sifilis (P= 0,000), hubungan anal seks berisiko (P= 0,032), dan bergantian peralatan suntik (P= 0,000). Variabel jenis kelamin merupakan variabel confounding pada hubungan vagina seks berisiko dengan status HIV/AIDS (P-Interaksi= 0,371 , Perubahan PR= 11,36%). Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status penyakit sifilis, hubungan anal seks berisiko, bergantian peralatan suntik dengan status HIV/AIDS, dan jenis kelamin merupakan variabel confounding pada hubungan vagina seks berisiko dengan status HIV/AIDS

HIV/AIDS is a serious public health problem because its incidence continues to raise each year. Based on AIDS Infodatin 2016, it is found that DKI Jakarta is the province with the highest number of HIV cases. Since 2014 to 2016, there is an increased of incidence of HIV in Primary Health Center Tanah Abang. The purpose of this study is to know the determinants related to HIV / AIDS patients status at VCT (Voluntary Counseling and Testing) Primary Health Center Tanah Abang in 2017. This study used a secondary data derived from patient data in Polyclinic VCT which had been computed to SIHA (System Information on HIV and AIDS) from January to December 2017. This study used a cross-sectional design with a sample of all patients in VCT Polyclinic who met the inclusion criteria. The sampling method used is total sampling with total sample is 1229 samples. The study was conducted from April to May 2018 at Primary Health Center Tanah Abang. The analysis in this study is univariate, bivariate and stratification. The results of the analysis showed significant variables with HIV/AIDS status were sex (P = 0,000), education level (P = 0.007), occupation (P = 0.009), marital status (P = 0.009 and P = 0.022), syphilis status (P = 0.000), risky anal sex relationship (P = 0.032), and sharing injection equipment (P = 0,000). Sex variables are confounding variables in risky vaginal sex relationship with HIV/AIDS status (P-Interaction = 0.371, PR change = 11.36%). This study concluded that there is a relationship between sex, education level, occupation, marital status, syphilis status, risky anal sex relationship, sharing injection equipment with HIV/AIDS status, and sex is a confounding variable on risky vaginal sex relationship with status HIV/AIDS"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Syafitri
"Provider initiated testing and counseling (PITC) merupakan program penanggulangan HIV/AIDS yang tepat dilaksanakan di Rutan Klas I Cipinang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan PITC. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional survey dengan data primer melalui kuesioner pada 130 responden tahanan dan Napi yang berisiko HIV/AIDS. Hasil penelitian menunjukan pemanfaatan pelayanan PITC sebanyak 52 responden atau 40% belum memanfaatkan pelayanan PITC . Hubungan antara pemanfaatan pelayanan PITC dengan penerimaan stigma dan diskriminasi terkait HIV/AIDS merupakan hubungan yang paling signifikan (p value = 0,000 ,OR 20,781). Sedangkan keyakinan manfaat PITC (p value = 0,000, OR = 12,372), Dukungan keluarga dan institusi (p value = 0,000, OR = 9,993), kebutuhan Pelayanan PITC (P value = 0,001, OR = 6,587), pengetahuan PITC (p value = 0,002, OR = 6,130), mempunyai hubungan yang signifikan. Maka dari itu, diperlukan kerjasama lintas program petugas kesehatan dan petugas keamanan, dalam bentuk penyuluhan rutin bagi pihak keluarga tahanan dan WBP yang berisiko HIV/AIDS untuk mengurangi stigma dan diskriminasi yang timbul dari pihak terdekat.

Provider initiated testing and counseling (PITC) is the response to HIV / AIDS is the right place in Class I Cipinang Rutan. This study aimed to identify factors associated with utilization of PITC services. This study uses cross-sectional survey approach with the primary data through questionnaires to 130 respondents detainees and inmates at risk of HIV / AIDS. The results showed a picture of service utilization PITC as much as 52 respondents or 40% did not use PITC services. The relationship between service utilization PITC with the acceptance of stigma and discrimination associated with HIV / AIDS is the most significant relationship (p value = 0.000, OR 20.781). While the benefits of PITC confidence (p value = 0.000, OR = 12.372), family and institutional support (p value = 0.000, OR = 9.993), Service needs of PITC (P value = 0.001, OR = 6.587), knowledge of PITC (p value = 0.002, OR = 6.130), had a significant relationship. With the results of this study is expected to be important information for policy makers to make this study as a reference in applying the PITC so that service standards more quickly accessed and used by WBP-risk prisoners and HIV / AIDS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31511
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roslina Susilawati
"Angka HIV meningkat di Indonesia terutama di kalangan LSL, salah satu cara efektif menurunkan infeksi HIV adalah melalui perubahan perilaku dengan meningkatkan pengetahuan tentang HIV-AIDS. Pada data tahun 2007 persentase LSL yang pernah melakukan tes HIV sebanyak 37 % di Jakarta, Medan, Batam, Bandung, Malang dan Surabaya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya testing HIV pada LSL dan setelah dianalisis, variabel-variabel yang berhubungan dengan testing HIV pada LSL adalah umur, starus pernikahan, pendidikan, persepsi, pengetahuan, dukungan petugas, keterpaparan informasi. Hasil analisis 34,9% LSL yang melakukan praktik Testing HIV, faktor yang paling berhubungan dengan testing HIV adalah keterpaparan informasi dengan p value 0,000 dan OR= 13,8.

The HIV rates increasing in Indonesia, especially among MSM. One effective way of lowering HIV infection is through a change in behavior by increasing knowledge about HIV-AIDS. In the 2007, the percentage of MSM who had an HIV test as much as 37% in Jakarta, Medan, Batam, Bandung, Malang and Surabaya. The purpose of this study was to determine the factors associated with low HIV testing in MSM and after analysis, the variables associated with HIV testing in MSM were age, infection status of marriage, education, perception, knowledge, support personnel, exposure information. Results of analysis MSM who practice HIV Testing is 34.9% , the most associated factor with HIV testing is exposure information with p value of 0.000 and OR = 13.8."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvan Abdi Fajriansyah
"Lelaki yang Seks dengan Lelaki (LSL) berada pada posisi yang rentan untuk tertular dan menularkan HIV melalui hubungan seksual berisiko.Di Indonesia, LSL menyumbang persentase sekitar 44,93% dari keseluruhan kasus baru di 2019. Meskipun akses terhadap Voluntary Counseling and Testing (VCT) sudah dibuka lebar namun pemaanfaatannya masih tergolong rendah. Terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi perilaku periksa VCT pada kalangan LSL. Melalui studi potong lintang ini diteliti hubungan antara faktor-faktor berpengaruh diantaranya usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status hubungan, pengetahuan tentang HIV/AIDS, Stigma terkait HIV, dan dukungan sosial serta hubungannya dengan perilaku periksa VCT. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 100 responden dengan metode pengumpulan snowball sampling. Penelitian ini menggunakan beberapa kuesioner diantaranya kuesioner perilaku periksa VCT yang dibuat dan dimodifikasi sendiri, HIV-KQ-18, HIV-Anticipated Stigma, serta Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan terhadap HIV/AIDS dengan perilaku periksa VCT (p = 0,032; α = 0,05). Selain itu, ditemukan terdapat hubungan bermakna antara stigma terkait HIV dengan perilaku periksa VCT (p = 0,014; α = 0,05). Tidak ditemukan hubungan bermakna antara usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status hubungan, dan dukungan sosial terhadap perilaku periksa VCT (p > 0,05).

Men who have sex with men (MSM) are in a vulnerable position to contracting and transmitting HIV through risky sexual intercourse. In Indonesia, MSM accounted for around 44.93% of all new cases in 2019. Even though access to Voluntary Counseling and Testing (VCT) has been widely opened, its utilization is still relatively low. There are many factors that can influence VCT checking behavior among MSM. This cross-sectional study examined the relationship between influential factors including age, education level, employment status, relationship status, knowledge of HIV/AIDS, HIV-related stigma, and social support and its relationship with VCT checking behavior. The number of samples used in this study were 100 respondents with the snowball sampling method. This study used several questionnaires including self-modified VCT checking behavior questionnaires, HIV-KQ-18, HIV-Anticipated Stigma, and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between knowledge of HIV/AIDS and VCT checking behavior (p = 0.032; α = 0.05). In addition, it was found that there was a significant relationship between HIV-related stigma and VCT checking behavior (p = 0.014; α = 0.05). No significant relationship was found between age, education level, employment status, relationship status, and social support on VCT checking behavior (p > 0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Tiur Annisa
"Kasus HIV di Indonesia hingga September 2012 ditemukan jumlah kasus mencapai 9.883 kasus dan kasus ini bukanlah angka sesungguhnya karena kasus HIV terus meningkat. peningkatan kasus HIV ini terjadi pada wanita dengan kelompok usia muda yaitu 20 ? 30 tahun. Berdasarkan hasil STBP 2011 peningkatan kasus HIV terjadi pada kelompok WPS (10%), LSL (9%), Pria Potensial risti (4%), WPSTL (3%) serta Penasun (1%). Penggunaan kondom pada WPSTL cukup tinggi tetapi kasus HIV tidak juga menurun.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dan faktor yang mempengaruhi kejadian HIV pada Wanita Penjaja Seks Tidak Langsung di Kota Batam dan Kota Denpasar (Analisis Data Sekunder STBP 2011).
Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel seluruh responden yang ikut dalam wawancara survei di kota Batam dan Denpasar. Hasil Analisis bivariat didapatkan bahwa seluruh variabel yang diamati tidak memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian HIV. namun, variabel usia, status pernikahan, akses mendapatkan kondom, ketersedian kondom serta jumlah pelanggan merupakan salah satu faktor resiko penyebab HIV pada WSPTL (OR > 1,00).
Kesimpulan: tidak ada variabel yang berhubungan secara statistik dengan kejadian HIV, tetapi secara teori variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat.

It is note until September 2012, in Indonesia found 9.883 cases suffered HIV, the day is surely far higher by in actual and estimated it shall go increase day by day. The increase of HIV cases more occur in women with a younger age (20-30 years). Based ont the result of IBBS 2011 is increase in HIV cases occur in the WPS (10%), MSM (9%), Male Potential risti (4%), WPSTL (3%) and IDU (1%). Actually, condom use at WPSTL fairly high but that is not make HIV cases also decreased.
This study aims to look at the distribution and the factors that influence the incidence of HIV in the Women's Indirect sex workers in Batam city and Denpasar city (based of IBBS Secondary Data Analysis 2011).
This study used a cross sectional study design with a sample of all the respondents who participated in the interviews and surveys in Batam city and Denpasar city. The results in bivariate analysis found that all observed variables have no statistically significant relationship with the incidence of HIV. however, the variables of age, marital status, access to condoms, condom availability and the number of customers is one of the causes of HIV risk factors in WSPTL (OR> 1.00).
Conclusion: no variables were statistically associated with the incidence of HIV, but in theory these variables have a strong relationship.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Yuliana
"Penularan HIV/AIDS dari pasien ke perawat dapat terjadi melalui tusukan jarum suntik maupun kecelakaan kerja lainnya. Perilaku perawat dalam menerapkan program pencegahan infeksi HIV/AIDS (kewaspadaan standar) merupakan salah satu faktor penting terjadinya insiden tersebut. Perawat yang tidak mematuhi kewaspadaan standar berisiko tinggi terpajan HIV/AIDS di tempat kerja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat terhadap kewaspadaan standar di RSKO Jakarta tahun 2012.
Hasil penelitian terhadap 39 orang perawat menunjukkan ada 26 (66,7%) perawat yang memiliki perilaku patuh terhadap kewaspadaan standar. Dari hasil uji chi square, variabel yang berhubungan dengan kepatuhan perawat terhadap kewaspadaan standar yaitu pengetahuan, hambatan penerapan KS/KU, ketersediaan sarana dan fasilitas, informasi dan pelatihan, serta pengalaman tertusuk jarum suntik.

Transmission of HIV/AIDS from patient to nurse can occur through the syringe puncture or by other accident at work. Behavior of nurses in applying HIV/AIDS infection prevention programs (standard precautions), is one of the important factors for the occurrence of that incident. Nurses that did not comply with standard precautions have high risk being exposed to HIV/AIDS in the workplace. Hence, this study aims to know factors associated with the compliance to standard precautions among nurses in RSKO Jakarta.
The results of the research showed there were 26 (66,7%) nurses of 39 nurses who have compliance towards HIV/AIDS prevention program (standard precautions). From the chi square test results, variable that related to compliance with standar precautions among nurses are knowledge, barriers application of KS/KU, availability of means and facilities, information and training, and also prior exposure by syringe puncture.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Merry Antarina
"Salah satu penyakit/infeksi yang harus dideteksi selama kehamilan adalah infeksi HIV pada ibu karena berpotensi tertular pada bayi yang akan dilahirkannya yaitu sekitar 30%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil mengenai tes HIV di wilayah kerja Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Tahun 2012.
Jenis penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif dengan rancangan penelitian yang digunakan potong lintang dengan populasi 16.428 ibu hamil. Dalam penelitian ini tekhnik sampling yang digunakan adalah metode accidental sampling sehingga didapat sampel sebanyak 100 ibu hamil. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa perilaku ibu hamil yang melakukan tes HIV sebanyak 15 orang (15%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari seluruh variabel independen (umur, pendidikan, pekerjaan, sikap, pengetahuan, ketersediaan sarana dan prasarana, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan), tampaknya yang ada hubungan atau bermakna secara statistik adalah dukungan petugas kesehatan dengan nilai p = 0,038.

One of the diseases or infections that must be detected during pregnancy is HIV infection in Pregnant Mother, since it potentially infected at birth to the baby to be around 30%. This study aimed to investigate the characteristic, knowledge, attitude and behavior of pregnant mothers regarding HIV Test at East Jakarta District Health Department in 2012.
This research is quantitative cross-sectional research among population of 16.428 pregnant mothers. In this study, the sampling technique used is accidental sampling method in order to get a sample of 100 pregnant mothers. This study found that the behavior of pregnant mother conducting test for HIV as many as 15 people (15%).
The results of this study showed that of all the independent variables (age, education, occupation, attitudes, knowledge, availability of facilities and infrastructure, families support and health workers support), seem likely that health workers support variable, with p value = 0.038 is the only variable that proved statistically significant with the dependent variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>