Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16515 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arya Rachmat Johari
"Kazakhstan merupakan negara Asia Tengah dengan cadangan energi terbesar yang menerapkan kebijakan luar negeri multi-vektor dalam menghadapi rivalitas Rusia dan Amerika Serikat (AS) dalam bidang kerjasama energi. Dengan Caspian Pipeline Consortium (CPC) Rusia memiliki hak monopoli dalam rute ekstraksi energi Kazakhstan. Reluktansi ekspansi kapasitas CPC dari Rusia mengharuskan Kazakhstan bekerjasama dengan AS dalam keanggotaan pipa minyak Baku- Tbilisi-Ceyhan dan membentuk rancangan pipa minyak Trans-Kaspia. Dengan menggunakan konsep keamanan energi dan economic statecraft, pengaplikasian kebijakan luar negeri Kazakhstan diteliti dalam aspek Multi-Vektor dengan tujuan untuk memberikan posisi balancing Kazakhstan terhadap Rusia dan mengurangi monopoli Rusia terhadap ekstraksi energi Kazakhstan.

Central Asia, an energy-rich region, is present in the middle of energy rivalry between Russia and United States. As the highest country with proven energy reserve, Kazakhstan holds important position and applying Multi-Vector foreign policy in responding Russia-US rivalry in energy sector. With the present of Caspian Pipeline Consortium, Russia exercised monopoly towards extraction route of Kazakhstan oil. Through Russia?s reluctance in expanding CPC?s capacity, Kazakhstan is obliged to cooperate with the US through Baku-Tbilisi- Ceyhan pipeline and the Trans-Caspia pipeline project. The application of Kazakhstan?s foreign policy, regarded upon nation-building aspects, geopolitics and US-Russia interests in energy, is using multi-vector strategy to create balancing position towards Russia to decrease monopoly towards Kazakhstan?s energy extraction route."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rosilala
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8290
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Gunawan Wicaksono
"Globalisasi telah membuat banyak negara semakin kompetitif dan ketergantungan dalam hubungan ekonomi. Begitupun dalam hal energi minyak bumi. Supply dan demand atas minyak bumi membuat dunia terbagi dua antara negara produsen minyak dan negara konsumen minyak. Venezuela dan Amerika Serikat telah lama saling terkait dan saling bergantung dalam hal energi. Dengan menggunakan konsep keamanan energi Mason Willrich, seharusnya yang terjadi adalah kedua negara baik pengekspor maupun pengimpor energi menuju ke arah interdependensi. Namun, sejak Hugo Chávez merebut kekuasaan sebagai Presiden, Venezuela mengambil kebijakan energi yang anti Amerika Serikat dan menggunakan energi untuk membiayai agenda politiknya. Hubungan kebijakan energi Venezuela dan keamanan energi AS yang seharusnya saling tergantung tersebut hendak dilihat dari sudut pandang weak state dan strong state.
Tesis ini memaparkan perjalanan kebijakan energi Venezuela dari masa pra-Chávez sampai masa Chávez. Kebijakan energi masa Chávez disandingkan vis-à-vis dengan masa George W. Bush. Dengan meramu konsep keamanan energi dan teori Barry Buzan tentang strong state dan weak state, diambil asumsi bahwa Amerika Serikat adalah strong state yang sangat kebal terhadap sebagian besar jenis ancaman, sementara Venezuela adalah weak state yang sangat rentan terhadap sebagian besar jenis ancaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Amerika Serikat rentan terhadap isu keamanan energi, sehingga strong state dan weak state tidak absolut. Weak state dalam hal ini Venezuela menggunakan energi (minyak sebagai komoditas strategis) sebagai instrument of power dengan mengeluarkan UU Hidrokarbon 2001, kebijakan Mixed Companies, mendiversifikasi ekspor ke negara rival AS, dan membeli pengaruh di Amerika Latin sehingga perimbangan power menjadi sedikit berubah. Amerika Serikat sebagai strong state ternyata rentan terhadap ancaman keamanan energi. Walaupun AS memiliki kapabilitas power yang besar dari segi militer dan ekonomi, AS tidak dapat memanifestasikannya dalam bentuk influence. AS tidak dapat mempengaruhi Venezuela untuk tidak melakukan kebijakan energi yang mengancam keamanan energi AS. Dan Venezela sebagai weak state ternyata bisa menggunakan pengaruhnya sebagai manifestasi power untuk mempengaruhi keamanan energi AS dan lebih jauh lagi, menantang status quo AS di Amerika Latin bersama dengan Kuba dan Bolivia. Fakta yang ada bahwa Venezuela tetap merupakan satu dari lima negara besar pemasok minyak ke AS (walaupun jumlahnya terus mengalami penurunan) menunjukkan bahwa yang terjadi adalah interdependensi asimetris.

Globalization has made nations become increasingly competitive and interdependent in economic relations. In the matter of oil energy, supply and demand divides the world into two: the producer and the consumer of energy. Venezuela and the United States have long been interconnected and interdependent with energy. By means of Mason Willrich's energy security concept, the two countries should lead towards ever increasing interdependent. Nonetheless, the rise of Hugo Chávez has changed the wind towards "anti-US" energy policy and Chávez has been using oil to fuel his political agenda. The relation between Venezuela's energy policy and US energy security - which should normatively be interdependent - will be examined from weak state and strong state point of view.
This thesis describes the journey of Venezuela's energy policy from pre- Chávez era up to Chávez's. Chávez's energy policy will be seen vis-à-vis with George W. Bush's energy policy. By combining the energy security concept and Barry Buzans' theory on strong state and weak state, it is assumed that US is a strong state which is invulnerable to most types of threats, while Venezuela is a weak state which is vulnerable to most types of threats.
The research shows that the US is vulnerable to energy security issues, hence strong state and weak state are not absolute. The weak-state Venezuela uses energy (oil as strategic commodity) as an instrument of power by issuing Hydrocarbon Law 2001, Mixed Companies policy, diversifying oil exports to US rival, and buying influence in Latin America, hence the power relations has a bit changed. USA as the strong state is in fact vulnerable to energy security threat. Amid its power capability in terms of military and economy, the US can not manifest that power in the form of influence. The US could do nothing to stop Venezuela from making energy policy which threatens US energy security and furthermore, challenges US status quo in Latin America, together with Cuba and Bolivia. The fact that Venezuela is still one of the five top-oil suppliers to the US (though the quantity has slightly declined from year to year) shows that asymmetrical interdependence prevails."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24392
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno B. Nichlany
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The cooperation among autonomous regions, actually, become an imperative necessity because the government and development affairs, nowadays, go beyond to the boundaries of those autonomous regions. Besides, in the context of development, each autonomous region has to face several problems which are not only very difficult to be overcome by every autonomous region itself, but also urge cooperation among the neighbouring autonomous regions. It's also known that, several consequences of the development obtained by a certain region, very often must to be beared by other neighbouring regions too. Additionally, it can be said that , not all the resources needed for the ralization of the development can be found inside such region. Therefore cooperation among autonomous regions is an urgent activity which must to be done . This paper portrays the result of the study conducted by IIP on aspects which must be the focus of cooperation among autonomous regions."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lumumba, Patrice
"Pendahuluan
Bagi negara-negara yang baru memasuki fase industri secara lokal, kebijaksanaan yang tidak mendorong lancarnya arus pertumbuhan barang dan jasa, akan menguntungkan suatu negara, tetapi secara universal cenderung merugikan negara-negara lainnya dalam mencapai kemakmuran negara-negara yang bersangkutan.
Walaupun kemakmuran merupakan suatu tujuan yang universal dari diplomasi ekonomi, tetapi tidak ada suatu kesepakatan umum dalam mencapainya, bagi negara-negara maju dan terbuka yang menganut ekonomi pasar, maka perdagangan bebas, adalah sistem ekonomi yang tepat bagi negara-negara tersebut dalam mencapai sasarannya.
Perdagangan bebas bagi negara-negara yang menganut prinsip kekuasan pasar, akan meningkatkan efisiensi ekonomi dan akan membawa kemakmuran bagi kedua belah pihak. Negara-negara yang menganut perdagangan bebas akan melakukan spesialisasi produksi, dalam mana biaya upah pekerja rendah, dan meraup keuntungan-keuntungan penuh dari skala ekonomi. Untuk itu, negara-negara yang maju dan terbuka dalam diplomasi ekonominya, cenderung melakukan pada market integration dan policy integration , bukan pada market separtion. Policy integration, diartikan sebagai tindakan satu kelompok negara-negara dalam menjalin interdependensi ekonomi. Pembentukan NAFTA (North Amerika Free Trade Agreement) antara Amerika Serikat, Canada dan Mexico (1993), merupakan salah satu keberhasilan diplomasi ekonomi Amerika dalam mendukung perkembangan perdagangan bebas di dunia internasional sejak terbentuknya GATT: Hal ini sangat penting karena GATT sendiri secara tidak langsung mengalami berbagai kendala sejak ministerial meeting tahun 1982, Amerika Serikat mulai memandang perlunya pendekatan-pendekatan bilateral dan plurilateral dalam menciptakan pasar bebas (terbuka) dari pada pendekatan multilateral, seperti yang tertuang dalam GATT.
Pembentukan NAFTA pada dasarnya bukan merupakan suatu hasil dilpomasi ekonomi langsung. Cikal bakal NAFTA adalah FTA (Free Trade Agreement) antara Amerika Serikat dan Canada yang dirintis sejak tahun 1986 sampai dengan tahun 1988. FTA yang merupakan jenis perundingan perdagangan bebas, karena posisi kedua negara (Amerika Serikat dan Canada) dalam ekonomi adalah sama dan kemudian?."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S8024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S7794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abiet Saputra
"Seiring dengan percepatan globalisasi dan berakhirnya masa Perang Dingin, negara-negara semakin saling tergantung pada sektor energi. Kerjasama dan konflik merupakan pola hubungan yang muncul antar negara terkait keamanan energi. Situasi interdependensi dan common interst dalam hal keamanan energi menjadi dasar terbentuknya kerjasama energi. Bagi negara, kerjasama merupakan pilihan yang rasional dalam memenuhi keamanan energinya. Berbagai tipe kerjasama energi ditempuh oleh negara konsumen maupun produsen energi. Tulisan ini akan membahas situasi keamanan supply dan demand energi dalam hubungan antar negara. Keamanan energi berupa minyak bumi dan gas menjadi fokus utama tulisan ini dikarenakan dampak yang ditimbulkan keduanya dalam pasar energi global, ekonomi, hingga kebijakan luar negeri suatu negara. Hasil dari tulisan ini akan menunjukkan bagaimana interdependensi energi dan common interest negara akan minyak bumi dan gas , menjadi faktor yang memicu terciptanya kerjasama energi dalam berbagai tipe.

Along with the globalization and the end of Cold War, states are going to be more dependent upon the energy sector. Cooperation and conflict are kind of relations occur related to energy security. The existence of interdependence and common interest become the foundation of the energy cooperation establishment. Cooperation is the rational choice for the states to fulfil their energy security. Various energy cooperation have been implemented by both consumer states and producer states. This literature review explain about the situation of energy security of supply and energy security of demand through the relations among states. Energy security which consists of oil and gas are the main focus of this paper as they have significant impact in the global energy market, economy, and states foreign policy. The result shows that energy interdependence and common interest toward oil and gas, turn out to be the factors causing the formation of energy cooperation in various type in the international relations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Schuman, Gary
Jakarta : International Studies Group, 1990
327.598 GAR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>