Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arini Febrina
"Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada beberapa negara di dunia (WHO, 2010). Keselamatan lalu lintas di Indonesia adalah yang terburuk se-ASEAN (ADB, 2006) dan hampir setengah dari kasus kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh perilaku tidak aman (Raymond, 2008).
Dalam prasurvei awal tahun 2012 yang dilakukan pada pengendara ojek stasiun Citayam, ditemukan hampir seluruhnya tidak menggunakan helm, +50% ugal-ugalan, +30% berkendara sambil menggunakan telepon genggam, dan sebagainya, sehingga sangat berbahaya dan tidak sesuai dengan regulasi UU Lalin No. 22/2009, PP No. 43/1993 mengenai batas kecepatan, dan tata cara berkendara motor dari Dirjen Perhubungan RI tahun 2005.
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran faktor resiko perilaku tidak aman pengendara ojek stasiun Citayam, Depok tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Informan dari penelitian dipilih sebanyak 4 orang pengendara ojek, dan 2 orang penumpang serta 2 orang pejalan kaki untuk triangulasi data. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, yang kemudian dikroscek sebagai validitas data. Data diolah dalam bentuk narasi dan tabel.
Penelitian ini menggunakan teori Safety Triad dari Geller (2001) dimana perilaku dipengaruhi oleh adanya faktor manusia dan faktor lingkungan. Teori ini digunakan karena dianggap cukup tepat dalam menganalisis perilaku tidak aman pengendara ojek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara ojek stasiun Citayam, Depok berperilaku tidak aman dalam berkendara. Faktor manusia yang mempengaruhi perilaku tidak aman adalah ketiadaan motivasi dalam bentuk pengalaman celaka, rendahnya pengetahuan mengenai regulasi berkendara, dan ketidaktahuan standar keterampilan berkendara yang baik, sedangkan kondisi fisik tidak terlalu berhubungan dengan perilaku tidak aman. Pada faktor lingkungan yang berhubungan dalam membentuk perilaku tidak aman adalah kondisi kendaraan, kondisi cuaca, dan intervensi penumpang, sedangkan kondisi jalan tidak berpengaruh.
Untuk itu disarankan ada penegakkan hukum yang konsisten dan melaksanakan penyuluhan melalui media sosialiasi, diskusi, poster, atau stiker yang berisi pengenalan regulasi berlalu lintas dan berkendara dan penjelasan mengenai bahaya resiko kecelakaan jalan raya.

Traffic accident is the one of the highest cause of death of several countries in the world (WHO, 2010). Road safety in Indonesia is the worst in ASEAN (ADB, 2006) and almost half of motorcycle accidents are caused by unsafe behavior (Raymond, 2008).
At the pra-survey in early 2012 on a ojek riders in Citayam railway station, found that almost entirely riders did not use helmet, +50% bad riding, +30% using their cell phone while riding, etc., so that really dangerous and not compliance with Traffic Act No.22/2009, PP about speed limit No. 43/1993, and safety riding procedures from Dirjen Perhubungan RI 2005.
This study intends to see the description of risk factors related with unsafe behavior of ojek riders in Citayam railway station, Depok 2012 by using descriptive approach and qualitative method. Informants was chosen amounted 4 ojek riders, 2 passengers, and 2 pedestrians for triangulated purposes. In collecting data, the study using observation and in-depth interview methods which later be cross-checked for validation. Then data being processed in narative and table.
This study is using Safety Triad Theory by Geller (2001) which explained that behavior is influenced by individual factor and environmental factor. It is used because it quite appropriate to analize unsafe behavior of ojek riders.
The result showed that almost all ojek riders in Citayam railway station, Depok, do unsafe behavior while riding. Individual factors that influenced unsafe behavior are lack of motivation in having a bad experience while riding, lack of knowledge about riding regulation, and the ignorance of standards in good riding skill, whereas the physical condition is not really related with unsafe behavior. Environmental factors that related with unsafe behavior are motorcycle condition, weather condition, and passengers intervention, whereas bad road condition is not really influenced in making an unsafe behavior.
It is recommended to consistently enforce the law and do a kind of counseling by using social media, discussion, poster, or sticker which contain the regulation of traffic and riding, and also about hazards & risks of road accidents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yukitri Nofriandita
"Perilaku manusia yang berhubungan dengan keselamatan merupakan sebuah pendekatan untuk menganalisis apa yang dibutuhkan untuk membuat perilaku aman lebih dimungkinkan dan mengurangi perilaku yang berisiko (Geller, 2001). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku bekerja aman sangat penting untuk diketahui sehingga faktor-faktor tersebut dapat diperbaiki dan terus ditingkatkan agar terhindar dari kecelakaan kerja, baik injury maupun near miss.
Aspek keselamatan pada bengkel servis mobil yang bergerak dalam industri sektor informal, merupakan aspek penting karena terdapat banyak kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja karena kondisi industri informal saat ini masih sangat kurang memadai dan juga kurang mendapat perhatian dari instansi terkait, tidak sesuainya rancangan tempat kerja, kurang baiknya prosedur atau pengorganisasian kerja, rendahnya kesadaran para pekerja untuk berperilaku aman dalam bekerja serta minimnya peralatan pelindung bagi pekerja.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dimana informasi dan data dikumpulkan pada satu waktu yang sama melalui penyebaran kuesioner, observasi dan wawancara pada 22 bengkel servis mobil di Depok. Sampel pada penelitian ini berjumlah 106 responden. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi Square.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui 51,9% pekerja berperilaku aman dan 48,1% pekerja yang berperilaku tidak aman. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi perilaku aman adalah pengetahuan. Sedangkan, faktor-faktor yang terbukti mempengaruhi perilaku aman adalah sikap, pengalaman bekerja, ketersediaan SOP, ketersediaan APD, peran pengawas dan peran rekan kerja.

Human behavior related to safety is an approach to analyzing what is needed to make the behavior more likely to be safe and reduce risk of behavior (Geller, 2001). Factors affecting work safety behavior are very important to be known so that these factors can be repaired and improved continuously in order to avoid accidents, whether injury or near miss.
Safety aspects of the car service station engaged in the informal sector industries, is an essential aspect because there are a lot of conditions or circumstances that can lead to accidents due to the conditions of informal industry is still highly inadequate and also received less attention from the authorities, the incompatibility plans of employment, poor procedures or organizing work, lack of awareness of the workers to behave safely at work and also lack of protective equipment for workers.
This research is a quantitative study with cross-sectional design where information and data collected at the same time through the distribution of questionnaires, observations and interviews in 22 car service stations in Depok. The sample in this research are 106 respondents. Bivariate analysis performed by Chi Square test.
Results of the study, 51,9% of workers behave safely and 48,1% others do not behave safely. Factors that do not affect safety behavior is knowledge. Meanwhile, factors that shown to affect safety behavior are the attitude, working experience, availability of SOP (Standar Operating Procedure), availability of PPE (Personal Protective Equipment), role of supervisor and role of co-worker.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triseu Setianingsih
"Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Usia 0-12 bulan) di Wilayah Cikarang Barat Kabupaten Bekasi Tahun 2009. Jenis rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian adalah sebagian ibu yang memiliki balita usia 13-24 bulan sebanyak 250 ibu. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan perilaku ibu yaitu variabel umur, pekerjaan, sikap, dukungan petugas dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Variabel yang paling dominan adalah variabel pekerjaan dengan p=0,000 dan OR = 11,537. Disarankan kepada masyarakat khususnya ibu yang tidak bekerja untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan rangsangan terhadap bayi apalagi kuantitas ibu dirumah lebih banyak dibanding ibu yang bekerja, karena frekuensi ibu di rumah ternyata tidak menjamin kualitas perilaku ibu dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

This thesis have propose to identified some factors that related with mother behavior on toddler's growth and development (age 0-12 months) at West Cikarang, Bekasi Regency in 2009. This research used Cross Sectional studies. The sample is 250 mothers who have toddler at age about 13-24 months. Data analysis encompassed univariate, bivariate and multivariate analysis. Multivariate analysis show that there is existing 5 variable which related with mother behavior as following age, occupation, attitude, support from related functionary and medical services access. Dominant variable is occupation variable with p=0,000 and OR= 11,537. It's recommended to the community, especially for mother without work, to increase their ability to give stimulus to their toddler. Even though they have more times rather than mother work but not guarantee that they have good behavior quality to support their toddler's growth and development."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T41257
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rakhmawati
"Tesis ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko pada anak jalanan di Sekolah Masjid Terminal Depok. Merupakan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Populasi dan sampel adalah seluruh anak jalanan yang terdaftar sebagai siswa di Sekolah Masjid Terminal Depok, dengan cara snow balling sampling didapat jumlah sampel minimal sebanyak 87 anal.
Hasil penelitian didapat 33% anak jalanan berperilaku seksual berisiko, faktor-faktor yang berhubungan bermakna adalah umur, pendidikan, riwayat pacaran, hubungan dengan orang tua, riwayat perlakuan salah seksual, pemakaian zat psikoaktif dan perilaku berkelahi. Pemakaian zat psikoaktif merupakan faktor paling dominan, dengan nilai p 0,001 dan OR 6. Meskipun secara kuantitatif jumlah anak jalanan yang berperilaku seksual berisiko kecil, namun perilaku seksual belum saatnya dilakukan oleh anak-anak, sehingga secara kualitatif hal tersebut merupakan hal yang serius.

This thesis is about the factors related to a risky sexual behavior on the street children in Sekolah Masjid Terminal Depok. This is a quantitative study with cross-sectional design. The population and the sample were all street children enrolled as students in Sekolah Masjid Terminal Depok, by way of snow balling sampling obtained 87 midwives in minimum as the sample.
The results showed that 33% of street children have a risky sexual behavior, those related factors are age, education, history of courtship, relationships with parents, history of misconducted-sexual, psychoactive substances usage and fighting behavior. Psychoactive substances usage becomes the most dominant factor, with p values of 0.001 and OR 6. Quantitatively, the number of street children having a risky sexual behavior is a little. Nevertheless, sexual behavior should not be done by the children, so that qualitatively it becomes a serious thing to be concerned of.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Husna Hadianti
"Remaja merupakan kelompok yang berpotensi berisiko tinggi atas perilaku seksual mereka seperti Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), Infeksi Menular Seksual (IMS), dan HIV/AIDS, sehingga perlu mendapat perhatian serius. Keadaan emosi yang cenderung meninggi selama masa remaja diperoleh dari kondisi sosial yang mengelilingi remaja masa kini. Studi ini berjenis kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional) yang dilakukan di 3 SMAN Kabupaten Biltar. Sampel berjumlah 217 dari siswa- siswi yang diambil dengan metode simple random sampling.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar (59%) remaja SMA di Kabupaten Blitar telah melakukan perilaku seksual pranikah berisiko berat. Dari 90,8% remaja yang pernah atau sedang memiliki teman kencan (pacar) sebanyak 7,1% diantaranya telah melakukan hubungan seksual pranikah. Berdasarkan analisis bivariat, jenis kelamin, sikap terhadap seksualitas, pengaruh dari teman sebaya, dan paparan media pornografi memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku tersebut.
Dari penelitian ini diharapkan agar pihak orang tua, sekolah, dan dinas terkait memberikan perhatian serta informasi yang intensif terhadap remaja tentang kesehatan reproduksi supaya dapat meningkatkan pemahaman remaja, sehingga mereka akan berpikir dengan cermat sebelum melakukan perilaku seksual pranikah.

Adolescents are important groups that reported have potentially high risk from unwanted pregnancy, STIs and HIV/AIDS infections, so that needs serious attention. Social conditions that surround today’s youth make emotional condition increase during adolescence. This type of quantitative study with cross-sectional approach were performed in 3 SMAN Biltar Regency. The sample totaled 217 of the students were taken by simple random sampling method.
The results of this study are mostly (59%) high school teens in Blitar have premarital sexual behavior risk weight. 90.8% of teens who have or are having a date (exfriend) as much as 7.1% of them have had sexual intercourse before marriage. Based on bivariate analysis, gender, attitudes toward sexuality, peer pressure, and media exposure to pornography have a significant relationship to such behavior.
From this study, it is expected that parents, school, and related agencies provide intensive care, attention and information to adolescents about reproductive health in order to improve understanding of youth, so that they will think carefully before doing premarital sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Januardi Putra
"Perilaku tidak selamat adalah perilaku yang dapat mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden. Perilaku tidak selamat merupakan salah satu penyebab langsung terjadinya kecelakaan. Jenis perilaku tidak selamat yang terjadi di PT X Tahun 2014, yaitu gagal dalam mengamankan, tidak disiplin dalam pekerjaan, gagal dalam memberi peringatan, menggunakan peralatan yang tidak sesuai dan posisi atau sikap tubuh yang salah. Penelitian ini menggunakan kerangka konsep yang bedasarkan teori dari teori Lawrence Green dan E Soot Geller. Variabel yang diteliti yaitu faktor internal (persepsi,pengetahuan dan motivasi) dan faktor eksternal (pengawasan, peraturan K3 dan pelatihan K3). Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi dengan perilaku tidak selamat, dan juga terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan K3 dengan perilaku tidak selamat.

Unsafe behavior is behavior that may permit the occurrence of an accident or incident. Unsafe behavior is one of the direct causes of accidents. Type of unsafe behavior that occur at PT X, failed to securing, no discipline in work, failed to give a warning, using wrong equipment and posture. This research uses variables from the theory of Lawrance Green and E Scoot Geller. analysis of unsafe Behavior. The variables studied were Internal factors (perception, knowledge and motivation) and external factors (supervision, regulation and training ). The result show is relationship between perceptions with the unsafe behavior, and relationship between the training K3 with unsafe behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Nofita Sari
"Hampir dua puluh persen dari total populasi di Indonesia adalah remaja(15-24 tahun). Selain jumlahnya yang besar, remaja juga mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialaminya. Disi lain, pada masa ini, remaja mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan cenderung mencoba hal-hal baru. Salah satu masalah yang menonjol dikalangan remaja terkait perilaku seksual dan dampaknya seperti Penyakut Menular Seksual (PMS), HIV/AIDS, kehamilan dan aborsi. Permasalahan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan saja, tetapi juga dampak sosial, ekonomi dan psikologis.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperolah informasi tentang gambaran perilaku seksual dan faktor yang mempengaruhinya pada mahasiswa S1 Reguler Fakultas X. Disain penelitian ini adalah cross sectional. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dengan jumlah sampel 124 orang.
Hasil penelitian menunjukkan 53,2% mahasiswa memiliki perilaku seksual berisiko. Dari hasil uji statitstik ditemukan tidak adanya hubungan kemaknaan antara jenis kelamin, umur, jurusan/departemen, angkatan, asal SMA, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, harga diri, pengendalian diri, pengetahuan, dukungan keluarga, norma keluarga, pola asuh, struktur keluarga, komunikasi kesehatan reproduksi dengan orang tua, umur mulai pacaran, frekuensi berpacaran, frekuensi jumpa pacar, lama pacaran, dan keterlibatan dengan kegiatan kampus. Sedangkan variabel yang signifikan adalah tempat tinggal (nilai p 0,039 dan PR 2,5), status sosial ekonomi ( nilai p 0,015 dan PR 2,7), gaya hidup (nilai p 0,038 dan PR 2,3), relijiusitas (nilai p 0,003 dan PR 3,5), aktivitas sosial (nilai p 0,000 dan PR 4,4), pengalaman berpacaran (nilai p 0,000 dan PR 11,5), paparan dengan media pornografi (nilai p 0,004 dan PR 3,1) dan teman sebaya (nilai p 0,000 dan PR 4,2).
Untuk hasil stratifikasi, responden yang mempunyai tingkat relijiusitas rendah dan gaya hidup modern mempunyai resiko 6 kali lebih besar melakukan perilaku seksual dibandingkan dengan responden dengan relijisitas rendah namun mempunyai gaya hidup tradisional. Kemudian pada stratifikasi pengaruh teman dan komunikasi kespro didapatkan responden yang mempunyai pengaruh teman yang besar mempunyai resiko 5,1 kali lebih besar dibandingkan dengan responden dengan pengaruh teman yang kecil. Responden yang mempunyai tingkat dukungan keluarga tinggi dan pengaruh teman besar mempunyai resiko 3,7 kali lebih besar melakukan perilaku seksual dibandingkan dengan responden dengan pengaruh teman kecil dan responden yang mempunyai dukungan keluarga rendah dan pengaruh teman besar mempunyai resiko 6,2 kali lebih besar dibandingkan dengan responden dengan pengaruh teman kecil.

Almost 20% of the total population in Indonesia are in adolescent age (15-24 years old). Beside its large number, they also have many complex issues related to transision phase that they are through. On the other side, in this transision phase, adolescent have great sense of curiosity and tend to try many new things. One of the biggest adolescent issue is sexual behavior and its impacts such as sexual transmited diseases, HIV/AIDS, pregnancy and abortion. This issue affect not only their health status but also their social interaction, economic and psychology.
This research is conducted in order to get the overview of adolescent?s sexual behavior and the influences factors in undergraduate students of Faculty X. This research uses the cross sectional design. The tool used to collect data is questionaire with 124 samples.
The results of this research shows 53,2% of the students engange in risk sexual behavior. From the statistic test are found there are no relation between?sex, age, study subject, years of attendant, high school, parents? level of educations, parents?s job, self esteem, self control, knowledge, family supports, family norms, nurturing pattern, family structur, parent-child?s communication of reproductive health, age of dating, dating frequency, dating time and the involvement with the campus activities. The significant variabels are neighborhood (p value 0,039; PR 2,5), socio-economic status ( p value 0,015 and PR 2,7), life style (p value 0,038 and PR 2,3), religious belief (p value 0,003 and PR 3,5), social activities (p value 0,000 and PR 4,4), dating experiences (p value 0,000 and PR 11,5), pornographic media exposures (p value 0,004 and PR 3,1) and peer?s influences (p value 0,000 and PR 4,2).
For stratification result, respondents who follow poor religious belief and modern life style have the tendency to engange in sexual behavior six times more likely than respondents with poor religious belief and more tradisional life style. About peer influences and reproductive health communication, respondents with greater influences have risk 5,1 times more likely than than respondents with less peer influences. Respondents who receives greater family support and great peer influences have tendency to engange in sexual behavior 3,7 times more likely than respondents with less peer influences. Respondent with poor family support and great peer influences have tendency to engange in sexual behavior 6,2 times more likely than respondents with less peer influences.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
"Menurut Riskesdas Jawa Barat tahun 2007, Kota Depok merupakan kota dengan proporsi Rumah Tangga yang memiliki PHBS baik paling rendah di Jawa Barat yaitu 35,0%, dibanding 8 kota lainnya yang sudah memiliki proporsi di atas 45%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan Rumah Tangga di kota Depok tahun 2014 dan faktor-faktor yang berhubungan, dengan sumber data Survey Cepat PHBS kota Depok tahun 2014. Desain studi cross-sectional digunakan pada 295 responden dari 11 kecamatan di Kota Depok.
Hasil penelitian menunjukkan 63,4% responden tingkat pendidikannya tinggi, 51,5% responden pendapatannya sudah di atas UMR Kota Depok, dan 68,1% responden cukup mendapat dukungan sosial. Tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan dukungan sosial memiliki hubungan yang bermakna dengan PHBS, dimana responden yang tingkat pendidikannya tinggi, berpeluang melakukan PHBS baik hampir 4 kali dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Demikian juga dengan responden dengan pendapatan tinggi berpeluang melakukan PHBS baik hampir 2 kali daripada responden dengan pendapatan rendah, dan responden yang mendapat cukup dukungan sosial berpeluang memiliki PHBS baik 2,2 x dibandingkan responden dengan dukungan sosial kurang.

According to West Java Riskesdas 2007 Depok is the lowest proportion of household with good Clean and Healthy Behavior in West Java 35 0 compared to 8 other cities that already have a proportion above 45 This study aimed to analyze the description of Clean and Healthy Behavior of Household in Depok 2014 and related factors with Rapid Survey Depok 2014 as data resource Cross sectional study design was used on 295 respondents from 11 districts in Depok
The results showed 63 4 of respondents has high level of education 51 5 of respondents has incomes above Depok minimum wage and 68 1 of respondents has sufficient social support Education level income level and social support have a meaningful relationship with Clean and Healthy Behavior where respondents with high education level have opportunity to do Clean and Healthy Behavior almost 4 times as compared to the less educated Similarly respondents with higher incomes have opportunity almost 2 times to do Clean and Healthy Behavior than respondents with low incomes and respondents who received sufficeient social support have opportunity to do Clean and Healthy Behavior 2 2 times compared to respondents with less social support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Melisa
"Perilaku berkendara aman(safety riding) merupakan bagian dari budaya keselamatan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku aman berkendara (safety riding), yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan yang meliputi pengetahuan, motivasi, dan sikap sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan yang meliputi penggunaan alat pelindung diri, kondisi kendaraan, kondisi jalan, dan fasilitas rambu dan marka jalan. Desain peneltian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian ini ingin menunjukkan gambaran perilaku aman berkendara pada pengandara ojek di Universitas Indonesia, sedangkan hasil yang didapat untuk melihat adakah hubungan antara faktor internal dengan perilaku dan faktor eksternal dengan perilaku adalah terdapatnya hubungan antara pengetahuan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku aman berkendara, terdapatnya hubungan yang bermakna antara motivasi dengan perilaku aman berkendara, terdapatnya hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku aman berkendara, terdapatnya hubungan yang bermakna antara penggunaan alat pelindung diri dengan perilaku aman berkendara, dan terdapatnya hubungan yang bermakna antara kondisi kendaran dengan perilaku berkendara aman.

Safe riding behavior is a part of the culture of safety. There are two factors that affect safey riding behavior, the internal factors and external factors. Internal factors are those characteristics that are innate in question includes the use of knowledge, motivation, and attitude while the external factors is the environment such as use of personal protective equipment, vehicle condition, road conditions, and facility signs and road markings. The design of this research using quantitave research with cross sectional design. The result of this study to demonstrate safe riding behavior pictures of ojek at the University of Indonesia, while the result obtained to see is there a relationship between internal factors and external factors to the behavior with the behavior is the presence of a significant relationship between knowledge of safe riding behavior, motivation of safe riding behavior, attitude of safe riding behavior, personal protective equipment of safe riding behavior, vehicle condition of safe riding bahavior, road condition of safe riding behavior, and facility signs and road markings of safe riding behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qmaz Fawwaz Syafta
"Jakarta sebagai kota metropolitan memiliki sifat yang secara sosial heterogen dan individu cenderung lebih bebas dari kekakuan kontrol sosial patriarki, tetapi ketimpangan masih ada. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik ruang publik Jalan/trotoar dan Sarana transportasi umum terkait dengan dominasi sosial serta perilaku yang terjadi oleh masing-masing gender. Dilakukan wawancara mendalam terhadap delapan informan yang hasilnya dikaji dengan menggunakan teori produksi ruang, proksemika, dominasi sosial, dan tindakan sosial. Ditemukan bahwa perempuan cenderung lebih behati-hati di ruang publik. Karena kecenderungan menjaga jarak yang lebih jauh terhadap orang asing, dilakukan taktik yang merupakan tindakan rasional-instrumental. Laki-laki cenderung tidak menganggap ruang publik sebagai tempat yang membahayakan, sehingga cenderung bertindak secara tradisional. Bagi individu dengan ekspresi gender silang, pengekspresian di ruang publik termasuk ke dalam tindakan rasional-nilai. Ruang publik Jalan dan Sarana transportasi digenderkan menjadi maskulin ditandai dengan asosiasinya dengan gender dan sifat-sifat maskulin. Pada sarana transportasi umum, kebutuhan perempuan akan keamanan dan sifat ruangnya yang tertutup kemudian membuat diciptakannya strategi oleh para voyeur berupa penciptaan ruang terseks perempuan, sehingga ruang publik tetap bisa menjadi tempat aman untuk perempuan. Bagi individu dengan ekspresi gender silang, ruang tersebut cenderung dianggap sebagai tempat yang kurang nyaman karena bias gender dari regulator ruang dan orang sekitar yang sifatnya cisnormatif.

Jakarta as a metropolitan city has a socially heterogeneous nature and individuals tend to be freer from the rigidity of patriarchal social control, but inequality still exists. This study aims to determine the characteristics of public space such as roads/sidewalks and public transportation facilities in relation to social domination and behavior that occurs by each gender. In-depth interviews were conducted with eight informants whose results were examined using the theories such as production of space, proxemics, social domination, and social action. It was found that women tended to be more careful in public spaces. Because of the tendency to maintain greater distance from strangers, a tactic which is a rational-instrumental action is adopted. Men tend not to perceive public space as a dangerous place, so they tend to act traditionally. For individuals with cross-gender expression, expression in the public space is considered to be value-rational action. Public spaces such as Roads and transportation facilities are gendered to be masculine, characterized by their association with masculine traits. In public transportation, women's need for security and the closed nature of the space then led to voyeurs creating a strategy that is the creation of women's sexed spaces, so that public spaces can still be safe places for women. For individuals with cross-gender expressions, this space tends to be seen as an uncomfortable place because of the gender bias of the space regulator and the surrounding people."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>