Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14402 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bjorklund, David F.
Singapore : Wadsworth and Cengage Learning, 2012
155.413 BJO c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bjorklund, David F.
"Buku ini membahas mengenai fungsi perkembangan dan perbedaan individual pada aspek kognisi anak-anak."
Australia: 2000
155.413 BJO c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siegler, Robert S.
New Jersey: Prentice-Hall, 1998
155.41 SIE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Croker, Steve
Andover: Cengage Learning, 2012
155.413 CRO d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bryant, Peter, 1937-
New York: Basic Books, 1974
155.413 BRY p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Indah Hapsari
"Latar belakang: Perkembangan kognitif anak berkaitan erat dengan pertambahan usia dan tingkat pendidikan. Anak rentan dalam mengalami gangguan kognitif. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemeriksaan fungsi kognitif pada anak yang dapat berfungsi sebagai alat skrining bagi tenaga medis. SYSTEMS-R merupakan salah satu intrumen skrining fungsi kognitif anak berusia 4 hingga 15 tahun di Australia. Sensitifitas dari instrumen ini adalah 83% dan 92% dengan nilai spesitifitas sebesar 76% dan 95%. Tujuan dari penelitian ini guna mendapatkan nilai normal fungsi kognitif anak menggunakan SYSTEMS-R di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan disain potong lintang menggunakan data primer dengan jumlah total 631 subjek penelitian dari 6 sekolah sejak Januari hingga April 2019. Penelitian dilakukan setelah mendapatkan izin etik dan diolah menggunakan SPSS 20.
Hasil: Subjek penelitian terdiri dari 298 anak laki-laki (47,2%) dan 333 anak perempuan (52,8%). Skor terendah ditemukan pada usia 4 (12; 5-22) dan tertinggi adalah usia 15 (35; 28-40). Berdasarkan tingkat pendidikan, skor terendah 14; 5-26 ditemukan di siswa TK dan tertinggi 35; 28-40 ditemukan di kelas 3 SMP. Waktu rata-rata dalam pelaksanaan membutuhkan 06,23 ± 01,32 menit. Skor SYSTEMS-R meningkat berdasarkan pertambahan usia dan tingkat pendidikan (p <0,05). Cut-off score untuk setiap kelompok umur dan tingkat pendidikan meningkat (p <0,05).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna secara klinis dan statistik antara skor SYSTEMS-R dengan pertambahan usia dan tingkat pendidikan (p < 0,05). Cut-off score yang rendah dapat mengindikasikan adanya gangguan kognitif sehingga diperlukan suatu pemeriksaan neurologis lebih lanjut.

Background: Cognitive development of children is closely related to age and education levels. Children has risk of cognitive impairment so that cognitive function screening tool will be needed. SYSTEMS-R is one of the cognitive function screening tools that used in children aged 4 to 15 years old in Australia. It has a sensitivity value of 83% and 92% and specificity of 76% and 95%. The purpose of the study is to get a normal value and cut off score based on age and education levels in Indonesia.
Methods: A cross-sectional design and observational study with primary data from 631 children from 6 schools in Jakarta had been performed from January to April 2019.
This research has been approved by an ethical committee and processed using SPSS 20.
Results: The subjects consisted of 298 boys (47.2%) and 333 girls (52.8%). The lowest score was found in age 4 (12;5-22) and the highest was in age 15 (35;28-40). Based on education levels, the lowest score of 14;5-26 was found in kindergartens and the highest ​​of 35;28-40 was found in 3rd grade of the junior high school. The average time in sampling requires 06.23±01.32 minutes. The SYSTEMS-R scores increase with age and education levels (p<0.05). The cut off score of each age group and education levels increases (p<0.05).
Conclusions: The relationship was statistically and clinically significant between SYSTEMS-R score with age and education levels (p<0.05). A lower score of cut off score can indicate a cognitive impairment that further neurological examination may be needed.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Rahayu Setyaningrum
"Perkembangan kognitif merupakan aspek perkembangan yang muncul dan berkembang pesat ketika masa usia dini, 50% potensi kognitif terbentuk pada 4 tahun pertama kehidupan. Perkembangan kognitif berkaitan dengan kualitas hidup manusia.
Tujuan penelitian ini, untuk menjelaskan faktor dominan yang berhubungan dengan perkembangan kognitif. Penelitian dilakukan April 2013. Dengan desain penelitian cross sectional teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling, jumlah sampel 128 anak usia dini 24-72 bulan yang mengikuti PAUD atau pun tidak ikut PAUD di Desa Talagamulya Kabupaten Karawang. Cara pengukuran dengan microtoise untuk mengukur tinggi badan wawancara perkembangan kognitif dengan kuesioner yang dikembangkan Kemendikbud dan FFQ semikuantitatif untuk asupan zat gizi. Uji regresi logistik digunakan untuk analisis multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan anak usia dini dengan kognitif baik 61,7%. Uji Chi square menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan perkembangan kognitif yaitu asupan vitamin A, asupan zink, pengetahuan ibu dan mengikuti PAUD.
Kesimpulan faktor dominan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran di PAUD. Saran kepada orangtua untuk memasukkan anaknya ke lembaga PAUD sehingga anak terstimulasi, mengontrol pemberian vitamin A dan asupan zat gizi seperti zink dan zat besi.

Cognitive development is a developmental aspect that emerged and thrived when the preschool years, 50 percent of the potential cognitive formed in the first 4 years of life. Cognitive development related to increasing the quality of human resource.
The objective of the study is to examine the correlation between factors to cognitive development early childhood. The method of this research was quantitative using cross-sectional study was employed to gather information factors among 128 sample early childhood 24-72 month in April 2013 in Talagamulya Village, Karawang district. Cognitive development were gathered using questionnaire Kemendikbud.. Direct anthrophometry measurement was used for nutrition status data, and FFQ semiquantitative used for intake nutrient. The logistic regression used for multivariate analysis.
The results of this research showed earlychilhood with good cognitive 61.7%. Chi square analysis result intake of vitamin A, zinc intake, maternal knowledge and follow Early childhood education showed a significant correlation to cognitive development.
Conclusion the dominant factor in this study are the participation in early childhood education. Therefore it is important for parents to know about the important role of the early chilhood education for their child’s cognitive development, and parents must have control of micronutrient intake such as vitamin A, iron and zinc.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pillow, Bradford H.
"Children’s discovery of the active mind organizes empirical literature concerning the development of children’s knowledge of cognitive activities from early childhood to adolescence and presents a conceptual framework that integrates children’s introspective activities with social influences on development. Bringing together theoretical and empirical work from developmental, cognitive, and social psychology, the author argues that rather than depending upon a single source of information, developmental progress is driven by combinations of children’s conceptual knowledge of mental functioning, children’s phenomenological awareness of their own cognitive activities, and children’s social experience."
New York: Springer, 2012
e20410707
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Oates, John
Oxford, UK: Blackwell , 2004
401.93 OAT c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Marsya Atya Nashira
"Latar Belakang: Stunting merupakan kondisi malnutrisi yang terjadi pada 1000 hari pertama sejak kosepsi, dengan gejala klinis spesifik berupa tinggi tubuh lebih rendah dari normal. Tidak hanya menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik, dampak stunting juga dapat meliputi penurunan fungsi kognitif, motorik, serta hambatan perkembangan bahasa penderita. Prevalensi stunting di negara berkembang seperti Indonesia tergolong tinggi. Telah dilaporkan adanya penurunan kadar IGF-1 dan perkembangan kognitif pada anak stunting. Salah satu peran IGF-1 adalah dalam neurogenesis dan synaptogenesis. 
Tujuan: Mengevaluasi secara sistematis berbagai literatur bagaimana hubungan antara kadar/ekspresi IGF-1 dengan perkembangan kognitif anak stunting. 
Metode: Pencarian literatur dilakukan dengan menggunakan pedoman alur Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analysis (PRISMA) pada tiga electronic database. Penilaian kualitas literatur dilakukan dengan menggunakan QUADAS-2. 
Hasil: Delapan jurnal memenuhi syarat tahap seleksi artikel sesuai metode PRISMA. Jurnal-jurnal tersebut diterbitkan pada tahun 2012-2020. Di antara kedelapan jurnal tersebut, terdapat tiga jurnal yang membahas tentang hubungan IGF-1 dengan stunting, dua jurnal yang membahas hubungan IGF-1 dengan perkembangan kognitif, sementara tiga jurnal lainnya membahas hubungan stunting dengan kognitif. 
Kesimpulan: Ekspresi IGF-1 yang rendah berkaitan dengan kejadian stunting. Kondisi stunting dan IGF-1 juga berkaitan erat dengan penurunan kapasitas kognitif. Namun untuk diagnosis hambatan kognitif pada anak stunting berdasarkan konsentrasi IGF-1 perlu penelaahan lebih lanjut. 

Background: Stunting is a condition of malnutrition which occurs during the first 1000 days since conception and has specific clinical sign as a significantly reduced height. Not only it results in disturbed physical growth, stunting could also lead to a decrease in cognitive function, motor function, and language development. The prevalence of stunting in developing countries such as Indonesia is high. It had been reported that there were decreased IGF-1 level and cognitive capacity in stunted children. IGF-1 is known to have role in synaptogenesis and neurogenesis. 
Objectives: To systematically evaluate the various literatures for analyzing the relationship between the level of IGF-1 and the inhibited cognitive capacity in stunted children. 
Methods: Literature researches using the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analysis (PRISMA) guidelines through three electronic databases, PubMed, ScienceDirect, and Scopus. Quality assessment of bias was examined using QUADAS-2 tool. 
Results: A literature search identified eight eligible journals which were published in 2012-2020. The three journals discuss the relationship of IGF-1 with stunting, two journals discuss the relationship of IGF-1 with cognitive while the other three journals discuss the relationship of stunting with cognitive.
Conclusion: Low IGF-1 expression is associated with stunting. Stunting conditions and IGF-1 are also closely related to cognitive impairment in children. However, whether the cognitive impairment in stunted children were solely due to the IGF-1 decline, needs to be re-confirmed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>