Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15293 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harindra Mahutama
"Arsitektur tradisional Jawa yang berupa rumah tidak lepas hubungannya dengan masyarakat dan waktu. Dilandasi dengan ide dan pemikiran-pemikiran, rumah Jawa berubah dan berkembang sesuai dengan keadaan pada periode-periodenya. Dengan perubahan mengikuti perkembangan dalam bentukan fisik dan juga non-fisiknya kita melihat sebuah fenomena bagaimana sebuah rumah dapat berubah mengikuti kurun waktu yang berlangsung. Dengan berlandas pada data-data dan informasi yang bersifat valid, penelitian ini dapat menemukan hasil. Hasil penelitian menjelaskan bahwa perubahan tersebut terbukti dan terlihat dari fakta-fakta yang ada dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa perubahan tersebut terlihat dari segi fisik dan nonfisiknya. Perubahan tersebut memperjelas bahwa keadaan memicu seluruhnya. Perubahan kearah yang positif dan fungsional sangat diperlukan, tetapi harapnya unsur-unsur filosofi, ide dan pemikiran masyarakat Jawa tidak dilepaskan begitu saja dan tetap terus dibawa.

Javanese traditional architecture that forms a house never loses a connection with the people and time. Based on the idea and thoughts, Javanese house change and evolve according to the circumstances within the period. With the changes that followed the circumstances in a physical and non-physical shape, we see a phenomenon of a house that changes following the period of the time. With data that information that is valid, this research can find a results. The study explains that these changes are evident and visible by the fact that seen from the physical and non-physical terms. The changes clarify that the circumstances triggering the whole problem. This shift toward a positive and functional is definitely needed, but we hoped the elements of philosophy, ideas and thoughts are not released from the Javanese society and still continue to carry from time to time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S45673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"There's been storeyed house since prehistory, classic era and also in the traditional buildings at any ethnics in Indonesia. Till now, people in coastal area lived in storeyed house. it was people adaptation to the environment that emerged the architectural creativity with emphasized its function as a shelter."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bastomi Al Furqoni
"Di banyak daerah di Tanah Air, rumah-rumah adat umumnya merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu dan arsitekturnya mencerminkan keunikan serta kearifan budaya lokal. Walaupun bencana datang silih berganti dalam hitungan tahun, puluhan tahun, bahkan ratusan tahun, rumah-rumah tua tersebut tetap kokoh berdiri. Berkaitan dengan itu dalam tulisan ini akan dilakukan analisis rumah panggung sederhana terhadap gempa bumi dengan meninjau pengaruh ketinggian tiang, tipe perletakan, sistem pengaku dan sistem sambungan.

In many places in Indonesia, traditional houses usually built on elevated platform (stage) and all of them are made of wood and also their architectures reflect Indonesian cultures. Even many catastrophes quake them since very long time before, today they stood still. According to that fact, in this paper the Author would like to analyze a simple model of elevated traditional building through a seismic analysis that will focus on column height, support type, bracing system and joint configuration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50616
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Praychita Utami
"Topeng Betawi sebagai tradisi lisan terus tumbuh dan mengalami pembaharuan di tengah modernisasi yang melingkupinya. Bertahannya Topeng Betawi menunjukkan bahwa kebudayaan bukan sesuatu yang kaku dan statis. Salah satu upaya yang dilakukan oleh kelompok Topeng Betawi Margasari Kacrit Putra untuk berhadapan dengan modernisasi dan perubahan di sekitaranya, yaitu dengan cara menyesuaikan struktur pertunjukannya dengan irama kehidupan yang semakin cepat. Melalui kajian metode transmisi, tampak ada seperangkat strategi yang diakukan untuk memelihara kelangsungan tradisinya. Topeng Betawi sebagai suatu pertunjukan yang mempunyai aspek teater dengan unsur hiburan dan ritual dengan unsur kemanjuran di dalamnya, diwujudkan melalui struktur pertunjukan yang digarap melalui strategi yang dimiliki, yaitu dengan dihadirkan elemen yang tetap dan elemen longgar.

Topeng Betawi as an oral tradition continues to grow and innovate in the midst of modernization that surrounds it. The persistence of Topeng Betawi shows that culture is not rigid and static. An attempt made by Topeng Betawi Margasari Kacrit Putra Group to cope with modernization and change, is by adjusting the structure of the performance with the rapid rhythm of life. A study of the method of transmission shows there is a set of strategies used to preserve the tradition. Topeng Betawi as a performance that contains a theater aspect with the element of entertainment, and ritual aspect with the element of efficacy in it, is actualized through the structure of the performance that is brought out through those strategies, by featuring fixed elements as well as changeable elements."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T34826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irayna Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses penyajian konten 2.5-D musical pertunjukan sandiwara panggung yang mengadaptasi cerita dari karya budaya populer Jepang seperti anime, manga, dan game berjudul Live Spectacle NARUTO Akatsuki no Shirabe selanjutnya disebut NARUTO AnS dari manga ke atas panggung dan melihat motivasi dari pengadaptasian tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis teks untuk memetakan perbedaan penyajian dari manga ke teater dan studi pustaka. Dari penelitian ini ditemukan bahwa NARUTO AnS mengalami berbagai penyesuaian untuk memenuhi tuntutan di medium barunya, namun tetap setia pada karya yang diadaptasi. Kesetiaan terhadap karya yang diadaptasi tersebut dilakukan untuk memenuhi tuntutan di medium barunya serta untuk mencapai motivasinya, yaitu tujuan kreatif dan ekonomis. Penelitian ini menunjukkan bahwa, sesuai dengan teori Balodis, kesetiaan terhadap karya yang diadaptasi tersebut dilakukan atas dua motivasi yaitu motivasi kreatif dan motivasi ekonomis.

This study aims to describe the content presentation process of 2.5 D musicals theater performances from stories of popular Japanese culture such as anime, manga, and game of Live Spectacle NARUTO Akatsuki no Shirabe hereafter referred to as NARUTO AnS ndash from manga to on stage performance and to understand the motivation behind its adaptation. This study is conducted through text analysis method in order to map the presentation difference from manga to on stage theater, and through literature study. From this study it is found that there are several adjustments in NARUTO ndash AnS ndash in order to fulfill requirements in its new medium, though in some areas still remain loyal to its adapted work. Its loyalty towards the adapted work is to fulfill requirements of the new medium to meet its creative and economic motivations. This study reveals that in accordance to Balodis rsquo theory, loyalty towards the adapted work is based on two motivations, creative and economical motivation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Agri Shafira
"Skripsi ini ditulis dalam rangka mengkaji apa saja elemen pada stage lighting yang berperan sebagai pembentuk ruang multiprogram di panggung pertunjukan berjenis proscenium. Panggung proscenium sendiri merupakan sebuah panggung yang umum digunakan untuk berbagai macam pertunjukan dan dapat menjadi tempat untuk beberapa jenis yang berbeda seperti tari, teater, dan musik. Cahaya berperan sebagai elemen independen yang dapat dikontrol dalam rangka membuat ruang temporal pada stage lighting.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini berupa pengkajian literatur dari buku dan jurnal yang membahas tentang stage lighting secara umum. Stage lighting pada panggung berbentuk proscenium, stage lighting general pada pertunjukan tari, teater, dan musik. Selain itu terdapat studi preseden terkait aplikasi teori stage lighting yang ditunjang dengan kuesioner sebagai data pendukung yang bersifat kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa elaborasi antara jenis elemen pada tata cahaya seperti jenis lampu, jumlah lampu, variabel, dan filter akan menghasilkan sebuah desain ruang. Hal menarik yang ditemukan adalah desain ruang dapat dibentuk oleh berbagai jenis lampu yang berbeda. Selain itu, desain ruang yang berbeda dapat pula dibentuk oleh jenis lampu yang sama. Medium yang sama berupa cahaya dapat menghasilkan berbagai macam desain ruang yang berbeda.

This thesis was written to examine what elements of the stage lighting that play a role in forming multiprogram space on the stage of the proscenium type. The proscenium stage itself is a stage that is commonly used for a variety of performances and can be a place for several different types such as dance, theater, and music. Light acts as an independent element that can be controlled to create a temporal space on stage lighting.
Data collection methods used in writing this thesis in the form of a literature review of books and journals that discuss stage lighting in general. Stage Lighting in the form of the proscenium, general stage lighting in dance, theater, and music performances. Besides, there are precedent studies related to the application of the stage lighting theory which is supported by questionnaires as supporting qualitative data.
Based on the results of the study, it was concluded that the elaboration between types of elements in the lighting system such as the type of lamp, the number of lights, variables, and filters will produce a design space. The interesting thing found is that the design of space can be formed by a variety of different types of lights. Besides, different spatial designs can also be formed by the same type of lamp. The same medium in the form of light can produce a variety of different spatial designs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachry Ali, 1954-
Jakarta: Intermasa, 1997
920 FAC d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
JANTRA 7 (1-2) (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Precillia Charlotta Anastasia Adi
"Kota berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan yang dilakukan oleh manusia. Dengan demikian, sebuah kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari konteksnya. Kebudayaan manusia memiliki kecenderungan untuk hadir dalam wujud ide, artefak, dan aktivitas. Pembahasan di dalam skripsi ini akan difokuskan kepada aktivitas kebudayaan, dengan kekhususan pada pertunjukkan kebudayaan. Pertunjukkan kebudayaan yang terjadi di dalam kota umumnya terjadi pada ruang publik sebagai kepemilikan bersama. Keberadaan ruang publik sebagai panggung yang mengangkat pola kehidupan yang terjadi di masyarakatnya. Di dalam pertunjukkan kebudayaan tersebut bertemu berbagai perilaku dan penggunaan yang berbeda. Skripsi meninjau hubungan ruang publik (space) dengan pertunjukkan kebudayaan (event) di dalamnya. Dari studi kasus yang ditinjau terbaca adanya kebutuhan terhadap keselarasan pola ruang dengan event. Keselarasan ini selanjutnya mampu menggambarkan pola kehidupan masyarakat di dalamnya.

Cities evolve along with the development of human culture. Thus, a culture cannot be separated from its context. Culture has a tendency to be presented in the form of ideas, artifacts, and activities. The discussion in this thesis will focus on cultural activities and be specified in cultural performance. Cultural performances that occurred in the city generally take place in public spaces as community shared space. The existence of public space as a stage on which the pattern of life that occurred in the society, be lifted up. Within these cultural performances, lies a convergence of different behaviors and usages. The elaboration of case studies shows the relationship of public space (space) with cultural performances (event) that happened in it. Moreover, we could find there is a need to align the pattern of space with the pattern of event. The alignment, then, could describe the people's pattern of life."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52250
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuke Ardhiati
"ABSTRAK
Kehadiran ide "Arsitektur Panggung" merupakan visualisasi ideologi Penguasa melalui karya arsitektur terdorong oleh trilogi hasrat, intervensi, dan rasa seni. Di Indonesia terwujud sebagai ekspresi kekuasaan Soekarno 1960-an menjadi ruh tergubahnya karya arsitektur "Projek Mercusuar"di Jakarta. Teori "Arsitektur Panggung" sebagai Arsitektur Non Material yaitu "sesuatu‟ yang tak teraga mendahului fisik material Arsitektur memiliki karakteristik sebagaimana konsep Khora.
Sejumlah data metafisik berdasar data kesejarahan menunjuk bekal Soekarno Muda sebagai arsitek, politisi, dan penulis naskah drama tonil yang memampukannya di saat menggaungkan Nation Pride melalui karya arsitektur. Fenomena serupa di mancanegara ditampakkan pada arsitektur warisan Adolf Hitler di Jerman, Joseph Stalin di Soviet Uni, Kubitchek di Brazilia dan Mao Tze Dong di Cina, serta Nehru di India. Akan tetapi bekal pengetahuan tacit kearsitekturan khas Timur yang dipadukan dengan Barat yang dimiliki Soekarno telah membedakannya dengan Penguasa lainnya. Soekarno telah memberi warna kehadiran ide "arsitektur panggung" dengan pesona ke-Indonesia-an khas Jawa Kuno berupa ornamentik yang dilekatkan pada bangunan Arsitektur Modern, telah membedakannya dengan Hitler ketika menggubah gaya Fuhrer, Stalin ketika menggubah Gothic Stalinist, Kubitcheck dalam menggubah Ibukota Brazilia, Nehru ketika menggubah Chandigarh ataupun ketika China menggubah diri sebagai "Paris dari Timur".
Melalui penelitian Grounded Theory dan cara pengamatan fenomenologis pada sepilihan karya arsitektur "Projek Mercusuar" melalui pengamatan visual, pengalaman keruangan, serta penghimpunan data metafisik yang dipertautkan keterhubungannya secara hermeneutik- interpretatif terungkap adanya proses memutu dalam kehadiran arsitektur. Ketika urutan demi urutan keruangan juga dipertautkan tersingkap adanya kesepadanan struktural yang membingkai ruh dan raga dari ide "Arsitektur Panggung" gagasan "Arsitek" Soekarno sebagai ekspresi kesepadanan pengetahuan arsitektural dan jiwa dramaturgi yang melingkupinya.

ABSTRACT
The presence of the idea of "Architecture Stage" is a visualization of the Ruler through the architectural work as his ideologies are driven by trilogies of his passion, his intervention and his sense of art. In Indonesia Soekarno manifested his ideologies as his expression in the 1960‟s with the architectural masterpiece known as the "Project‟s Lighthouse" in Jakarta. The theory of the "Architecture Stage" was found as part of a "Non-material Architecture‟, that is "something‟ regarded as an intangible architecture that precedes the materiality with similar characteristics as the concept of space " Khora.
Some of the metaphysical data as historical archives was collected through the historical of event, starting from young Soekarno as an Architect, Politician, and the Playwright of drama tonil, which empowered him in echoing the Nation‟s Pride ideology through his works and architectural masterpieces. The same phenomena abroad was revealed in the architectural legacies of Adolf Hitler in Germany, Joseph Stalin in the Soviet Union, Kubitchek in Brazilia, Mao Tze Dong in the People‟s Republic of China, and Nehru in India. However, there are different types in Indonesia. Soekarno‟s architecture tacitly expressed architectural knowledge in the manner of "Eastern meets Western‟, resulting in a combination of differences between them. Soekarno has given "color‟ as sense of presence in the ideas of the "Architecture Stage". Combining the charm of the Indonesian culture by exploring Ancient Javanese form, Soekarno distinguished his architectural style by attaching building ornamentation to Modern Architecture. This was done at a time when Hitler was composing his architectural style, when Stalin was composing the Stalinist Gothic, when Kubitcheck was designing the capital city of Brazilia, when Nehru was composing Chandigarh and when Shanghai, China was declared as the "Paris of the East‟.
By using the "Grounded Theory‟research method, which refers to Glaser and Strauss, phenomenological observations are noted in several architectural works concerning the "Project‟s Lighthouse" in Jakarta in the 1960‟s. Through visual observation and spatial experiences as well as metaphysical data collection, the idea of connectedness was found. Through a Hermeneutic-Interpretive method, the process of deriving quality from an architectural presence is revealed. By connecting the spatial sequences in architecture, Tugu Nasional, known as the "Project‟s Lighthouse" reveals the structural equivalence of the spirit as the body and soul of the idea of an "Architecture Stage." This was Soekarno‟s idea as an expression of his architectural knowledge with his dramaturgy representation. Soekarno composes the idea of a "Soekarnoestic Architecture Stage" as the metaphor for representing himself as the "Stage of Indonesia".
"
2012
D2029
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>