Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendria Putra
"Gagal Ginjal Kronis (GGK) adalah hasil akhir dari kehilangan fungsi ginjal yang berangsur-angsur (progresif). Setiap klien dengan Gagai Ginjal Kronis dengan tindakan atau tanpa tindakan dialisa sering mengalami gangguan konsep diri terutama masalah citra tubuh dan harga diri yang berhubungan dengan krisis situasional, perubahan peranan akibat penyakit kronis tersebut (ME Doenges, 1993). Hal itu dipengaruhi oleh faktor internal (fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual) dan faktor eksternal (keluarga/masyarakat/petugas kesehatan, biaya, peralatan yang memadai, cara pelaksanaan tindakan) (Kozier, 1995).
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengidentifikasi sejauh mana faktor-faktor tersebut mempengaruhi gangguan konsep diri pada klien Gagal Ginjal Kronis dengan tindakan dialisa. Peneiitian ini menggunakan metoda deskriptif sederhana dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 31 responden (klien GGK dengan tindakan dialisa yang mengalami gangguan konsep diri di Unit Hemodialisa RSCM Jakarta).
Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut: dari 11 item pertanyaan tentang faktor internal, 58,1% responden berada pada rentang nilai 50-58 dengan nilai rata-ratanya 53,7, yang bermakna bahwa faktor internal berpengaruh terhadap gangguan konsep diri pada klien Gagal Ginjal Kronis dengan tindakan dialisa; dari 9 item pertanyaan tentang faktor eksternal, 83,9% responden berada pada rentang nilai 27-32 dengan nilai rata-ratanya 30,1, yang bermakna bahwa faktor eksternal cukup berpengaruh terhadap gangguan konsep diri pada klien Gagai Ginjal Kronis dengan tindakan dialisa."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5019
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Motivasi adalah penggerak perilaku yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Informasi yang didapat dari unit hemodialisis RSUPNCM hampir tidak ditemukan kasus droup
out pada klien GGK yang menjalani hemodialisis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi klien GGK yang menjalani
hemodialisis seumur hidup. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 responden. Pengambilan
sampel dilakukan secara acak. Alat pengumpul data berupa kuesioner yang terdiri dari 5 data
umum responden dan 12 pertanyaan berkaitan dengan faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi motivasi. Pengambilan data dilakukan pada tanggai 1-2 Januari 2003. Data
yang diperoleh diolah dan dianalisa dengan menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi
sentral. Hasil penelitian menunjukkan ada empat faktor internal yang cukup mempengaruhi
motivasi klien GGK yaitu spiritual, kebutuhan akan dicintai, kebutuhan untuk mempertahankan
diri, dan proses kehilangan. Faktor eksternal yang teridentifikasi cukup mempengaruhi motivasi
klien GGK adalah dukungan perawat, dukungan keluarga, penyuluhan pre hemodialisis,
lingkungan terapeutik, dan tersedianya program. Perlu dilakukan penelitian kembali dengan
menggunakan instrumen iebih lengkap dan melakukan uji reliabilitas dan validitas terhadap alat
ukur instrumen. Penelitian dapat dikembangkan untuk mengetahui sejauh mana faktor-faktor
internal dan eksternal tersebut mempengaruhi motivasi kiien GGK yang menjalani hemodialisis
seumur hidup."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5136
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
klien terhadap pennbahan gambaran diri pada klien Iuka bakar derajat dua “ dan
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengindentifikasi faktor -faktor yang mempengaruhi
penerimaan klien terhadap perubahan gambaran diri pada klien Iuka bakar derajat dua.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif sederhana. Tempat penelitian
yang digunakan adalah Unit Luka bakar RSUPN Cipto Mangunkusumo, dengan jumlah
responden 15 orang klien Iuka bakar derajat dua. Instrumen pengumpulan data berupa
kuisioner yang diolah dari variabel penelitian. Hasil penelitian menggambarkan bahwa
faktor yang lumt berperan dalam penerimaan pembahan gambaran diri klien dipengaruhi
oleh faktor internal yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan dan status sosial dan juga oleh
faktor eksternal yaitu dukungan dari keluarga dan lingkungan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5242
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isna Amalia Mutiara Dewi
"Hipertensi intradialitik merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisis dengan prevalensi kejadian sebesar 38%, kejadian hipertensi intradialitik yang tidak diatasi dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi intradialitik pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis. Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 57 orang. Analisis data menggunakan Chi-square dan Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara transfusi darah saat hemodialiasis (p= 0,001), interdialytic weight gain (IDWG) (p= 0,002), laju ultrafiltrasi (UFR) (p= 0,037) dan pemberian erythropoetin stimulating agents (ESA) (p= 0,048). Hasil analis multivariat regresi logistik berdasar nilai Odd Ratio menunjukkan IDWG ≥ 3% dan transfusi darah saat hemodialisis merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian hipertensi intradialitik pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis. Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu dilakukan intervensi keperawatan terkait pembatasan cairan pada pasien hemodialisis sebagai salah satu upaya pencegahan kejadian hipertensi intradialitik.

Intradialytic hypertension is the most common complication in patients undergoing hemodialysis with a prevalence of 38%, untreated intradialytic hypertension can increase patient morbidity and mortality. This study aims to analyze the factors associated with the incidence of intradialytic hypertension in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy. The design of this research is analytic cross sectional with a sample size of 57 people. Data analysis using Chi-square and Logistic Regression. The results showed that there was a relationship between blood transfusion during hemodialysis (p= 0.001), interdialytic weight gain (IDWG) (p= 0.002), ultrafiltration rate (UFR) (p= 0.037) and the administration of erythropoetin stimulating agents (ESA) (p= 0.048). ). The results of multivariate logistic regression analysis based on Odd Ratio values ​​showed IDWG 3% and blood transfusion during hemodialysis was the most associated factor with the incidence of intradialytic hypertension in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy. Based on the results of this study, it is necessary to carry out nursing interventions related to fluid restriction in hemodialysis patients as an effort to prevent the incidence of intradialytic hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Merida J. D.
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi keikut sertaan pasien gagal ginjal kronik terminal dalam mengikuti program CAPD. Penelitian menggunakan disain deskriptif eksplorasi dengan mengadakan. Studi obsewasi di Rumah Sakit PGI Cikini Jakarta Pusat dengan jumlah responden 20 orang pasien gagal ginjal kronik terminal yang sudah mengikuti program CAPD. Data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan metode statistik tendensi sentral dengan menggunakan indikator mean. Selanjutnya dilakukan penghitungan untuk mengetahui selisih antar skore individu dengan mean. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pasien dengan gagal ginjal terminal yang memilih CAPD sebagai terapi pengganti telah terbukti bahwa dalam mengambil keputusan untuk ikut program CAPD dipenganihi oleh beberapa faktor, antara lain 3 motivasi, persepsi, lingkungan, fasilitas, dukungan dan informasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5092
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harin Hidayahturochmah
"Pasien penyakit ginjal kronis stadium 1-4 berisiko mengalami gagal ginjal terminal. Laju penurunan fungsi ginjal pada populasi tersebut dapat diperlambat dengan perilaku manajemen diri yang baik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku manajemen diri pasien berisiko gagal ginjal terminal. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional terhadap 129 pasien penyakit ginjal kronis stadium 1-4 di RSUP Fatmawati Jakarta. Sampel diperoleh dengan teknik consecutive sampling. Hasil analisis regresi liner berganda menunjukkan durasi penyakit, stadium penyakit, status pekerjaan, jumlah penyakit penyerta, peranan petugas kesehatan, tingkat penegtahuan manajemen diri, dan efikasi diri menjadi faktor determinan perilaku manajemen diri pasien berisiko gagal ginjal terminal (p=0,000; r=0,781; R2=0,587). Faktor yang paling dominan adalah efikasi diri (p=0,000; r=0,495) setelah dikontrol oleh variabel lain. Efikasi diri yang baik dapat meningkatkan perilaku manajemen diri. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan perilaku manajemen diri dengan meningkatkan efikasi diri, pengetahuan, dan peran petugas kesehatan dalam pelayanan kesehatan.

Early stage chronic kidney disease (CKD) patients are at risk of developing end stage kidney disesae (ESKD). The decline of kidney function can be delayed by an adequate self-management behavior. Purpose of this study was to analyze factors associated with self-management behavior of patients at risk ESKD. This study was conducted using cross-sectional design of 129 patients at stage 1-4 CKD in Fatmawati Hospital, Jakarta. Samples were obtained by consecutive sampling technique. The results of multiple linear regression showed duration of CKD, stage of CKD, occupational status, number of comorbidities, role of health workers, level of self-management knowledge, and self-efficacy as determinants of self-management behavior in patients at risk of ESKD (p = 0,000; r = 0,781 ; R2 = 0.587). The most dominant factor is self-efficacy (p = 0,000; r = 0,495) after being controlled by other variables. A good self-efficacy can enhance self-management behavior. Health services need to improve self-management behavior patients at risk of developing ESKD by increasing self-efficacy, knowledge, and the role of health workers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Romauli
"Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana persepsi klien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis terhadap perubahan citra diri.
2. Tujuan Khusus:
a. Diketahuinua persepsi klien mengenai penyakitnya terhadap perubahan citra diri.
b. Diketahuinya persepsi klien mengenai penatalaksanaan hemodialisis terhadap perubahan citra diri."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5790
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Leo
"Hemodialisis (HD) dapat memicu terjadinya hipoglikemia intradialisis. Insidensi terjadinya hipoglikemia intradialisis cukup sering ditemui pada pasien rawat inap. Hipoglikemia intradialisis dapat mengakibatkan komplikasi lebih lanjut, memperpanjang lama rawat bahkan dapat menyebabkan kematian intradialisis. Hipoglikemia intradialisis dapat disebabkan oleh banyak faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian hipoglikemia intradialisis dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipoglikemia intradialisis pada pasien gagal ginjal rawat inap yang menjalani HD. Penelitian ini merupakan penelitian obervasional (non eksperimental) dengan rancangan kuantitatif deskriptif-analitik dengan pendekatan potong lintang, melibatkan 266 pasien HD yang dirawat inap. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan Regersi Logistik Ganda. Hasil penelitian ini mendapatkan sebanyak 54,1% subjek penelitian mengalami hipoglikemia intradialisis, dengan 39,6% diantaranya tanpa disertai tanda dan gejala hipoglikemia serta 38,2% mengalami hipoglikemia berulang. Waktu kejadian hipoglikemia intradialisis paling tinggi terjadi pada jam ke-2 intradialisis dengan rerata penurunan kadar gula darah pada jam pertama intradialisis sebesar 37,9 mg/dl ± 53,7 standar deviasi. Terdapat pengaruh yang signifikan antara ultrafiltration goal, sakit DM, hipertensi, asupan nutrisi, terapi obat anti diabetik, dan terapi β Bloker dengan kejadian hipoglikemia intradialisis (p < 0,05; α 0,05). Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian hipoglikemia intradialisis adalah asupan nutrisi dengan nilai OR 6,113. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar pemeriksaan gula darah intradialisis dilakukan secara rutin dan upayakan asupan nutrisi adekuat pada pasien HD, terutama pada pasien yang memiliki risiko tinggi.

Hemodialysis (HD) induces intradialytic hypoglycemia. The incidence of intradialytic hypoglycemia commonly occurred in hospitalized patients. Inpatient intradialytic hypoglycemia leads to further complications, prolongs the length of stay, and even causes intradialytic death. Intradialytic hypoglycemia is caused by many factors. This study aims to identify the incidence of intradialytic hypoglycemia and analyze the influencing factors of the occurrence of intradialytic hypoglycemia in inpatients with renal failure undergoing HD. This study used a descriptive-analytical quantitative design with a cross-sectional approach and recruited 266 inpatients who undergoing HD. Data analysis used the Chi-Square test and Multiple Logistic regression. This study’s result found that 54.1% of the subjects experienced intradialytic hypoglycemia, where 39.6% of subjects had no signs and symptoms, and 38.2% of subjects experienced recurrent hypoglycemia. The highest incidence of intradialytic hypoglycemia occurred in the 2nd hour of intradialytic, with an average decrease in blood glucose levels in the first hour of intradialytic of 37.9 mg/dl (SD± 53.7). There were significant effects between the ultrafiltration goal, diabetes mellitus, hypertension, nutritional intake, anti-diabetic, and beta-blocker therapy with intradialytic hypoglycemia (p < 0.05; α 0.05). The most influencing factor of intradialytic hypoglycemia incidence was nutritional intake, with OR value of 6.113. Based on this study’s result, it is recommended to conduct continuous blood glucose monitoring during hemodialysis, and also monitor nutritional intake among those patients, especially in high-risk patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahran
"ABSTRAK
Salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien saat menjalani
hemodialisis adalah hipotensi intradialisis. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipotensi
intradialisis pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis.
Desain penelitian adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 81 pasien
hemodialisis. Analisa data menggunakan koefisien kontingensi, spearman dan
regresi logistic. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna
antara riwayat penyakit jantung, pertambahan berat badan antara waktu
hemodialisis dan kadar albumin dengan kejadian hipotensi intradialisis (p < 0,05).
Variabel independen yang paling berpengaruh terhadap kejadian hipotensi
intradialisis adalah riwayat penyakit jantung dengan OR = 3,525. Penelitian ini
merekomendasi perawat untuk meningkatkan skrining terhadap faktor-faktor
yang dapat mengakibatkan hipotensi intradialsis pada pre, intra dan post
hemodialisi, memberikan edukasi tentang retriksi cairan dan diet serta melengkapi
catatan medis pasien.

ABSTRACT
One of the most common complications of chronict kidney disease patients
undergoing hemodialysis is intradialytic hypotension. This study aims to identify
the factors that influence the occurrence of intradialytic hypotension in patients
with end stage renal failure undergoing hemodialysis. The study design was cross
sectional recruited of 81 patients of hemodialysis patients. Data were analyzed
using contingency coefficient , spearman and logistic regression. The results
showed a significant relationship between history of heart disease, intradialytic
weight gain and albumin levels and the incidence of intradialytic hypotension (p
<0.05). The most influence variables that influence on incidence of intradialytic
hypotension was history of heart disease with OR=3.525. Nurses have to increase
their capability in monitoring factors that influence intradialytic hypotension
especially in pre, intra, and post hemodilaytic, giving education about water and
dietary consumption. to increase their capability in the provision of nursing care
for hemodialysis patients."
2016
T45544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Taruli Loura
"ABSTRAK
Latar Belakang: Gagal ginjal terminal dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh, termasuk sistem respirasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui kapasitas difusi paru terhadap karbon monoksida DLCO pada pasien hemodialisis kronik dan menghubungkannya dengan berbagai faktor demografis dan klinis serta spirometri. Metode: Studi potong lintang ini dilakukan pada pasien hemodialisis kronik berusia ge;18 tahun, stabil dalam 4 minggu terakhir, tidak memiliki riwayat penyakit paru dan jantung sebelumnya. Spirometri dan pemeriksaan DLCO dilakukan dalam kurun waktu 24 jam setelah hemodialisis.Hasil: Terdapat 40 subjek yang sebagian besar adalah laki-laki 67,5 , median usia 51 tahun dan bukan perokok 55 . Rerata indeks massa tubuh IMT 22,6 3,9 kg/m2, Hb 9,5 1,3 g/dl, median dialysis adequacy 1,62 dan durasi hemodialisis 31,5 bulan. Penyebab terbanyak gagal ginjal terminal adalah hipertensi 62,5 . Sesak napas dialami oleh 20 subjek. Prevalens penurunan DLCO adalah 52,5 dengan derajat ringan-sedang. Sebanyak 47,5 subjek mengalami restriksi dan 5 mengalami obstruksi pada pemeriksaan spirometri. Terdapat hubungan antara riwayat merokok dan penurunan DLCO dengan odds ratio 4,52 95 IK 1,04 ndash; 19,6 serta antara gangguan restriksi dan penurunan DLCO dengan odds ratio 5,58 95 IK 1,29 ndash; 23,8 . Diperkirakan terdapat gangguan parenkim paru yang menyebabkan restriksi dan menghambat difusi.Kesimpulan: Penurunan kapasitas difusi paru pada pasien hemodialisis kronik cukup sering terjadi meskipun tidak selalu disertai keluhan sesak napas. Faktor risiko penurunan DLCO adalah riwayat merokok dan gangguan restriksi pada spirometri.Kata Kunci: DLCO, hemodialisis, kapasitas difusi paru

ABSTRACT
Background End stage renal disease affects all systems in human including respiratory system. This study aimed to discover the lung diffusion capacity of carbon monoxide DLCO in chronic hemodialysis patients and to discover its relation to several demographic and clinical factors, as well as spirometry parameters.Method This was a cross sectional study among chronic hemodialysis patients aged ge 18 years old, clinically stable in the last 4 weeks without prior history of lung and cardiac disorder. Spirometry and DLCO examination were performed in the span of 24 hours after hemodialysis.Results There were 40 subjects analyzed. Majority of them were male 67.5 , median age 51 years old and non smoker 55 . Mean Body Mass Index BMI 22.6 3.9 kg m2, Hb 9.5 1.3 g dl, median dialysis adequacy 1.62 and hemodialysis duration of 31.5 months. Hypertension was the most common underlying disease. Some 20 of subject had varying degrees of dyspnea. Prevalence of DLCO reduction was 52.5 with mild to moderate degree. Restrictive spirometry pattern was evident in 47.5 and obstructive pattern in 5 of subjects. There was a significant relation between DLCO reduction with smoking history OR 4.52 95 CI 1.04 ndash 19,6 , also with restrictive disorder OR 5.5 95 CI 1.29 ndash 23.8 . Reduction of DLCO in restrictive subjects was related to the diminished alveolar volume VA . This VA reduction was not compensated by the increase of KCO, therefore we suspect a lung parenchymal disorder that inhibit diffusion. There was no correlation between DLCO reduction with gender, age, BMI, dialysis adequacy, hemodialysis duration, underlying disease and MMRC score. Conclusion Reduction of lung diffusion capacity in chronic dialysis patients is common although not accompanied with dyspnea. Risk factors for DLCO reduction are smoking history and restrictive disorder in spirometry. "
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>