Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarifah Nur Annisa
"Konvergensi teknologi digital dan konvergensi perusahaan menuntut perusahaan untuk melakukan diferensiasi layanan dan produk agar bisa bertahan hidup dan memaksimalkan keuntungan sehingga muncullah konvergensi layanan. Dalam konvergensi layanan, penyedia layanan melebarkan sayap ke area yang lebih luas lagi dalam mencari cara untuk memenuhi permintaan konsumennya. Fokus para perusahaan telekomunikasi yang bekerja sama dengan penyedia layanan bukan lagi hanya pada suara, melainkan juga pada video, siaran televisi kabel, hingga konten-konten lainnya, seperti aplikasi. Berdasarkan laporan dari Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) dan Information Communications Technology Knowledge Transfer Network (ICT KTN), diturunkan beberapa rumusan hal-hal yang perlu dicapai oleh suatu negara atau perusahaan untuk mewujudkan konvergensi layanan. Dengan menggunakan contoh Speedy sebagai penyedia layanan Internet terbesar di Indonesia, tulisan ini berusaha melihat sejauh mana Indonesia mewujudkan konvergensi layanan, merujuk pada kedua laporan tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Indonesia memang belum berhasil mewujudkan konvergensi layanan secara utuh karena kondisi infrastrukturnya yang belum siap, namun sebenarnya sudah memiliki tanda-tanda ke arah konsep tersebut.

To survive the industry, digital technology and company convergence require companies to do some change by establishing products and services differentiation. Therefore, another convergence that is called service convergence emerges. In service convergence, service providers expand their area of service to meet their customers’ requirements. Telecommunication companies, together with service providers, have shifted their focus from only focusing on sound to a more broad area, such as video, cable television broadcasting, and other contents, such as applications. According to Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) and Information Communications Technology Knowledge Transfer Network (ICT KTN), there are important things that is required to be done for a country or company to reach out service convergence. Using Speedy as the biggest Internet service provider in Indonesia, this paper manages to see to what extent Indonesia has reached service convergence. The result shows that due to the infrastructure, Indonesia has not been succeeded to reach out the whole means of service convergence. However, Indonesia basicly has already had the indication to reach what a country needs to reach service convergence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pima Ratih Retno Wulandari
"Inovasi dalam komunikasi organisasi abad sekarang ini adalah dibutuhkannya aliran informasi dalam organisasi yang bisa mengalir lancar ke seluruh bagian organisasi, atau ke bagian-bagian tertentu saja dan mampu berbagi informasi antar divisi secara lebih mudah. Intinya efektivitas dan efisiensi organisasi dari semua segi. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. merespon inovasi baru tersebut dengan mengadopsi teknologi komunikasi intranet berbasis web pada tahun 1998 sebagai media komunikasi internal perusahaan. Berawal dari asumsi bahwa teknologi tidak bebas nilai, dalam arti setiap terjadinya proses transfer teknologi berarti juga membawa nilai-nilai ideologi, dan budaya dari tempat asalnya yang berpengaruh terhadap praktek dari teknologi tersebut. Penelitian ini mencoba menggambarkan proses pemahaman budaya terhadap teknologi yang diadopsi berkaitan dengan budaya organisasi yang telah melekat pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Landasan teoritik yang digunakan dalam penelitian ini adalah adopsi teknologi komunikasi dalam organisasi serta implementasi teknologi komunikasi dalam organisasi. Bahwa proses pembuatan keputusan oleh organisasi dalam mengadopsi suatu inovasi tergantung pada beberapa hal, begitu juga tipe budaya organisasi dalam mengadopsi suatu inovasi berbeda-beda satu sama lain. Aspek teknikal, aspek organisasi, dan aspek budaya merupakan hal utama yang harus diperhatikan organisasi dalam melaksanakan proses pelembagaan teknologi dalam organisasi, yaitu ditanamkannya norma-norma, nilai-nilai dan budaya yang selalu terkait dengan pengenalan suatu teknologi dalam budaya organisasi.
Pada landasan metodologis, secara Ontologis bersifat relativism bahwa proses adopsi teknologi komunikasi Intranet dalam suatu budaya organisasi, selalu mengalami kesenjangan baik secara teknikal, organisasi, maupun budaya tergantung pada pemahaman budaya masing-masing individu. Secara Epistemologi, bersifat transactionalist atau subjectivist peneliti melakukan observasi mendalam sekaligus secara interaktif menggali realitas-realitas yang tersembunyi, secara Aksiologis peneliti diposisikan sebagai fasilitator juga berdasar pada nilai, etika, dan pilihan moral yang merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian, dan secara Metodologis bersifat reflectivity dan dialektical selain melakukan pengamatan, peneliti mencoba melakukan empati dan interaksi dialektis. Dan kualitas penelitian ditentukan oleh sejauh mana penelitian ini merupakan refleksi otentik dari realitas yang dihadapi oleh para pelaku sosial.
Data dalam penelitian ini mencakup beberapa data primer dan sekunder dalam berbagai tingkatan informasi ; wawancara mendalam dan terstruktur, analisis dokumen, dan penelusuran informasi di www.telkom.co.id dan www.intranet.telkom.co.id. Data yang penulis dapatkan diinterpretasikan dalam perspektif constructivism.
Dari hasil penelitian proses adopsi teknologi komunikasi intranet, Telkom termasuk kedalam kategori organisasi yang inovatif terhadap perkembangan inovasi teknologi baru, hanya sayangnya seringkali tidak disertai dengan pemahaman yang baik mengenai aspek budaya yang menyertainya. Sementara budaya organisasi di PT. Telkom disatu sisi sangat membantu tercapainya proses pelembagaan adopsi teknologi intranet namun disisi lain juga terdapat budaya-budaya organisasi yang masih menjadi penghambat. Mengenai pemanfaatan www.intranet.telkom.co.id sebagai media baru dalam organisasi di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. ternyata sangat beragam hasilnya. Faktor kebijakan pimpinan merupakan faktor paling dominan yang menyebabkan ketimpangan pemanfaatan media intranet tersebut, disamping faktor-faktor seperti unit kerja dan tingkat pendidikan karyawan.
Akhirnya, dari penelitian yang telah dilakukan, penulis merekomendasikan untuk penelitian berikutnya lebih terfokus pada faktor budaya organisasi terkait dengan kepemimpinan yang sangat dominan mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu inovasi di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
(x + 141 halaman, 23 buku, 6 artikel )"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Syahreza
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roze, Maris
New Jersey: Prentice-Hall, 2002
808.066 ROZ t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sides, Charles H., 1952-
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1992
808.066 6 SID h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Boston: Irwin, 1995
601.4 TEC (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hardjito
"Internet diyakini oleh banyak pihak, terutama kalangan pendidik, merupakan salah satu media alternatif yang mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Keyakinan tersebut didasarkan oleh hasil berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa sebagai media pembelajaran, karena sifat dan karakteristiknya, internet mampu meningkatkan prestasi dan kualitas pengetahuan peserta didik. Dengan demikian tidaklah berlebihan apabila internet nantinya diharapkan bisa didayagunakan secara luas dalam lingkungan pendidikan, dalam suatu sistem kegiatan belajar mengajar yang terpadu.
Untuk merancang sistem tersebut agar berdayaguna dan tepat sesuai sasaran, perlu diawali dengan adanya pengetahuan tentang target sasaran yang dalam hal ini adalah peserta didik. Pengetahuan tentang sasaran yang hendak dituju, paling tidak mencakup pengetahuan tentang motif mereka menggunakan internet, tingkat kepuasan mereka yang mereka dapatkan, karakteristik mereka baik berdasarkan aspek demografi maupun psikografi dan pola hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan internet.
Hasil penelitian yang dilakukan di 8 SMU dan SMK DKI dengan total sampel 210 siswa ini, menunjukkan ada tujuh faktor motif dalam penggunaan internet, yaitu motif untuk keperluan pendidikan (eigenvalue =2,176, alpha = 0,7350) , berkomunikasi (eigenvalue = 1,858, alpha = 0,7539), mendapatkan berita dan informasi (eigenvalue = 4,113, alpha = 0,7312), mencari hiburan (eigenvalue = 1,747, alpha = 0,6980), sebagai perintang waktu (eigenvalue = 7,024, alpha = 0,7035), untuk mengambil berbagai materi yang mereka perlukan (eigenvalue = 3,704, alpha = 0,6869) dan sebagai pelarian dari kesibukan ataupun berbagai masalah yang sedang mereka hadapi (eigenvalue = 1,560, alpha = 0,7039). Kemudian ketika ketujuh motif tersebut disederhanakan, ada dua faktor dasar yang merupakan motif siswa menggunakan internet, yaitu untuk keperluan mendapatkan hiburan (eigenvalue = 6,988, alpha = 0,8256) dan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan (eigenvalue = 3,977, alpha = 0,8111).
Kemudian pengujian terhadap motif menggunakan internet (gratifications sought) dengan kepuasan yang didapat (gratifications obtained), menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (R = 0,685: R Square = 0,485; Sig. = 0,000). Hal itu menunjukkan bahwa penggunaan internet mampu memenuhi harapan responden dengan memberikan kepuasan atas apa yang mereka harapkan.
Penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan sifat atau karakteristik responden dari aspek demografi yang meliputi jender, kelas, dan jenis sekolah. Kemudian berdasarkan aspek "psikografi". secara signifikan (sig. = 0,000) membedakan responden dalam lima kelompok yaitu kelompok pencari hiburan yang menggunakan internet hanya sebagai untuk mendapatkan kesenangan, kelompok eksploratorif dengan ciri senang melakukan eksplorasi dan mencoba-coba, kelompok santai yang anggotanya mempunyai kecenderungan santai-santai saja, kelompok gaul yang memiliki ciri kuat dalam hal berkomunikasi dengan orang lain, dan kelompok pembelajar yang memiliki kecenderungan tinggi untuk senantiasa melakukan berbagai aktivitas belajar.
Berdasarkan pengujian terhadap model hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan internet, menunjukkan bahwa level institusi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap model. Pengujian dengan fit coefficient secara pasti menunjukkan bahwa pola hubungan kelompok yang mendapatkan dukungan institusi adalah signifikan sedangkan pola hubungan kelompok yang kurang mendapatkan dukungan dari institusi terbukti tidak signifikan.

Model of Inter-relating Factors that influence the Use of Internet: Survey on the Motivations for Using Internet by Senior High and Vocational School Students in Special Territory of JakartaIt is believed by most people, especial), in educational environment, that Internet is one of the alternative media that has a wide potential to be used as an educational media. The belief based on the result of many experiments indicates that as an educational media, because of its characteristic, the Internet can improve students? achievement and quality. So that, it is true that Internet, in the future, can be used widely in the educational environment, in a completely teaching and learning process.
To design the system effectively as the demand, it should be begun by the knowledge of target, in this case is student. Minimum target knowledge is about their motivation in using the Internet, satisfaction, characteristic on demography and psychology, and factor relationship that influence the using of the Internet.
Result of research that has be done in 8 SMU and SMK DKI with the total sample of 210 students, indicate that there are seven factors of motivation in using internet, such as: motivation for education needed (eigenvalue=2,176, alpha =0,7350), communication reason (eigenvalue=1,858 alpha=0,7539) getting news and information (eigenvalue=4,113, alpha=0,7312) searching entertainment (eigenvalue=1,747, alpha=0,6980), pastime (eigenvalue=7,024, alpha=0,7035), getting specific material (eigenvalue=3,704, alpha=0,6869), and for running out of their own personal problem (eigenvalue=1,560, alpha=0,7039). Than, when the seven motivation is simplified, there are two factors for student in using Internet, such as for getting entertainment (eigenvalue=6,988, alpha=0, 8256) and getting knowledge (eigenvalue=3,977, alpha=0, 81 i 1).
This research tells that there is a significant relationship between motivation in using Internet (gratification sought) and satisfaction obtained (gratification obtained) (R = 0,685: R Square = 0,485; Sig. = 0,000). That case indicates that the Internet gives satisfaction to the user/respondent in getting information needed.
This research also indicates that there are characteristic differences of the respondents on the aspects of demography that cover gender, grade, and type of school. Base on the Psychography, significantly (sig. = 0,000) divided respondents to five groups such as entertainment searching that use the internet only for getting pleasure, explorative group with the characteristic that they inclined exploring and trying, relax group with its members inclined not too serious, "gaul" group with the characteristic that they actively communicate with another people, and educational group that is willing to create an educational environment.
Factor in an institution level, the highest influent is contributed of educational organizer from the school, foundation until the related directorate. The experimental fit coefficient indicate that the model of internet use on group that has a support from institution is significant, and the model of internet use on group that has a little bit support from institution is not significant.
"
2001
T2269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhisa Azaliah
"Konvergensi intensitas energi merupakan suatu alat bantu dalam menilai efektifitas kebijakan dalam mengurangi intensitas energi. Studi ini menganalisis konvergensi intensitas energi di Indonesia berdasarkan data panel 33 provinsi untuk periode 2008-2015 dengan mengukur konvergensi sigma, konvergensi beta absolut dan kondisional. Untuk mengukur kebergantungan spasial dari intensitas energi maka dalam pengukuran konvergensi beta digunakan metode ekonometrika spasial. Hasil empiris menunjukkan bahwa terdapat bukti dari kedua konvergensi beta absolut dan kondisional tetapi tidak dengan konvergensi sigma. Variabel-variabel yang mendorong terjadinya konvergensi intensitas energi seperti pendapatan provinsi, peran industri menufaktur, peran perdagangan internasional, FDI dan kepadatan penduduk. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa menggunakan teknologi industri yang lebih efisien, menarik investasi asing kepada sektor non-industri, mengembangkan ekspor dari sektor yang sedikit menggunakan energi merupakan kebijakan yang dapat dikembangkan. Selain itu dorongan dari dampak limpahan spasial mengindikasikan bahwa intensitas energi dari suatu provinsi turut berkontribusi pada intensitas energi provinsi tetangganya. Oleh karena itu, koordinasi antar daerah berperan besar dalam mendorong penggunaan energi lebih bijaksana.

Energy intensity convergence is a tool to assess the effectiveness of policies in reducing energy intensity. This study analyzes the convergence of energy intensity in Indonesia based on panel data of 33 provinces for the period 2008-2015 by measuring sigma convergence, absolute and conditional beta convergence. To measure the spatial dependence of energy intensity, spatial econometric are used in the measurement of beta convergence. Empirical results show that there is evidence of both absolute and conditional beta convergence but not with sigma convergence. Variables that encourage the convergence of energy intensity such as provincial income, the role of manufacturing industries, the role of international trade, FDI and population density. From the analysis, it found that using more efficient industrial technology, attracting foreign investment to non-industrial sectors, developing exports from sectors that use less energy are policies that can be developed. In addition, the encouragement of the effects of spatial spillover effect indicates that the energy intensity of a province contributes to the energy intensity of neighboring provinces. Therefore, coordination between regions plays a major role in encouraging wiser use of energy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
Tulisan ini membahas tentang kemunculan teknologi 4G-LTE di Indonesia dan tantangan konvergensi mediadi Indonesia, dimana pada saat ini teknologi 4G-LTE mulai diterapkan di Indonesia, khususnya kawasanJabodetabek sejak 2013 yang lalu. Kecepatan bandwith koneksi Internet dengan menggunakan teknologi4G-LTE yang konon mampu mencapai 10 kali lipat kecepatan akses 3G mendorong penerapan konvergensimedia di Indonesia. Kemunculan teknologi 4G-LTE membuka kesempatan luas bagi munculnya media-mediabaru di Indonesia dan memberikan tantangan untuk melakukan konvergensi media yang telah ada. Khalayakcukup memiliki satu perangkat dengan teknologi 4G-LTE untuk mengakses semua bentuk komunikasinirkabel dan semua bentuk media massa yang ada saat ini. Tipe penelitian menggunakan interpretatif kualitatif.Fokus penelitian ini adalah analisis isi pada pemberitaan mengenai penerapan teknologi 4G LTE diIndonesia dan konvergensi media dalam kurun waktu satu tahun terakhir (November 2013 – Oktober 2014)pada media online Kompas Tekno. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis isi denganparadigma atau pendekatan konstruksionis. Penelitian ini menggunakan pendekatan Analisis wacana modelKrippendorff yang mencoba mengungkapkan nilai-nilai (values) yang berkembang dalam pemikiran pembuatteks untuk memberikan informasi atau wawasan tentang sesuatu hal yang prinsipil yang disampaikansecara tidak langsung."
384 JKKOM 3:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zobel, Justin
London: Springer, 2014
808.066 6 ZOB w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>