Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153308 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarom Mahdi
"Penelitian ini merupakan sebuah analisis mengenai bagaimana bentuk ideologi gender di dalam salah satu dongeng Rusia yang berjudul: Пойди туда, не знаю куда, принеси то, не знаю что/Pojdi Tuda, Ne Znaju Kuda, Prinesi To, Ne Znaju Chto/Pergi ke sana, aku .tidak tahu di mana, membawanya, tidak tahu apa.
Dalam penelitian ini tokoh-tokoh utama dalam dongeng tersebut akan dianalisis dengan teori-teori gender, salah satunya adalah teori gender menurut Simone de Beauvoir mengenai stereotip gender. Dalam dongeng tersebut tokoh-tokoh utamanya dikaitkan dengan stereotip-stereotip maskulin-feminin. Hal tersebut dapat dilihat sebagai salah satu bentuk penggederan. Melalui dongeng tersebut, laki-laki dan perempuan diberi acuan bagaimana mereka harus mendefinisikan diri sebagai seorang laki-laki atau perempuan, khususnya di Rusia.

This research is an analysis of the form of gender ideology in the one of the Russian fairy tale entitled: Пойди Туда, Не Знаю Куда, Принеси То, Не Знаю Что / Pojdi Tuda, Ne Znaju Kuda, Prinesi To, Ne Znaju Chto / Go I Know Not Whither And Fetch I Know Not What.
In this study the main characters in the tales will be analyzed by gender theories, one of which is gender theory by Simone de Beauvoir about gender stereotypes. In the fairy tale main characters associated with stereotypes of masculine-feminine. This can be seen as a form of gendering. Through this tale, men and women were given guidance on how they should define themselves as a man or a woman, especially in Russia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aksenov, Vasiliy
"Buku yang berjudul Zhal', sto vas ne bylo s nami ini ditulis oleh Vasilij Aksenov; editor, V. P. Solntseva; teknik editor, I. M. Minskaya; korektor, L. E. Kazakevich dan M. F. Pokrovskaya. Buku ini berisikan bebeapa cerita dalam bahasa Rusia."
Moskwa: Sovetskij Pisatel, 1969
RUS 891.7 AKS z
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sokolova, Galina Pavlovna
"Buku yang berjudul Chastitsy ne, ni i drugie : izuchenie v shkole ini ditulis oleh Galina Pavlovna Sokolova; editor, T. Z. Trapeznikova; teknik editor, K. I. Zhilina; korektor, V. V. Vinokurova. Buku ini membahas linguistik bahasa Rusia, khususnya partikel dalam bahasa Rusia."
Leningrad: Prosveshhenie, 1969
RUS 491.7 SOK c
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ivanova, Vera Fedorovna
"Buku yang berjudul Trudnye sluchai upotrebleniya i pravopisaniya chastits ne i ni ditulis oleh Vera Fedorovna Ivanova; editor, N. M. Remennikova; teknik editor, M. S. Drannikova; korektor, N. I. Kotelnikova. Buku ini membahas tentang perbedaan partikel "ne" dan "ni" dalam bahasa Rusia."
Moskwa: Uchebno-pedagogicheskoe, 1962
RUS 491.7 IVA t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Koneckij, Viktor
"Buku yang berjudul Никто пути пройденного у нас не отберет = Nikto puti projdennogo u nas ne otberet ini ditulis oleh Viktor Konetskij. Buku ini merupakan sebuah buku karya sastra dalam bahasa Rusia. Di dalam buku ini terdapat beberapa cerita dan penggalan puisi-puisi dari sastrawan terkenal Rusia."
Moskwa: Knizhnaya Palata, 1989
RUS 891.7 KON n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zafir Salim Ardi
"Skripsi ini membahas tentang penggambaran passionate love yang terdapat dalam puisi Какая ночь! Я не могу/Kakaya noch! Ya ne magu/Oh malam! Aku tak mampu dan Ты меня не любишь, не жалеешь/Ty menya ne lyubish?, ne zhaleesh?/Kau tidak mencintaiku, tidak menyesal karya Sergey Alexandrovich Esenin. Dengan menggunakan teori strukturalisme-semiotik, peneliti melihat gambaran passionate love di dalam kedua puisi tersebut adalah seperti hilangnya perasaan cinta dari tokoh ?aku? kepada perempuan yang sedang bersamanya dan juga perasaan sedih saat cintanya tidak bersambut oleh perempuan yang dicintainya.

This study is discussing about the depiction of passionate love in poetries Какая ночь! Я не могу/Kakaya noch! Ya ne magu/Oh, The Night! I unable and Ты меня не любишь, не жалеешь/Ty menya ne lyubish?, ne zhaleesh?/You don?t love me, you don?t regret by Sergey Alexandrovich Esenin. The resercher used structuralism-semiotic theory to see the depiction of passionate love at both poetries. As example, ?I? is losing his love towards his lover and the sad feelings when the one who ?I? love is not answering his love.;"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasja Louisa Kurniawan
"Pada masa perfilman Prancis kontemporer muncul banyak film yang dibuat oleh sutradara-sutradara perempuan. Film karya sutradara perempuan ini memberikan pemahaman baru dalam ranah perfilman Prancis karena menyajikan film dari sudut pandang perempuan. Biasanya, tema yang diangkat dalam sinema perempuan seputar diskriminasi dan ketidaksetaraan gender. Film Je Ne Suis Pas Un Homme Facile merupakan film bertema gender. Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan kritik terhadap ketidaksetaraan gender dalam film Je ne suis pas un homme facile karya Eleonore Pourriat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan didukung oleh teori kajian film dari Joseph Boggs dan Dennis Petrie untuk menganalisis struktur film. Setelah itu, analisis ini akan diperdalam dengan mengaitkan ketidakadilan yang dialami tokoh dengan teori objektivikasi dari Martha C. Nussbaum dan teori dekonstruksi dari Jacques Derrida. Hasil analisis ditemukan adanya objektivikasi terhadap pihak yang mendapatkan peran gender feminin dalam film. Objektivikasi ini membantu Damien mendekonstruksi pemikirannya mengenai perempuan yang mengarah ke usaha penyetaraan gender. Film ini berusaha menunjukkan bahwa dekonstruksi dari posisi pihak maskulin dalam masyarakat pun tidak menciptakan dunia ideal selama peran gender maskulin dan feminin masih berlaku dalam masyarakat.

During contemporary French cinema period, there were many films made by female directors. These films provide a new understanding because the films narate from a women's point of view. Usually, the themes revolve around gender discrimination and inequality. Je Ne Suis Pas Un Homme Facile is a gender-themed film. This study aims to present critique on gender inequality on the film Je ne suis pas un homme facile by Eleonore Pourriat. The research is using a qualitative method and is supported by the theory of film studies from Joseph Boggs and Dennis Petrie to analyze the structure of the film. The analysis will be deepened by linking the injustices experienced by the characters with the objectification theory of Martha C. Nussbaum and the deconstruction theory of Jacques Derrida. The results found that there was objectification given to those who received feminine gender roles in the film. This objectification helps Damien deconstruct his thinking about women which leads to gender equality efforts. This film tries to show that the deconstruction of the position of the masculine gender roles in society does not create an ideal world as long as the masculine and feminine gender roles are still valid in society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Lukman Putra Ardian
"Skripsi ini membahas mengenai perubahan watak tokoh Barnaby "Barney" Stinson yang merupakan salah satu tokoh utama dalam serial televisi How I Met Your Mother karya Carter Bays dan Craig Thomas dari seorang total jerk menjadi true lover. Di dalam perjalanan perubahan watak dari tokoh ini terdapat isu stereotyping gender yang cukup kental yang dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang berada di sekitar Barney Stinson. Akan tetapi, eksistensi dari humor atau komedi yang menjadi genre serial televisi ini memperhalus tersampaikannya stereotyping gender kepada penonton. Selain itu, adanya humor juga menciptakan ambivalensi dalam memaknai tingkah laku Barney. Mengingat pada saat yang sama Barney Stinson menjadi tokoh yang dikritisi dan juga ditertawakan.

This study discuses the change of personality of Barnaby Barney Stinson character who is one of the main characters in the TV series How I Met Your Mother created by Carter Bays and Craig Thomas from a total jerk to a true lover. Within this change, there are many gender stereotypes that can be seen from characters around Barney. However, the existence of humor or comedy which is the genre of this TV series refines the penetration of gender ideologies toward viewers. Besides that, the existence of humor also creates an ambivalence regarding Barney?s attitude. In a same time, Barney Stinson becomes a character that is criticized and also laughed at."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam melakukan penelitian, metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan dan menganalisa film ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu bagaimana skema aktansial yang ada dalam film The Book of Life (2014) digambarkan dengan menggunakan pendekatan semiotika naratif dari Greimas. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari ideologi gender dalam film ini dengan menganalisa dua adegan dengan menggunakan pendekatan tersebut. Pendekatan ini kemudian akan disandingkan dengan beberapa penelitian tentang ideology gender dalam film untuk melihat apakah film ini, sebagai film yang baru diproduksi, membawa ideologi gender yang baru. Setelah analisis dilakukan, diketahui bahwa film ini gagal untuk membawa ideologi gender yang baru dalam film animasi. Meskipun pada awalnya karakter wanita utama dalam film ini terlihat memegang kendali akan hidupnya sendiri, pada akhir film, ia ternyata jatuh pada penggambaran tentang wanita yang sama seperti yang ada di film animasi lainnya.
In doing the research, qualitative method is used to describe and analyse the movie. The aim of this research is to find out how the actantial scheme in the movie The Book of Life (2014) is depicted by using Greimas‟ narrative semiotics approach. Besides that, it also aims to discover the gender ideology in this movie by analysing two selected scenes using the approach. The approach later is matched with some studies of gender ideology in movies to see whether this movie, as a newly-produced movie, brings a fresh gender ideology. After the analysis is done, it is found that this movie fails to give new gender ideology in animated movies. Though at first the lead female character seems to be in charge of her own life, at the end of the movie, she falls under the same gender portrayal of women in other animated movies."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Aria Ramadhani
"Prancis adalah negara modern dengan beragam masalah sosial dan populasi yang kompleks. Beberapa masalah di antaranya terkait isu kesetaraan gender, yang meningkat seiring dengan munculnya berbagai gerakan seperti #MeToo atau #BalanceTonPorc. Salah satu sutradara Prancis, Éléonore Pourriat, telah membuat beberapa film yang secara tematis membahas berbagai masalah ketidakadilan gender, seperti pelecehan seksual. Sebagai media, film berperan penting dalam konstruksi persepsi dan kesan tentang kondisi sosial suatu masyarakat. Melalui salah satu filmnya berjudul Je ne suis pas un homme facile, Pourriat memperlihatkan gambaran jika laki-laki menjadi target diskriminasi dan pelecehan di dunia dalam matriarkal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan struktur dramatik Gustav Freytag, unsur sinematik Boggs dan Petrie untuk menganalisis strategi naratif dan sinematografis, dan konsep androsentrisme oleh Charlotte Perkins Gilman untuk menganalisis gugatan atas androsentrisme dan gynosentrisme yang dihadirkan dalam film Je ne suis pas un homme facile. Hasil analisis menunjukkan bahwa melalui inversi peran gender, film Je ne suis pas un homme facile menghadirkan berbagai norma dan perilaku seksis yang telah dinaturalisasi, menjadi penyebab kuatnya dominasi laki-laki dalam masyarakat. Berbagai skenario dalam dominasi perempuan yang menunjukkan minimnya perubahan, memunculkan pemikiran tentang pentingnya pencapaian tujuan kesetaraan.

France is a modern country with a variety of social problems and a complex population. Some of the problems are related to the issue of gender equality, which has increased with the emergence of various movements such as #MeToo or #BalanceTonPorc. One of the French directors, léonore Pourriat, has made several films that thematically address issues of gender inequality, such as sexual harassment. As a medium, films play an important role in the construction of perceptions and impressions about the social conditions of a society. Through one of his films entitled Je ne suis pas un homme facile, Pourriat shows a picture that men are targets of discrimination and harassment in a matriarchal world. This research is a qualitative research using the dramatic structure of Gustav Freytag, the cinematic elements of Boggs and Petrie to analyze narrative and cinematographic strategies, and the concept of androcentrism by Charlotte Perkins Gilman to analyze the claims of androcentrism and gynocentrism presented in the film Je ne suis pas un homme facile. The results of the analysis show that through the inversion of gender roles, the film Je ne suis pas un homme facile presents various sexist norms and behaviors that have been naturalized, causing the strong male domination in society. Various scenarios in women's dominance that show the lack of change, raise ideas about the importance of achieving the goal of equality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>