Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113673 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niko Rulando
"Industri hiburan Indonesia khususnya dibidang musik sekarang ini diwarnai bentuk baru yang dibawa dari Jepang dengan kehadiran JKT48 di Indonesia. JKT48 merupakan grup idola Jepang pertama yang didirikan di luar negeri oleh Yasushi Akimoto. Bentuk hiburan ini menjadi populer dikalangan masyarakat Indonesia khususnya di usia remaja di perkotaan. Akan tetapi, dibalik popularitas JKT48 mengakibatkan penggemar mereka cenderung terkena pengaruh yang bernama fetisisme komoditas. Jurnal ini mencoba menganalisis fenomena JKT48 dan fetisisme komoditas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yang dengan sumber data yang diperoleh melalui kajian pustaka baik buku, jurnal, artikel, maupun diforum penggemar JKT48 di internet. Selain kajian pustaka, disertakan data analisis hasil penyebaran angket yang dilakukan Pitra Satvika melalui media internet melalui aplikasi Survey Monkey selama dua minggu pada bulan februari kepada para penggemar JKT48 di Indonesia sebagai responden. JKT48 yang beranggotakan 51 perempuan muda ini menjadi bentuk komoditas yang di jual ke masyarakat. Masyarakat yang menggemari mereka rela menyisihkan uang dan waktu mereka untuk membeli produk asli JKT48, menonton pertunjukkan mereka baik di teater maupun panggung musik harian, atau sekedar dapat berjumpa dan bersalaman dengan salah satu anggota mereka. Mereka percaya dengan melakukan itu, JKT48 akan tetap ada untuk menghibur mereka.

Indonesia entertainment industry particularly in music tinged new forms brought from Japan with JKT48 presence in Indonesia. JKT48 is a Japanese idol group first established abroad by Yasushi Akimoto. This kind form entertainment popular among the people of Indonesia, especially in urban teens. However, behind the popularity of JKT48 result they tend to be exposed to influence of the fans called commodity fetishism. This journal tried to analyze the phenomenon of JKT48 and commodity fetishism. This study uses descriptive analysis to data sources obtained through literature review by books, journals, articles, and di JKT48 fans forum on the internet. In addition to literature review, the data included analysis the results of questionnaire distribution by Pitra Satvika conducted via the Internet through Survey Monkey application for two weeks in February to the fans in Indonesia JKT48 as respondents. JKT48 consisting of 51 young women is a form of commodities that are sold to the public. People who idolize them willing to set aside their money and time to buy the original product JKT48, watch their performances both in theater and music stage daily, or just to meet and shake hands with one of their members. They believe by doing that, JKT48 will still be there to entertain them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Fitrianita Safitri
"Jepang sebagai negara dengan teknologi maju telah memproduksi bermacam- macam hiburan sebagai komoditas dalam berbagai macam media dan bentuk. Skripsi ini akan membahas mengenai fetisisme komoditas pada konsumen otome game yang terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, akan dijelaskan mengenai sejarah video game dan otome game di Jepang diikuti dengan penjelasan mengenai konsep fetisisme komoditas. Kemudian pada bagian kedua akan membahas lapisan terluar dari otome game, yaitu budaya pop Jepang yang dikhususkan pada industri hiburan dua dimensi. Selanjutnya akan dibahas mengenai industri merchandising disebut dengan goods di Jepang, seperti jenis- jenis goods yang dapat ditemukan di Jepang serta membahas bagaimana fetisisme terbentuk dengan goods sebagai objek fetish. Pada bagian ketiga, skripsi ini akan membahas mengenai apa itu otome game dan eksistensinya di masyarakat Jepang modern. Pada akhir pembahasan akan dibahas mengenai terbentuknya fetisisme komoditas terhadap karakter laki-laki dalam otome game.

As one of technically advanced countries, Japan has produced many kinds of entertainment as a commodity into various media and forms. This thesis will explain about commodity fetishism in Japanese otome game consumers which will be divided into three sections. First, this thesis will explain the history of video game and otome game in Japan followed by explanation of the concept of commodity fetishism. Second, this thesis will explain the outermost layer of otome game, which is Japanese pop culture that is focused towards two dimensional entertainment industry. It will also explain about merchandising referred as goods industry in Japan, such as kinds of goods that you can find in Japan, and how fetish is formed with goods as the object of fetish. Third, this thesis will explain what is otome game and its existence among modern Japanese society. By the end of this thesis it will be explained too how fetishism is formed towards male character in otome game.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Priscila Daniella Tarulimay
"Melalui artikel ini, akan dianalisis bagaimana praktik commodity fetishism timbul dalam aktivitas konsumsi photocard NCT oleh fandom. Penelitian ini dilakukan dengan metode kajian literatur untuk melihat temuan-temuan yang menunjukkan adanya indikasi commodity fetishism dalam interaksi fandom atas konsumsi photocard. Berdasarkan hasil studi, dapat dilihat bahwa konsumsi photocard NCT dilakukan oleh penggemar untuk memenuhi aktualisasi diri dan prestise sosial. Commodity fetishism yang terjadi juga dipengaruhi oleh praktik fandom melalui media sosial serta peran agensi sebagai industri. Penelitian ini menemukan bahwa timbul perilaku fanatisme oleh fandom seiring dengan konsumsi photocard. Studi ini menyimpulkan bahwa praktik fandom dalam mengonsumsi photocard NCT mengarah kepada commodity fetishism, karena fandom menganggap bahwa nilai komoditas mempengaruhi penilaian diri seseorang.

Through this article, analysis about how the practice of commodity fetishism arises in fandom's consumption of NCT photocards will be conducted. This research was conducted using a literature review method to look at the findings that indicate an indication of commodity fetishism in fandom interactions with photocard consumption. Based on the study, it can be seen that the consumption of NCT photocards is carried out by fans to fulfill self-  actualization and social prestige. Commodity fetishism that occurs is also influenced by fandom practices through  social media and the role of agencies as an industry. This study found that fandom behavior arises along with photocard consumption. This study concludes that fandom's practice of consuming NCT photocards leads to commodity fetishism, because fandom assumes that the value of commodity influences a person."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Arrianie
"This research aim to determine the commodity of fetishism in political advertisement which used by the mayor candidates of Bengkulu city who entered into the second round in the regional election in bengkulu, 2012. Using a qualitative approach, the data were collected through observation and deep interviews. In addition, a political advertisement w9s also considerably important as a data, it was taken from printed and electronic media at both local and online media. The informants in this research were the voters in the city of Bengkulu who have used their right of vote to choose one of the candidates for mayor of Bengkulu city. Moreover, the key informants also played important role in this research, they were not only the professionals and political figures but also some of media crews who followed and involved as long as the election process took place. The result showed that the commodity of fetishism in the political advertisement of the mayor candidates who entered into the second round are so prominent and less of creativity. Instead of using some political communication media to increase their image, just some of the candidates who used the advertisement as an advertising media. Furthermore, among four of political communication media, such as organizational, interpersonal, mass media and group of interest, almost all candidates who advertised themselves in the official released of KPU did not use all of the political communication media, as a result there are no significant and dramatic advertisement made by the candidates."
Jakarta: Univ Budi Luhur Jakarta, 2014
384 COM 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penjarahan lahan dewasa ini semakin marak berlangsung di berbagai wilayah di Indonesia seiring dengan meningkatnya aktivitas investasi perusahaan multinasional dan menyusustnya secara cepat lahan produktif. Indonesia sebagai negara yang memiliki lahan yang sangat luas sangat terancam oleh laju konversi lahan yang tinggi memenuhi kebutuhan kapitalisme internasional. Tulisan ini adalah hasil penelitian deskriptif-analitis yang dilakukan pada tahun 2013 dengan menggunakan metode kualitatif. Field researches dilakukan di Provinsi Papua Barat dan NTT. Bebebrapa temuan penelitian mengungkapkan laju konversi lahan yang cepat terjadi akibat perkebunan sawit, pembangunan infrastruktur dan eksploitasi SDA. Temuan penelitian ini juga mengungkapkan terjadinya degradasi lingkungan, krisis pangan dan munculnya konflik sosial akibat maraknya penjarahan lahan. Keterlibatan aparat di balik berbagai praktek penjarahan lahan oleh MNCs dan lemahnya penegakan hukum juga terungkap dalam hasil penelitian ini."
POL 4:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurmeila Alifah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komodifikasi anggota JKT48 dan komodifikasi dukungan fans terhadap idola yang dilakukan oleh manajemen JKT48. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, analisis wacana kritis. Hasil penelitian ini adalah komodifikasi anggota JKT48 dan komodifikasi dukungan fans karena manajemen JKT48 mentransformasinya sebagai komoditi. Kerugian yang ditimbulkan bagi perempuan yang menjadi anggota JKT48 adalah eksploitasi sebagai pekerja dan kehilangan makna dirinya sebagai perempuan karena direduksi menjadi obyek dan komditi. Sedangkan kerugian yang dapat dialami oleh fans adalah pengurangan hak sebagai konsumen dan mengalami manipulasi sehingga melakukan konsumsi atas komoditi yang sebenarnya bukan komoditi.

The purposes of this research are to know about the commodification of JKT48's member and the commodification of the fans' support among their idol that have been done by JKT48's management. This research use qualitative method with observation, interview and critical discourse analysis. The Result of this research is JKT48's management did the commodification against women (JKT48's member) and against fans' support because JKT48's management transformed women and fans' support as a commodity which is can be sold to public. The bad impacts of commodification for women are an exploitation as a labor and they are losing the meaning of themselves as a women because the reduction as an object or a commodity. On the other hand, the bad impacts of commodification for it fans are the decreasing of their rights as a consumer and manipulated by the management so they are consuming among a 'commodity' that not really a 'commodity'.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heilbroner, Robert L.
Jakarta: LP3ES, 1991
330.122 HEI h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Syamtasiyah Ahyat
"ABSTRAK
Adalah suatu kemujuran yang luar biasa bahwa Jacobus Nienhuge, yang dikirim dari negeri Belanda untuk mengembangkan penanaman tembakau di Javwa, mendarat di tepi sungai Deli tanpa menyadari bahwa tanah yang di pijaknya sangat subur tiada duanya dan sanqat coook untuk penanaman tembakau gulung. Begitu diketahui nilai tembakau yang ditanam sanqat tinggi, berkerumunlah para pengusaha onderneming mencari untung menuju wilayah ini. Penguasa-penguasa sctempat yang rakus akan kekayaan, dengan senang memberi konsesi tanah.
Karena tembakau adalah tanaman panen mesti diikuti suatu pengosongan tanah yang panjang serta penduduk yang menggunekan sistem bertani huma, maka menjadi mungkinlah mengkombinasikan dalam satu sistem penanaman tembakau berhuma denqan penanaman padi, jagung, oleh petani prihumi. Sistem ini adalah satu-satunya di daerah tropik di dunia yang saling menggilir denqen para petani. Tetapi karena hubungan keduanya bukanlah sekutu sebenarnya,tetapi huhungan kolonial maka dicegahlah mereka untuk mengembangkan pertanian. Dengan
demikian tidak mengherankan hak-hak agraria yang saling berpautan antara penqusaha ondrneming kolonial dan petani pribumi sering manimbulkan percekcokan dan perselisihan-perselisihan, yang kadangkala pembakaran bangsal-bangsal tembakau oleh para petani.
Hubungan setiap hari antara buruh dan asisten-asisten Eropah sering menimbulkan dendam yang mendalam dari buruh yang diperlakkan kejam dan kasar, baik dengan keteganan antara asisten dengan buruh, sehingga insiden penikaman dan pmebunuhan terhadap assiten oleh kuli yang mederita sering mewarnai kejadian di perkebunan.
Memang kemakmuran unutk wilayah Sumatera TImur benar -benar membawa perubahan, terutama mengangkat elit Sultan dan keluarganya menjadi elit ekonomis yang melimpah ruah. Demikian juga bagi investor-investor Eropah, tetapi tidak bagi penduduk pribumi yang kekurangan lahan akibat keserakahan Sultan dan pengusaha onderneming. Jurang kemiskinan antara rakyat biasa, semakin menganga dengan kaum kapitalisme yang berjaya karena peluh dan keringat tenaga kuli yang dieksploitir sebagai mesin produksi penghasil "dolar", yang mengalir deras bagaikan sungai ke dalam pundi-pundi mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz Muslim
"Fokus tesis ini adalah mengkaji relevansi pemikiran Imamanuel Wallerstein tentang kapitalisme dalam Teori Sistem Dunia, dengan fenomena kebangkitan politik identitas, partai agama dan negara dalam kapitalisme semi pheripheri Indonesia pasta rezim otoriter. Konsep pemikiran Wallersetein merupakan bagian dari teori-teori ketergantungan dalam melihat relasi negara dunia ketiga terhadap negara maju. Gagasan besar dalam pemikiran ini bahwa sebuah negara tidak bisa melepaskan dari interaksi global. Dinamika global akan mempengaruhi dinamika lokali. Sejauhmana negara pinggiran (dinamika lokal) bisa merespon secara lebih cerdas terhadap dinamika global dan menggunakannya untuk menaikkan statusnya menjadi negara semi pinggiran. Kesalahan dalam merespon dinamika global, hanya akan menyebabkan negara pinggiran terjebak dalam jurang keterbelakangan dan kemiskinan.
Studi kasus yang dirnunculkan adalah fenomena Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Damai Sejahtera (PDS) dalam kasus Blok Cepu. Dipilihnya PKS dan PDS diharapkan bisa menjadi representasi dua identitas politik yang berbeda. Selain itu kedua partai tersebut memiliki relasi politik kekuasaan tidak sama. PKS berada dalam lingkup lingkar kekuasaan atau partai pendukung pemerintahan (inner cycle). Sedangkan PDS adalah partai yang diluar kekuasaan (outsider)- Aspek kapitalisme tidak semata-mata dilihat sebagai konteks sosial kemunculan kasus tersebut, tapi juga menjadi isi (conten) dalam menganalisa dari tesis ini. Sedangkan kasus Blok Cepu merupakan arena terjadinya kontestasi antara negara yang lebih mewakili kepentingan multinational corporal (Exxon Mobile Oil Indonesia l EMOI) dengan kapitalisme lokal (Pertamina) yang disuarakan oleh keiompok partai agama.
Hasil temuan tesis saya ini menunjukkan bahwa politik identitas, yang salah satunya direpresentasikan melalui kebangkitan partai agama, baik diluar maupun didalam struktur kekuasaan negara, terjebak kepada sikap ambivalensi dalam berhadapan dengan kekuatan kapitalisme. Bagi partai yang masuk dalam lingkar kekuasaan (PKS), yang terjadi adalah kooptasi kekuatan kapitalisme melalui negara terhadap kekuatan partai agama. Demikian juga dengan partai yang diluar kekuasaan (PDS). Semuanya terjebak dalam kooptasi dan pragmatisme kekuasaan.
Data primer, data sekunder dan telah kepustakaan yang dilakukan mengarahkan pada pendapat bahwa hubungan di antara gejala perkembangan partai agama, bagaimana respon negara terhadap konteks global, sehingga memuncullkan kapitalisme, tidaklah sesederhana seperti yang dikemukakan dalam pemikiran Immanuel Wallerstein dengan Sistem Dunia. Menurut saya, hubungan diantara berbagai gejala tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut; (1) Kapitalisme Indonesia memiliki karakteristik tersendiri, berbeda dengan kapitalisme Eropa. Ada faktor-faktor lokal (primordialisme, kultur feodalis dan psikologi bekas negara terjajah) dalam mempengaruhi dinamika kapitalisme. (2) konteks global bukanlah faktor tunggal yang menentukan dinamika kapitalisme negara-negara pinggiran. Dia hanyalah satu dari berbagai faktor lain yang mempengaruhi dinamika kapitalisme. (3) pola relasi agama dan negara, agama dan kapitalisme dan negara dan kapitalisme sangat mempengaruhi bentuk dan dinamika kapitalisme negara pinggiran.
Penelitian saya membuktikan bahwa hanya ada dua model capitalisme yang muncul di Indonesia; kapitalisme negara (state led capitalism) dan kapitalisme pasar (market friendly capitalism). Kapitalisme negara muncul karena pengaruh kultur feodalis dan faktor eksternal berupa penetrasi kekuatan kapitalisme global. Kapitalisme negara berbentuk patron clien dengan aktor tunggalnya rezim yang berkuasa. Dalam orde lama, aktor tunggalnya Soekarno, Orde Baru aktor tunggalnya Soeharto. Keduanya sama-sama tidak bisa memunculkan kelas kapitalis domestik yang tangguh. Penyebabnya karena kapitalisme Indonesia masih bersifat rent seeking dimana negara menjadikan kelas kapitalis tidak untuk tujuan social welfare, tetapi sebagai bagian yang menopang struktur kekuasaan. Sehingga jatuh bangunnya kelas kapitalis ini sangat tergantung dengan dinamika kekuasaan negara.
Persoalan identitas dengan background etnisitas, agama, suku dan ikatan primordial lainnya, atas nama stabilitas dan pembangunan, yang selama ini diharamkan oleh rezirn orde baru, kembali muncul setelah terjadinya liberalisme politik. Persepsi bahwa partai agama yang sekarang, merupakan kontinuitas dari partai agama sebelumnya, Dan kapitalisme sekarang juga sebuah kontinuitas dari kapitalisme sebelumnya, merupakan sebuah pernyataan (statemen) bukan kenyataan (reality). Karena partai agama dan kapitalisme dalam dinamika historis Indonesia memiliki ciri dan karakteristik tersendiri.
Partai Agama juga merupakan bagian dari politisasi identitas dalam negara semipheripheri ketika berhadapan dengan kapitalisme. Sehingga partai agama belum bisa menjadi basis perjuangan politik yang twat. Karena a mudah dipermainkan dan direduksi oleh kepentingan-kepentingan kapitalis. Inilah sebuah refashioning partai agama pasca rezim otoriter. Refashioning adalah terjadinya komestifikasi partai agama sebagai strategi survival. Caranya dengan mengkomodifikasikan identitas agama dengan bentuk, model dan strategi yang baru. Adapun tujuan, visi dan misinya tetaplah sama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Hasan
"Ketika kapitalisme tampak sebagai satu-satunya paradigma ekonomi yang unggul saat ini, dinyatakan sebut saja Robert Heilbroner, Peter Berger, Francis Fukuyama, justru di sini semakin relevan telaah kritis terhadapnya. Gerak hidup sebagai pencarian terbaik tetap perlu diusahakan karena meningkatnya tantangan permasalahan seperti: kelaparan, pengrusakan dan pencemaran alam, penindasan ekonomi dan sebagainya.
Tesis bertolak dari pemikiran filsuf sekaligus novelis Ayn Rand yang membela sistem kapitalisme. Secara radikal dan komprehensif. Ia membongkar kesaiahan asumsi dasar yang dilabelisasi begitu saja terhadap kapitalisme. Dengan membela kepentingan manusia, Rand justru mengunggulkan individualisme di atas kolektivisme, egoisme di atas altruisme. Baginya justru sosialismelah yang menindas dan mengeksploitasi manusia dan menghancurkan ruang kreatif manusia rasional. Kapitalisme memungkinkan pemisahan antara ekonomi dan negara, dan menjadikannya lawan dari negara-negara absolut.
Sebagai pisau bedah terhadap pemikiran Rand diajukan Karl Marx dan Habermas. Melalui Marx kita menangkap perubahan fungsi uang yang tidak dilihat oleh Rand. Marx juga berusaha meramalkan kejatuhan kapitalisme dengan krisisnya. Akan tetapi, Habermas memperbaiki ramalan kejatuhan kapitalisme Marx menjadi suatu hipotetis yang lebih kritis. Habermas justru menunjukkan kekhawatiran pada krisis legitimasi dan motivasi daripada krisis ekonomi dan krisis rasionalitas. Nilai-nilai dan legitimasilah yang semakin terkikis klaim kapitalisme lanjut (late-capitalism).
Dengan mengembalikannya pada hakikat manusia, maka Hannah Arendt menunjukkan perlunya ruang publik dan private. Melalui skema Hampden-Turner dan Trompenaars, pendamaian ketegangan paradigma individualisme-komunitarianisme diajukan. Analisis Game reuty menunjukkan kepentingan tidak selalu bersifat antagonistik dan dapat mencapai keuntungan bersama dalam sistem non-zero sum game. Amitai Etzioni menunjukkan peranan penting komitmen moral dalam pasar. Faktor lain yang dapat mentransformasi kapitalisme menuju sistem yang lebih humanis ditunjukkan oleh Robert Putnam dan Fukuyama dengan adanya modal sosial (social capital). Persoalannya siapa yang menjadi agen perubahan tanpa mengabaikan kekhawatiran Rand terhadap kekuasaan negara? Di sini justru tantangan civil society akan semakin besar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>