Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90027 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anyari Indah Lestari
"Artikel ini memaparkan ciri-ciri gaya Neo-Gotik yang diaplikasikan pada Gereja Katedral Jakarta. Gaya arsitektur Neo-Gotik dibawa ke Indonesia pada masa kolonial Belanda. Informasi mengenai gaya gereja diperoleh melalui komponen-komponen arsitektural dan ornamental yang terdapat pada bangunan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan penerapan teori Neo-Gotik dari Nicola Coldstream. Hasil penelitan berupa paparan ciri khas gaya arsitektur Neo-gotik pada Gereja Katedral Jakarta tergambar dari komponen arsitektural dan komponen ornamental bangunan tersebut seperti penggunaan material beton, kayu dan konstruksi baja.

This article describes the characteristics of Neo-Gothic of Cathedral Church in Jakarta. Neo-Gothic style was brought to Indonesia on the Dutch colonial period. The informations about the church's style will be obtained through the architectural components and ornamental components of the building. The method used in this article is a descriptive method by applicating the theory of Neo-Gothic style by Nicola Coldstream. Research results present the typical Neo-Gothic architectural style of the Cathedral that can be seen from the architectural components and ornamental components of the building such as the use of concrete materials, wood, and steel construction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Stepani Puji Nauli
"Semarang merupakan salah satu kota yang menjadi salah satu wilayah penjajahan Belanda. Peninggalan belanda terlihat dari bentuk bangunan yang mencirikan gaya bangunan di Eropa, yaitu gereja. Bangunan gereja Santo Yusuf merupakan hasil adaptasi kebudayaan asli Belanda dengan Indonesia. Penelitian ini membahas tentang penerapan seni bangunan gaya Neo Gotik pada bangunan gereja Santo Yusuf di Semarang. Tujuannya adalah untuk menjelaskan mengenai ciri gaya Neo Gotik yang terapkan pada bangunan gereja Santo Yusuf serta pemaparan fungsi bangunan gereja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar.

Semarang is one the city under Netherlands colonialism. One of the memory from colonialm shown in the building architecture which smiliaar to the European building which is Church. ST. Yusuf Church is adapted by Netherlands & Indonesia culture. This research is talking about Neo Gothicbuilding architecture application in ST. Yusuf church located in Semarang. The purpose is to explain about Neo Gothic building architecture which apply in ST. Yusuf church and an explanation of the functionally of church.The methodology which being used in this research is a qualitative methodology. The result from this research shows most of the church in Netherlands colonialism are applying European type of building architecture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Dyah Triwulandari
"Makalah ini membahas gaya arsitektur pada bagian eksterior dari Gereja Ijen di Malang yang bercirikan Neo-Gotik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui bagaimana gaya Neo-Gotik diterapkan pada bangunan tersebut. Gaya Neo-Gotik yang ada pada bangunan ini akan dilihat dan dianalisis dari bentuk luar gereja serta ornamen-ornamen yang terdapat pada luar gereja Ijen seperti, pada bagian fasade Gereja, bagian menara,atap, pintu, serta jendela. Dilihat sekilas dari bentuk fasade gereja terlihat simetris dan diapit dua menara kembar. Hal itu sangat mendukung ciri dari gaya Neo-Gotik.

This paper discusses an architecture style on the exterior of Ijen chuch in Malang, West Java which features a Neo Gothic style. This research is using a qualitative descriptive method in which purpose is to evaluate how a Neo Gothic style was applied in the architecture of the building. The Neo Gothic style will be seen and analyzed from the exterior and ornaments like the church 39 s facade, tower, roof, doors, and windows. From what can be seen by seeing the church 39 s facade shape, it has a symmetrical form and was wedged in between twin towers. It can be concluded that it shows a Neo Gothic style."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Makagiansar, Rudolf Christian Anggiat
"Tempat ibadah seharusnya adalah suatu tempat yang sakral bagi setiap orang. Tempat tersebut menjadi sakral karena merupakan suatu tempat yang digunakan sebagai tempat ritual keagamaan dan tempat beribadah kepada Tuhan, dan juga jauh dari hal - hal yang jahat. Namun pada kenyataannya tidak demikian karena kejahatan dapat terjadi dimana saja. Gereja, sebagai salah satu tempat ibadah, juga tidak luput dari kejahatan. Oleh sebab itu, gereja juga memerlukan manajemen sekuriti untuk mengamankan wilayanya dari kejahatan. Hal tersebut juga terdapat di Gereja Katedral Jakarta. Pengamanan ini dilakukan oleh Satuan Pengamanan, dan merupakan suatu proses yang disebut manajemen sekuriti. Kerangka pemikiran mengenai manajemen sekuriti yang digunakan adalah perencanaan, pengaturan, penyusunan kepegawaian, pengarahan, dan pengendalian. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif serta menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi foto untuk memperoleh pemahaman mengenai manajemen sekuriti yang ada di Gereja Katedral Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pihak satuan pengamanan di Gereja Katedral Jakarta telah melalui setiap tahapan manajemen sekuriti yang diperlukan untuk melakukan pengamanan.

Houses of worship should be a sacred place for everyone. It is because its functions as a place to performing religious rituals and to worship the God, and also should be far away from evil things. But in reality, crimes can occur everywhere. Church, as one kind of houses of worship, is also an inevitably place for crime. By that mean, churches are also need a security management to secure its territory from crime. This is also applied to the Katedral Church of Jakarta. The security process performed by the Security Unit is called security management. The framework of security management in this research comprises of planning, organizing, staffing, directing, and controlling. This is a qualitative research with the type of descriptive research, using in-depth interviews, observation, and photo documentation, to help the researcher to understand the process of security management in the Katedral Chucrh of Jakarta. The result of the research confirmed that the Security Unit in the Katedral Church of Jakarta had been through all the process of the security management needed in order to conduct the proper security task."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Inayah Aprilia
"Makalah ini membahas salah satu bangunan peninggalan Belanda di Surabaya yang hingga kini masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah umat katolik. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan gaya arsitektur Neo-Gotik yang diaplikasikan pada eksterior bangunan Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria di Surabaya. Gaya Neo-Gotik merupakan gaya yang di bawa masuk oleh orang Belanda pada masa Hindia-Belanda. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif analisis. Hasil penelitian berupa paparan ciri gaya arsitektur Neo-Gotik pada gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya tergambar dari komponen arsitektural dan komponen ornamen bangunan seperti penggunaan batu bata, rose windows, kaca mozaik, windowsill dan sebagainya.

This paper discusses one of the Dutch heritage buildings in Surabaya which is still actively used as a place of worship for Catholics. This paper aims to describe the Neo-Gothic style of architecture that was applied to the exterior of the Church of the Nativity of the Blessed Virgin Mary in Surabaya. Neo-Gothic style is a style that was brought in by the Dutch during the Dutch East Indies. The method used is descriptive analysis method. The results of research in the form of exposure to the characteristics of Neo-Gothic style architecture at the Church of the Nativity of the Blessed Virgin Mary in Surabaya are illustrated from the architectural components and building ornament components such as the use of bricks, rose windows, mosaic glass, windowsill and so on."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Pandya Satwika
"Willemskerk atau gereja Immanuel Jakarta adalah salah satu dari gereja-gereja peninggalan masa kolonial. Bangunan gereja ini memiliki bentuk yang unik. Willemskerk dibangun menurut rancangan Johan Hendrik Horst dan pembangunannya dimulai tahun 1835. Willemskerk dapat dibangun dengan usaha dan prakarsa Raja Willem I yang menginginkan persatuan dari jemaat Protestan di Hindia Belanda. Unsur bangunan yang sangat mencolok dari bangunan ini adalah penggunaan pilar-pilar yang megah serta atap yang berbentuk kubah. Kedua unsur ini adalah bentuk adaptasi dari gaya bangunan Parthenon, Pantheon serta teater Yunani klasik. Pada bangunan ini kita akan menemukan gaya neo-klasik. Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan unsur neo-klasik pada bangunan Willemskerk.

Willemskerk or Immanuel Church Jakarta is one of churches from colonial time. The Building has an unique form. Willemskerk were built according to Johan Hendrik Horst’s design and started to be build in 1835. Willemskerk were able to be established by the struggle and initiative of King Willem I for the unification of Protestant congregation in Dutch Indies. The outstanding parts of the building is the usage of majestic pillars and dome. Both are an adaptation of Parthenon, Pantheon and also Greek Classic Theater. We will find neo-classic style on this building. The aim of the research is to explain neo-classic elements of the building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Eka Jaya Putra
"Prinsip kesatuan (unity) adalah gabungan semua element serta saling melengkapi dan berkesinambungan satu dengan yang lain sehingga menghasilkan komposisi yang padu dan serasi. Suatu ruangan dianggap sebagai kesatuan yang harmonis dapat dicapai dengan menerapkan gabungan dari beberapa unsur desain sepelti: 1) Garis, 2) Bentuk, 3) Bidang, 4) Ruang, 5) Cahaya, dan, 6) Pola. Kesatuan elemen seperti patung dan relief menjadi bagian penting dalam arsitektur gaya gotik (Eropa) yang menekankan pada kepatuhan, kejelasan dan kejernihan dari pemikiran tentang keseimbangan, proporsi suatu susunan, konstruksi/ struktur tampak pada Gereja Katedral Denpasar. Kesatuan pada gaya arsitektur Bali dapat dilihat di Gereja pada penggunaan bahan alam (bata merah), ornamen Bali serta konsep darl Bhuwana Agung dengan Trilokanya. Warna elemen dan ornamen (ragam hias) yang diaplikasikan di Gereja Katedral Denpasar juga memiliki perbedaan misalnya pada gaya gotik lebih banyak menggunakan warna cerah (putih, krem, emas) sedangkan gays arsitektur Bali menggunakan warna alam (cokelat, merah tanah, abu-abu). Gereja Katedral Denpasar ini terletak di jalan Tukad Musi No 1, Denpasar. Konsep arsltekturnya berbasis pada vertikalism, susunan dan keseimbangan yang sempurna, elegan dan mewah namun tetap sesuai dengan arsitektur lokal Bali."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 JSRD 21:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Jurnal ini berbicara mengenai perubahan penampakkan pada bangunan Gereja Katedral Jakarta. Gereja Katedral Jakarta adalah sebuah bangunan yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Pembangunan Gereja yang memiliki sejarah panjang ini, dikerjakan sejak masa pendudukan Belanda. Bangunan ini adalah bangunan yang menjadi saksi sejarah perkembangan agama Katolik di Indonesia, sehingga banyak faktor yang mempengaruhi pembangunannya. Renovasi dan pemugaran dilakukan beberapa kali semenjak gedung ini berdiri. Hal ini mengakibatkan gaya bangunan pada Gereja Katedral Jakarta sudah bukan seperti gaya bangunan sebagaimana yang dirancang saat pertama kali direncanakan. Selain menyertakan latar belakang sejarah tulisan ini juga menyertakan paparan dari Helen Jessup perihal Belanda yang pada masa koloninya memperkuat posisinya dan menegaskan daerah jajahannya dengan membangun gedung-gedung yang mewah.
The content of this journal is about the outlook of Gereja Katedrakl Jakarta. Gereja Katedral Jakarta is one of many building in Indonesia which has historica value. The construction also has a long story, worked beginat the Dutch colonial period. This building is the witness of history of development of the Catholic in Indonesia, so that many factors make effects to the building construction. Renovation and restoration carried out a few times since this building stands. That makes this building has different style as the first time this building planned. This journal also contains historical background and the exposure from Helen Jessup that during the Dutch colony, they strengthens and show up the position of colonies by build the luxury building."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Suryanti Adisoemarta
"Arsitektur bangunan dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti ekonomi, politik, kebudayaan, dan lain-lain. Sebab arsitektur tidak dapat terlepas dari konteks manusia dan manusia membangun bangunan untuk melaksanakan aktivitasnya. Penelitian ini terbatas pada dua bangunan yaitu gedung Mahkamah Agung dan Gedung Balai Seni RUpa. Meskipun gedung mahkamah Agung dan gedung Balai Seni Rupa sama-ama merupakan bangunan peradilan sama-sama bergaya Neo-Klasik, ternyata memiliki beberapa perbedaan. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui pola tata ruang dan unsur yang menjadikan indikator bangunan peradilan. (2) pemberikan penilaian terhadap gaya seni yang diserap antara kedua bangunan tersebut. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah: (a) pengumpulan data, (b) pengolah data dan (c) interpretasi data. Pendekatan yang digunakan dalam tahap pengolahan data adalah analogi dan arkeologi keruangan. Adapun tahap arkeologi keruangan yang digunakan terbatas pada tahap mikro dan semi-mikro. Tujuan dilakukan analogi untuk memberikan penilaian gaya seni dan untuk mengetahui unsur yang dapat dijadikan indikator banguna peradilan. Tujuan dilakukan arkeologi keruangan, dalam tahap mikro untuk mengetahui masing-masing bangunan secara mendalam sedangkan dalam tahap semi-mikro untuk menjelaskan keberadaan, persamaan, perbedaan dan hubungan antara kedua bangunan tersebut. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah: (1) Gedung Mahkamah Agung menyerap gaya seni Neo-Klasik Romawi dengan dipengaruhi oleh berbagai ragam seni lainnya. Sedangkan gedung Balai Seni Rupa murni menyerap gaya seni Neo-Klasik Yunani. (2) Untuk disebut sebagai bangunan peradilan harus memiliki sebuah ruang utama yang berukuran besar dan berapa di tengah bangunan dan ruang utama tersebut dikelilingi oleh ruang-ruang lain yang berukuran lebih kecil. Fungsi ruang utama sebagai ruang peradilan utama sedangkan fungsi ruang-ruang keliling sebagai kantor administratif yang menunjang kegiatan peradilan. (3) Perbedaan yang terdapat pada kedua bangunan tersebut dipengaruhi pula oleh perbedaan tingkat peradilan (karena kedua bangunan berfungsi sebagai bangunan peradilan), keadaan ekonomi dan situasi politik pada masa itu. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah bersifat sementara. Oleh karena itu penelitian serta pengujian lebih dalam masih dibutuhkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In architectural acoustics, Cathedrals and Churches are usually give specific acoustic characteristics and their acoustic treatments therefore are relatively difficult. In the case of Jakarta, there is only one Cathedral that was built around 1890 with a Neo-Gothic style and now is still being used. The capacity of the Cathedral is for 800 people, it has been used for Catholic masses and sometimes for musical, choir, and chamber orchestra performances. The plan shape of the cathedral is cross with 60 m length, main width is JO m and 5 m for the aisles in each side. The height of the ceiling is 17 m. The electro-acoustic is used for the masses and performances, although it is said that it is not necessary. The acoustic attribute judged to the cathedral therefore should be assessed and evaluated, by investigating the behaviour of sound. This paper evaluates the acoustic properties of the cathedral in relation with its shape and dimensions. The surrounding materials used for the cathedral are also evaluated. The acoustic measurements involved are reverberation time. The derived acoustic parameters were then validated with the theoretical predictions. Besides, subjective predictions were used from several seating positions. The results obtained from the measurements indicated that the design of cathedral is appropriate regarding its RT for masses and choirs as well as the interior design for architectural point of view, and therefore the judgement for not using electro-acoustic is appropriate."
720 JIA 3:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>