Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113834 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanda Dian Windy Lestari
"Penelitian ini merupakan hasil kajian mengenai pandangan orang Jepang terhadap juku pada masa kini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pandangan orang Jepang mengenai juku pada masa kini. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan angket kepada beberapa warga Jepang yang tinggal di Jakarta. Pada masa dulu, juku dianggap penting oleh masyarakat Jepang, karena peranannya yang sangat membantu bagi para siswa. Begitu pula pandangan orang Jepang terhadap juku masa kini. Hanya saja yang berbeda adalah orangtua saat ini memberikan kebebasan bagi anaknya untuk ikut atau tidak ikut dalam juku.

This research is the result of analize about japanese view of juku in the present day. The Purpose of this research is to desribe the japanese view of juku in the present day. The research had been done by distributed the quetionnaires to japanese who live in Jakarta. In the past, juku was important for japanese, because the function which helped for the students. Likewise, the japanese view of juku in the present day. But, the differency is just the parents in the present day give the freedom to their children for choose that they want to go to juku or not.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Leny Marliani
"Tema dari skripsi ini adalah pengaruh juku terhadap pendidikan sekolah pada peningkatan kemampuan akademis siswa Jepang sesudah Perang Dunia II.Juku mulai berkembang di Jepang pada pertengahan zaman Edo. Juku pada zaman Edo berkembang sebagai sarana untuk menyampaikan pendidikan dan ajaran dari suatu doktrin tertentu kepada para siswanya. Juku menjadi salah satu bagian dari sarana pendidikan yang berkembang di zaman Edo. Tetapi memasuki zaman Meiji tepatnya pada tahun 1872, pemerintah mengumumkan gakusei, yaitu sistem pendidikan formal model Barat yang menitikberatkan pada ilmu pengetahuan Barat. Pemberlakuan gakusei membuat kedudukan juku melemah, sehingga akhirnya juku berkembang menjadi pendidikan non formal yang berperan sebagai pelengkap dari pendidikan formal yang telah ditetapkan oleh pemerintah.Awal terjadinya booming juku atau perkembangan jumlah juku dalam jumlah besar di Jepang berawal pada tahun 1964, dimana generasi baby boom, yaitu sebutan untuk orang Jepang yang dilahirkan sesudah Perang Dunia II, mulai memasuki usia SMU. Pada sistem pendidikan di Jepang SMU bukan merupakan bagian dari pendidikan wajib, sehingga untuk dapat diterima di SMU siswa harus mengikuti ujian masuk yang kompetitif. Hal tersebut membuat banyak siswa Jepang yang kemudian mulai mengikuti juku.Saat ini peserta juku tidak lagi terbatas pada siswa SLTP semata melainkan ada juga siswa SD dan SMU. Alasan orang tua memasukkan anak mereka ke tempat juku walaupun dengan biaya pendidikan mahal adalah karena keinginan anak mereka sendiri yang ingin mendapat pelajaran tambahan, selain itu orang tua juga sadar bahwa pendidikan sangat penting bagi kehidupan anak mereka kelak. Bersekolah di sekolah berperingkat tinggi menjadi saiah satu ukuran terpenting atas kemampuan seseorang. Mengikuti juku merupakan suatu cara menghadapi kompetisi dalam pendidikan yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memperbaiki prestasinya di sekolah dan memperbesar kesempatan untuk dapat lulus ujian di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang mengikuti juku akan memperoleh keuntungan lebih dalam berkompetisi dibanding siswa yang tidak mengikuti juku."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Pusparesmi M
"Skripsi ini menguraikan tentang wanita Jepang. Secara khusus skripsi ini menguraikan tentang perubahan pandangan wanita Jepang terhadap perkawinan sebagai akibat dari adanya perubahan Undang Undang dan perkembangan pendidikan bagi wanita Jepang. Perubahan pandangan ini terutama ditekankan pada saat Jepang berada di bawah pendudukan Amerika (tahun 194 akibat dari kekalahan Jepang pada Perang Dunia II) karena setelah masuknya Amerika terlihat jelas perubahan pandangan tersebut. Namun, sebelumnya diuraikan pula mengenai kehidupan dan anti perkawinan bagi wanita sebelum tahun 1946 (sebagai latar belakang). Sebelum tahun 1946, perkawinan dianggap sebagai jalan hidup wanita karena pendidikan yang diterima wanita pada saat itu, baik di rumah maupun sekolah bertujuan untuk menjadikan wanita sebagai Ryosai Kenbe sehingga wanita tidak memiliki kemandirian. Adanya perubahan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang atas desakan pihak penguasa Amerika menumbuhkan kesadaran wanita Jepang bahwa perkawinan bukanlah satu-satunya jalan hidup yang tersedia bagi mereka. Perkawinan yang pada awalnya dianggap sebagai suatu keharusan kemudian berubah menjadi satu pilihan hidup wanita Jepang. Dengan demikian terbukti bahwa secara tidak langsung Amerika melalui perubahan Undang Undang dan perkembangan bidang pendidikan telah mempengaruhi pandangan wanita Jepang terhadap perkawinan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S13576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Hanan
"[ABSTRAK
Penelitian ini membahas etika bisnis Jepang masa kini yang ditinjau dari teori Max Weber mengenai kaitan antara etika agama dan etika ekonomi. Etika bisnis perusahaan Toyota dan Olympus diambil sebagai contoh dari etika bisnis Jepang masa kini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan apa yang terjadi pada etika bisnis Jepang masa kini. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa etika bisnis Jepang masa kini masih bersifat asketisisme duniawi, namun sudah mengalami perubahan.ABSTRACT This study discusses the present Japanese business ethics in terms of Max Weber's theory of the relation between religious ethics and economic ethics. The business ethics of Toyota and Olympus is taken as an example of present Japanese business ethics. The purpose of this study is to determine the changes of present Japanese business ethics. This study is conducted with descriptive qualitative method. Result of this study showed that present Japanese business ethics is still worldly-asceticism but it has changed in some ways.;This study discusses the present Japanese business ethics in terms of Max Weber's theory of the relation between religious ethics and economic ethics. The business ethics of Toyota and Olympus is taken as an example of present Japanese business ethics. The purpose of this study is to determine the changes of present Japanese business ethics. This study is conducted with descriptive qualitative method. Result of this study showed that present Japanese business ethics is still worldly-asceticism but it has changed in some ways., This study discusses the present Japanese business ethics in terms of Max Weber's theory of the relation between religious ethics and economic ethics. The business ethics of Toyota and Olympus is taken as an example of present Japanese business ethics. The purpose of this study is to determine the changes of present Japanese business ethics. This study is conducted with descriptive qualitative method. Result of this study showed that present Japanese business ethics is still worldly-asceticism but it has changed in some ways.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Svara Wening Larasati
"ABSTRAK
Masyarakat Jepang identik dengan konsep homogenitas. Konsep tersebut berkaitan erat dengan nihonjinron, yaitu wacana atau teori-teori tentang identitas nasional Jepang. Melekatnya homogenitas pada identitas masyarakat Jepang sering berujung kepada diskriminasi rasial, termasuk diskriminasi terhadap orang berkulit hitam di Jepang. Pada tahun 2008, kemenangan Barrack Obama pada pemilihan presiden menjadi fenomena besar di seluruh dunia termasuk Jepang karena dianggap menjadi bukti bahwa toleransi masyarakat Amerika Serikat terhadap orang berkulit hitam sudah tinggi. Di Jepang, fenomena ini memicu munculnya re-evaluasi oleh masyarakat Jepang mengenai pandangannya terhadap orang berkulit hitam di Jepang. Tulisan ini berusaha mengungkapkan bagaimana penggambaran pandangan masyarakat Jepang terhadap orang berkulit hitam di Jepang dalam iklan Softbank setelah menangnya Obama. Barthes memperkenalkan konsep mitos, yaitu konotasi yang sudah mantap dalam masyarakat. Mitos melatarbelakangi bagaimana masyarakat tertentu memaknai suatu hal. Oleh karena itu, semiotika Roland Barthes digunakan untuk menganalisis makna tanda-tanda dalam iklan tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat Jepang digambarkan masih mendiskriminasi serta menganggap orang berkulit hitam di Jepang sebagai pihak yang inferior pasca kemenangan Obama.

ABSTRACT
Japanese society is identic with the concept of homogeneity. The concept is closely related to nihonjinron, the discourse or theories about the national identity of Japan. The relation of homogeneity to the identity of Japanese society often leads to racial discrimination, including discrimination to black skinned people in Japan. In 2008, Barrack Obama 39 s victory in the presidential election became a major phenomenon around the world, including Japan, as it is seen as evidence that US public tolerance of black skinned people is high. In Japan, this phenomenon triggered the re evaluation by Japanese society about their views towards black skinned people in Japan. This paper attempts to reveal how the Japanese society depicts Japanese black skinned people in Softbank commercial after Obama 39 s victory. Barthes introduced the concept of myth, which is an established connotation in society. Myth lies behind how certain society interpret something. Therefore, Roland Barthes 39 s semiotics is used to analyze the meaning of signs in the commercial. The results of the analysis show that Japanese Society is depicted still discriminating and seeing black skinned in Japan as inferiors after Obama 39 s victory."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Ardianti
"Penelitian ini mengkaji tiga puluh enam kotowaza yang dianalisis dengan menggunakan pendekatan hermeneutik. Hasil interpretasi data dikaitkan dengan teori Ortner dan teori peran nature, nurture, dan equilibrium. Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban tentang bagaimana peran gender pria dan wanita yang tergambar dalam kotowaza (peribahasa Jepang) dan bagaimana persepsi orang Jepang masa kini terhadap peran gender pria dan wanita tersebut.
Hasil analisis data menggambarkan bahwa terdapat pengaruh sejarah China klasik dan mitologi Jepang dalam data kotowaza. Hasil interpretasi kotowaza menggambarkan bahwa posisi pria dan wanita memiliki kedudukan yang sama-sama penting dalam ranah masing-masing. Dari segi fungsi, pria berfungsi sebagai pusat keluarga dan masyarakat, sedangkan wanita berfungsi secara umum pada ranah domestik. Sebagian besar kotowaza menggambarkan teori peran nurture yang menuntut adanya kesejajaran hak antara pria dan wanita. Hasil interpretasi kuesioner dari 20 informan menunjukkan adanya persepsi tentang perlunya pandangan androgini dalam menyikapi gambaran peran gender pria dan wanita yang tergambar dalam kotowaza.

This study examines thirty six kotowaza (Japanese proverbs) using hermeneutics approach. The interpretation is related to the theory of Ortner and nature, nurture, and equilibrium gender theory. This study is intended to answer the questions about how men and women‟s gender role‟s views reflected in kotowaza (Japanese Proverbs) and how the Japanese people perceive about them.
The analysis results showed that there were Chinese history and Japanese mitology influences in data. The interpretations of data reflected that men and women had vital position in their own ranges. Men are functioned as family and social center and women are functioned in domestic area. Most of kotowaza showed its relation to the nurture?s theory which claims the equality rights between men and women. Twenty informant‟s questionnaire showed that there were an androgini‟s views on perceiving the gender role‟s reflected in kotowaza."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T30524
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Holtom, Daniel Clarence, 1884-1962
New York: Paragon, 1963
299.56 HOL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Farah Sarayusa
"Skripsi ini membahas ikumen sebagai bentuk perubahan konsep ayah dalam masyarakat Jepang masa kini. Dengan menggunakan teori fatherhood milik LaRossa, penulis menganalisa bagaimana perubahan konsep ayah yang terjadi di Jepang. Hasil analisis menunjukan bahwa telah terjadi perubahan konsep ayah dalam masyarakat Jepang, yaitu dari konsep patrialkal menjadi konsep berkesetaraan gender. Hal itu disebabkan karena para ayah berkesetaraan gender di Jepang memiliki aspirasi untuk mernjadi ayah yang lebih berperan aktif dalam keluarga.

This undergraduate thesis examines about ikumen as the change of fatherhood concept among Japanese modern society. By using LaRossa rsquo s fatherhood theory, writer analyzed how the concept of fatherhod changed in Japan. The analysis shows that there has been a change regarding fatherhood concept in Japanese society, which is, from patriarchal concept to gender equality concept. It rsquo s caused by Japanese fathers who have embraced gender equality concept have aspirations to become a father with more active role in their family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dila Rismayanti
"Tesis ini merupakan hasil dari penelitian bidang kejepangan yang difokuskan pada penelitian bidang sosial dan sejarah, dengan sedikit menyinggung bidang politik dan hukum. Latar belakang tesis ini adalah Jepang pada masa perang Asia Pasifik 1931-1945 yang kental dengan semangat militerisme. Pada masa itu Jepang mulai mengobarkan perang atas Cina, dan atas dorongan dari kaum militer, perang dengan Cina terus berlangsung dan semakin meningkat., hingga akhirnya Jepang berhadapan dengan kekuatan AS dan Sekutu. Dunia politik dan pemerintahan, beserta seluruh implementasi dari kebijakan yang dihasilkan merupakan kepanjangan tangan dari pihak militer masa itu. Dengan demikian, kondisi kehidupan sosial masyarakat Jepang juga tak dapat terlepas dari militerisme. Bahkan, banyak pakar yang mengatakan bahwa Jepang adalah contoh negara yang berhasil mengembangkan militerisme ke seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh dukungan dalam melakukan ekspansi dan peperangan.
Akan tetapi, ditengah kentalnya militerisme Jepang pada masa itu, dalam teks Kike Wadatsumi no Koe penulis menemukan hal yang berbeda. Kike Wadatsumi no Koe adalah kumpulan tulisan berupa catatan harian, surat-surat pribadi, surat wasiat, maupun berupa puisi yang ditulis oleh para mahasiswa Jepang yang dikirim ke medan perang. Dalam tulisan tersebut didapati banyak pandangan yang tidak setuju terhadap sikap dan kebijakan militer Jepang, dan kelompok yang tidak setuju ini merupakan golongan yang dominan. Sementara itu, pandangan sebagian kecil dari mereka menyiratkan kesan "setuju" secara tidak langsung. Penulis menyebutnya secara tidak langsung karena mereka tidak berbicara mengenai substansi dari sikap dan kebijakan militer, melainkan hanya mengungkapkan rasa bangga dan terhormat untuk melakukan sesuatu bagi tanah air mereka tercinta."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>