Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Apriliani
"Jurnal ini mengkaji gambaran estetika puisi pada zaman Jahiliyah melalui puisi al-madah dan al-hikmah karya Zuhair bin Abi Sulma. Gambaran estetika ini dapat dilihat dari segi intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat dalam puisi ini. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur kepustakaan,yaitu mengumpulkan data dan menganalisisnya. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa nilai estetika puisi al-madah dan al-hikmah karya Zuhair bin Abi Sulma termasuk dalam kategori yang tinggi, dan hampir dapat disamakan dengan puisi karya penyair terkenal yang sezaman, seperti Umru al-Qais dan an-Nabighah az-Zibyani.

This journal discusses about the aesthetic value of the jahiliyah era in madah and hikmah poems by Zuhair bin Abi Sulma. This aesthetic value is visible from intrinsic and extrinsic side in this poems. The authors using qualitative methods with literature study, that is collected data and analyze. The results of data analyze concluded that aesthetic value of madah and hikmah poetry by Zuhair bin Abi Sulma included in high category. Almost be equated with poems by famous poet in the same era, such as Umru al-Qais and an-Nabighah az-Zibyani.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqih Zakiyah
"Bangsa Arab merupakan yang pandai membuat karya sastra terutana puisi. Puisi sudah dikenal oleh masyarakat Arab sejak zaman jahiliah hingga modern. Salah satu penyair terkenal zaman jahiliah adalah Maimun Aʻsya bin Qaisi (ميمون أعشى بن قيس) dikenal dengan sebutan Aʻsya Qaisi dengan puisi yang bertemakanMadaḥ (pujian). Puisi ini dibuat ketika Aʻsya memuji kedermawanan Muhallik kepada tamunya.Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukan unsur instrinsik dan ekstrinsik puisi pada puisi madaḥ karya Aʻsya Qaisi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis struktur dan pendekatan secara objektif. Puisi mahdah karya Aʻsya Qaisi memiliki kelebihan yaitu keindahan kata-kata yang digunakan dengan mengguanakan majas simile atau pengulangan kata-kata. Puisi tersebut merupakan puisi zaman jahiliah sehingga masih terikat dengan aturan puisi seperti wazan atau Bahr.

Arab is a nation blessed with citizens talented in literature, especially poem. Poem has been known by Arabian people since the Jahiliah era up until this modern era. One of the most famous poets in Jahiliah era is Maimun Asya bin Qaisi (ميمون أعشى بن قيس). Also known as Aʻsya Qaisi, he made poems with Madaḥ (praise to God) theme. His poems are made when Aʻsya praised the generosity of Muhallik (Allah the Almighty) in front of his guests. The goal of this research is to show the intrinsic and extrinsic elements of Madaḥ poem in Aʻsya Qaisi’s works. The method used in this research is qualitative method with a structural analysis and an objective approach. Aʻsya Qaisi’s Mahdah poems have distinguishing feature. The words are chosen and arranged beautifully by using simile or repetition. Since they are made in Jahiliah era, the poems were using the era’s rule of how poems should be like, for instance like Wazan or Baḥr.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Najmia Hermawati
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang puisi Arab di zaman Abbasiyah pada periode 750 ndash; 874 M / 132 ndash; 260 H. Pada perkembangannya, puisi arab mengalami kemajuan yang pesat di zaman dinasti Abbasiyah ini, salah satu pelopor kemajuan puisi Arab adalah peran dari khalifah saat itu. Menjadi lebih berkembang pada saat Dinasti Abbasiyah, pada perjalanannya dinasti ini banyak terpengaruh budaya asing yang masuk khususnya bangsa Persia, bersifat terbuka sehingga perkembangan puisi Arab ketika itu mengalami kemajuan. Dan kedudukan penyair saat itu juga disambut baik oleh para khalifah. Metode yang digunakan pada penulisan jurnal ini adalah metode studi pustaka dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan sejarah dan dinamika yang ada pada perkembangan puisi Arab. Setelah meneliti sumber-sumber yang ada, penulis mendapatkan tujuan dari penulisan jurnal ini, yaitu untuk mengetahui puisi arab di zaman Dinasti Abbasiyah pada periode tersebut, dan bagaimana perkembangan puisi arab di Dinasti Abbasiyah dapat maju hingga saat ini.

ABSTRACT
This journal discusses the Arabic poetry in the Abbasid era in the period 750 874 M 132 260 H. On development, the Arabic poetry made progress in this Abbasid dynasty, one of the pioneers of progress of Arabic poetry is the role of the caliph at the time. Become more developed at the time of the Abbasid dynasty, the dynasty 39 s journey affected many incoming foreign cultures, especially the Persians, is open so that the development of Arabic poetry as it progressed. And the position of poet when it was also welcomed by the caliphs. The method used in writing this journal is a method of literature by reading books relating to the history and dynamics that exist in the development of Arabic poetry. After researching the sources that exist, I get the purpose of writing this journal, which is to know Arabic poetry at the time of the Abbasid dynasty in the period, and how the development of Arabic poetry in the 39 Abbasids can go forward to the present."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muliani Setiawati
"Sejak masa Jahiliyah, puisi adalah seni sastra yang penting bagi bangsa Arab. Sebagai salah satu bentuk komunikasi yang paling banyak berperan, kegemaran mereka akan puisi besar sekali. Kedatangan Islam memberikan beberapa perubahan dalam kesusasteraan Arab, seperti tema dan tujuan pembuatan puisi. Hassan bin Tsabit merupakan salah satu penyair yang hidup di dua zaman; Jahiliyah dan Islam. Puisi al-hija’ adalah salah satu karyanya yang pada masa Islam berbeda dengan masa Jahiliyah. Puisi ini tidak lagi ditujukan untuk mencela, mengejek, atau menghina kabilah lain akan tetapi hanya digunakan untuk membalas ejekan dari orang kafir yang mengganggu dakwah Nabi. Makalah ini dibuat untuk menjelaskan unsur intrisik dan ekstrinsik puisi al-hija’ karya Hassan bin Tsabit dengan menggunakan metode studi literatur kepustakaan dan analisis struktural terhadap puisi tersebut.

In the period of Jahiliyah, poetry has been an important literature work for the Arabs. Poetry becomes one of the communication forms since the Arabs strongly interested in it. The arrival of Islam provides some changes in the Arabic literature, such as in the theme and the purpose of making poetry. Hassan bin Tsabit was a poet who lived in two periods, Jahiliyah and Islam. Al-Hija’ poetry was one of his works in the Islamic period which is difference from the Jahiliyah period. In the Islamic period, al-hija’ poetry was not any longer intended either to critize or to insult other tribes, but to face the unbelievers who bother the prophet.This paper discusses both the elements of intrinsic and extrinsic of al-hija’ poetry by Hassan bin Tsabit using literature method and structural analysis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Sari
"Penelitian ini bertujuan mengungkapkan aspek bunyi yang terkandung dalam empat puisi 'Antarah bin Syaddad. Puisi tersebut dikutip dari Antologi Puisi 'Antarah bin Syaddad yang berjudul Diwan 'Antarah karya Karim Al Bustami, Penerbit Dar Sadr, tanpa tahun, halaman 89, 142, 156, dan 159.
Dalam biografinya disebutkan bahwa 'Antarah banyak menulis puisi yang ditujukan kepada gadis pujaannya yaitu 'Ablah. Tema-tema puisi yang dibuatnya antara lain Al-Hamasah, AI-Ghazal, Ar-Risa, Al-Fakhr, AI-Wasf. Penelitian dibatasi pada empat puisi yang berjudul Haramun 'Alayya An-Nawmu, Ka'su Mudamin Mahfufu Bi d Durari, Khayalu 'Ablat, dan Law Anna Lil Mawti Syakhsan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode struktural. Konsepnya adalah bahwa setiap unsur dalam puisi bersifat fungsional. unsur-unsur tersebut saling terkait dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Dalam hal ini penulis membatasi pembahasan pada aspek bunyi yang menghasilkan pola-pola rima dan ritma."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S13419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Soffah
"Skripsi ini membahas puisi yang dibuat oleh penyair zaman Jahiliyah, Nâbigah aż-Żibyânî. Puisi iʻtiżâr termasuk ke dalam kategori puisi Arab Klasik karena dibuat pada zaman Jahiliyah. Beberapa ciri khas puisi Arab Klasik adalah menyesuaikan pada wazan atau baḥr, qâfiyah, bahasanya jelas, singkat dan padat, tidak memakai kata-kata asing dan tidak pasaran. Selain itu, diungkapkan pula unsur-unsur yang memperindah bahasa dalalm puisi melalui analisis struktur dan isi.

This undergraduate thesis is explaining about the poem written by poet in Jahiliyah era, Nâbigah aż-Żibyânî. The iʻtiżâr poetry of Nâbigah aż-Żibyâni is categorized into Classical Arabic poetry because it was made in Jahiliyah era. Classical Arabic poetry is usually adopted to wazan or baḥr, qâfiyah, the meanings are clear, concise, dense, and never using foreign words and independent. In addition, its also expressed the things that make the language in this poem atractive by means of the structure analysis and its content."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad
"Jurnal ini membahas tentang analisis puisi al-ghazal karya Basysyar ibn al-Burd. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik dari puisi Al-Ghazal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Kesimpulan penelitian ini bahwa puisi al-Ghazal karya Basysyar ibn al-Burd adalah ungkapan dan cermin dialog cinta yang terjadi antara dia dan wanita yang dirindukannya.

This Thesis discusses about poetry analyze al-ghazal by Basysyar ibn al-Burd. The purpose of this study desrcibe about intrinsic and extrinsic of poetry al-ghazal. This research use qualitative methods. The conclusion of this analysis is that love the expression and makeup dialogue that took place between him and the woman to his heart."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Arini
"Puisi yang menjadi pembahasan utama dalam artikel ini adalah puisi satire karya Jarir ibn Athiyyah ibn Khathfy. Jarir adalah seorang penyair zaman Bani Umayyah yang menjadi salah satu penyair terkenal ketika itu. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi satire karya Jarir dengan menggunakan metode studi literatur kepustakaan dan analisis struktural. Unsur intrinsik meliputi analisis struktur bathin dan struktur fisik. Struktur bathin membahas mengenai tema dan emosi. Struktur fisik membahas tifografi, tokoh, diksi, dan majas. Sedangkan unsur ekstrinsik membahas hubungan penyair dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Puisi satire Jarir ibn Athiyyah ibn Khathfy adalah puisi ejekan yang ditujukan kepada lawannya.

The primary source of this article is satire poems written by Jarir ibn Athiyyah ibn Khathfy. Jarir is a poet in Umayyah era who became one of the famous poets at the time. This article aims to elaborate the intrinsic and extrinsic features of satire poems written by Jarir through the method of literary studies and structural analysis. The intrinsic features is analysis inner structure and physical structure. The inner structure of the poem that discusses the theme and emotion. Physical structure discusses typhography poetry, figure, diction, and figure of speech. While the extrinsic feature discusses poet relationship with the state of society at that time. Satire poems Jarir ibn Athiyyah ibn Khathfy a poem aimed at his opponent's taunts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Falen Hamzah Al Agil
"Penelitian ini berfokus pada evaluasi kemampuan fitur terjemahan Instagram dalam menerjemahkan puisi Arab Islam, sebuah genre sastra yang kaya akan nuansa linguistik dan konteks budaya. Menggunakan metodologi kualitatif, penelitian ini melakukan analisis komparatif antara terjemahan otomatis yang dihasilkan oleh Instagram dan terjemahan manual. Hasil penelitian mengungkap bahwa, meskipun berguna, fitur terjemahan Instagram sering kali gagal menangkap esensi penuh puisi Arab Islam, dengan kesalahan signifikan dalam memahami konteks dan nuansa bahasa. Kesalahan ini meliputi ketidakakuratan dalam menerjemahkan kata-kata kunci dan kesulitan dalam menginterpretasikan makna yang lebih dalam yang sering kali terikat erat dengan konteks budaya dan historis. Studi ini menyoroti keterbatasan teknologi terjemahan otomatis dalam menghadapi teks yang kompleks dan berlapis, menunjukkan pentingnya sumber-sumber tambahan seperti terjemahan manual dan pengetahuan budaya dalam memahami puisi. Rekomendasi penelitian ini menekankan pada penggunaan fitur terjemahan Instagram sebagai alat bantu awal untuk pemahaman dasar teks, dan tidak sebagai sumber utama. Temuan ini membuka wacana penting mengenai kebutuhan pengembangan teknologi terjemahan yang lebih sensitif terhadap konteks budaya dan linguistik, serta pentingnya pendekatan yang lebih manusiawi dan kontekstual dalam proses penerjemahan. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam bidang linguistik terapan, terjemahan, dan studi media sosial.

This study focuses on evaluating the effectiveness of Instagram's translation feature in translating Islamic Arabic poetry, a literary genre rich in linguistic nuances and cultural context. Utilizing a qualitative methodology, this research conducts a comparative analysis between automatic translations generated by Instagram and manual translations. The findings reveal that, while useful, Instagram's translation feature often fails to fully capture the essence of Islamic Arabic poetry, with significant errors in understanding context and linguistic nuances. These errors include inaccuracies in translating key words and difficulties in interpreting deeper meanings often closely tied to cultural and historical contexts. This study highlights the limitations of automatic translation technology in dealing with complex and layered texts, demonstrating the importance of additional resources such as manual translations and cultural knowledge in understanding poetry. The recommendations of this study emphasize the use of Instagram's translation feature as an initial tool for basic text comprehension, and not as the primary source. These findings open an important discourse on the need for the development of translation technology more sensitive to cultural and linguistic contexts, as well as the importance of a more human and contextual approach in the translation process. This research provides a significant contribution to the fields of applied linguistics, translation, and social media studies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diajeng Ghassani Febriannisa Pamungkas
"Puisi Arab telah ada sejak zaman Jahilliyah hingga zaman Modern. Tema-tema puisi berkembang dari zaman ke zaman dan berubah makna seiring dengan berkembangnya zaman itu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan puisi Ghazal zaman Abassiah dengan puisi-puisi di zaman Jahilliah, Permulaan Islam, dan Umayyah, juga untuk medeskripsikan hal-hal apa saja yang membuat perubahan makna tema puisi dari zaman ke zaman. Pengumpulan data dengan menggunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka digunakan dengan mengumpulkan data secara kualitatif yang kemudian data tersebut dikelompokkan kepada data primer dan sekunder. Hasilnya ditemukan bahwa perubahan makna yang terjadi dalam tema puisi dari zaman ke zaman disebabkan karna ada nya faktor lingkungan masyarakat juga sistem kepemerintahan/ kepemimpinannya.

Arabic poetry has been around since Jahilliyah era to Modern era. The themes of poetry evolved over time and changing the meaning along with the development of that era. This research is a qualitative descriptive study aimed to describe what distinguishes poetry Ghazal Abassiah era with poetry at age Jahilliah, onset of Islam and the Umayyad, also for description the things what makes Ghazal theme changed meaning over time. Fetching data has commenced and using literature method. Literature method used was a qualitative data collection and then the data is grouped to the primary and secondary data. The results found it changes that occur in the meaning of poetry themes over time due to environmental factors, especially the system of governance / leadership.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>