Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Benny Kurniawan
"Keberadaan social media saat ini telah memberikan banyak sekali manfaat di berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya keberadaan Twitter sebagai salah satu social media dengan pengguna terbanyak saat ini telah dimanfaatkan sebagai media pemasaran yang efektif. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh Soyjoy untuk melancarkan strategi viral marketing dan hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi mereka.
Dalam makalah ini nantinya, peneliti ingin melihat dan mengetahui bagaimana Soyjoy dengan akun Twitter-nya, @soyjoyID, menjalankan strategi viral marketing mereka. Nantinya disini akan dilihat bagaimana Soyjoy melakukan promosi, pengenalan produk serta dalam hal menanggapi para followers akun Twitter mereka yang bertanya maupun berkomentar yang terintegrasi dalam viral campaign mereka, healthylicious.
Adapun tujuan kami meneliti fenomena healthylicious ini adalah untuk mengetahui teknik viral marketing yang dilakukan oleh Soyjoy dalam akun Twitter-nya yaitu @soyjoyID. Dari analisis ini akan dipelajari bagaimana cara membangun strategi pemasarannya melalui Twitter, sehingga strategi pemasaran yang dilakukan di Twitter berjalan efektif dan maksimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muchamad Luthfi
"Viral marketing atau pemasaran viral adalah sebuah konsep dalam pemasaran yang sudah dikenal selama lebih dari dua dekade, namun pesatnya kemajuan teknologi internet dan penggunaan media sosial yang luas kini membuka dimensi baru bagi ide ini untuk berkembang. Jika dilakukan dengan tepat, pemasaran viral dapat membangun brand awareness yang pesat dalam waktu yang singkat. Jurnal ini akan membahas apa penyebab epidemi pemasaran viral dan karakteristik tiap media sosial dan pengaruhnya terhadap dampak nya terhadap epidemi kampanye digital film Deadpool tersebut. Hasil yang ditemukan adalah kombinasi konten pemasaran yang out-of-the-box didukung oleh gencarnya promosi oleh aktor/produser menjadikan promosi Deadpool viral.

Viral marketing is a concept in marketing which has been known for over two decades. However, advancement in internet technology and widespread use of social media has opened new dimension for the concept to evolve. If done right, viral marketing could increase massive brand awareness in a short time. This paper will examine the causes of viral marketing epidemics and the characteristic of each social media sites and its influence regarding the success of the film rsquo s digital campaign. We conclude that out of the box campaign supported by actor producer tenacity in promoting, resulted in the viral epidemic of Deadpool rsquo s digital marketing success.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jaya Wijaya
"Perhatian utama dari makalah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai perbedaan jumlah kata yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan Belanda, Tujuannya adalah untuk melihat kelompok mana yang lebih efisien dalam mengungkapkan pikirannya dalam Twitter yang memiliki ruang tulis yang terbatas. Dengan menganalisis korpus berupa sepuluh tweet laki-laki dan sepuluh tweet perempuan Belanda yang dilakukan secara random dan membandingkannya dengan teori Dede Brouwer berkenaan dengan perbedaan bahasa pria dan perempuan, diharapkan dapat ditarik kesimpulan kelompok mana yang menggunakan kata lebih banyak dan apakah dengan adanya media Twitter yang memiliki ruang tulis terbatas membawa perubahan pada karakteristik berbahasa pada laki-laki dan perempuan Belanda.

The main focus on this paper is to give information about the differences between Dutch males and females in terms of the amount of words, used by them. The main goal is to see which group is more efficient in terms of expressing their feelings on Twitter which has limited space. The tweets of ten Dutch males and females will then be compared with the theory of Dede Brouwer in terms of differences between the language used by males and females. I hope I can come to conclusion which group uses more words and whether Twitter with limited writing space bring changes to the language characteristic among the two genders.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan, Job Onesimus
"Isu menjadi hal yang tidak terelakkan dalam proses bisnis perusahaan. Diperlukan strategi dan manajemen dalam menangani isu untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi. Di era digital, media sosial menjadi alat kerja baru bagi praktisi humas dalam menyampaikan pesan kepada publik ketika isu melanda perusahaan. Studi kasus dilakukan terhadap PT Antam, Tbk. terkait isu penipuan calon tenaga kerja yang beredar secara online. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui kerja praktisi humas ANTAM dalam menangani isu penipuan melalui twitter. Untuk itu, peneliti melakukan pemantauan dan analisis pada akun twitter ANTAM selama periode isu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ANTAM secara aktif menggunakan twitter selama periode isu dalam mengklarifikasi isu kepada publik dan mencegah isu berkembang luas.

Issue become inevitable condition in a company’s business processes. In consequence, strategy and management needed in handling issue to minimize negative effect that possibly happen. In digital age, social media become a new tool for public relations practitioners to deliver messages to public when the issue hit. Case study was taken on PT ANTAM, Tbk. during its fraudulent issue which spread out in the online world. This paper aims to explain on how public relations practitioners of ANTAM works in handling the issue of fraud via twitter. Therefore, researcher used monitoring and analysis method for ANTAM’s official twitter at times of issue. The research has found that ANTAM actively used twitter during issue period in clarifying the issue and prevent widespread of issue.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Haerdeswari
"ABSTRAK
Hasil-hasil studi sebelumnya mengenai gerakan sosial menunjukan bahwa kekuatan jaringan di dalam gerakan sosial merupakan suatu hal yang penting untuk mencapai tujuan gerakan. Namun, ada hal lain yang sama pentingnya tidak dibahas dalam studi sebelumnya dan studi ini bermaksud untuk melengkapi kekurangan tersebut. Argumen yang berusaha dibangun di dalam studi ini adalah bahwa di dalam mencapai tujuan gerakan, kekuatan jaringan perlu dimobilisasi agar jaringan yang dimiliki oleh gerakan menjadi lebih efektif. Studi ini bermaksud untuk mengamati bagaimana Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia GMNI memobilisasi kekuatan jaringan yang dimiliki untuk mencapai tujuan dari gerakan yaitu menolak eksplorasi panas bumi di Gunung Ciremai. Melalui perspektif sosiologi, penulis akan menggunakan konsep mobilisasi sumber daya untuk menjelaskan pembangunan kekuatan jaringan didalam gerakan sosial tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualititatif dengan metode studi kasus dan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam.

ABSTRACT
The results of previous studies on social movements show that the power of networks in the social movement is an important thing to achieve goals of the movement. However, there is something equally important not addressed in previous studies and this study intends to completing the deficiency. The argument attempted to build on this study is that in achieving the goals of the movement, the power of the network needs to be mobilized so that networks owned by the movement become more effective. This study intends to observe how the Indonesian National Student Movement GMNI mobilizes the power of its network to achieve the objective of the movement to refuse geothermal exploration in Mount Ciremai. From the perspective of sociology, the author will use the concept of resource mobilization to explain the development of network power within the social movement. This research uses qualitative approach with case study method and using data collection technique through in depth interview."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dibyareswari Utami Putri
"Skripsi ini membahas tentang kekuatan media baru yaitu social media seperti Twitter yang mampu membentuk gerakan sosial dimana dapat bertahan hingga sekarang karena adanya kekompakkan dan loyalitas dari para anggotanya. Latar belakang dari penelitian ini adalah reaksi dari pemboman hotel J.W Marriot dan Ritz Carlton Jakarta yang menimbulkan rasa nasionalis dengan terbentuknya IndonesiaUnite. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan paradigma post-positivist.
Tujuan penelitian ini ingin melihat sejauh mana Twitter sebagai social media memiliki kekuatan dalam membangun kebrsamaan untuk tindakan kepedulian sosial dalam membentuk IndonesiaUnite. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa IndonesiaUnite menumbuhkan rasa kebersamaan dalam kelompok sehingga melekatkan groupthink syndrome yang positif. Hal ini mengindikasikan Twitter memiliki kekuatan besar dalam membentuk gerakan sosial.

The focus of this study is the new emerging media force such as Twitter, creating social movement in which the member keep holding up, cohesively and loyally, until nowadays. the background of this research is the reaction of people toward the terrorist bombing J.W Marriot and Ritz Carlton hotel in Jakarta, agitating nationalism inside the individuals and then later establishing IndonesiaUnite movement. Research method is using qualitative with post-positivist paradigm.
The purpose of this study is to elaborate how significant is Twitter, as a social media, able to build association and together acting under social responsibility established on IndonesiaUnite movement. The research result can be concluded in a way that IndonesiaUnite indeed augment association and togetherness among the members of the movement thus binding them in a positive groupthink syndrome, indicating that Twitter has major force creating social movement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Susilo
"Tesis ini mengkaji tentang Jaringan Sosial yang diaktifkan khususnya oleh pimpinan pondok pesantren, baik di lingkungan intern maupun di lingkungan ekstern. Pondok pesantren yang dimaksud adalah PP. Tebuireng, Jombang Jawa Timur yang termasuk salah satu Pondok pesantren tertua, terbesar dan terkenal di Indonesia. Pondok pesantren tersebut telah mengalami perubahan-perubahan fisik dan non fisik, sehingga bisa tetap eksis atau bertahan sampai sekarang dan telah berumur 100 tahun.
Perubahan fisik intern PP. Tebuireng bisa dilihat dari luas tanah dan bangunan-bangunan di dalamnya yang permanen, perubahan luas tanah yang pada awal berdirinya hanya 200 m2, sekarang telah menjadi 25 ha, dan dari sebuah bangunan teratak sederhana sekali menjadi 25 buah bangunan permanen.
Perubahan non fisik intern PP. Tebuireng bisa dilihat dari dua macam, yaitu: (1) perubahan sistem pengajaran dan kurikulum dari sistem Sandongan, Sorogan dan Tahassus (diskusi) yang tidak mengeluarkan ijazah; (2) Sistem kepemimpinan Tunggal tanpa akte notaris menjadi sistem kepemimpinan Kolektif berakte notaris dibawah naungan sebuah yayasan yang bernama Yayasan KH.A Hasyim Asy'ari; (3) bertambahnya hak pemilikan pribadi menjadi hak pemilikan pribadi dan wakaf khususnya dibidang tanah.
Perubahan fisik ekstern disekitar PP. Tebuireng dapat dilihat dari beberapa macam jumlah bangungan yang berfungsi sesuai dengan fisik bangunannya, seperti rumah makan, tempat binatu, wartel, penyewaan komputer, toko kelontong, baik tempat mangkal penjaga keliling makanan kecil (baso, nasi goreng, lontong tahu, kacang hijau, es sirup dan sebagainya) dan pakaian serta alat-alat sholat dan perlengkapan lainnya berupa sandang.
Perubahan non fisik ekstern dapat dilihat dari berapa sendi kehidupan sehari-hari, seperti perubahan pandangan hidup, nilai-nilai dan norma-norma pergaulan sehari-hari serta kebiasaan prilaku seseorang yang hidup di masyarakat sesuai dengan keberadaan PP. Tebuireng yang bernafaskan ajaran agama Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnadi
"Intensitas tekanan-tekanan sosial-ekonomi dan kemiskinan yang membawa akibat pada kesulitan-kesulitan rumah tangga pandhiga di Desa Pesisir dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks. Dari tahun ke tahun tingkat.pendapatan pandhiga semakin menurun dan tidak pasti. Salah salu faktor yang secara dominan menyumbang terhadap proses akselerasi permasalahan sosial tersebut adalah kebijakan motorisasi perahu dan modernisasi peralatan tangkap. Rumah tangga-rumah tangga nelayan mengembangkan strategi adaptasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi tekanan-tekanan sosial-ekonomi yang datang setiap saat.
Strategi-Strategi adaptasi yang umum dilakukan adalah memobilisasi peranan perempuan (isteri) dan anakanak mereka untuk mencari nafkah dan nelayan melakukan diversifikasi pekerjaan untuk memperluas sumber-sumber penghasilan yang lain. Karena berbagai faktor, kedua strategi adaptasi ini pun sangat terbatas untuk bisa diakses oleh rumah tangga pandhiga. Oleh sebab dalam rumah tangga pandhiga di Pesisir, sesuai dengan kondisi struktur sumber daya sosial-ekonomi lokal, jaringan sosial merupakan pilihan strategi adaptasi yang sangat signifikan untuk mengakses sumber daya yang semakin langka. Sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kesulitan memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi sehari-hari dalam upaya menjaga kelangsungan hidup rumah tangga.
Adanya bentuk-bentuk jaringan vertikal pada rumah tangga kasus mencerminkan intensitas kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketergantungan akan sumber daya di kalangan rumah tangga pandhiga den masyarakat nelayan di Pesisir. Jaringan sosial merupakan potensi budaya yang dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk menyikapi tekanan-tekanan ekonomi setiap saat. Hasil studi ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi dan kesulitan kehidupan yang secara intensif dihadapi oleh rumah tangga pandhiga tidak direspons dengan tindakan-tindakan sosial yang bersifat revolusioner atau eksplosi£ Sekalipun demikian, harus diakui bahwa pemanfaatan fungsi jaringan sosial tersebut masih bersifat karitatif dan bukan merupakan solusi substansial untuk mengatasi berbagai kesulitan sosial-ekonomi rumah tangga pandhiga secara mendasar. Karena faktor-faktor penyebab kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau kemiskinan di kalangan nelayan cukup kompleks, maka upaya-upaya mengatasinya tentu saj a bukan p ekerj aan yang mudah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruddy Agusyanto
"Pengekompokan sosial memang tidak bisa dihindarkan, akan selalu terjadi di mana manusia hidup dan tinggal, tak terkecuali di dalam kehidupan sebuah organisasi. Namun, tidak berfungsinya sistem kontrol-monitoring-koordinasi sebuah organisasi bukanlah akibat pengelompokan sosial semata. Kalau tidak, maka bisa dikatakan hampir semua organisasi di dunia ini akan mengalami masalah serupa, yaitu tidak memadainya sistem kontrol-monitoring-koordinasi. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua pengelompokan sosial menyebabkan sistem kontrol-monitoring-koordinasi tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Berdasarkan hal di atas, tesis ini memfokuskan diri pada jaringan jaringan sosial yang terwujud dalam "dunia kerja? PAM JAYA dan struktur sosial (aturan, norma, nilai -termasuk penghargaan dan sanksi) yang lahir dari jaringan jaringan sosial tersebut - yang memberikan ketidakleluasaan-ketidakleluasaan terhadap tindakan para anggotanya dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas/kewajiban sebagai pegawai PAM JAYA serta dampaknya terhadap pencapaian tujuan organisasi (memenuhi kebutuhan air bersih seluruh penduduk Jakarta). Oleh karena air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar umat manusia, tidak tercapainya tujuan organisasi PAM JAYA mempunyai implikasi terhadap kondisi kesehatan warga DKI Jakarta.
Metode pengumpulan data, digunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara dengan pedoman, serta kuesioner roster. Metode pengamatan terlibat berguna untuk melihat, mendengar, dan memahami gejala-gejala (tindakan, aktivitas, peristiwa) yang ada, sesuai dengan makna yang diberikan atau yang dipahami para pegawai PAM JAYA. Selain itu, berguna untuk memahami proses dan mekanisme terwujudnya jaringan-jaringan sosial, serta untuk mendefinisikan konteks-konteks sosial atau content hubungan-hubungan sosial yang membentuk jaringan sosial. Sedangkan wawancara dengan pedoman digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi khusus yang dibutuhkan. Selanjutnya, untuk mengidentifikasikan para anggota (aktor) dan sosiogram jaringan-jaringan sosial yang terwujud digunakan kuesioner roster.
Dalam kehidupan nyata organisasi PAM JAYA, ketiga tipe jaringan (kepentingan, kekuasaan dan perasaan) secara terus menerus saling berpotongan. Pertemuan-pertemuan tersebut membangkitkan suatu ketegangan bagi pelaku yang bersangkutan, karena logika situasional atau struktur sosial masing-masing tipe jaringan adalah berbeda atau belum tentu sesuai satu sama lain. Maka dari itu, dapat saja atau seringkali terlihat kontradiksi antara sikap dengan tindakan yang pelaku wujudkan. Aturan-norma-nilai yang lahir dari perpotongan-perpotongan ketiga tipe jaringan inilah yang berlaku, akibatnya aturan-aturan resmi, norma-norma dan nilai-nilai organisasi cenderung tidak dapat sepenuhnya diterapkan atau berlaku dalam realita kehidupan.
Para aktor yang menjadi anggota jaringan interseksi ketiga tipe jaringan menjadi sulit membedakan struktur sosial mana (kekuasaan, kepentingan atau perasaan) yang berlaku saat interaksi terjadi di antara mereka. Hubungan-hubungan sosial di antara mereka cenderung menyatu, akibatnya di antara para aktor, satu sama lain tidak mampu menolak permintaan atau keinginan aktor lain, termasuk permintaan atau keinginan yang menyimpang dari aturan-aturan dan tujuan-tujuan organisasi. Mereka yang mempunyai hubungan sosial bermuatan kekuasaan kepentingan, memiliki posisi tawar-menawar yang relatif seimbang sehingga negosiasi akan terwujud bila masing-masing aktor tidak merasa dirugikan. Sementara, di kalangan mereka yang mempunyai hubungan-hubungan sosial bermuatan kekuasaan-perasaan, aktor yang memiliki kekuasaan relatif lebih tinggi akan melindungi aktor yang memiliki kekuasaan relatif rendah biarpun tindakan yang dilindunginya itu sebenamya adalah menyimpang dari aturan-aturan atau struktur resmi organisasi. Sedangkan mereka yang mempunyai hubungan sosial bermuatan kepentingan-perasaan, satu sama lain saling memberi atau semacam bagi-bagi rejeki. Akibatnya, pusat-pusat kekuasaan menjadi sulit menjalankan fungsinya; tidak mampu secara terus-menerus mengkaji ulang kinerja unit-unit sosial yang dipimpinnya dan mempolakan kembali strukturnya untuk menjaga taraf efisiensinya - demi kepentingan atau tujuan dan target organisasi.
Akibatnya, banyak terjadi 'kebocoran' (baik kebocoran air hasil produksi maupun kebocoran administratif) sehingga PAM JAYA tidak mampu mengadakan dan mendistribusikan air bersih kepada seluruh penduduk kota Jakarta secara adil dan merata (hanya 44% penduduk Jakarta yang mampu dilayani). Mengingat kondisi pencemaran terhadap sumber air saat ini, yang semakin hari semakin meningkat (baik yang berasal dan limbah industri maupun limbah rumah tangga), penduduk yang tidak menggunakan air PAM JAYA untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya mempunyai konsekuensi kesehatan tersendiri. Hal ini, diperkuat dengan kesadaran sanitasi lingkungan dari penduduk Jakarta yang masih rendah dan belum ada kebiasaan memeriksakan sumber air bersihnya ke laboratorium PAM JAYA untuk mengetahui layak atau tidaknya untuk dikonsumsi. Maka dari itu, perlu dilakukan peneiitian lebih lanjut yang lebih intensif mengenai implikasi kesehatan ini.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengelompokan atau jaringan sosial yang membuat sistem kontrol-monitoring-koordinasi tidak memadai atau berfungsi sebagaimana mestinya adalah pengelompokan/jaringan sosial yang melahirkan struktur sosial atau logika situasional yang tidak mendukung struktur resmi organisasi dan dengan begitu sangat menentukan (sudah tidak lagi memberi ketidakleluasaan) tindakan para anggotanya - baik individual maupun kolektif - sehingga tak seorangpun berani menentang/melanggarnya. Di lain pihak, begitu dominannya struktur sosial yang lahir dari pengelompokan/jaringan sosial ini mengakibatkan struktur resmi organisasi tidak berlaku atau tidak bisa dijadikan pegangan bagi para anggotanya. Seseorang berani melanggar struktur resmi organisasi tetapi tidak berani melanggar aturan dan norma jaringan sosial. Selanjutnya, dalam perjalanan waktu, struktur jaringan sosial semakin luas wilayah jangkauannya. Artinya, individu atau kelompok individu yang tidak termasuk ke dalam jaringan-jaringan sosial juga tunduk terhadap aturan-norma-nilai jaringan sosial dan sebagian besar dari mereka akhirnya memilih menjadi anggota jaringan-jaringan sosial. Dengan kata lain, struktur resmi organisasi tidak operasional dalam kehidupan nyata tetapi cenderung bersifat normatif atau ideal, yaitu berisi aturan-aturan tentang bagaimana 'yang seharusnya' karena para anggota di dalam organisasi yang bersangkutan tidak mampu memberlakukan aturan-norma-nilai yang sudah distrukturkan dan tidak mampu menjatuhkan sanksi kepada para anggota yang melanggar aturan-norma-nilai yang telah distrukturkan tersebut.
Oleh karenanya, bila terlalu memusatkan perhatian kepada sesuatu yang abstrak seperti kebudayaan, sistem nilai atau keyakinan, tatanan moral - adalah terlalu berlebihan - sehingga kita tidak mampu melihat gejolak (fluktuasi) kehidupan manusia yang empirik terjadi setiap harinya sebab manusia saling tergantung tetapi juga saling memanipulasi satu lama lain. Ini adalah proses internal dan inheres dalam hubungan sosial antar manusia.
Dengan memusatkan perhatian pada hakekat hubungan sosial yang terwujud yang mengikat para individu dalam jaringan sosial maka dapat diketahui logika situasional yang diciptakan, jenis konflik dan jenis pertukaran yang ada untuk menjelaskan sejumlah konflik, perubahan dan pengendalian di dalam kehidupan manusia, khususnya kehidupan di dalam organisasi sehingga bisa ditemukan alternatif- alternatif pencegahan atau solusi-solusi yang seseuai dengan inti permasalahan yang dihadapi. Lebih lanjut, analisa jaringan sosial bisa memperlihatkan proses dan mekanisme budaya yaitu bagaimana orang-orang mengoperasionalkan, mendifusikan, serta perubahan-perubahan yang terjadi atas norma-nilai-aturan yang sudah mapan dalam sebuah kebudayaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Budiwati
" Eksistensi pesantren merupakan fenomena sosial yang sangat menarik Bagaimana lembaga ini mampu bertahan hidup selama berabad-abad merpakan pertanyaan yang menantang. Banyak jawaban telah diberikan dan kebanyakan jawaban tersebut mengacu pada modemisasi yang dilakukan oleh pesantren dalam merespon tuntutan perubahan jaman. Akan tetapi jawaban ini tidak cukup memuaskan. karena modemisasi tidak akan berjalan kalau tidak ada kekuatan-kekuatan yang mendukungnya.
Beranjak dari asumsi ini maka kajian ini berusaha mendeskripsikan etnografi Pesantren Al Hamidiyah melalui pendeskripsian hubungan sosial-hubungan sosial yang dibentuk antara pesantren dengan pihak lain serta pemanfaatan hubungan sosial tersebut bagi pengembangan pesantren. Dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan pengamatan terlibat. hubungan sosial-hubungan sosial itu sendiri dilihat dari segi bagaimana proses pembentukan hubungan sosial tersebut. transaksi apa yang dibuat. bagaimana aturannya,dan nilai apa yang mendasarinya. Dengan mengetahui hal-hal tersebut maka isi dan bentuk dari jaringan hubungan sosial bisa diketahui.
Pengkajian tentang proses pembentukan dan pemanfaatan hubungan sosial akan memberikan informasi tentang apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan pesantren. Kebutuhan yang dirasakan sebagai kebutuhan utama pesantren adalah kebutuhan akan dana, sumber daya manusia, dan media promosi. Selain kajian tentang proses pembentukan dan pemanfaatan jaringan sosial ini juga akan memberi informasi tentang maksud dari pembentukan jaringan sosial tersebut,yaitu untuk mengakses sumber daya yang dibutuhkan tetapi tidak dimiliki oleh pesantren di mana akses terhadap sumber daya tersebut sangat mendukung bagi eksistensi pesantren.
Sedangkan kajian tentang jenis transaksi,norma dan nilai yang mendasari transaksi tersebut akan memberikan informasi tentang isi dari jaringan sosial yaitu apakah jaringan sosial tersebut berisi transaksi yang didasarkan atas hubungan kekerabatan,pertemanan,maupun ketetanggaan. Di samping itu kajian tentang transaksi,norma dan nilai ini juga akan memberi informasi tentang bentuk jaringan sosial,yaitu apakah berbentuk vertikal sebagai jaringan patron klien atau berbentuk horisontal. Melalui kajian tentang bentuk dan isi jaringan sosial maka akan dapat diketahui tentang dampak jaringan sosial tersebut bagi pesantren."
2001
T903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>