Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4246 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hardika Tri Nugroho
"Drama komedi ala dokumenter mengenai kisah perjuangan seorang pemuda dalam mendekati gadis pujaan yang telah lama dikaguminya namun terhalang oleh krisis kepercayaan dirinya. Berbagai saran dari ketiga sahabatnya pun ia jalani demi dekat dengan sang gadis pujaan.
Proposal & Production Report Mockumentary "Cowok-Cowok IKP" merupakan tugas akhir semester mata kuliah Produksi Musik dan Hiburan, Departemen Ilmu Komunikasi, Peminatan Industri Kreatif Penyiaran.
Mockumentary atau Mocking Up Documentary merupakan sebuah genre baru dalam dunia drama (televisi) yang diproduksi dengan gaya dokumenter. Mockumentary pada umumnya berisikan cerita atau adegan lelucon yang terjadi dikehidupan sehari-hari. Mockumentary hadir di Indonesia salah satunya karena Raditya Dika, seorang penulis dan blogger terkemuka. Dia memproduksi program yang berjudul "Malam Minggu Miko" yang tayang di sebuah stasiun TV swasta. Malam Minggu Miko menjadi referensi dalam produksi Mockumentary "Cowok-Cowok IKP".
"Cowok-Cowok IKP" adalah mockumentary yang berkisah mengenai perjuangan seorang pemuda culun dan lugu yang bernama "Dhani" dalam mendekati gadis pujaannya yaitu Della. Sudah hampir dua tahun Dhani memendam perasaannya itu. Jangankan untuk mengatakan suka dan cinta, mendekati Della saja Dhani tidak berani. Sikap Dhani tersebut membuat ketiga sahabatnya pun ingin membantu. Bona, Raindra, dan Albert masing-masing memberikan saran untuk Dhani dalam melakukan pendekatan terhadap seorang wanita.
Dimulai dari saran Albert, menurutnya wanita suka dengan pria yang pintar dan cerdas. Sedangkan Bona memiliki ide bahwa wanita butuh pria yang kuat karena dapat melindunginya. Dan yang terakhir, Raindra menyarankan agar Dhani mendekati Della melalui sebuah lagu, sebuah pendekatan romantis untuk pria kepada wanita. Akankah Dhani berhasil menjalankan saran dari ketiga sahabatnya untuk mendekati Della? Pertanyaan itu akan terjawab dalam proposal & production report ini.
Selain untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah produksi Musik dan Hiburan, tujuan diproduksinya Mockumentary "Cowok-Cowok IKP" adalah untuk memberikan keberagaman/variasi cerita. Mockumentary sendiri di Indonesia masih jarang sekali diproduksi karena genre ini terbilang baru. Oleh karena itu, Mockumentary "Cowok-Cowok IKP" dapat menjadi pilihan alternatif dalam menikmati hiburan audio visual yang kini telah melimpah baik di televisi maupun internet.

Comedy drama of documentary tells about the story of a guy approaching the girl who has been admired for long time but hindered by his crisis of confidence. He did advices from his three bestfirends to be close with the girl that he loves.
Proposal & Production Report Mockumentary "Cowok-Cowok IKP" concludes as the end-of-semester final assignment of Music and Entertainment Production Course, Department of Communication Studies, Specialisation in Creative Industry Broadcasting.
A mockumentary or Mocking Up Documentary is a new genre in the world of drama (television) produced a documentary style. Mockumentary generally contains scenes stories or jokes that happened in daily activities. Mockumentary present in Indonesia because Raditya Dika, a writer and famous blogger. He produced program called "Malam Minggu Miko" that aired on a private TV station. "Malam Minggu Miko" becomes a reference in the production of the Mockumentary "Cowok-Cowok IKP".
"Cowok-Cowok IKP" is a mockumentary tells about the struggle of an innocent and nerd guy named "Dhani" approaching the girl that he loves, Della. It has been almost two years Dhani harbored his feeling. He does not have a brave to be close with Della moreover to say like or love to her. Dhani attitude makes his three bestfriends are eager to help. Bona, Raindra, and Albert give their advice for Dhani to approach girl.
Starting from Albert’s advice, he says that woman loves a man who is smart and intelligent. While Bona has an idea that woman needs strong man because he can protect her. And finally, Raindra give Dhani an advice to approach Della through a song, a romantic approach. Will Dhani successfully running advice from his three bestfriends to approach Della? That question will be answered in this proposal and production report.
In addition to fulfilling the final semester assignment of Music and Entertainment Production course, the goal of produce Mockumentary "Cowok-Cowok IKP" is to provide a diversity / variation of the story in this genre. Mockumentary is still rarely produced in Indonesia because the genre is fairly new. Therefore, the Mockumentary "Cowok-Cowok IKP" could be an alternative option in the audio visual entertainment among abundance entertainment both on television and the internet.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisha
"RINGKASAN EKSEKUTIF
BAGIAN 1
Analisis Situasi: Program drama masih sangat digemari khalayak Indonesia Terutama untuk drama sinetron dan FTV Penulis ingin membuat program drama yang berbeda dengan program drama sinetron agar bisa masuk ke khalayak SES A dan B Oleh karena itu penulis akhirnya memutuskan untuk membuat drama dengan genre mockumentary karena genre ini menawarkan sesuatu yang fresh tetapi dikemas dalam format drama Selain itu bisa membawa warna baru ke dalam dunia pertelevisian
BAGIAN 2
Manfaat dan Tujuan: Pengembangan Pilot EpisodeManfaat utama pengembangan pilot episode ini adalah menjadi salah satu alternatif program hiburan yang berbeda dengan program progam lainnya Tujuan utama pengembangan pilot episode ini adalah nenjadi salah satu tayangan yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan inspirasi kepada khalayak sasaran bahwa fotografi fashion adalah salah satu bidang pekerjaan yang mempunyai nilai estetika tersendiri dan eksis di Indonesia
BAGIAN 3
Pilot Episode yang Dikembangakan: Pilot Episode yang dikembangkan adalah program drama ber genre mockumentary yang berjudul ldquo The Photoshoot rdquo Program ini menceritakan sebuah tim fotografi yang terdiri dari tiga orang dalam menghadapi masalah internal dan external
BAGIAN 4
Pre Test dan Evaluasi: Pre test dilakukan dengan mengolah data Nielsen dan melakukan FGD kepada 18 khalayak sasaran
BAGIAN 5
Anggaran: Anggaran pembuatan pilot episode ini sebesar Rp 2 195 000 Rencana anggaran produksi penerbitan media satu episode sebesar Rp 79 307 000 Untuk pelaksanaan evaluasi pilot episode mempunyai anggaran sebesar Rp 471 000

EXECUTIVE SUMMARY
Part 1
Situation Analysis: Television drama programs are still considered the most popular genre among Indonesia television viewers in particular soap operas and drama movies In regard to the statement above the writer wishes to create a new drama program that is different than the regular ones and aims to reach a target audience of socioeconomic status SES A and B A mockumentary genre has been chosen as it is believed it will promote a high quality and fresh approach on drama production as well as to the Indonesian television broadcasting industry
PART 2
Benefits and Goals of the developing: The main benefit of developing this pilot episode is to create an alternative entertainment program that is different than the previous ones The program has purposes to entertain and to give new awareness to the current society that fashion photography is a unique job which has aesthetic appeal and has also been accepted in Indonesia
PART 3
The Development of Pilot Episode: The developed pilot episode of ldquo The Photoshoot rdquo is a mockumentary genre This program tells about a team of photography that consist of three people struggling on a day to day basis with internal and external problems
PART 4
Pre Test and Evaluation: Pre test was conducted by utilising data from Nielsen and also by conducting the FGD on eighteen people
PART 5
Budget: The pilot episode costs Rp 2 195 000 The media publishing plan for each episode costs Rp 79 307 000 Whereas the real cost for the pilot episode is calculated at Rp 471 000
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S53744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dotulong, Christian Maxius
"ABSTRAK
Kini, anak-anak semakin jarang mendengar cerita rakyat asli Indonesia
didongengkan kepada mereka. Kondisi ini dipengaruhi oleh meningkatnya kesibukan
orang tua karena berbagai faktor, misalnya: pekerjaan. Kegiatan mendongeng
sebenarnya sangat bermanfaat bagi anak-anak. Perkembangan otak anak dapat
terbantu dengan adanya aktifitas mendongeng. Radio, sebagai media edukasi, dapat
membantu mengatasi masalah ini. Program chat show Mentari diproyeksikan untuk
mengisi kekurangan kesempatan anak mendengar cerita rakyat Indonesia. Program
chat show Mentari akan disiarkan oleh Radio Sekolah Alam Cikeas. Program ini
diharapkan akan membawa berbagai manfaat positif dari medongeng, serta
memberikan pengetahuan budaya kepada siswa Sekolah Alam Cikeas.

ABSTRACT
Nowadays, Indonesian children rarely hear about any folklore from their own
country. This condition happens because parents are getting busier. A lot of factors
make them busy, for example: job. Storytelling actually brings a lot of benefits to
children. Storytelling may improve children?s brain development. Radio, with its
function as an education medium, might be a solution for this problem. Mentari chat
show program is designed to make children listen to folklore. This program is
expected to bring the benefits of storytelling to the children. The program will be
broadcasted in Radio Sekolah Alam Cikeas."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Dwipa Oktavia
"Bagian 1
Analisis Situasi: Fenomena Hallyu sudah menjadi hal yang tidak asing di Indonesia. Respon positif dan negatif pun diterima oleh fenomena ini. Salah satu dampak yang paling terlihat adalah munculnya banyak penggemar fanatik produk Hallyu. Maka dari itu, penulis memutuskan mengangkat fenomena ini dalam bentuk suatu tayangan yang paling diminati di Indonesia, yaitu drama, dengan jenis mockumentary, dan di media yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia, yaitu televisi.
Bagian 2
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Pilot: Manfaat utama pengembangan episode pilot ini adalah memberikan alternatif tayangan hiburan sekaligus gambaran bahwa sesuatu yang berlebihan bukanlah hal yang baik melalui fenomena yang diangkat. Tujuan utamanya adalah memberikan tayangan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga bermanfaat dengan informasi mengenai buruknya perilaku berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Bagian 3
Pilot yang Dikembangkan: Episode pilot yang dikembangkan adalah tayangan drama dengan jenis mockumentary yang mengangkat fenomena Hallyu di Indonesia. Episode pilot ini menceritakan tentang tiga orang mahasiswi, yang bersahabat dan tinggal di sebuah rumah kontrakan, dimana salah satunya merupakan penggemar fanatik salah satu produk Hallyu.
Bagian 4
Evaluasi: Pre-test dilakukan dengan menggunakan metode riset pustaka, riset data Nielsen, survei kuesioner, serta wawancara narasumber dan pakar. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode focus group discussion (FGD) pada 10 orang khalayak sasaran.
Bagian 5
Anggaran: Episode pilot ini dibuat dengan dana sebesar Rp 970.000,00. Rencana Anggaran Penerbitan Media tiap episode membutuhkan biaya sebesar Rp 50.864.000,00. Untuk evaluasi, perkiraan dana yang dibutuhkan adalah Rp 255.000,00.

Chapter 1
Situation Analysis: Hallyu phenomenon has already become familiar in Indonesia. Positive and negative responses were received by this phenomenon. One of the most visible impacts is the emergence of many fanatic fans of Hallyu products. Therefore, the author decided to bring this phenomenon into the most popular TV program format in Indonesia, the drama, and in a mockumentary type that is going to be aired on television, as the most widely consumed media in Indonesia.
Chapter 2
Benefits and Goals of Developing Pilot: The main benefit of this developed pilot episode is to provide an alternative entertainment show and show that something excessive is not good through the phenomenon raised. Its main purpose is not only to entertain, but also to give information to people about something excessive that can harm themselves and others is not good.
Chapter 3
The Development of Pilot: The developed pilot episode is a mockumentary drama TV show that brings the Hallyu phenomenon in Indonesia. This pilot episode tells the story of three female university students, who are friends and live in a rented house, where one of them is a fanatic fan of one of Hallyu products.
Chapter 4
Evaluation: Pre-test is conducted by doing literature study methods, Nielsen data analysis, survey questionnaires, and interviews with informants and expert. Evaluation will be conducted by using focus group discussion method (FGD) with 10 target audience.
Chapter 5
Budgeting: Budget of this pilot episode is Rp 970,000.00. Budget Plan Media Publishing for each episode costs Rp 50,864,000.00. For evaluation, the estimated funds required is Rp 255,000.00.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aldila Septia Berdapaningtyas
"Tujuan dari pembuatan tugas karya akhir ini adalah untuk merancang sebuah program televisi yang baik dan aman ditonton oleh anak-anak dari segi konten hingga pembuatannya.
1. Analisis Situasi
Anak-anak sebagai penonton televisi seharusnya bisa mendapatkan keuntungan dan manfaat dari menyaksikan acara televisi. Kondisi di Indonesia dengan sedikitnya tayangan anak yang merupakan produksi dalam negeri dan inhouse membuat kendali atas kualitas tayangan kurang dapat dilakukan.
2. Manfaat dan Tujuan Pengembangan Program
Manfaat dan tujuan dari pengembangan program adalah untuk mengenalkan konsep reuse dalam pembuatan sebuah karya. Selain itu, penontong (anak-anak, orang tua, guru) mendapatkan manfaat dari program ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Prototype yang Dikembangkan Prototype yang dikembangkan berjudul "TEMBIKAR" yang berisi tutorial untuk anak-anak mengenai pembuatan karya yang memanfaatkan barang bekas. Program ini memiliki item unik seperti "Kotak Misteri", "Detektif Tembikar" dan "Surat Sahabat Tembikar".
4. Evaluasi
- Wawancara Pakar (wawancara Delphi) merupakan metode pretest dalam Tugas Karya Akhir ini. Tujuan dari pretest ini adalah untuk menggali pengalaman Pakar dalam memproduksi program anak dan juga menggali mengenai perkembangan kognitif anak.
- Evaluasi dilakukan terhadap 30 anak dengan metode penayangan prototype lalu pengisian kuesioner sederhana oleh anak-anak.
5. Anggaran
- Anggaran pembuatan prototype sebesar Rp. 498.150,-
- Perkiraan anggaran untuk satu episode sebesar Rp 10.650.000,-

The goal of making this assignment is to design a television program that proper and child friendly. It contains the idea to the production.
1. Situation Analysis
Children must get advantage and benefit from watching television. There are only a handful of children"s programs in Indonesia. They are rarely made by the TV station therefore it is difficult to control the content.
2. Benefits and Goals of The Program Development The benefits and goals of the program development are to give Indonesian children a concept of "reuse" in making handicrafts. The viewers (children, parents, teachers) have better alternative in watching TV experience.
3. The Prototype Development The prototype that is titled "TEMBIKAR" which contains tutorial for children about making handicrafts from used materials. This program consist of unique items such as "Kotak Misteri", "Detektif Tembikar" and "Surat Sahabat Tembikar".
4. Evaluation
- Expert interview (Delphi interview) is the method for the pretest. Its purpose is to explore the experts" experiences in dealing with children's TV production and children"s cognitive development.
- Evaluation is conducted on 30 children with a method of prototype screening and simple questionnaire filled by the children.
5. Budget
- Budget of making the prototype is Rp. 498.150,-
- Estimated budget for one episode is Rp 10.650.000,-
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Margareta Kaya Hanjani
"Perkembangan industri hiburan dalam penyiaran Indonesia telah melahirkan satu profesi baru yaitu penonton bayaran Fenomena ini menginspirasi penulis untuk mengangkat fenomena ini kedalam sebuah tayangan televisi Hasil riset menunjukan bahwa format terbaik untuk mengembangkan ide cerita tentang penonton bayaran ini adalah drama dan bentuk tayangan yang paling sesuai adalah komedia situasi Untuk itu penulis memutuskan untuk membuat prototype program komedi situasi tentang penonton bayaran Manfaat utama pengembangan prototype ini adalah untuk menjadi inspirasi bagi masyarakat yang menontonnya karena bercerita tentang perjuangan mimpi Tujuan utama pembembangan prototype ini adalah untuk membuat suatu program hiburan di televisi Indonesia yang tidak hanya menghibur namun juga menginspirasi Prototype yang dikembangkan adalah prototype tayangan komedi situasi berjudul ldquo The Penontons rdquo yang bercerita tentang perjuangan mimpi tiga sekawan penonton bayaran yaitu Ririn Oncom dan Benita Program ini diproyeksikan untuk tayang di Trans TV pada jam 17 00 17 30 Untuk mendapatkan pembuktian ilmiah bagi pengembangan prototype ini dilakukanlah pre test dan evaluasi Pre test dilakukan dengan mengolah data Nielsen dan melakukan wawancara pakar Sementara evaluasi dilakukan dengan metode survey kepada 50 sample target khalayak walaupun pada prakteknya metode evaluasi prototype semacam ini jarang dilakukan kecuali program tersbut bersifat eksperimental Anggaran pembuatan prototype ini sebesar Rp 1 200 000 Rencana anggaran produksi program untuk satu episode sebesar Rp 76 800 000 Penghitungan pendapatan program bukannya dihitung melainkan ditetapkan berupa Target Revenue Anggaran pelaksanaan evaluasi prototype sebesar Rp 2 640 000

Development of the entertainment industry in Indonesia has made a new profession called paid audience This phenomenon inspired the writer to make a programme based on the story of the paid audience Research said the best television format of television programme is Drama and the best form of drama is situational comedy sitcom So the writer decided to produce a prototype of sitcom based on comedic experience of the paid audience The main benefits of the developing prototype is to inspire the viewer because this programme tells us the lessons learned of the paid audience The main goal of this developing prototype is to make a programme that not only entertaining but also inspiring The development of prototype is a sitcom narrates the stories of Ririn Oncom and Benita as paid audience This program called ldquo The Penontons rdquo and planned to be aired on Trans TV at 5 5 30 pm Pre test of this prototype is conducted to analyse the data from Nielsen and to emphasize the using sitcom by having interview with the experts Then evaluation is by handing out questionnaire to 50 respondents However this kind of evaluation is actually rare in the real television industry except if the programme is experimental The prototoype budget is Rp 1 200 000 The estimation of program production is Rp 76 800 000 for each episode The revenue estimation of a program doesn rsquo t need to be counted it is set and called as Target Revenue The prototype evaluation budget is Rp 2 640 000
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S54658
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marland, Sidney P.
New York: McGraw-Hill, 1974
370.113 MAR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Peter, Laurence J.
New York: William Morrow, 1976
304.2 PET p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yuliharza
"PT. Televisi Transformasi Indonesia atau Trans TV adalah salah satu televisi swasta nasional yang ada di Indonesia. Trans TV hadir sebagai televisi swasta ke delapan yang mengudara di Indonesia sejak memperoleh izin siarnya pada Oktober 1998. Bersiaran pertama kali pada 15 Desember 2001, perusahaan yang dimiliki oleh Chairul Tanjung ini telah hadir dan berkembang sebagai salah satu televisi swasta yang berbeda dan diperhitungkan di Indonesia. Sebagai stasiun televisi yang besar, Trans TV diharuskan memiliki manajemen produksi yang solid dan menganut ?zero mistakes? pada setiap produksi tayangan-tayangannya. Hal ini tentu saja membutuhkan tim yang solid yang dapat mewujudkan manajemen produksi yang baik sehingga program-programnya dapat ditayangkan dengan sempurna.
Salah satu bagian penting dari manajemen produksi ini adalah seorang asisten produksi. Seorang asisten produksi diharuskan memahami dan menjalankan tugas dan kewajibannya dari pra-produksi, produksi, pasca-produksi, hingga evaluasi setelah program tersebut ditayangkan. Begitu juga dengan asisten produksi di dalam Trans TV. Laporan magang ini akan menjelaskan secara lengkap bagaimana tugas dan kewajiban seorang asisten produksi secara teori dan bagaimana pekerjaan seorang asisten produksi di Trans TV. Selain itu, pada laporan magang ini juga diberikan saran bagi akademis dan perusahaan.

PT. Television Transformation Indonesia or Trans TV is one of the national television in Indonesia. Trans TV is the eighth television that got the legal permission in broadcasting in Indonesia at October 1998. Was first broadcast on December 15, 2001, the company owned by Chairul has been present and grow as one of the different television in Indonesia. As a major television station, Trans TV must have a solid production management and adopt 'zero mistakes' on each production. This point of course requires a solid team that can achieve good production management so that programs can be aired perfectly.
One of the important part of the management production is a production assistant. A production assistant must understand and carry out the duties and obligations of preproduction, production, post-production, and evaluation after the program aired. And so must production assistant at the Trans TV. This internship report will explain fully how the duties and responsibilities of a production assistant theoretically and jobdesk of production assistant at Trans TV. In addition, this internship report is also provided some suggestion for academic and corporation.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suryaputra N. Awangga
Yogyakarta: Pyramid, 2007
001.422 5 SUR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>