Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70380 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kampanye perebutan kursi Presiden Indonesia merupakan pesta demokrasi terbesar negara ini. Semakin berkembangnya demokrasi Indonesia ditandai dengan berkembangnya partai politik dan calon yang diusungnya untuk menjadi calon Presiden Indonesia pada pemilihan presiden 2014. Partai politik yang berkuasa saat ini cenderung didominasi oleh partai politik yang muncul pada era reformasi 1998. Partai baru yang muncul secara signifikan dalam bursa kampanye 2013 - 2014, salah satunya, adalah Partai Nasional Demokrat. Makalah ini membahas mengenai perencanaan strategi kampanye Surya Paloh, sebagai pemimpin Partai Nasional Demokrat untuk maju dalam bursa pemilihan calon presiden 2014. Pada makalah ini penulis menjabarkan rancangan strategis kampanye bagi Surya Paloh yang menitikberatkan pada pembagunan citra dan reputasi, manajemen pesan, keterlibatan masyarakat, dan manajemen informasi dan media. Menentukan langkah strategis yang didasari dengan riset dan analisis masyarakat serta kompetitor selanjutnya di formulasikan dalam bentuk program kampanye komunikasi politik untuk mendapatkan objektif kampanye calon presiden yang dituju, memenangkan kursi Presiden Indonesia periode 2014 - 2019.

Presidential election campaign is the biggest democracy celebration in Indonesia. The growth of democracy in Indonesia indicated by the growth of political parties and its running candidates for 2014 Indonesia’s presidential campaign. Most of today influencial political parties emerged on 1998 reformation era. New party that emerged significantly in 2013 – 2014 electional campaign run, one of them, in National Democratic Party. This paper covers the campaign strategic planning of Surya Paloh, as National Democratic Party leader, to run the presidential election in 2014. In this paper the authors lays out a strategic plan for the campaign which focuses on several management aspect on Surya Paloh which consist of image and reputation management, message management, community engagement management, and information management and media. Determining strategic measures based on research and analysis with the community as well as the next competitor, the authors formulized form of communication campaigns program to get the intended objective on presidential candidate campaigns, which is to win the seat of President of Indonesia 2014-201
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S5917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggina Mutiara Hanum
"Penelitian ini membahas mengenai Peran Pebisnis dalam Politik Pendanaan Kampanye Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014. Dalam penelitan ini dikaji mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan Pendanaan Kampanye Pilpres 2014. Kebutuhan akan dana kampanye yang demikian vitalnya dalam melancarkan segala sesuatunya terkait pemenangan pemilu, menjadikan terbentuknya pola pendanaan kampanye yang banyak mengandalkan kekuataan finansial dalam menjalankan berbagai strategi pemenangan kampanye politik. Strategi-strategi ini sebagai maneuver untuk mendukung elektabilitas yang tinggi pasangan calon dan kamanye yang menyentuh seluruh penjuru nasional dengan tujuan akhir to reach out voters. Temuan utama dalam penelitian ini, menunjukkan indikasi adanya peranan yang signifikan oleh para pebisnis, kelompok oligarki ekonomi dalam politik pendanaan pilpres 2014. Teori dan konsep yang digunakan pada penelitian ini: pemilu, pendanaan pemilu, oligarki dan plutokrasi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dengan wawancara, analisis dokumen serta menggunakan metode studi kasus pada penelitian ini.

This study discusses the role of businessmen in the political funding of the Jokowi Jusuf Kalla Campaign, in the 2014 Presidential and Vice Presidential Election. This research reviews several aspects related to the 2014 Election Campaign Funding. The need for such vital campaign funds in launching everything related to the winning of the election, led to the formation of a campaign funding pattern that relied heavily on financial strength in carrying out various strategies for winning political campaigns. These strategies are seen as a maneuver to support the high electability of candidates to the entire nation, with the ultimate goal being, to reach out to voters. The main findings in this study indicate a significant role of businessmen and economic oligarchy groups, in the political funding of the 2014 presidential election. Theories and concepts used in this study election, election funding, oligarchy and plutocracy. The research method used a qualitative approach. Methods of data collection in this research were executed via interviews, document analysis and using case study methods. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Hasriansyah
"Penelitian ini membahas mengenai pertarungan antara Aburizal Bakrie dengan Surya Paloh dalam merebutkan posisi Ketua Umum Partai Golkar pada Munas ke VIII di Pekanbaru, Riau Tahun 2009. Penelitian ini dilatarbelakangi terjadinya faksionalisasi di Partai Golkar menjelang pemilihan ketua umum, terutama antara Aburizal Bakrie dengan Surya Paloh. Faksionalisasi tersebut selain dipengaruhi faktor internal juga dipengaruhi faktor eksternal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses - proses pemilihan, faktor - faktor yang membuat faksionalisasi, dan bagaimana implikasinya terhadap Partai Golkar.
Pijakan teoritis penelitian ini menggunakan teori konflik dari Maswadi Rauf, Ralf Dahrendrof, Gerhard Lanski, Novri Susan dan Jurgen Habermas. Disamping itu penelitian ini juga menggunakan teori Partai Politik Alan Ware. Selain itu peneliti juga menggunakan teori faksionalisme dari Samuel Huntington, Robert Dahl, dan Belloni dan Beller. Sementara itu untuk melihat terjadinya polarisasi peneliti kembali menggunakan Samuel Huntington dan Gary Cox. Sedangkan untuk melihat proses demokrasi, peneliti menggunakan teori demokrasi Max Webber. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sumber data primer dan skunder. Data primer didapat dari wawancara dan kajian pustaka, sementara untuk data skunder diperoleh dari media massa.
Terdapat faktor mengapa pertarungan antara Aburizal Bakrie dan Surya Paloh terjadi. Faktor internal meliputi adanya perbedaan visi dan misi, faktor dukungan pemilik suara, dan faktor kekuatan money politic. faktor eksternal meliputi adanya dukungan penguasa terhadap salah satu kandidat Ketua Umum Partai Golkar.
Implikasi dari pertarungan kedua elite Partai Golkar adalah perpecahan di Golkar. Perpecahan ini ditandai dengan keluarnya beberapa elite partai sebagai dampak dari Munas ke VIII dan kebijakan zero sum game. Akibat dari perpecahan ini lahir partai politik yang dibentuk oleh mantan elite ? elite Partai Golkar. Jika ditelusuri semenjak pasca reformasi 98 Golkar adalah partai yang selalu mengalami perpecahan, khususnya pasca pemilihan ketua umum dan penentuan calon presiden. Hal ini disebabkan lemahnya managemen konflik di Partai Golkar dan proses rekrutmen yang lebih mengandalkan kekuatan finansial."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T39330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Aditya
"Tentang Politik gagasan Surya palo dimana sejarah kebangsaan indonesia lahir berkat kematangan rumusan penuh visi seperti yang digodong dalam rapat BPUPKI,
indonesia memiliki pancasila dan undang-undang 1945 yang kuat gerakan yang beraras pada semangat perjunagan yang di usung Surya paloh. "
Jakarta: Populis, 2013
324.23 WIL i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Febry Puja Kesuma
"Menurut hasil data Badan Pusat Statistik bahwa presentase pemlih pemula pemilu 2014, hanya mencakup 20 persen dari seluuh pemilih. Namun, kasus mengenai pemilih pemula menjadi orientasi studi yang menarik. Hal ini disebabkan karena pengalaman dan pengetahuan yang minim tentang proses politik yang mereka miliki itu sangat mudah dipengaruhi oleh berbagai sumber yang tidak resmi (kampanye hitam). Hal ini memunculkan pertanyaan penulis sejauh mana kampanye hitam mempengaruhi pemilih pemula dalam pemilu 2014. dari hasil wawancara dua informan dapat disimpulkan bahwa sumber-sumber informasi mengenai kandidat yang diperoleh masih memiliki tingkat ketidakbenaran informasi yang sangat tinggi. hal ini kemudian memberikan dampak pada beralihnya pilihan terhadap kandidat, dari kandidat yang mereka pilih berdasakan hati nurani menjadi kandidat yang dikonstrusikan media.

According to the Central Bureau of Statistics, only 20 percent of voters in 2014 election are first-time voters. It is interesting to explore this case further. Due to lack of experience and knowledge of the political process, they were easily influenced by various unofficial sources (Black Campaigns). This circumtance intrigued the author to understand how Black Campaigns influenced first voters. From two interviews it can be concluded that Black Campaigns produced inaccurate information. In the end, it has an impact in voters’ decision, from choice based on heart into choice made by media construction. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilyas
"Pemilihan media merupakan salah satu strategi yang sangat penting dalam melakukan pemasaran politik bagi seorang kandidat politik. Pemasaran politik melalui media khususnya media sosial, telah banyak dilakukan oleh-oleh tokoh politik mengingat fiturnya yang sangat lengkap untuk mengembangkan pesan dan jangkauannya yang sangat luas. Hal inilah yang diterapkan pada kampanye politik Jokowi JK pada pilpres 2014 lalu. Pesan merupakan salah satu elemen penting dari sebuah kampanye politik. Berdasarkan teori elaborasi kemungkinan (elaboration likelihood model), Terdapat dua rute yang digunakan ketika khalayak memproses pesan yaitu rute pusat dan rute pinggiran. Rute pusat berfokus pada isi dan substansi dari pesan sementara rute pinggiran berfokus pada elemen dan unsur pendukung dari pesan tersebut. Penting untuk membagi pesan politik berdasarkan jenis rute mana yang digunakan oleh khalayak sasaran. Pada penerapannya, tim Jokowi JK telah merancang pesan yang berbeda berdasarkan jenis rute yang digunakan khalayak dalam memproses informasi. Di Twitter, isi pesan lebih berfokus pada isinya (rute pusat), sementara pada media kampanye facebook pesan dikemas dengan cenderung mengutaman unsur pendukung seperti penggunaan selebriti dan video. Namun, tidak ada pembagian rata dan terkadang keduanya masih tercampur. Seharusnya pihak PR Politik dapat dengan baik mengorganisir jenis pesan mana yang cocok bagi setiap media social yang digunakan.

Choosing media is one of the most important strategy in political marketing especially in promoting a political candidate. Political Marketing through media especially social media, has been done frequently in globalization era knowing its advantages and big coverage. So does Jokowi JK in last presidential election in 2014. Message is the key element in political campaign. Based on Elaboration Likelihood Model, there are two main routes used by public for processing information; central route and peripheral route. Public in central route will focusing themselves on the substantial information on the message itself while public in peripheral routes tend to focusing message on the supporting elements and the channel of the message. It will be really important to divide these political messages based on those two main routes so the message will be effectively accepted by its publics. Practically, Jokowi JK team has already construct their political messages based on these two routes. In their twitter, their message tends to brought substantial message and important information while in their facebook page they tend to focused in human interest and light issues with the supports of another element such as celebrity endorsement, video, and poster. But, there is no specific differentiation between these two social media usage and would be much better if they start dividing the message based on the media and the publics so the message will be effectively disseminated."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Aditiyo Haryadi
"Pada pemasaran politik kandidat dilihat sebagaimana brand dalam pemasaran bisnis dan perilaku pemilih dilihat sebagaimana perilaku konsumen. Brand image secara empiris mempengaruhi purchase intention melalui attitude toward brand. Berdasarkan model ini, penelitian ini menyelidiki pengaruh candidate's brand image terhadap voting intention melalui attitude toward candidate's brand. Penelitian ini menguji pencalonan presiden Joko Widodo pada pemilih pemula di Jakarta. Data dikumpulkan melalui survei dengan penarikan sampel secara purposive. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan candidate's brand image terhadap voting intention melalui attitude toward candidate's brand.

In political marketing, candidate seen as a brand in business marketing and voter behavior seen as consumer behavior. Brand image in business marketing empirically influence the consumer's attitude toward brand. It inderectly affect purchase intention through attitude toward brand. From this model, this study aims to analyze the influence of the candidate's brand image on voting intention through attitude toward candidate's brand. This research examine Joko Widodo’s presidential candidacy on early voters in Jakarta. Data collected by using survey method and purposive sampling. The result shows there are significant influence of candidate's brand image toward voting intention through attitude toward candidate’s brand."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S56023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakia Tessa Anditha
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas mengenai langkah-langkah politis yang dilakukan oleh Prabowo Subianto dalam mempersiapkan diri untuk melaju ke pemilihan presiden periode selanjutnya. Strategi-strategi apa yang sebaiknya dilakukan oleh Prabowo dalam persiapan menuju pemilihan. Sehingga nantinya tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

ABSTRACT
This article is about political moves projected by Prabowo Subianto in order to compote on the next presidential election. What strategy should be done by Prabowo in preparation to elections. He is hoping and willing to achieve the goals that has been set.
"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aditya Fide
"Makalah ini akan difokuskan kepada peran hubungan masyarakat dalam rangka mendukung kampanye salah satu pemenang pemilihan presiden lalu, yaitu Joko Widodo (dikenal sebagai Jokowi). Kemenangan Jokowi dalam pemilu dikarenakan oleh penggunaan media yang maksimal selama masa kampanye oleh tim kampanye Jokowi. Tim kampanye bisa membantu Jokowi untuk mendapatkan pendukung dan memenangkan pemilu di banyak provinsi di Indonesia. Jokowi adalah salah satu kandidat yang unik karena pesan yang disampaikan dalam kampanyenya sangat kuat dan berbeda. Berbeda dengan kandidat lainnya yang lebih memfokuskan kepada seberapa kuat kekuatan politik mereka dan image mereka sebagai orang yang elite. Kampanye Jokowi lebih memfokuskan kepada imagenya sebagai orang yang rendah hati dan dekat dengan rakyatnya. Makalah ini juga akan membahas sarana yang digunakan oleh praktisi humas selama masa kampanye Jokowi. Makalah ini juga akan menentukan peran hubungan masyarakat dalam proses Jokowi untuk menjadi pemenang dalam pemilu.

This paper will be focused on the role of public relations in order to support the campaign of one of the last presidential election winner, Joko Widodo (as known as Jokowi). The victory of Jokowi in the election is because of numerous uses of media in his campaign by their campaign team. His campaign team was able to help Jokowi to gain voters and win the election in many provinces in Indonesia. This pair is one of the unique candidates for Indonesian president because of his strong and different campaign messages. Other candidates were mostly focused on how strong they are politically and portrait themselves as the person who are majestic. However Jokowi?s campaign is different where he will be more likely to be seen as a humble man who is really close to their people. This paper also examines the tools used by public relations practitioners in regard of Jokowi?s campaign. It will also determine the role of public relations in the process of Jokowi?s way to be the winner of the election."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>