Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tinambunan, David
"Makalah ini membahas pemaknaan konsumerisme perempuan dalam iklan kartu kredit pada mahasiswi reguler FISIP UI. Permasalahan penelitian diteliti dengan studi resepsi. Secara garis besar, studi resepsi ini membahas tentang tiga pola pemaknaan audiens terhadap media, yakni dominant-hegemonic reading, negotiated reading, dan oppositional reading dalam hubungannya dengan perilaku konsumtif dalam kehidupan sehari-hari. Adapun media dalam penelitian ini adalah iklan yang memuat paparan konsumerisme.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan datanya. Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh kemudian dikodekan secara open coding, axial coding, dan selective coding. Asumsi teoritis dalam penelitian menunjukkan bagaimana informan perempuan secara aktif memaknai konsumerisme dalam media massa dan kehidupan sosial.
Kesimpulannya, informan memaknai iklan kartu kredit secara oppositional reading sehingga informan tidak mengkonfirmasi stereotipe perempuan sebagai ?penghabis uang keluarga?, dan memaknai fungsi kartu kredit berdasarkan nilai gunanya.

This paper discusses the meaning of women consumerism in credit card commercial ads toward FISIP UI regular student. Research problems are researched by the reception study. Broadly speaking, the reception study discusses three patterns of audience interpreting media, such as dominant-hegemonic reading, negotiated reading, and oppositional reading in relation to consumer's behavior in their daily life. Media in this study is ads that include exposure to consumerism.
This paper uses the qualitative approach with in-depth interview as collection data technique. Selection of informants uses purposive sampling technique. The obtained data are then encoded with open coding, axial coding, and selective coding. Theoretical assumptions in the paper show how informant actively interprets consumerism in mass media and social life.
In conclusion, informant interprets the credit card commercial ads with oppositional reading, so that informant does not confirm the stereotype of women as a spender of family money, and interprets the functions of credit card based on its use value.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Monika Apriyanti
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh imaji kawaii pada produk Miniso Store Indonesia terhadap konsumerisme mahasiswi Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui imaji kawaii yang direpresentasikan melalui produk Miniso dan menganalisis imaji kawaii memegaruhi konsumerisme mahasiswi Universitas Indonesia. Analisis penelitian ini menggunakan teori kawaii yang dikemukakan oleh Sharon Kinsella, serta teori mengenai konsumerisme yang digagas oleh Stearns. Penelitian ini bersifat mix-methods, dengan tahap deskriptif dan interpretatif phenomenologi analysis (IPA) dalam mengamati persepsi. Responden yang terlibat sebanyak 137 orang, yaitu mahasiswi Universitas Indonesia. Hasil penelitian ini ditemukan pengaruh imaji kawaii pada konsumerisme.

This study discusses about the influence of kawaii image of Miniso Store Indonesia products on the consumerism behavior among female students in the University of Indonesia. The aims of this study are to determine the kawaii image represented through Miniso products and to analyze the influence of kawaii image on the consumerism behavior among female students in the University of Indonesia. This study uses Sharon Kinsellas theory of kawaii and Searss theory of consumerism to analyze. This is a mix-methods study, using descriptive and interpretive phenomenological analysis (IPA) to observe perceptions. The respondents of this study are 137 female students in the University of Indonesia. The result of this study finds the influences of kawaii image on consumerism behavior as follows: self fulfillment, excessive consumption, and conspicuous consumption."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Fahnasya
"Pada era kapitalisme lanjut, masyarakat terus menerus dirayu untuk menjadikan konsumsi sebagai gaya hidup melalui berbagai cara yang mengakibatkan gaya hidup menjadi sentral dalam kehidupan masyarakat. Tulisan ini ingin membahas konsumerisme yang terus menerus direproduksi melalui gaya hidup konsumsi. Pendekatan rasionalitas low-information dan rasionalitas instrumental menjadi dua pendekatan dalam banyak studi-studi sebelumnya dalam mengkaji masyarakat konsumer. Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalitas ekologis karena menggarisbawahi pentingnya jaringan interaksi dalam suatu lingkungan spesifik. Untuk mengkaji mengenai pekerja imaterial, pendekatan ini dirasa lebih sesuai karena penelitian ini berargumen bahwa pekerja imaterial terus menerus mereproduksi konsumerisme dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya secara partikular. Metode yang dilakukan dalam tulisan ini adalah wawancara mendalam dengan pekerja pada bidang firma hukum di Jakarta sebagai informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan pekerjaan, gaya hidup konsumsi, serta identitas sosial seorang pekerja firma hukum sebagai pekerja imaterial yang terbentuk dari aspek-aspek seperti kegiatan pekerjaan, hiburan pada waktu luang, dan pembelian barang-barang bermerk menjadikan konsumerisme terus tereproduksi dan jerat kapitalisme terus menguat.

In the late capitalism era, society was continuously seduced to make consumption as a lifestyle through every way possible which made lifestyle became the central of peoples lives. This writing discusses about reproduced consumerism through consumption lifestyle. Low information rationality and instrumental rationality became the most frequent approach to be used on previous studies to explain the consumer society, while this writing tries to use the ecological rationality approach to underline and emphasizes the importance of interaction network in a specific environment. This paper argues that law firm workers as immaterial labor kept on reproducing consumerism which was affected particularly by its working environment. In depth interview with law firm workers in Jakarta as the informants was used as the methods of this writing. This research resulted that working environment which contain of peer pressure, office rules SOP, tasks position, working activities, social identity, and relation with clients build up a consumption lifestyle in law firm workers which shown in their physical appearance, also includes after midnight leisure and brand image consumption. This consumption lifestyle creates an endless chain of consumerism reproduction inside the working environment of law firm workers as immaterial labor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Artikel ini bertujuan mengalanalisis less cash society sebagai model baru dalam menganalisis konsumsi kelas menengah Indonesia. Model tersebut menggunakan teknologi kartu uang elektronik dalam mengubah pola konsumsi kelas menengah Indonesia. Uang yang semula berwujud tunai kini menjadi nontunai pada saat transaksi pembayaran. Hal ini bertujuan untuk mengefisiensikan transaksi konsumsi dan pemenuhan kebutuhan hidup simbolis."
JSIO 14:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Suryaningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kredit mikro terhadap pengeluaran temptation goods pada rumah tangga. Penelitian ini juga memasukkan data risk preference dan time preference kepala rumah tangga yang diduga berpengaruh terhadap keputusan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Dengan menggunakan data Indonesia Family Live Surveys 5 (IFLS 5) tahun 2014, hasil empiris menunjukkan terdapat perbedaan pengeluaran temptation goods antara penerima dan bukan penerima kredit mikro. Penerima kredit mikro memiliki rata-rata proporsi pengeluaran yang lebih tinggi yaitu sebesar 3,29% atau sebesar Rp. 406.071,- per kapita/ tahun. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa pengeluaran kredit untuk temptation goods dipengaruhi oleh risk preference dari kepala rumah tangga. Kepala rumah tangga pada kelompok more risk averse akan memiliki proporsi pengeluaran temptation goods yang lebih tinggi 7,01% dibandingkan less risk averse.

This study aims to analyze the impact of microcredit on the expenditure of temptation goods on households. This study also included the household head's risk preference and time preference data which allegedly influenced the decisions on household consumption expenditure. By using Indonesian Family Live Surveys 5 (IFLS 5) data in 2014, empirical results show that there are differences in expenditure on temptation goods between recipients and non-recipients of microcredit. Microcredit recipients have a higher average proportion of expenditure, which is equal to 3.29% or Rp. 406,071, - per capita / year. In addition, this study also found that credit expenditure for temptation goods was influenced by the risk preference of the head of the household. The head of the household in the more risk averse group will have a proportion of temptation goods expenditure which is 7.01% higher than less risk averse."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53998
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Cendra Setiyadi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas bagaimana pengaruh kredibilitas endorser terhadap sikap terhadap iklan dan sikap terhadap merek pada studi kasus l-men. Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan maka perlu diperoleh data yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Data mengenai endorser, sikap terhadap iklan dan sikap terhadap merek dikumpulkan dari 165 responden dengan menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis SPSS V 20. Hasil analisis menunjukkan bahwa kredibiltas endorser dapat membangun sikap yang positif terhadap iklan dan sikap terhadap merek.

ABSTRACT
This thesis discusses how the influence credibility endorser towards ad attitude and brand attitude (case study l-men). To answer the question, data is collected from 165 respondent who were asked to fill the questionnaire about the research variables, i.e: credibility endorser, ad attitude, and brand attitude. SPSS V 20 is used to test the data. The results of the analysis shows that credibility endorser can build positive effect to ad attitide, and brand attitude."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Chaerani Dewanti
"Saat ini berkembang banyak taman pemakaman yang dikelola swasta. Taman pemakaman tersebut, tidak hanya menawarkan liang kubur tetapi juga sejumlah fasilitas dan layanan lengkap. Salah satunya adalah Al-Azhar Memorial Garden. AMG hadir menawarkan konsep syariah sebagai jawaban atas pemasalahan pemakaman di Jakarta. Penelitian ini akan mengungkap dan menganalisis bagaiamana Al-Azhar mengemas nilai tanda pada media komunikasinya sehingga membentuk kesadaran palsu di masyarakat. Nilai tanda tersebut dilihat dari perspekstif analisis semiotika Barthes, yang kemudian diintegrasikan dengan teori nilai tanda Barudrillard. Selain itu, penelitian ini juga mencoba mengkritisi bagaimana tanda tersebut dikonsumsi di masyarakat sehingga menimbulkan kelas-kelas sosial.

Nowadays, we could find a lot of cemetery which managed by private sector. A cemetery that offering not only just a graveyard, but also provide an array of facilities and services. One of them is Al-Azhar Memorial Garden. They are here to present a syar'i concept as an answer to several funeral problems in Jakarta. This research will reveal and analyze on how Al-Azhar create sign value through their channel of communication so it could formed a false consciousness within the society. Sign value is being analyzed from the Barthes' semiotic perspective which later is being elaborated with Baudrillard's sign value theory. Besides, this research also criticizes on how the values are consumed within the society that creating social class in the community."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Liska
"Skripsi ini membahas bagaimana konsumerisme yang menyebar melalui media informasi dan komunikasi menjadi faktor penarik terjadinya fenomena enjokousai dalam masyarakat Jepang kontemporer. Karya tulis ini disusun menggunakan teori konsumerisme, masyarakat konsumsi, perilaku konsumsi, serta globalisasi sebagai landasan pemikiran. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain argumentatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa konsumerisme muncul bersamaan dengan pembentukan Jepang sebagai masyarakat konsumsi sebagai dampak globalisasi ekonomi. Pada akhirnya, konsumerisme tersebut menyebar luas dalam masyarakat dan benar telah mempengaruhi para remaja putri terjun dalam praktik enjokousai.

The focus of this study is how consumerism that has spread through the information and communication media became a pull factor for the rising of the phenomenon of enjokousai in contemporary Japanese society. This research is qualitative argumentative interpretative. This study proved that consumerism coincides with the rise of Japan as a consumer society as the impact of economic globalization. In the end, consumerism are widespread in the society and with no doubt has influenced the girls engaged in the practice of enjokousai."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S450
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Pratama Kristiawan
"Artikel ini bertujuan merunut ulang gagasan gaya hidup kontemporer terkait konsumerisme dan minimalisme, karena dengan mengikuti navigasi dari kedua gaya hidup tersebut berakibat pada hilangnya kebahagiaan dalam batin manusia. Tulisan ini merupakan deskripsi analitis terhadap relevansi filsafat dalam membaca gaya hidup konsumsi, khususnya dalam pemikiran John Lachs mengenai Pragmatisme Stoik, serta mendemonstrasikan urgensinya dalam membaca fenomena konsumerisme dan minimalisme dengan konteksnya yaitu hasrat dan kebahagiaan. Tulisan berargumen bahwa di tengah gaya hidup yang bersifat absolut, diperlukan suatu gaya hidup yang lebih fluktuatif dan praktis, Pragmatisme Stoik dipakai sebagai lensa dalam mengarahkan manusia pada ketenangan melalui penanganan internalnya. Untuk sampai pada tujuan itu, tulisan ini akan menggunakan metode analisis kritis dan distingsi konseptual. Tulisan akan menyaring konsep inti serta masalah yang ditimbulkan dari konsumerisme dan minimalisme dalam konteks hasrat dan kebahagiaan. Kemudian mendeskripsikan gagasan Pragmatisme Stoik dan relevansinya, barulah analisis kritis dilakukan dengan membaca kedua gaya hidup tersebut menggunakan lensa Pragmatisme Stoik. Hasilnya, ditemukan gaya hidup baru yang melampaui keduanya yakni eksperientalisme, tetapi ini tidak sepenuhnya benar sehingga diperlukan Pragmatisme Stoik sebagai pelurus agar setiap orang tetap hidup dalam hasratnya, namun kali ini yang ditekankan ialah hasrat yang lurus dan selaras.

This article aims to recount the contemporary lifestyle ideas related to consumerism and minimalism, because following the navigation of the two lifestyles results in a loss of happiness in human soul. This paper is an analytical description of the relevance of philosophy in reading the lifestyle of consumption, especially in John Lachs' thoughts on Stoic Pragmatism, and demonstrates the urgency of reading the phenomenon of consumerism and minimalism in the context of desire and happiness. The paper argues that in the midst of an absolute lifestyle, a more fluctuating and practical lifestyle is needed, Stoic Pragmatism is used as a lens in directing humans to tranquility through its internal handling. In order to achieve this goal, this paper will use critical analysis methods and conceptual distinctions. Writing will distill core concepts and problems arising from consumerism and minimalism in the context of desire and happiness. Then, to describe the idea of ​​Stoic Pragmatism and its relevance, then a critical analysis is carried out by reading the two lifestyles using the lens of Stoic Pragmatism. As a result, a new lifestyle was found that goes beyond two, namely experimentalism, but this was not entirely true so that Stoic Pragmatism was needed as a straightener so that everyone could continue to live in their desires, but this time what was emphasized was straight and harmonious desires."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Estu Putri Wilujeng
"Tesis ini bertujuan untuk memahami cara yang dilakukan oleh buruh untuk mewujudkan imaji serta hasrat dalam berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan perilaku mengonsumsi simbol kebendaan atas dorongan hasrat untuk mencapai imaji. Penulis berargumen, buruh sebagai bagian dari masyarakat konsumen juga memiliki imaji, hasrat dan fantasi dalam mengonsumsi. Konsumsi yang mereka lakukan bukan lagi konsumsi atas dasar nilai guna barang atau pertimbangan rasional lainnya, melainkan konsumsi simbolik. Hal tersebut disebabkan oleh adanya dorongan dari media dan godaan dari komoditas industri fesyen yang dihasilkan pada tempat mereka bekerja. Dorongan media dan godaan tersebut mempengaruhi imaji buruh dalam menentukan barang konsumsi. Namun, dengan adanya imaji, bukan berarti buruh dapat langsung berperilaku konsumtif, melainkan perlu cara lain untuk mendapatkan akses dalam mewujudkan imaji.
Untuk menggali permasalahan tersebut secara lebih dalam, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buruh memiliki imaji untuk mengonsumsi simbol kebendaan yang dipicu oleh media dan godaan produk fesyen tempat ia bekerja. Untuk mewujudkannya, mereka menggunakan kombinasi industri dan serikat. Industri memberi akses berupa produk fesyen dan serikat berfungsi untuk melakukan kontrol agar pihak industri tetap memberikan akses kepada buruh. Tesis ini juga menyertakan diskusi teoritik tentang perbedaan perspektif dalam memahami permasalahan konsumerisme yang terjadi pada buruh.

This thesis aims to understand how the labours consume products or services to make their dreams and desires come true. In the age of consumerism, everybody consumes symbols based on their desire to achieve their imagination.The author argues that the labours as part of consumer society, also have images, desires, and fantasies to consume. Consumption that they is not based on the value of goods or other rational judgment, instead symbolic consumption. It was caused by the encouragement of the media and the seduction of commodities that was produced in the fashion industry where they work. Media encouragement and the seduction from the production of goods affect the labour imagination in determining consumer goods. However, by having the imagination, it does not mean labours could immediately being consumptive, but they need another way to get access in realizing their imagination.
To explore these issues deeply, the author used qualitative research methods. The results showed that labours have imaginations and desires to consume symbols of consumer goods triggered by the media, namely TV series and social media, and the seduction of fashion products in where they worked. To make their imaginations and desires come true, they combined industry and unions. Industry gives access in the form of fashion products and labour unions play a control role in the industry. Consequently, the industry still provides access to the labours. This thesis also includes a theoretical discussion about different perspectives in understanding the problems that occur in the labours consumerism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>