Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 244639 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Caroline Padang
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi kepositivan infeksi Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealyticum serta hubungannya dengan cuci vagina sebagai faktor risiko terkait pada populasi wanita penjaja seks di Jakarta Timur. Di Indonesia, data dasar mengenai hal ini belum ada, sedangkan data dasar ini sangat penting untuk menyusun standar tatalaksana dan pencegahan infeksi Ureaplasma urealyticum dan Mycoplasma hominis yang optimal. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi potong lintang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kepositivan infeksi Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealyticum di Jakarta Timur tergolong tinggi (130 dari 180 subyek penelitian; 72%). Tidak ada perbedaan antara subyek penelitian yang melakukan cuci vagina atau tidak dengan kejadian infeksi Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealyticum.

This study aim to determine the proportion of Mycoplasma Hominis and Ureaplasma Urealyticum’ infection and its correlation with vaginal douching in female sex workers in East Jakarta. In Indonesia these data are not yet available, meanwhile these data are needed to set standards management and prevention of Mycoplasma hominis and Ureaplasma urealyticum’ infection. The study design is analytical cross-sectional study.
Result shows that the proportion of Mycoplasma Hominis and Ureaplasma Urealyticum’ infection in East Jakarta is high (130 out of 180 subjects; 72%). There is no correlation between vaginal douching and proportion of Mycoplasma Hominis and Ureaplasma Urealyticum infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mardhia
"Cervical cancer remains the second most common cancer in women worldwide, include Indonesia. HPV persistence is known as the main cause of cervical precancer and cancer, but it has been postulated that HPV persistence is implicated by sexually transmitted diseases as risk factor such as C. trachomatis, M. hominis, U. urealyticum dan U. parvum. There is no data showing the prevalance of C. trachomatis, M. hominis, U. urealyticum dan U. parvum infection in abnormal cervical cytology in Indonesia, therefor this study was conducted to determine whether there is association between C. trachomatis, M. hominis, U. urealyticum and U. parvum coinfection in abnormal cervical cytology. Liquid based cytology and duplex PCR was used to determined cytology abnormality and the infection. 59 specimens was collected and divided into 14 specimens with cervical cytology abnormality and 45 specimens with normal cervical cytology. Statistical analysis shown association between U. urealyticum infection and HPV p 0,017 and no association between C. trachomatis, M. hominis, and U. parvum infection with p value 0,203, 0,266 and 0,089 respectively. Furthermore, there were no association between C. trachomatis, M. hominis, U. urealyticum and U. parvum coinfection in abnormal cervical cytology by statistical analysis p 0,417, 0,682, 0,682 and 0,689.

Kanker serviks merupakan kanker yang menduduki urutan ke-dua dari keganasan pada wanita di dunia, termasuk di Indonesia. Kejadian lesi prakanker dan kanker serviks diketahui tidak hanya disebabkan oleh infeksi persisten HPV sebagai penyebab utama, namun melibatkan faktor risiko lain salah satunya adanya agen infeksi penyakit menular seksual selain HPV seperti C. trachomatis, M. hominis, U. urealyticum dan U. parvum. Data mengenai infeksi bakteri terhadap wanita dengan lesi prakanker serviks di Indonesia belum ada. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan infeksi C. trachomatis, M. hominis, U. urealyticum dan U. parvum dengan sitologi serviks abnormal pada wanita dengan HPV positif. Metode pemeriksaan sitologi serviks dengan menggunakan LBC dan deteksi bakteri menggunakan PCR dupleks. Dari total 59 spesimen didapatkan 14 dengan sitologi serviks abnormal dan 45 dengan sitologi serviks normal. Hasil analisa hubungan infeksi C. trachomatis, M. hominis, U. urealyticum dan U. parvum dan infeksi HPV adalah p 0,203, 0,266, 0,017 dan 0,089. Hubungan infeksi C. trachomatis, M. hominis, U. urealyticum dan U. parvum dengan HPV positif pada sitologi serviks abnormal adalah 0,417, 0,682, 0,682 dan 0,689. Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan antara infeksi U. urealyticum dan HPV, serta tidak didapatkan hubungan bermakna antara infeksi bakteri dengan HPV positif pada sitologi serviks abnormal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T57670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adek Liza Sahara
"Karsinogenesis serviks tidak hanya terkait dengan infeksi human papillomavirus (HPV), tetapi juga terkait dengan berbagai faktor risiko, termasuk infeksi C.trachomatis dan Mycoplasma spp., U. Urealyticum, dan U. parvum. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi Chlamydia trachomatis, Mycoplasma spp., U.urealyticum, dan U.parvum sebagai faktor risiko infeksi HPV pada kasus kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain casecontrol dengan 68 sampel yang dikumpulkan dari pasien yang dirawat di 5 Klinik di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, dari Juli-November 2014. Dari 68 pasien, 22 pasien positif HPV high-risk (hrHPV) dengan kanker serviks(kelompok kasus)dan 46 pasien negatif HPV non kanker serviks (kelompok kontrol). Deteksi HPV menggunakan Roche Linear Array HPV Test Kit, sementara deteksi bakteri menggunakan Real Time PCR kualitatif dan kuantitatif. Terdapat perbedaan bermakna rata-rata usia 8 tahun ([p = <0,0001]) antara kelompok kanker serviks (46 tahun) dan kelompok kontrol (38 tahun). Tidak ada hubungan yang bermakna antara infeksi C. trachomatis dan Mycoplasma spp., U. urealyticum, dan U. parvum dengan HPV secara kualitatif. Namun, terdapat hubungan bermakna secara kuantitatif pada jumlah DNA relatif Mycoplasma spp.pada kelompok kasus dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,028).

This study aimed to determined the association of infection Chlamydia trachomatis, Mycoplasma spp., Ureaplasma urealyticum and U. Parvum with HPV in cervical cancer cases.This study used a case-control design with 68 samples collected from patients treated in 5 gynecologic centers in Makassar, South Sulawesi, Indonesia, between July-November 2014. Of 68 patients, 22 were the high-risk HPV (hrHPV) positive patients (case group) with cervical cancer and 46 were the HPV negative patients (control group) with non cervical cancer. HPVs were detected and typed by Roche Linear Array HPV Test Kit, while bacteria were detected by qualitaitive and quantitative real time PCR assays.There was a significant difference of mean age (8 years old [p= <0.0001]) between the cervical cancer group (46 years) and control group (38 years). There was no significant association of C. trachomatis and Mycoplasma spp., U. Urealyticum, and U. parvum qualitatively with HPV. However, we found a significant association of relative DNA quantity of Mycoplasma spp. in the case group with the control group (p=0.028).There were the significant difference of mean age and the significant association of relative DNA quantity of Mycoplasma spp. between the case and control groups. In the future study, it is important to understand the role of the factors in increasing the risk for cervical cancer disease."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovita Harmiatun
"Ureaplasma rarealyticum diklasifikasikan ke dalam kelas Mollicutes, ordo Mycoplasmatales, familia Mycoplasmataceae (Koneman et al., 1992). Pada mulanya U. urealyticum lebih dikenal dengan sebutan T -mycoplasma, dan diketahui sebagai bakteri Gram-negatit nonmotil, berukuran 0.2 - 0.25 urn, tidak berdinding sel, dan berbentuk pleomorfik. U. urealyticum hanya diselubungi oleh membran plasma trilaminer, maka organisme ini tidak dihambat oleh antimikroba penghambat pembentukan dinding sel seperti golongan penisilin, basitrasin atau polimiksin-B (Marmion, 1989). U. urealyticum telah berhasil diisolasi dari tubuh binatang dan manusia. U. urealyticum dapat mengkolonisasi dan menginfeksi membran mukosa berbagai organ manusia (Phillips et al., 1986; Marmion, 1989; Koneman et al., 1992; Smith et al., 1994), meskipun demikkian U urealyticum juga dapat diisolasi dari orang-orang asimptomatik, sehingga organisme ini dapat digolongkan sebagai bakteri patogen oportunis (Quinn et al., 1985; Gibbs et al., 1986; Koneman et al., 1992).
Pada manusia U urealyticum sering ditemukan pada saluran urogenital wanita dan pria. Menurut Koneman et al. (1992), frekuensi kolonisasi U. wealyticum pada saluran urogenital wanita berkisar antara 35% - 80%. Sementara itu menurut McCormack et al. (1972), McCormack et al. (1973), dan McCormack et a!. (1975), frekuensi kolonisasi U. urealyticum pada saluran urogenital wanita berkisar antara 8.5% - 77.5% dan pada saluran urogenital pria berkisar antara 3% - 56%; frekuensi kolonisasi ini erat hubungannya dengan umur, ras, pengalaman seksual, dan tingkatan sosio-ekonomi individu yang bersangkutan. U. urealyticum telah diketahui sebagai penyebab penyakit uretritis, vaginitis, servisitis, salpingitis, infertilitas pada pria dan wanita, abortus, dan berat bayi lahir rendah (Cracea et al., 1985; Taylor Robinson, 1995; Cole et al., 1996; Abele-Horn et al., 1997; Clegg, et al., 1997; Kong et al., 1999). Tjokronegoro et al. (1993) menyatakan bahwa kolonisasi U urealyticum di dalam semen pria pasangan infertil tidak mempengaruhi motilitas dan kuantitas spermatozoa namun pengaruhnya terhadap kemampuan sperma membuahi sel telur belum dapat disingkirkan. Pemyataan ini dapat dikaitkan dengan adanya kenyataan bahwa U. urealyticum dapat menyebabkan bocornya membran plasma sperma (Harmiatun, "submitted").
Bocornya membran plasma memungkinkan hilangnya enzim penetrasi sperma terhadap sel telur (hialuronidase, akrosin) sehingga dengan demikian sperma tidak mungkin lagi dapat membuahi sel telur. Kemungkinan bocornya membran plasma disebabkan oleh aktivitas suatu enzim. Kilian et al. (1996) menyatakan, protease IgA1 tipe-serin merupakan suatu golongan protein yang digunakan oleh berbagai kelompok bakteri Gram-negatif untuk kolonisasi dan invasi bakteri patogen pada sel target. U. urealyticum telah berhasil diisolasi dari kultur darah wanita yang menderita demam postpartum. Kultur darah 10% wanita dengan demam postpartum mengandung U urealyticwn (Quinn et al., 1983; Naessens et al., 1989; Gauthier et al., 1991)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
D15
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dumilah Ayuningtyas
"ABSTRAK
Dalam menghadapi Permasalahan infertilitas faktor pria memegang peran yang lebih penting dari wanita. Berbagai penelitian telah menbuktikan bahwa dalam kasus kasus infertilitas andil pria sebagai faktor penyebab kemandulan adalah sekitar 40-60%.
Di Indonesia belum pernah dilakukan penelitian tentang pengaruh infeksi nikoplasma Pada infertilitas pria. DaIam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap motilitas spermatozoa secara kuantitatif dan kualitatif dan mengkorelasikan dengan pertumbuhan hasiI biakan Ureaplasma urealyticum pada 30 sampel semen pria pasangan ingin anak. Analisis motilitas spermatozoa dilakukan mengikuti peraturan standar yang dikeluarkan WH0 (1980). Kolonisasi U. urealyticum pada semen ditandai oleh berubahnya warna indikator fenol merah Pada media pembiak Mycoscreen (DBV product).
HasiI pengujian statistik x2 nenuniukkan bahwa pada α 0,05 tidak terdapat Perbedaan bernakna antara rata-rata jumlah spermatozoa motil pada pria yang semennya terinfeksi Ureaplasma urealyticum dengan yang bebas infeksi. Penganatan motilitas spermatozoa secara kualitatif tentang jenis pergerakan juga memberikan hasil yang tidak berbeda bermakna antara pria yang positif dan negatif ditumbuhi Ureaplasma urealyticum. Dengan demikian maka pada penelitian ini tidak terbukti bahwa kolonisasi mikroplasma pada semen akan mempengaruhi parameter semen."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Handoko
"Human papillomavirus (HPV) adalah sekelompok virus DNA yang bersifat epiteliotropik. Virus ini menginfeksi kulit dan mukosa serta bersifat spesifik hanya pada manusia. Dahulu HPV dianggap hanya merupakan satu tipe virus sebagai penyebab infeksi, tetapi dengan berkembangnya penelitian dalam bidang biomolekular, dengan metode hibridisasi dan polymerise chain reaction (PCR) ternyata ditemukan banyak tipe HPV.2 Hingga saat ini telah diidentifikasi sekitar 200 tipe HPV yang dapat bermanifestasi menjadi berbagai bentuk gambaran klinis dan lokasi, mulai dari Iasi kulit jinak, misalnya warts, kondilomata akuminata, hingga keganasan anogenital, yaitu karsinoma serviks.3 Terdapat 2 kelompok tipe HPV yaitu tipe high-risk HPV dan tipe low-risk HPV, sesuai hubungannya dengan keganasan.4 Sampai saat ini terdapat sekitar 15 tipe high-risk HPV dan tipe ini ditemukan pada 90 - 95% kasus karsinoma serviks, terutama tipe high-risk HPV 16, selain tipe 18, 31, 33, dan 35.3.4.
Infeksi HPV ditularkan melalui kontak langsung dengan partikel virus, antara lain melalui hubungan seksual, sehingga infeksi HPV genital dapat dianggap sebagai salah satu penyakit infeksi menular seksual. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wanita yang aktif seksual, berisiko tinggi terkena infeksi HPV genital, dan risiko ini akan semakin meningkat bila mempunyai banyak pasangan seksual, frekuensi hubungan seksual yang tinggi, serta melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia dini. Karena pekerjaan yang dijalankan, maka para wanita penjaja seks (WPS) dianggap merupakan kelompok berisiko tinggi untuk terkena infeksi high-risk HPV genital dan karsinoma serviks di kemudian hari.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2004 oleh Mak R dkk terhadap WPS di Belgia, terdapat prevalensi infeksi high-risk HPV sebesar 55,9%. Dengan tersedianya fasilitas laboratorium yang mampu melakukan metode hibridisasi untuk mendeteksi kelompok HPV dan metode PCR untuk penentuan tipe HPV, serta terkumpulnya sampel yang cukup, maka diharapkan dapat diperoleh data mengenai proporsi kepositivan high-risk HPV beserta tipenya pada kalangan WPS. Hal ini akan sangat berguna mengingat karsinoma serviks merupakan salah satu jenis keganasan tersering pada wanita, sehingga penting dilakukan deteksi dini terhadap infeksi high-risk HPV genital yang dapat berkembang menjadi keganasan serviks di kemudian hari. Keterbatasan penelitian ini pada metode hibridisasi, yaitu menggunakan probe yang berisi 13 tipe high-risk HPV serta metode PCR yang hanya menggunakan primer untuk menentukan 5 tipe high-risk HPV, yaitu tipe 16, 18, 31, 33, dan 35."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Landi
"Klamidia adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis, merupakan IMS dengan prevalensi tertinggi yang menginfeksi manusia terutama pada umur 15-49 tahun. Klamidia apabila tidak diobati menyebabkan kekamilan ektopik, infertilitas, servisitis, nyeri panggul kronis dan dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan infeksi mata pada bayi. Wanita Penjaja Seks Tidak Langsung (WPSTL) berisiko terhadap penularan klamidia karena perilaku seksnya dan kurang pengawasan dan pelayanan kesehatan karena pada umumnya beroperasi secara tersembunyi. Penelitian ini menggunakan data sekunder Survei Terpadu Perilaku dan Biologis (STBP) 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah WPSTL di 11 kabupaten/kota Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi klamidia sebesar 31,9%. Proporsi WPSTL yang tidak konsisten menggunakan kondom sebesar 23,2%. Hasil analisis multivariat diketahui bahwa WPSTL yang tidak konsisten menggunakan kondom berisiko 1,2 kali (PR=1,2 ; (%%CI=0,933-1,522), hasil ini secara statistik tidak bermakna. Cara pencegahan infeksi klamidia pada WPSTL antara lain dengan penggunaan kondom secara konsisten dan benar terutama pada WPSTL berusia <25 tahun dan menderita IMS lain.

Chlamydia is a sexually transmitted infection (STI) caused by the bacterium Chlamydia trachomatis, the highest prevalence of STIs that infects humans, especially at the age of 15-49 years. Chlamydia if left untreated causes ectopic pregnancy, infertility, cervicitis, chronic pelvic pain and can cause babies to be born prematurely and eye infections in infants. Indirect Female Sex Workers (IFSW) are at risk of transmission of chlamydia due to their sexual behavior and lack of supervision and health services because they generally operate in secret. This study uses secondary data on the 2015 Integrated Behavioral and Biological Survey (IBBS). The research design used was cross sectional. The study population was IFSW in 11 districts/cities in Indonesia. The results showed the prevalence of chlamydia was 31.9%. The proportion of WPSTL that is not consistent using condoms is 23.2%. The results of multivariate analysis revealed that WPSTL who were inconsistent using condoms were 1.2 times at risk (PR = 1.2; (95% CI = 0.933-1.522), this result was not statistically significant. IFSW prevention methods included using condoms consistently and correctly especially at IFSW <25 years old and suffer from other STIs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelly Puspandari
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi Multidrug Resistant N.gonorrhoeae (MDR-NG) dengan metode Calibrated Dichotomous Susceptibility (CDS) pada isolat N.gonorrhoeae. Isolat tersebut diperoleh dari wanita penjaja seks (WPS) di Jakarta Timur, Tangerang, dan Palembang tahun 2012. Data dasar MDR-NG dengan definisi lama maupun Tapsall di Indonesia belum ada. Data ini dibutuhkan sebagai dasar pemilihan terapi empirik infeksi gonore, dan memberikan alternatif uji resistensi N.gonorrhoeae sesuai rekomendasi World Health Organization. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan proporsi MDR-NG berdasarkan kriteria quinolone resistant Neisseria gonorrhoeae (QRNG) dan penicillinase producing Neisseria gonorrhoeae (PPNG) sebesar 67,2%, kriteria QRNG dan tetracycline resistant Neisseria gonorrhoeae (TRNG) sebesar 48,6%, kriteria QRNG, PPNG, dan TRNG sebesar 41,2%, dan tidak terdapat terdapat MDR-NG berdasarkan kriteria QRNG dan Azithromycine resistant (AzR), serta kriteria Tapsall.

ABSTRACT
The aim of this study is to define the proportion of Multidrug Resistant N.gonorrhoeae (MDR-NG) using Calibrated Dichotomous Susceptibility (CDS) method of N.gonorrhoeae isolate. The Isolates were obtained from female sex workers (FSW) in East Jakarta, Tangerang, and Palembang from previous study. In Indonesia, the data of MDR NG with old and Tapsall definition are not available yet. These data are needed for empirical therapy of gonorrhoea infection, and provided an alternative antimicrobial susceptibility testing in N.gonorrhoeae as recommended by World Health Organization. The study is a cross-sectional retrospective study. The results show that the proportion of MDR-NG based on quinolone resistant Neisseria gonorrhoeae (QRNG) and penicillinase producing Neisseria gonorrhoeae (PPNG) criteria is 67.2%, QRNG and tetracycline resistant Neisseria gonorrhoeae (TRNG) criteria is 48.6%, QRNG PPNG and TRNG criteria is 41.2%. There is no isolate that meet QRNG and Azithromycine resistant AzR criteria, as well as Tapsall criteria., The aim of this study is to define the proportion of Multidrug Resistant N.gonorrhoeae (MDR-NG) using Calibrated Dichotomous Susceptibility (CDS) method of N.gonorrhoeae isolate. The Isolates were obtained from female sex workers (FSW) in East Jakarta, Tangerang, and Palembang from previous study. In Indonesia, the data of MDR NG with old and Tapsall definition are not available yet. These data are needed for empirical therapy of gonorrhoea infection, and provided an alternative antimicrobial susceptibility testing in N.gonorrhoeae as recommended by World Health Organization. The study is a cross-sectional retrospective study. The results show that the proportion of MDR-NG based on quinolone resistant Neisseria gonorrhoeae (QRNG) and penicillinase producing Neisseria gonorrhoeae (PPNG) criteria is 67.2%, QRNG and tetracycline resistant Neisseria gonorrhoeae (TRNG) criteria is 48.6%, QRNG PPNG and TRNG criteria is 41.2%. There is no isolate that meet QRNG and Azithromycine resistant AzR criteria, as well as Tapsall criteria.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rinadewi Astriningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko vaginosis bakterial pada populasi wanita penjaja seks di Tangerang. Faktor risiko vaginosis bakterial pada WPS penting diketahui untuk dapat menyusun strategi pencegahan terhadap vaginosis bakterial. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi potong lintang. Subyek penelitian adalah wanita penjaja seks di kabupaten Tangerang, provinsi Banten.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi vaginosis bakterial di Tangerang tergolong tinggi (131 dari 189 subyek didiagnosis vaginosis bakterial; 69.31%). Semakin banyak jumlah pasangan, tindakan bilas vagina, dan semakin muda usia wanita penjaja seks meningkatkan risiko vaginosis bakterial.

This study aim to determine the prevalence of bacterial vaginosis and analyze risk factors of bacterial vaginosis in female sex workers in Tangerang. Knowledge about risk factor of bacterial vaginosis in high-risk population is important to formulate prevention strategies against bacterial vaginosis. The study design is analytical cross-sectional study. The study subjects are female sex workers in Tangerang district, Banten province.
Result shows that prevalence of bacterial vaginosis in Tangerang is high (131 out of 189 subjects were diagnosed as bacterial vaginosis; 69.31%). The higher the number of sexual partners, vaginal douching, and the younger the age group of female sexual workers increase the risk of bacterial vaginosis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mesak, Felix Melchizedech
"Topik penelitian ini berawal dari penelusuran kepustakaan melalui CD-ROM Medline dan CC Life Sciences pada tahun 1994. Ternyata salah satu persoalan kesehatan yang menarik untuk dipelajari ialah kasus-kasus penyakit ibu dan bayi yang berasosiasi dengan salah satu spesies mikoplasma, Ureaplasma urealyticum, atau singkatnya disebut ureaplasma.
Publikasi mengenai ureaplasma per tahunnya cukup banyak, misalnya pada tahun 1994 tedapat 26 laporan kasus klinik dari berbagai negara. Dalam dua tahun belakangan ini, tahun 1997 dan 1998, masing-masing tercatat 54 dan 53 publikasi. Medline (pusat data milik National Library of Medicine, National Institute of Health, Amerika Serikat) sendiri telah merekam 1130 publikasi mengenai urealyticum sampai bulan April 1999 ini, Diperkirakan 60 - 70 % di antaranya berupa laporan kasus-kasus klinik. Karena kasus-kasus klinik yang bermunculan berdampak luas pada kesehatan reproduksi dan perinatal, maka ureaplasma semakin mendapat perhatian luas di beberapa negara maju dalam kurun waktu sepuluh tahun belakangan ini.
Mikroorganisme ini tergolong mahluk hidup bebas terkecil dan berada dalam relung yang relatif sempit: selnya hanya dilapisi sebuah membran plasma, kisaran temperatur hidupnya hanya sekitar 37°C dengan ph optimum 6.0, hanya dapat hidup di dalam jaringan tubuh inangnya (komensal pada saluran urogenital manusia), dan mudah sekali kehilangan viabilitasnya.
Tetapi kasus-kasus klinik yang berasosiasi kuat dengannya sangat tidak terduga: kolonisasi saluran urogenital wanita dan pria yang berdampak pada kesehatan reproduksi dan morbiditas-mortalitas perinatal. Kasus-kasus tersebut antara lain: infertilitas, prostatitis, urinary calculi, dan uretritis pada pria (Taylor-Robinson, 1996; Xu et al., 1997; Li et al., 1997), uretritis dan endometritis pada wanita, dan (mungkin) mengakibatkan kegagalan konsepsi, aborsi, janin lahir prematur, berat bayi lahir sangat rendah, pneumonia dan infeksi akut saluran pernapasan bayi baru lahir dan malahan ditemukan kasus meningitis (Cassell et al,, 1993; Abele-Horn et al., 1997). Kasus lain yang berasosiasi erat dengan ureaplasma antara lain artritis (Horowitz et a1, 1994) dan bahkan Martinelli et al. (1998) dan Florio da Cunha et al. (1998) melaporkan terisolasinya ureaplasma dari pasien yang terinfeksi HIV. Nir Paz (1995) mendeteksi komponen membran yang diduga berperanan dalam aktivasi transkripsi yang dimediasi sekuen ulangan terminal panjang genom HIV. Sementara itu Hill (1998) mengungkapkan kemungkinan hubungan bacterial vaginosis yang salah satunya ureaplasma dengan mikroflora mulut. Jadi ureaplasma berhubungan erat dengan aktivitas seksual dan transmisinya secara seksual berperanan panting dalam terjadinya kasus-kasus di atas (Cassell et al., 1994; Koch et al., 1997).
Secara global bila penanganan dan manajemen kesehatan penyakit-penyakit infeksi yang berasosiasi dengan kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi semakin baik lalu masih ditemukan gejala atau kasus seperti di atas, maka kemungkinan besar ureaplasma-lah yang menjadi dugaan paling akhir penyebabnya. Keberadaan ureaplasma selama ini tertutupi oleh organisme komensal dan patogen lainnya di traktus urogenital manusia. Cepat atau lambat, negara-negara berkembang seperti Indonesia akan menghadapi persoalan yang lama. Antisipasi hanya dapat dilakukan bila Indonesia memiliki riset paralel dengan negara maju baik eksplorasi klinis maupun faktor-faktor patogenesis. Indonesia sebenarnya telah memiliki riset awal ureaplasma yaitu upaya untuk menemukan korelasi statistik antara infertilitas pria dan ureaplasma yang di deteksi dengan kit uji urease tanpa pembiakan (Tjokronegoro et at, 1993). Pemerintah Indonesia telah turut serta dalam komitmen internasional bahwa akses yang sepantasnya terhadap pelayanan kesehatan primer ialah menjamin daya hidup wanita dan anak-anak yang paling rentan. Komitmen internasional yang penting ini diadakan antara lain Safe Motherhood Initiative pada tahun 1987, World Summit pada tahun 1990, dan International Conference on Population and Development di Kairo pada tahun 1994 (Ministry of Health, 1999). Akses ini berarti tersedianya pelayanan berkualitas tinggi yang mampu menjangkau orang-orang yang sangat membutuhkannya. Secara spesifik, jenisjenis pelayanan kesehatan primer ini merupakan kerangka kerja yang menggunakan isu prioritas yang di adopsi dalam paket kebijaksanaan perawatan kesehatan reproduksi nasional .tahun 1996. Program ini mencakup empat isu esensial yang mempunyai dampak menyelurub terhadap terjadinya dan proses kehamilan dan kelahiran yaitu: (1) kesehatan ibu dan bayi; (2) kesehatan reproduksi remaja; (3) keluarga berencana, dan (4) penanganan penyakit-penyakit menular seksual. Kemudian isu tambahan yang penting selain ke empat program di atas ialah pemberdayaan potensi manusia usia lanjut yang berperanan dalam perubahan komunitas dan keluarga. Departemen Kesehatan dalam laporannya mencantumkan bahwa 40% wanita dari 486 peserta keluarga berencana di Jakarta?"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
D232
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>