Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171842 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Kusuma Wardhani
"Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menguji keandalan dan kesahihan Gillette Functional Assessment Questionnaire sebagai alat ukur fungsi kemampuan berjalan pada anak pasca poliomyelitis yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Metode : Disain penelitian ini adalah studi potong lintang pada 35 anak poliomyelitis kronik di Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang dan Kota Serang. Keandalan antarpemeriksa dilakukan dengan membandingkan skor Gillette FAQ yang diperoleh peneliti dari observasi langsung dan empat penilai lainnya yang menilai dari hasil wawancara dan rekaman video. Kesahihan eksterna dilakukan dengan membandingkan skor Gillettte FAQ dan skor modified WeeFIM sebagai alat ukur fungsional yang banyak digunakan.
Hasil : Tiga puluh lima subyek penelitian usia 7- 17 tahun dianalisa dalam penelitian ini. Pada uji keandalan antarpemeriksa didapatkan tingkat konsistensi yang tinggi pada penilai yang berbeda, yakni nilai kappa 1 antara peneliti dan 4 orang penilai lainnya. Uji kesahihan eksterna dengan membandingkan skor Gillette FAQ dan skor modified WeeFIM subskala mobilitas, didapatkan korelasi yang baik dengan kekuatan korelasi 0,994 ( p=0,001). Diperoleh rumus persamaan perolehan skor modified WeeFIM yaitu 3,13 + (3,23 x skor Gillette FAQ).
Kesimpulan : Gillette FAQ merupakan alat ukur yang andal dan sahih, serta praktis dan mudah digunakan untuk menilai fungsi kemampuan berjalan pada anak pasca poliomyelitis.

Objectives : To examine validity and reliability of Gillette Functional Assessment Questionnaire (FAQ) in Indonesian language translation.
Methods : A cross sectional study was performed in 35 children post poliomyelitis, aged 7 to 17 years at Lebak and Serang regency. The Gillette FAQ was administered by observations and four rater through video records to determine the functional walking level of the child, and the interrater reliability of the Gillette FAQ was calculated. External validity was determined by comparing score between the Gillette FAQ and a commonly used modified WeeFIM as a functional ability instrument.
Results : Good interrater reliability among a researcher and 4 raters was demonstrated, with high levels of consistency ( kappa=1). External validity comparing Gillette FAQ with modified WeeFIM- mobility subscale resulted a good correlation with the power of correlation 0,994 (p = 0.001). The equation’s formula to predict score of modified WeeFIM was 3.13 + (3.23 x score of Gillette FAQ).
Conclusion : Gillette FAQ is a reliable and a valid tool which is simple and easy to use for measuring functional walking ability in children with poliomyelitis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atjep Abdulkodir H.
"Upaya pelayanan kesehatan dalam Pelita VI sesuai dengan arahan Garis Garis besar Haluan Negara 1993 bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat pada umumnya. Konferensi Tingkat Tinggi Anak pada bulan September tahun 1990 mencanangkan dunia bebas poliomyelitis pada tahun 2000. Dalam upaya untuk eradikasi poliomyelitis, Indonesia melaksanakan imunisasi polio rutin 4 dosis dan melaksanakan Pekan lmunisasi Nasional (PIN) 3 tahun berturut-turut yaitu tahun 1995, 1996 dan 1997 serta melaksanakan surveilans epidemiologi acute flaccid paralysis (AFP).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan surveilans epidemiologi acute flaccid paralysis di Propinsi Jawa Barat tahun 1996 dan 1997. Penelitian ini merupakan studi evaluatif dengan membandingkan dampak dari masukan dan proses kegiatan surveilans epidemiologi AFP terhadap keluaran pada tahun 1996 dengan tahun 1997, data dikumpulkan dengan melakukan wawancara terhadap petugas/ penanggung jawab surveilans di DT. ll serta data sekunder dari Iaporan rutin program imunisasi dan program surveilans epidemiologi AFP.
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa kegiatan surveilans epidemiologi AFP di Propinsi Jawa Barat masih sangat perlu ditingkatkan. Disarankan agar meningkatkan dan memperluas pemasaran sosial surveilans epidemiologi AFP, dengan cara melaksanakan disseminasi informasi baik Iintas program, lintas sektoral maupun kunjungan aktif ke rumah sakit, sehingga persepsi petugas kesehatan dan masyarakat terhadap surveilans epidemiologi AFP sama. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tity Purwaningsih
"Polio adalah penyakit yang sangat menular yang diakibatkan oleh virus polio. penyakit ini menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi polio. Pada bulan Mei ditemukan kasus lumpuh layuh maka pemerintah mengadakan program PIN. Setelah dilakukan PIN, didapatkan cakupan PIN di wilayah Bekasi sebesar 30.46%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan pengaruh media massa terhadap cakupan PIN. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif sederhana. Jumlah sampel sebanyak 112 responden, dengan karakteristik orang tua yang memiliki balita (usia 0-59 bulan). Variabel yang diteliti meliputi tingkat pengetahuan dan media massa.
Dari analisa data didapatkan bahwa gambaran tingkat pengetahuan seimbang antara tingkat pengetahuan tinggi dan tingkat pengetahuan rendah sehingga cakupan PIN menjadi kurang optimal. Untuk pengaruh media massa dari analisa data didapatkan bahwa media massa kurang optimal terhadap cakupan PIN sebesar 52,68%.Berdasarkan hal tersebut peneliti menyarankan umuk meningkatkan kualitas media massa dalam rnemberikan informasi dan mengemas dalam bentuk yang menarik sehingga masyarakat tertarik untuk melihat dan melakukan pesan yang disampaikan.
Untuk puskesmas diharapkan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang PIN. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian di beberapa puskesmas sehingga hasil penelitian yang didapatkan lebih mewakili populasi yang akan diteliti dari berbagai tingkatan masyarakat dan menggunakan instrumen yang telah diuji validitasnya."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5444
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Antonia Retno Tyas Utami
"Pada tahun 2005 Indonesia mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) polio. Sebanyak 58,9% kasus KLB nasional terjadi di tiga kabupaten Lebak, Serang dan Sukabumi. Namun, beberapa spesimen tinja kasus lumpuh layu akut (Acute Flaccid Paralysis atau AFP) menunjukkan hasil pemeriksaan negatif virus polio liar (VPL). Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui beberapa faktor risiko yang dominan terhadap hasil pemeriksaan negatif VPL. Pada studi potong lintang terhadap semua sampel spesimen yang pertama yang diambil dari kasus AFP selama tahun 2005 dari tiga kabupaten. Data berasal dari Laboratorium Nasional Polio tentang: identitas kasus AFP; tanggal: lumpuh, ambil spesimen, kirim, diterima, dan proses; kondisi diterima dan hasil uji. Di samping itu dilakukan konfirmasi lapangan: data tempat pengambilan spesimen, fasilitas, dan tenaga surveilans. Analisis memakai pendekatan risiko relatif (RR) terhadap hasil pemeriksaan negatif VPL dengan menggunakan regresi Cox. Prevalensi hasil negatif VPL adalah 31,5%. Hasil negatif didapat pada masa awal KLB Februari-April (60%) dan akhir KLB Juli-Desember 2005 (66,2%), sedangkan yang terendah adalah pada bulan Mei-Juni (15,5%). Faktor-faktor yang dominan berkaitan dengan risiko hasil pemeriksaan negatif VPL adalah faktor tidak tepat waktu ambil spesimen, kabupaten asal spesimen, dan periode bulan pengambilan. Keterlambatan pengambilan spesimen mempertinggi risiko hasil pemeriksaan negatif VPL sebesar 70% dibandingkan dengan spesimen yang diambil tepat waktu [risiko relatif suaian (RRa) = 1,70; 95% interval kepercayaan (CI): 1,01 ? 2,88]. Faktor ketidaktepatan waktu pengambilan spesimen, periode awal dan akhir KLB mempunya risiko lebih tinggi terhadap risiko hasil pemeriksaan negatif VPL. Oleh karena itu perlu perhatian khusus terhadap faktor-faktor risiko tersebut. (Med J Indones. 2007;16:122-6).

In 2005, a wild poliovirus (WPV) outbreak occurred in Indonesia. Some stool specimens from acute flaccid paralysis (AFP) subjects, showed negative laboratory results for WPV. The aim of this study was to identify several risk factors associated with negative WPV laboratory results. A cross-sectional study was conducted on all AFP surveillance stool specimens taken from the three districts where 58.9% of the outbreak cases occurred. Data were obtained from Bandung and Jakarta National Polio Laboratory regarding identity of cases; onset of paralysis; data on specimen collected (timing, dispatched, received, and tested); and results of the tests. In addition, field visits were conducted to the three districts for confirmation of data collecting methods, facilities, and field personnel. The Cox regression method for relative risk (RR) was used for analysis. The prevalence of negative results was 31.5%. Negative results at the beginning of the outbreak (February?April) were 60%, at the end of the outbreak (July?December) were 66.2%, and at the height of the outbreak (May?June) were 15.5%. Negative WPV results were related to delayed specimen collection, origin of district specimen, and the period of specimen collection. Delayed versus on-time stool collection increased the risk of negative results by 70% (adjusted relative risk = 1.70; 95% confidence intervals = 1.01 - 2.88). In conclusion, inappropriate timing of specimen collection, in particular during the early and late stages of the polio outbreak, needs special attention to minimize the risk of negative WPV laboratory results. (Med J Indones. 2007;16:122-."
Medical Journal of Indonesia, 2007
MJIN-16-2-AprJun2007-122
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Hasurungan S.
"Pada skripsi ini dibahas model SVIR dengan 2 jenis vaksin (IPV dan OPV) yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan timbulnya kembali penyakit polio di tengahtengah dunia pada populasi manusia di negara-negara Eropa dan populasi pengungsi dari Suriah. Model ini menggunakan sistem persamaaan diferensial biasa nonlinear berdimensi 8. Dalam skripsi ini dilakukan kajian mengenai Basic Reproduction Number (R0), titik keseimbangan bebas penyakit atau Disease Free Equilibrium (DFE), serta analisa kestabilan lokal dan global dari titik keseimbangan penyakit. Metode yang digunakan untuk melakukan analisa kestabilan global yakni Lyapunov Function dan metode yang digunakan untuk melakukan analisa kestabilan lokal yakni Routh-Hurwitz. Selain itu, pada skripsi ini juga dilakukan analisa sensitivitas R0 dengan parameter yang digunakan yaitu parameter transmisi dan parameter transisi. Selain itu, dilakukan juga simulasi numerik pada dinamika variabel terinfeksi dengan perubahan nilai parameter vaksinasi IPV dan OPV.

In this undergraduate thesis, it is discussed SVIR model with 2 types of vaccines (IPV and OPV) that used to find out the possibility re-emergegence of Polio disease in human populations in European countries and refugee population from Syria. This model uses a 8-dimensional nonlinear ordinary differential equation system. In this thesis, a study about Basic Reproduction Number (R0), Disease Free Equilibrium, and analysis of local and global stability for Disease Free Equilibrium is conducted. Methods that used to do a global stability analysis is Lyapunov Function and for a local stability analysis is Routh-Hurwitz. Other than that, this thesis also carried out a sensitivity analysis of R0 with the transmission parameter and transition parameter. In addition, numerical simulations were carried out on the dynamics of infected variables with changes in the parameter values of IPV and OPV."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Gandafajar
"Latar belakang: Kanker merupakan masalah kesehatan utama global, dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua. Kemoterapi, sebagai salah satu terapi kanker, efektif meningkatkan kesembuhan dan kualitas hidup pasien, namun memiliki efek samping jangka panjang, termasuk gangguan kognitif. Di Indonesia, belum ada kuesioner khusus untuk menilai gangguan kognitif pada pasien kanker.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kuesioner FACT-Cog versi 3 bahasa Indonesia merupakan alat ukur yang valid dan reliabel dalam menilai gangguan kognitif serta dampaknya pada kualitas hidup pasien kanker yang menjalani kemoterapi di Indonesia.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada pasien di unit kemoterapi RSCM dari September hingga Oktober 2024. Adaptasi bahasa dan budaya kuesioner FACT-Cog versi 3 dilakukan dengan metodologi translasi bahasa dan trans-budaya berdasarkan kaidah Guillemin dan Beaton. Uji validasi melibatkan 100 subjek, mencakup validasi konstruksi, validasi kriteria, dan uji reliabilitas dengan metode konsistensi internal dan test-retest.
Hasil: FACT-Cog versi 3 bahasa Indonesia menunjukkan konsistensi internal tinggi (Cronbach’s α = 0,915) dan test-retest dengan korelasi baik hingga sangat baik (ICC = 0,721-0,976). Validitas konvergen FACT-Cog versi 3 bahasa Indonesia menunjukkan korelasi sedang (r = 0,415-0,606) dengan EORTC QLQ C30 bahasa Indonesia, sementara validasi konstruksi dapat diterima, dengan korelasi dari lemah hingga kuat (r = 0,352-0,889) antara setiap item dengan domain masing-masing.
Kesimpulan: Kuesioner FACT-Cog versi 3 bahasa Indonesia merupakan alat ukur yang valid dan reliabel untuk menilai gangguan fungsi kognitif dan dampaknya terhadap kualitas hidup pada pasien kanker dalam terapi kemoterapi di Indonesia.

Background: Cancer remain a significant global health concern, ranking as the second leading cause of death worldwide. Chemotherapy, a primary treatment for cancer, has proven effective in enhancing patient recovery and quality of life; however, it is also associated with long-term side effect, including cognitive impairment. In Indonesia, there is currently no specialized tool for assessing cognitive impairment among cancer patients.
Aim: This study aims to validate the Indonesian version of the FACT-Cog version 3 questionnaire as a reliable and valid tool to assess cognitive impairment and its impact on the quality of life in cancer patients undergoing chemotherapy in Indonesia.
Methods: This cross-sectional study was conducted at the chemotherapy units RSCM from September to October 2024. The language and cultural adaptation of the FACT-Cog version 3 questionnaire followed the translation and cross-cultural methodology of Guillemin and Beaton. Validation testing involved 100 subjects, covering construct validation, convergent validation, and reliability testing with internal consistency and test-retest methods.
Results: The Indonesian version of FACT-Cog version 3 demonstrates high internal consistency (Cronbach's α = 0.915) and strong to excellent test-retest reliability (ICC = 0.721-0.976). Convergent validity shows a moderate correlation (r = 0.415-0.606) with the Indonesian version of the EORTC QLQ C30. Construct validity is acceptable, with weak to strong correlations (r = 0.352-0.889) between individual items and their respective domains.
Conclusion: The Indonesian version of FACT-Cog version 3 is a valid and reliable tool to assess cognitive impairment and its impact on the quality of life in cancer patients undergoing chemotherapy in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nella Yesdelita
"ABSTRAK
Latar Berlakang: Cedera medula spinalis (CMS) merupakan suatu kondisi medis yang kompleks dan dapat menyebabkan disabilitas. Pada CMS terjadi gangguan baik sementara maupun menetap pada fungsi motorik, sensorik, atau otonom. Gangguan tersebut mengakibatkan menurunnya kemampuan fungsional seorang penderita CMS. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesahihan dan keandalan SCIM III versi bahasa Indonesia untuk menilai kemampuan fungsional penderita CMS.
Metode: SCIM III versi bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia melalui metode penerjemahan forward-backward serta dilakukan cognitivedebriefing sehingga didapatkan SCIM III versi bahasa Indonesia. SCIM III versi bahasa Indonesia ini digunakan kepada 30 orang penderita CMS di dua rumah sakit dan satu wisma penderita CMS di Jakarta. Tiga orang rater menilai setiap subjek menggunakan rekaman video. Penilaian ulang dilakukan oleh peneliti satu minggu kemudian. Kesahihan konstruksi dan kriteria dinilai menggunakan koefisien korelasi. Untuk uji keandalan, digunakan intraclass correlation coefficient untuk menilai keandalan inter-rater, paired t-test untuk keandalan test-retest, dan Cronbach?s α untuk internal consistency.
Hasil: Didapatkan nilai korelasi lebih dari 0,4 (p<0,05) untuk kesahihan konstruksi dan kriteria. Intraclass correlation coefficient lebih dari 0,8 (p<0,05) untuk keandalan inter-rater, nilai korelasi lebih dari 0,6 (p<0,05) untuk keandalan test-retest dan Cronbach?s α 0,895 untuk keandalan internal consistency.
Kesimpulan: SCIM III versi bahasa Indonesia terbukti sahih dan andal untuk menilai kemampuan fungsional penderita CMS.

ABSTRACT
Objective: Spinal cord injury (SCI) is a medically complex condition and can cause disability. Patients with spinal cord injury usually have either temporary or permanent insult to motor, sensory, or autonomic function. The impairments reduce the functional capacity of the patients. The aim of the study was to assess the validity and reliability of Indonesian version of SCIM III to measure the functional capacity of patients with SCI.
Methods: English version of SCIM III was translated to Indonesian involving a forward-backward translation and cognitive debriefing to develop Indonesian version of SCIM III. The tool was administered to 30 patients with SCI in two centers and a residential home of SCI in Jakarta. Three raters evaluate each subject by using video record. Writer assessed each subject one week later. Construct and criterion validity was assessed by using correlation coefficient. For reliability, intraclass correlation coefficient was used for inter-rater reliability, paired t-test for test-retest reliability, and Cronbach?s α for internal consistency.
Results: There was correlation coefficient above 0,4 (p<0,05) for construct and criterion validity. Intraclass correlation coefficient above 0,8 (p<0,05) for inter-rater reliability, correlation coefficient above 0,6 (p<0,05) for test-retest reliability and Cronbach?s α 0,895 for internal consistency.
Conclusion: Indonesia version of SCIM III was proven to be valid and reliable to assess the functional capacity of patients with SCI."
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marshall, Alan, 1902-1984
Cleveland: World Pub., 1955
928.2 MAR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Marshall, Alan, 1902-1984
Sydney: Halstead Press, 1962
928.991 5 MAR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Fitria
"Tujuan: Membuktikan kesahihan dan keandalan Foot and Ankle Ability Measure (FAAM) dalam versi Bahasa Indonesia
Metode: Desain uji potong lintang. Penelitian dilakukan pada 42 orang tentara pasukan khusus dengan instabilitas pergelangan kaki. Setiap responden mengisi kuesioner FAAM versi Bahasa Indonesia yang sudah diujicobakan terlebih dahulu. Kemudian dilakukan pengisian kuesioner SF-36 sebagai baku emas kuesioner kualitas hidup untuk menilai kesahihan konvergen. 2 minggu dari pengisian pertama dilakukan pengisian kembali kuesioner FAAM untuk menilai keandalan test-retest.
Hasil: Didapatkan korelasi bermakna dengan nilai korelasi sedang untuk antara FAAM subskala aktivitas keseharian dengan skor komponen mental dan skor komponen fisik terhadap dengan nilai r secara berurutan 0,417, dan 0,458. Didapatkan korelasi bermakna dengan nilai korelasi sedang untuk antara FAAM subskala olahraga dengan skor komponen fisik dan fungsi fisik terhadap dengan nilai r secara berurutan 0,430 dan 0,464. Didapatkan konsistensi internal dengan cronbach alpha 0,917 dan 0,916 untuk subskala aktivitas keseharian dan subskala olahraga. Didapatkan nilai korelasi interkelas sedang untuk subskala olahraga sebesar 0,78.
Kesimpulan: FAAM versi Bahasa Indonesia memiliki kesahihan dan keandalan yang baik.

Objective: to assess validity and realibility of Foot Ankle Ability Measure in Indonesia version .
Method : design of this study is cross sectional study. This research was to 42 special force army personal with ankle instability. Every subject was asked to fill out Indonesian version of Foot and Ankle Ability Measure quetionairre. And SF-36 quetionairre as gold standard of quality of life to assess validity. After 2 weeks, subject is asked to fill FAAM quetionairre again to assess test-retest realibility.
Result : There was significant correlation with moderate value between FAAM-I activity daily living subscale and mental component summary and physical component summary with r 0,417 and 0,458 respectively. There was also significant correlation with moderate value between FAAM-I sport subscale with r 0,430 and 0,464 respectively. The internal consistency with cronbach alpha was 0,917 and 0,916 for ADL subscale and sport subscale. Interclass correlation for sport subscale was 0,78.
Conclusion : Indonesian version of FAAM have good validity and realibility.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58755
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>