Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151395 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tati Suryati
"Economic growth and the demographic transition in Indonesia affect the epidemiological transition. Communicable diseases began to decline, while noncommunicable diseases (NCDs) increased. NCDs is the largest disease burden in the world since a long period of illness, also causes a lot of death and disability. In 2005 an estimated 80% of deaths in developing countries due to NCDs. NCDs handling capacity program not get priority, so NCDs described as "The next Health Tsunami". NCDs action plan for East Asia and Pacific region is the research and development of health interventions to address cases of cerebrovascular and stroke. Stroke is the number one killer in Indonesia, Riskesdas 2007 showed 15.4% of total deaths in population due to stroke.
Operational research has conducted to determine the burden of DALYs lost stroke in Indonesia and its economic burden in the year 2007 as well as 2020 predictions, with the counterfactual exposure to main risk factors. Calculation of DALYs lost due to stroke using the Global Disease Burden methode. A total of 5,449 cases of stroke from Riskesdas 2007 were analyzed with nine modifiable related risk factors . To reduce the incidence of stroke in the population was calculated PAF of combination risk factors that combined the most effective feasible and plausible. The economic burden is calculated based on the direct medical costs, transportation costs for medical treatment and opportunity costs.
Estimates of DALYs lost due to the stroke of Indonesia population in 2007 with 2,337,718 loss of productive years lost and the estimated economic burden was Rp.3 trillion (equivalent to 20% of the budget of Ministry of Health 2007). There are three proven risk factors influence the incidence of stroke (p < 0,05); hypertension (OR 24.8), diabetes(OR 7.2) and lack of physical activity (OR 6.1). Combination of all three have a maximum value of PAR 0.792. In 2020 the incidence of stroke is predicted to increase 71.5% (169.012 cases) followed by an increase in the burden of DALYs stroke 32.5%, estimated economic burden was Rp.3 trilion. The counterfactual calculations of three risk factors within feasible limits is predicted decrease 19.071 incidence of stroke in 2020 and the costs can be saved Rp.1,485trillion. Efforts plausible counterfactual is predicted decrease 9.536 cases and the cost savings Rp.688billion ( budget in 2020 inflation calculated 4.2%).
Needed improvement NCD prevention program planning in a proactive way to raise the target early detection cases of hypertension and diabetes become 75% which handled with health personnel and 50% which controllable. Strengthens the NCD network in order to integrated of health risk issues that can be democratically expressed, and enter to the political process to influence decision-makers in government. Improving quality of medical records, health survailance and vital registration , thus providing accurate information to make an evidence-based materials for advocacy to the decisionmakers in central and regional.

Pertumbuhan ekonomi dan transisi demografi di Indonesia berdampak terhadap transisi epidemiologi. Penyakit menular mulai menurun, sementara penyakit tidak menular (PTM) terjadi peningkatan. PTM merupakan beban penyakit terbesar di dunia karena periode sakitnya lama, menyebabkan banyak kematian dan disabilitas. Tahun 2005 diperkirakan 80% kematian di negara sedang berkembang disebabkan PTM. Upaya pengendalian PTM belum mendapat prioritas, sehingga PTM dinyatakan sebagai "The next Health Tsunami". Rencana aksi PTM regional Asia Timur dan Pasifik adalah penelitian dan pengembangan intervensi kesehatan untuk mengatasi kasus serebrovaskular dan stroke. Stroke merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia, berdasarkan Riskesdas 2007 sebesar 15,4% dari total kematian disebabkan stroke.
Riset operasional dilakukan untuk mengetahui beban DALYs stroke di Indonesia dan beban ekonominya di tahun 2007 serta prediksi tahun 2020, dengan analisis kontrafaktual pajanan faktor risiko utama. Perhitungan DALYs lost akibat stroke menggunakan metode Global Burden Disease. Sebanyak 5.449 kasus stroke dianalisis dengan sembilan faktor risiko yang dapat diubah. Untuk menurunkan insiden stroke di populasi dihitung PAF kombinasi gabungan faktor risiko secara feasible dan plausible. Beban ekonomi dihitung berdasarkan biaya medis langsung, biaya transpotasi selama berobat dan biaya oportunitas.
Hasil Estimasi DALYs lost akibat stroke Indonesia tahun 2007 menunjukkan nilai kerugian 2.337.718 tahun produktif yang hilang dengan perkiraan beban ekonomi Rp.3 Triliun (setara 20% anggaran Kementerian Kesehatan 2007). Diketahui ada tiga faktor risiko yang mempengaruhi kejadian stroke (p < 0,05) yaitu hipertensi (OR 24,8), DM(7,2) dan kurang aktifitas fisik (OR 6,1). Gabungan ketiganya mempunyai nilai maksimal PAR 0,792. Hasil prediksi tahun 2020 insiden stroke meningkat 71,4% (169.012 kasus) diikuti peningkatan DALYs lost akibat stroke 32,5%, prediksi beban ekonomi Rp.3,7Triliun. Perhitungan kontrafaktual tiga faktor risiko batas feasible diprediksi menurunkan 19.071 insiden stroke tahun 2020, biaya yang dihemat Rp.1,5 Trilyun. Upaya kontrafaktual plausibel diprediksi menurunkan 9.536 kasus, biaya yang dihemat Rp.688 Milyar (biaya tahun 2020 memperhitungkan inflasi 4,2%).
Diperlukan peningkatan perencanaan proram pencegahan PTM dengan cara proaktif untuk menaikan target deteksi dini kasus hipertensi dan DM menjadi 75% tertangani petugas dan 50% yang terkontrol. Membangun jejaring PTM agar isu risiko kesehatan PTM dapat terintegrasi secara demokratis, dan masuk dalam proses politik untuk mempengaruhi pengambil keputusan. Meningkatkan kualitas data rekam medik, survailans kesehatan, dan pencatatan penyebab kematian, yang dapat digunakan sebagai bahan advokasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1422
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa Tesyani
"Disabilitas pasien stroke memengaruhi ketergantungan pada keluarga. Ketergantungan pasien menyebabkan beban keluarga yang terdiri dari beban fisik, psikologis, dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan beban keluarga selama merawat pasien stroke di rumah sakit. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan pengambilan data teknik purposive sampling di RSUD Budhi Asih, DKI Jakarta. Karakteristik pasien stroke memiliki dominan berjenis kelamin laki-laki 80.8, ketergantungan total 65.4, dan rata-rata nilai GCS tingkat kesadaran pasien mean=14.15. Karakteristik keluarga lebih banyak pasangan suami-istri yang merawat 61.5, berpenghasilan rendah 84.6, dan lama merawat > 12 jam 57.7. Beban keluarga pasien stroke di rumah sakit menunjukkan tidak atau sedikit terbebani 42.3, beban ringan 34.6, dan beban sedang 23.1. Beban keluarga pasien stroke digambarkan tidak merasakan beban hingga merasakan beban sedang selama merawat di rumah sakit. Peneliti menyarankan aplikasi pelayanan keperawatan untuk mengurangi beban keluarga ringan ke sedang, seperti memberikan edukasi dan melibatkan keluarga dalam perawatan pasien.

Stroke disability affects dependent care for their family. Patient dependence causes caregiver burdens with consist of physical burden, psychological, and economic. The study aimed to describe burden of family caregiver when caring their relatives in the hospital. The study used cross sectional study with purposive sampling method at RSUD Budhi Asih, DKI Jakarta. The results showed patient characteristics with dominantly male 80.8, dependent 65.4, and consciousness level of GCS mean 14.15. Caregiver characteristics are dominantly female caregiver 84.6, spouse 61.5, and 12 hours day duration for caring 57.7. Respondent describes caregiver burden in hospital which little no burden 42.3, mild burden 34.6, and moderate burden 23.1. Caregiver burden of stroke patient described no burden to moderate burden during inpatient at hospital. Therefore, researcher suggests the application of nursing interventions, such as providing education and involving families in the care of patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Fathya Tasya Fuadyah
"Prevalensi stroke mengalami peningkatan pada tahun 2013 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (16,9%) dan Jawa Timur (16%) dibandingkan tahun 2007 (8,4%; 7,7%). Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan perbandingan determinan utama kejadian stroke di Provinsi DIY dan Jawa Timur pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi di Provinsi DIY dan Jawa Timur.
Hasil penelitian menunjukan faktor yang berhubungan dengan kejadian stroke di Provinsi DIY adalah umur , hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, tingkat pendidikan, dan wilayah tempat tinggal. Sementara itu, faktor yang berhubungan dengan kejadian stroke di Provinsi Jawa Timur adalah umur, jenis kelamin, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, dan tingkat pendidikan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam upaya pencegahan dan pengendalian stroke di Provinsi DIY dan Jawa Timur.

Stroke prevalence increased in 2013 in Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (16,9%) and Jawa Timur (16%) from 2007 (8,4%; 7,7%). This research was conducted to describe the comparison of the main determinant of stroke between DIY and Jawa Timur in 2013. This research used data from Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. The design of this study is cross-sectional. The respondents of this research are resident from DIY and Jawa Timur who are qualified from inclusion and exclusion criteria.
The results of this research showed that age, hypertension, diabetes mellitus, heart disease, education, and residence associated with stroke in DIY. Meanwhile, factors that have association with stroke in Jawa Timur are age, gender, hypertension, diabetes mellitus, heart disease, physical activity, smoking habit, and education. This research is expected to be a consideration in stroke prevention and control program in DIY and Jawa Timur.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikriyatul Arifah
"ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi kejadian stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia mengalami peningkatan dari 8,3? pada tahun 2007 menjadi 12,1? pada tahun 2013. Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi yang mengalami kenaikan prevalensi yang tinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan kejadian stroke pada penduduk usia ≥ 15 Tahun di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2007 dan 2013. Penelitian ini merupakan analisis dari Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013 yang menggunakan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah penduduk provinsi Sulawesi Barat yang berusia ≥ 15 tahun yang berhasil diwawancarai sebagai sampel Riskesdas 2007 dan/atau Riskesdas 2013 dan memiliki data variabel penelitian yang lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke pada tahun 2007 adalah usia, hipertensi, dan aktivitas fisik sedangkan pada tahun 2013 yaitu usia, hipertensi, obesitas, obesitas sentral dan aktivitas fisik.

ABSTRACT
Stroke is leading cause of death in Indonesia. According to Riskesdas, prevalence of stroke based on health workers diagnosis in Indonesia has increased from 8,3? in 2007 became 12,1? in 2013. West Sulawesi is one of province that has biggest increasing of stroke prevalence in Indonesia. This study aims to analyze the risk factor that have relationship of stroke cases among population aged ≥ 15 years old in West Sulawesi in 2007 and 2013. This study using cross-sectional design. The participants were member of population of ≥ 15 years old in West Sulawesi who had complete variable data needed. The result showed that the risk factor that have relationship with stroke cases in 2007 are age, hypertension, and physical activity. In 2013, are age, hypertension, obesity, abdominal obesity, and physical activity."
2016
S65229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasia
"Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan penyakit dengan beban masuk tertinggi dunia. Secara global, kebanyakan stroke terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi rendah dan sedang. Secara nasional, selain menimbulkan beban penyakit, stroke juga menyebabkan BPJS mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk penanganannya.
Meskipun demikian, faktor risiko stroke dapat berbeda-beda di berbagai tempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stroke di Indonesia pada populasi usia lima belas tahun ke atas. Penelitian menggunakan data sekunder dari gelombang ke-5 Survei Kehidupan Keluarga Indonesia (IFLS 5) yang dilaksanakan pada tahun 2014 - 2015. Peneliti menggunakan uji bivariat dengan Chi Square dan Fisher's Exact's Test dan menggunakan ukuran rasio risiko epidemiologi (RR) untuk melihat pengaruh berbagai faktor risiko terhadap kejadian stroke. Hasil Penelitian bivariat menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stroke adalah usia> 60 tahun (RR = 3,93), pernah perokok berat (RR = 2,03), punya riwayat hipertensi (RR = 13,37), punya riwayat diabetes (RR = 8,17), dan punya riwayat kolesterol tinggi (RR = 2.63). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya yang tepat memadai - terutama upaya pencegahan - terkait faktor risiko stroke.

Stroke is one of the causes of death and disease with the highest admission burden in the world. Globally, most strokes occur in low- and middle-income countries. Nationally, in addition to causing disease burden, stroke also causes BPJS to spend large amounts of funds for its handling. However, the risk factors for stroke can vary in different places. This study aims to determine the factors that influence the incidence of stroke in Indonesia in the population aged fifteen years and over. The study used secondary data from the 5th wave of the Indonesian Family Life Survey (IFLS 5) which was conducted in 2014 - 2015. Researchers used the bivariate test with Chi Square and Fisher's Exact's Test and used the epidemiological risk ratio (RR) measure to see the effect of various risk factors on stroke incidence. The results of the bivariate study showed that the factors that influence the incidence of stroke were age> 60 years (RR = 3.93), had been a heavy smoker (RR = 2.03), had a history of hypertension (RR = 13.37), had a history of diabetes ( RR = 8.17), and have a history of high cholesterol (RR = 2.63). Therefore, it is necessary to make adequate efforts - especially prevention - related to stroke risk factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006
616.81 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayudia Rahmadani
"Stroke merupakan penyakit kardiovaskular penyebab kematian peringkat kedua di tingkat dunia. Stroke dapat dikategorikan menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik. Secara global, sekitar 4,6 juta kasus dari 12,2 kasus stroke baru tiap tahunnya merupakan stroke hemoragik. Jumlah kasus stroke hemoragik lebih sedikit dibandingkan stroke iskemik, namun memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi faktor risiko stroke hemoragik dengan kejadian stroke hemoragik di 34 provinsi Indonesia pada tahun 2019. Peneliti menggunakan desain studi ekologi dengan unit analisis populasi. Penelitian menggunakan data sekunder dari hasil Riskesdas tahun 2018, BPS, dan penelitian oleh Widyasari, Rahman, dan Ningrum (2023). Analisis bivariat menggunakan uji korelasi dan regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan incidence rate stroke hemoragik suatu provinsi berkorelasi dengan penurunan prevalensi hipertensi (ρ = -0,201), penurunan prevalensi diabetes mellitus (ρ = -0,291), penurunan proporsi obesitas (ρ = -0,161), dan peningkatan proporsi penduduk laki-laki (ρ = 0,250) provinsi tersebut. Peningkatan prevalensi stroke hemoragik suatu provinsi berkorelasi dengan peningkatan proporsi obesitas (R = 0,167) dan peningkatan proporsi penduduk laki-laki (R=0,308) provinsi tersebut. Korelasi antara faktor risiko tersebut dengan kejadian stroke hemoragik secara statistik tidak signifikan, namun hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian yang lebih mendalam.


Stroke is the second leading cause of death in the world. Stroke can be categorized into ischemic stroke and hemorrhagic stroke. Globally, about 4,6 million of 12,2 million new stroke cases are hemorrhagic strokes. Hemorrhagic stroke has a higher mortality rate than ischemic stroke despite having fewer cases. This study aims to determine the correlation of hemorrhagic stroke risk factors with hemorrhagic stroke occurrence in 2019 at 34 provinces of Indonesia. The research uses an ecological study design and secondary data from the 2018 Riskesdas, BPS, and research by Widyasari, Rahman, and Ningrum (2023). Bivariate analysis uses correlation and linear regression. Results showed that an increase of hemorrhagic stroke incidence rate in a province was correlated with a decrease in the prevalence of hypertension (ρ = -0.201), decrease in the prevalence of diabetes mellitus (ρ = -0.291), decrease in the proportion of obesity (ρ = -0.161), and an increase in the male population (ρ = 0.250). A province’s increase of hemorrhagic stroke prevalence is correlated with an increase in the proportion of obesity (R = 0.167) and the male population (R = 0.308). Correlation is not statistically significant, but it can be taken into consideration for further studies.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Mulyatsih
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
616.81 ENN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susilo Wulan
"ABSTRAK
Penyakit TB menempatkan beban luar biasa bagi penderita, keluarga, masyarakat,
dan anggaran pemerintah. Selain kehilangan produktivitas kerja efek paling
mendalam adalah penurunan tingkat kesejahteraan bahkan pemiskinan. Tujuan
penelitian ini menganalisis beban ekonomi yang ditanggung pasien dan anggota
rumah tangga akibat penyakit Tuberculosis. Merupakan penelitian eksploratif
deskriptif secara retrospektif dengan desain studi cross sectional. Sampel adalah
pasien TB Paru BTA + dengan metode pengambilan sample probability
proportional to size sebanyak 71 pasien.
Estimasi total beban ekonomi akibat sakit TB di Kota Bengkulu adalah Rp
7.259.600,- atau sebesar 28.48% dari rata-rata pendapatan rumah tangga.
Komponen biaya yang paling dominan adalah biaya tidak langsung yaitu sebesar
Rp 5.134..400,- atau 20.14% rata-rata pendapatan rumah tangga di ikuti biaya
langsung sebesar Rp 2.125.200,- (8.34%) rata-rata pendapatan rumah tangga.
Pasien dengan penghasilan rendah, umur lebih dari 43 tahun, tidak memiliki
jaminan kesehatan, memiliki jumlah anggota rumah tangga lebih dari 4,
melakukan coping strategy dan pernah menjalani rawat inap akan menangalami
katastropik dibandingkan dengan kelompok lainnya, pada akhirnya
mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan pemiskinan rumah tangga. Diperlukan
kajian kebijakan kesehatan yang dapat melindungi rumah tangga dari semua aspek
biaya karena sakit, khususnya TB dalam mengurangi pengeluaran kesehatan
dalam biaya non medis maupun indirect cost.

ABSTRACT
Tuberculosis puts a tremendous burden for patients, families, communities and
government budgets. In addition to the work productivity loss, the most profound
effect is the decrease in the level of well-being even impoverishment. The purpose
of this study is analyze the economic burden by patient and households as a result
of Tuberculosis. It is an explanatory retrospective descriptive study with cross
sectional design. Total respondents were 71, they were pulmonary TB patients
with smear positive. Sampling technique used probability proportional to size.
Estimated total economic burden of illness due to Tuberculosis int the Bengkulu
city is Rp 7.259.600, which is 28.48% of the average household income. The most
dominant component costs are indirect costs amounting to RP 5.134.400,-while
the direct cost is Rp 2.125.200,-. Patients with low income, age over 43 years, do
not have health insurance, have a household size of more than 4, do coping
strategy and have ever hospitalized will experience catastrophic compared to other
groups, which then affecting the level of household welfare and poverty. It is a
need to produce a health policy with the that can protect households
expencesndue to do TB illness, especially expenses on non medical costs and
indirect costs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reina Rahma Noviasari
"Latar Belakang: Stroke merupakan penyakit yang memiliki perbedaan karakteristik antara pria dan wanita.
Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan fungsi kognitif yang dinilai menggunakan uji Montreal Cognitive Assesment versi Indonesia MoCA-Ina pada pasien stroke fase subakut dan kronik di Departemen Rehabilitasi Medik RSCM, dengan melakukan kontrol terhadap variabel perancu berupa tingkat pendidikan dan usia.
Metode: Penelitian merupakan studi observasional analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian sebanyak 34 subjek, diperoleh melalui teknik consecutive sampling. Analisis bivariat uji Mann-Whitney dan uji korelasi Pearson dilakukan untuk melihat hubungan antarvariabel, dan dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi linier.
Hasil: Berdasarkan uji Mann-Whitney diperoleh nilai p hubungan jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan skor MoCA-Ina sebesar 0,103 dan 0,076. Nilai korelasi hubungan usia dengan skor MoCA-Ina berdasarkan uji korelasi Pearson sebesar r=0,135 p=0,447 . Persamaan regresi skor MoCA-Ina=21,268-3,620 Wanita 3,762 Pendidikan Tinggi R2=8,6 . Perbedaan rerata skor MoCA-Ina antara pria dan wanita setelah dilakukan kontrol variabel tingkat pendidikan adalah sebesar -3,620 IK95 =-8,928-1,058 , namun secara statistik tidak bermakna p=0,125.
Diskusi: Tidak ada perbedaan signifikan pada fungsi kognitif yang dinilai menggunakan MoCA-Ina antara pasien stroke sub-akut dan kronik pria dan wanita.

Background: Stroke is a disease with different characteristics between men and women.
Objective: This study aims to determine the age and level of education adjusted relationship between gender and cognitive function which is assessed by Montreal Cognitive Assessment in sub acute and chronic stroke patients in the Department of Rehabilitation Medicine RSCM.
Methods: This study is an analytic observational study with a cross sectional design. 34 subjects were selected as samples with consecutive sampling method. Mann Whitney test and Pearson's correlation test were used in to determine the bivariate relationships between the variables, proceeded by a multivariate linear regression analysis.
Results: Based on the Mann Whitney test, the p value of the relationship between gender and the level of education and MoCA Ina score were p 0,103 and p 0,076 respectively. Correlation value between age and MoCA Ina score was r 0,135 p 0,447. The regression equation generated was MoCA Ina score 21,268 3,620 Women 3,762 Higher Education R2 8,6. The mean difference of MoCA Ina score between men and women stroke patients after adjusting for age and level of education was 3,620 CI 95 8,928 1,058, but it was statistically insignificant p 0,125.
Discussion: There was no significant difference in the cognitive function which is assessed by MoCA Ina between the male and female sub acute and chronic stroke patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>