Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107843 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza PrastowoReza Prastowo
"ABSTRAK
Transportasi publik merupakan salah satu bentuk investasi publik yang sangat penting, akan tetapi mahal serta rendahnya tingkat kelayakan yang terdapat pada moda transportasi publik yang berbasis rel ini khususnya menjadi salah satu penyebab sulitnya perkembangan moda transportasi tersebut pada negara berkembang. Aerotrain, yang telah bertahan lebih dari 20 tahun di TMII ternyata memiliki tingkat investasi yang relatif murah jika dibandingkan moda berbasis rel lainnya. Sehingga peningkatan performa kelayakan pada moda transportasi ini sangat menjanjikan untuk dianalisa. Strategi finansial serta bantuan subsidi pemerintah dalam berbagai bentuk diperkirakan dapat meningkatkan performa kelayakan atas suatu investasi publik untuk menarik minat investor.

ABSTRACT
Public Transportation is one of the most important forms of public investment; however it’s very expensive and has a low rate of investment feasibility, especially when based on rail. This is one of the reasons that make this kind of transportation difficult to emerge in developing country. Aerotrain, the one that survived for over 20 years of services in TMII known to have a relatively cheaper investment than it’s competitor. Therefore a research that could improve feasibility performance on public transportation investment will be very promising to analyse. Financial strategy combined with government’s subsidies at any form is expected to improving its feasibility performance and become more attractive to investor."
2013
T34995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shaffa Mutia Zahra
"Kereta listrik adalah salah satu mode transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain biayanya yang ekonomis, kereta listrik dapat mengantarkan penggunanya ke tujuan dengan lebih cepat dibandingkan kendaran lain seperti mobil atau motor yang rentan terjebak kemacetan lalu lintas. Mengingat kebergantungan masyarakat yang cukup besar terhadap kereta lisrik, maka dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan tingkat efisiensinya. Salah satu bentuk peningkatan efisiensi adalah dengan mengurangi nilai energi yang dihabiskan oleh kereta listrik saat beroperasi. Pengoptimalan kereta listrik dalam segi konsumsi energi dapat dilakukan dengan bantuan algoritma Artificial Bee Colony (ABC). Algoritma ABC adalah algoritma yang meniru perilaku koloni lebah madu dalam mencari solusi. Skripsi ini menunjukkan hasil pengaplikasian algoritma ABC dalam menemukan solusi berupa nilai konsumsi energi terkecil.

An electric train is one of the most widely used modes of transportation used by Indonesians. Aside from being economical, an electric train can take their users to their destinations quicker than vehicles such as cars or motorbikes which are prone to getting stuck in traffic jams. Given how dependent the community is on electric trains, further research is needed to increase the level of efficiency. One form of increasing the efficiency of an electric train is to reduce the value of the energy consumed by the electric train while operating. Optimizing electric trains in terms of energy consumption can be done with the help of the Artificial Bee Colony (ABC) algorithm. The ABC algorithm is an algorithm that mimics the behavior of honeybee colonies in finding solutions. This thesis shows the results of applying the ABC algorithm in finding a solution in the form of the smallest energy consumption value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahry
"ABSTRAK
Struktur jalan baja tersusun atas komponen-komponen: Rel, Bantalan, Balas dan Subgrade, yang membentuk satu kesatuan struktur sehingga dapat berfungsi untuk menerima dan menyalurkan beban ke bumi. Lendutan merupakan masalah utama dalam struktur jalan baja karena lendutan yang terjadi akibat beban yang bekerja akan mempengaruhi besaran tegangan yang terjadi. Semakin kaku komponen-komponen tersebut, lendutan yang terjadi akan semakin kecil dan tegangan juga akan semakin kecil. Parameter untuk menentukan kekakuan komponen jalan baja digunakan nilai k sebesar 180 kg/cm2 yang diperoleh berdasarkan literatur. Untuk mengetahui besaran k yang sesungguhnya terjadi, dapat dilakukan penelitian di lapangan. Dengan mengetahui besaran k yang terjadi di lapangan, tegangan yang terjadi akan dapat ditentukan dan dapat dilakukan evaluasi pada struktur jalan baja sehingga dapat diambil tindak lanjut bagi perawatan komponen-komponennya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Nugraha
"KRL ekonomi Jakarta ? Bogor merupakan salah satu sarana transportasi cepat dan murah yang menjadi andalan para komuter menengah..kebawah. Oleh karena itu menjaga ketepatan jadwal dan waktu tempuh merupakan kewajiban bagi PT. KA sebagai operator.
Penelitian ini bermaksud untuk menganalisa hubungan waktu tempuh terhadap jarak yang terjadi pada KRL ekonomi Jakarta ? Bogor dan melihat sensitivitas waktu tempuh terhadap headway yang terjadi. Sedangkan tujuan akhir dari penelitian ini adalah mendapatkan headway optimum yang terjadi pada kereta ekonomi Jakarta- Bogor, baik dari Jakarta Kota menuju Bogor dan sebaliknya. Data­data diperoleh dengan mencatat perjalan an aktual KRL ekonomi Jakarta-Bogor. Untuk mempermudah analisa, li ntasan Jakarta Bogor dibagi-bagi lagi menjadi 4 lintas kecil diantara stasiun Jakarta Kota, Manggarai, Pasar Minggu, Depok (Lama), dan Bogor.
Dari hasil analisa terhadap pengolahan data, didapat kesimpulan bahwa headway KRL ekonomi Jakarta ? Bogor mempengaruhi waktu tempuhnya dengan hasil yang bervariasi. Tidka semua kondisi berlaku hubungan headway-waktu tempuh yang berbanding terbalik, namun hubungan yang sebanding maupun yang tidak mempunyai hubungan sama sekali juga didapat dalam analisa. Hal ini terjadi karena lintasan Jakarta ? Bogor juga dilalui oleh KRL atau kereta api lainnya yang dapat mengganggu perjalanan KRL ekonomi. Oleh karena itu, tidak semua hubungan regresi antara headway KRL ekonomi dengan waktu tempuhnya pada setiap lintas kecil digunakan untuk menentukan optimum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wuri Anny Yumantini
"ABSTRAK
Pembangunan infrastruktur LRT di Wilayah DKI Jakarta membutuhkan biaya yang tinggi
sedangkan kemampuan APBD Jakarta yang terbatas diperlukan suatu skema pendanaan yang
memiliki kelayakan finansial tinggi agar dapat mengatasi kekurangan dana (financial gap)
tersebut. Maka, tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menentukan proporsi
sumber pendanaan yang dapat diterapkan pada skema pendanaan LRT. Penelitian ini
menggunakan data primer dari wawancara mendalam dan dianalisa deskriptif yang kemudian
menggunakan analisa DSCR untuk pemodelan proporsi skema pendanaan. Hasil penelitian
berupa skema pendanaan dengan proporsi sumber pendanaan yang dapat diterapkan dan
memiliki kelayakan finansial tinggi dan layak diterapkan pada pembangunan infrastruktur
LRT di Wilayah DKI Jakarta

ABSTRACT
Development of LRT infrastructure in Jakarta need a high cost while Jakarta have limited
budget, this condition need a funding scheme that has high financial feasibility in order to
overcome the shortage of funds (financial gap). Thus, the purpose of this study is to identify
and determine the proportion of funding sources that can be applied to the LRT funding
scheme. This study uses primary data from in-depth interviews and then analyzed using
descriptive analysis DSCR for modeling the proportion of financing schemes. Results of the
research is a financing scheme with the proportion of funding sources that can be
implemented and have high financial feasibility and feasible on LRT infrastructure
development in Jakarta"
2016
T45976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswono Adi Putro
"Pengembangan Jaringan kereta api mempunyai banyak risiko. Risiko diantaranya yang berhubungan dengan investor. Karena dalam pengembangan ini membutuhkan investasi dalam jumlah banyak dan masa/tingkat pengembaliannya lama. Sehingga dalam mendapat keuntungan, tidak menarik dan kalah bersaing dengan bisnis lainnya. Dengan keadaan seperti ini harus ada perubahan baru yang muncul untuk mendukung investor. Secara umum tidak akan menguntungkan penerapannya dengan sistem yang baru untuk infrastruktur masyarakat. Dengan sistem menggandeng kuat khususnya investor, berupaya menjaminnya dalam pengembangan kereta api dan mengubah sistem regulasi yang lama menjadi baru. Risiko yang telah dilakukan akan dicoba untuk diminimalisasi kerugiannya dalam kerangka bisnis investor. Penelitian ini mencoba menggambarkan risiko yang potensial dalam proses pengembangan dalam kerjasama Build Operate Transfer (BOT) diperlukan untuk dianalisis dengan manajemen risiko dengan simulasi untuk mendapatkan sensitivitas financial resiko utama yang perlu dikendalikan.
Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi risiko yang potensial tiap tahapan proyek dengan Kerjasama BOT. Tahapan ini mencakup studi kelayakan, perencanaan engineering detail, pengadaan, konstruksi, operasional & pemeliharaan, dan transfer. Digunakan 3 analisis yaitu Analisis AHP I (untuk melihat pengaruh dampak risiko yang terjadi dan penyebabnya dengan pengembalian investasi), Analisis AHP II (untuk melihat pengaruh dampak risiko terhadap Cash flow investasi), dan Analisis sensitivitas dengan simulasi Montecarlo (untuk mencari NPV terendah terhadap finansial investasi atas pengaruh risiko prioritas utama). Dari penelitian itu setelah dianalisis dihasilkan risiko yang paling tinggi yaitu kebocoran pendapatan akibat kontrol lemah dengan nilai NPV (567,846,479,558).

Development in Railway Infrastructure has many risks. The risk was relation with investor. Because in development allowed them, to invest over budget and rate of return long time. Until with to gain a competitive advantage and uninteresting over their business rival. With of the result existing has changeover to a new system should appear carry as investor. The general public should not be advantaged by the implementation of a new system in public sector. The tight coupling of system, especially investor, put extra responsibility on development Railway investor, to try ensure and asmoot transition from old the new system. Risk to do may result limited subsequent loss of business investor. This research attempt to show potential risk within process development with BUT Partnership and these need to be analyzed with risk management methodology the risk element identified with simulation be found sensitivity analyses financial priority risk be need controlled.
In this research will be found potential risk with approach stage process BUT partnership. From Feasibility Study, Detail Engineering Design, Procurement, Construction, Operational & Maintenance and Transfer. So used by three kind of analysis methods that is First AHP I analysis (its purpose to see influence impact risk occur toward return investment), Second AHP II analysis (its purpose to see influence impact risk to ward Cash flow Investment), and last method Sensitive Analysis with Monte Carlo Simulation (its purpose to find lower of NPV toward investment financial for impact risk priorities). The research final after analysis, to be result the higher risk is leaky revenue consequence control of weakness with point NPV = (567,846,479,558).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Ibnu Taufiqulhakim
"Di Indonesia, kereta api telah menjadi moda transportasi yang populer dan efisien, menawarkan kenyamanan dan kecepatan bagi pengguna. Dalam operasionalnya, salah satu tantangan utama adalah optimisasi, di mana kereta listrik muncul sebagai solusi yang efektif dengan biaya operasional rendah dan gaya traksi tinggi. Profil trayektori kecepatan yang mengindikasikan kecepatan yang diizinkan pada setiap posisi dapat membimbing pengemudi atau sistem operasi otomatis kereta (ATO) untuk mengoperasikan kereta dengan lebih efisien. Penelitian ini mengkaji pendekatan optimisasi untuk trayektori kecepatan Kereta Rel Listrik (KRL), dengan mempertimbangkan konsumsi energi sebagai ukuran kepuasan perusahaan kereta api dan waktu perjalanan sebagai ukuran kepuasan penumpang. Optimisasi kecepatan kereta dapat menggunakan algoritma Hybrid Evolutionary Algorithm (HEA). Penelitian ini mengusulkan metode multiobjektif untuk mengoptimalkan lintasan kecepatan kereta, dengan mempertimbangkan batasan kecepatan, strategi mengemudi yang meliputi fase accelerating, cruising, coasting, braking, serta adaptasi terhadap kondisi kemiringan, dan kurvatur lintasan. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bagaimana Pareto front dari setiap generasi algoritma dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memilih strategi operasi yang paling efektif. Dalam penelitian ini didapat bahwa hasil dari solusi yang didapat bisa mengurangi total energi sebesar 21.97% dan total waktu tempuh sebesar 5.11%.

In Indonesia, trains have become a popular and efficient mode of transportation, offering comfort and speed to users. One of the main challenges in their operation is optimization, where electric trains emerge as an effective solution with low operational costs and high tractive force. A speed trajectory profile that indicates the authorized speed at each position can guide the driver or the automatic train operation (ATO) system to operate the train more efficiently. This study examines the optimization approach for the speed trajectory of Electric Rail Trains (KRL), considering energy consumption as a measure of railway company satisfaction and travel time as a measure of passenger satisfaction. Train speed optimization can utilize the Hybrid Evolutionary Algorithm (HEA). This research proposes a multi-objective method to optimize the train speed trajectory, taking into account speed limits, driving strategies including accelerating, cruising, coasting, and braking phases, as well as adaptation to track slope and curvature conditions. Additionally, this study demonstrates how the Pareto front of each algorithm generation can be used to evaluate and select the most effective operational strategy. In this research, it was found that the results of the solution obtained could reduce total energy by 21.97% and total travel time by 5.11%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiuntoro Hongsen
"Saat ini fasilitas transportasi umum di Jakarta masih tertinggal jauh bila dibandingkan dengan negara seperti Singapura yang transportasi umumnya benar-benar terintegrasi sehingga banyak masyarakat Indonesia yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Pemerintah Indonesia sudah mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah Rencana Induk Transportasi (RIT) Jakarta 2019-2039 dan Rancangan Rencana Induk Perkeretaapian Perkotaan (RIPP) tahun 2021, dimana sudah direncanakan beberapa trase angkutan umum berbasis rel berupa MRT dan LRT serta beberapa trase yang belum ditentukan moda transportasinya yang mana trase-trase tersebut akan menjadi bagian dari jaringan Perkeretaapian Perkotaan Jakarta (PPJ). Beberapa rute yang belum ditentukan moda transportasinya perlu dikaji lebih lanjut untuk dapat ditentukan moda apa yang paling cocok untuk trase tersebut, dan juga perlu dikaji kelayakannya.

Indonesia public transportation still left behind Singapore which has integrated public transportation, that caused many Indonesian people prefer to use their own vehicle. Indonesia government have prepared Rancangan Peraturan Daerah Rencana Induk Transportasi (RIT) Jakarta 2019-2039 and Rancangan Rencana Induk Perkeretaapian Perkotaan (RIPP) tahun 2021, that have already planed several rail-based public transport routes such as MRT, LRT, and several routes for which the mode of transportation has not been determined that will be the part of Perkeretaapian Perkotaan Jakarta (PPJ) system. Several routes which the mode of transportation has not been determined need to studied further for determining which most compatible mode for the route, and need to review the feasibility."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Makmur
"Kerusakan - kerusakan yang terjadi pada permukaan perkerasan tidak dapat kita hindari seining dengan adanya perubahan waktu, temperatur, cuaca, lingkungan dan sebagainya, yang memberikan pengaruh terhadap tingkat pelayananan dan kinerja jalan. Hal yang mungkin dilakukan untuk menaikkan kembali tingkat pelayanan jalan dan kinerja jalan adalah melalui perbaikan dan pemeliharaan perkerasan jalan.
Perencanaan yang efisien bagi perbaikan dan pemeliharaan tersebut adalah dengan mempertimbangkan masalah waktu ( jadwal ) dilakukannya perbaikan dan pemeliharaan dan juga mempertimbangkan faktor biaya yang dikeluarkan untuk itu. Karena adanya ketenkatan terhadap jumlah anggaran tertentu yang dialokasikan terhadap pemeliharaan dan perbaikan perkerasan, maka pertimbangan biaya sangat panting untuk diperhitungkan. Disamping itu, pemilihan terhadap segmen atau bagian perkerasan mana yang terpenting untuk diperbaiki lebih dahulu, sehubungan dengan keterbatasan dan anggaran biaya pemeliharaan dan perbaikan tersebut.
Tujuan dari penulisan tests ini adalah untuk membuat pengembangan model pemeliharaan jalan dengan pendekatan sistim dinamika, dimana model optimasi biaya dibuat melalui metoda riset operasi ( operation research ). Kondisi perkerasan jalan , kerusakan perkerasan, pertumbuhan lalu lintas, kelelahan material dan faktor - faktor yang berhubungan dengan itu akan berinteraksi dengan membentuk suatu hubungan sebab, dimana suatu faktor akan memberikan dampak bagi faktor lainnya. Interaksi faktor-faktor tersebut benibah secara dinamis seiring pertumbuhan waktu. Sedangkan tuntutan akan pelayanan yang memadai harus dipenuhi melalui perbaikan dan pemeliharaan. dengan keterbatasan anggaran yang tersedia dapat dibuat suatu model melalui program linier untuk mengoptimasikan biaya tersebut dan menentukan bagian segmen) mana saja yang diprioritaskan untuk diperbaiki terlebih dahulu.
Karena keterbatasan data, maka dalam tesis ini tidak dilakukan pengujian validitas model.
Berdasarkan model yang sudah dibuat, dilakukan simulasi dengan 3 skenario , yaitu : simulasi 1 ,dimana dilakukannya perbaikan rutin setiap 4 tahun , terlihat bahwa anggaran biaya yang dibutuhkan cukup besar, namun kinerja jalan selalu dapat dipertahankan , kondisi ini sangat diharapkan bagi pemakai jalan. Simulasi 2, dimana perbaikan dilakukan saat jalan mengalami kerusakan yang cukup berarti ( IR1 = 6 ), dan segi biaya dan tingkat pelayanan jalan adalah cukup memadai, sehingga bagi pemberi dana, pemilihan waktu perbaikan dengan kondisi kerusakan tertentu dapat menjadi salah satu alternatif pemilihan. Sedangkan simulasi 3 , dimana tidak dilakukannya perbaikan sama sekali selama umur rencana jalan , akan berdampak terhadap pembengkakan biaya perbaikan pada akhir umur rencana dengan kondisi jalan yang sudah tidak memadai lagi.
Untuk menentukan model mana yang akan digunakan sangatlah perlu untuk mempertimbangkan variabel-variabel yang berpengaruh seerta interaksinya satu sama lain. Sehingga dalam merancang model proses identifikasi dan definisi hubungan variabel sangat menentukan .
Daftar Pustaka (tahun 1975 - tahun 1999 )
"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiharto
"ABSTRAK
Bogie pada monorel jenis straddle berfungsi sebagai penumpu kabin penumpang, pemegang, dan pengarah gerak monorel dilintasannya. Bogie adalah komponen yang memberikan fleksibilitas gerak pada kabin penumpang saat melakukan gerak belok, naik dan turun. Struktur bogie jika ditinjau dari jumlah poros roda traksi yang digunakan dapat diklasifikasikan pada bogie poros tunggal single axle , bogie poros ganda double axle dan bogie poros jamak multi axle . Jumlah poros roda traksi yang digunakan merupakan fungsi dari kapasitas angkutnya, untuk kapasitas menegah dan besar umumnya menggunakan bogie poros ganda atau poros jamak. Pada bogie poros ganda atau multi poros untuk model poros non-steerable memiliki kemampuan belok yang relatif rendah jika dilewatkan pada lintasan dengan radius belok kecil.Monorel ukuran medium dengan panjang kabin 10 m sampai dengan 13 m umumnya menggunakan bogie jenis poros ganda double-axle , untuk model poros non-steerable yang dipasang secara independent memiliki kemampuan belok pada R ge; 60 m, dan kemampuan menanjak pada gradien le; 5 . Untuk meningkatkan kemampuan belok pada lintasan dengan radius belok yang lebih kecil R ? 60 m dilakukan dengan menempatkan bogie pada sambungan antar dua kabin coupler bogie atau digunakan bogie model poros steerable steerable-axle , akan tetapi kedua cara tersebut struktur bogie menjadi tidak sederhana dan cara perawatan relatif komplek.Prototipe industri monorel jenis straddle sudah dibuat di Indonesia adalah adalah monorel MC motor car ukuran sedang dengan dimensi panjang 13.145 m, jarak sumbu antar bogie 8.4 m, desain kemampuan belok pada radius R ge; 60 m dikecepatan gerak 20 km/jam, berat total kabin dan penumpang didefinisikan sebesar 24 ton. Rangka bogie dibuat dari material baja SS400 yang dibentuk dengan sambungan las. Dua unit motor penggerak dipasang pada tiap bogie adalah motor DC 750 V dengan daya 45 kW dan torsi maksimum 284 Nm.Untuk meningkatkan kemampuan belok pada prototipe monorel tersebut dilakukan evaluasi dan pengembangan desain model rangka bogienya. Evaluasi kemampuan belok dilakukan secara numerik pada satu model train consist. Bogie yang digunakan pada model train consit adalah model bogie prototipe dan model bogie hasil pengembangan, bogie pengembangan adalah bogie yang dipilih dari delapan model alternatif konsep, pemilihan alternatif dilakukan dengan metoda Analytical Hierarchy Process AHP .Hasil evaluasi dan pengembangan model train consist saat dilewatkan pada lintasan belok menunjukan, model train consist dengan bogie hasil pengembangan menunjukan bahwa torsi total pada roda penggerak dan penurunan energi kinetik yang terjadi lebih kecil dari model train consist dengan bogie model prototipe. Model train consist dengan bogie hasil pengembangan masih masih dijalankan pada radius belok R = 40 m dengan kecepatan gerak 20 km/jam, 30 km/jam, 40 km/jam, dan 50 km/jam.Nilai torsi yang terjadi pada model train consist untuk tiap lintasan belok selanjutnya dinormailisasi terhadap nilai torsi yang terjadi pada lintasan lurus untuk setiap kecepatan gerak. Hasil normalisali dapat dijadikan dasar rujukan dalam pemilihan bogie yang akan digunakan yang disesuaikan dengan kondisi sarana lintasan yang akan dilaluinyaHasil analisis FEM pada rangka bogie hasil pengembangan, tegangan maksimum terjadi pada semua alternatif konsep terjadi pada poros roda penggerak dengan nilai rata-rata sebesar 40 dari tegangan tariknya, defleksi yang terjadi dalam arah vertikal dan lateral yang terjadi nilainya kurang dari 1 mm.Model alternatif yang dipilih adalah alternatif konsep 2, model alternatif ini memiliki bentuk rangka utama menyerupai angka ldquo;8 rdquo;, dengan model pemasangan roda penyetabil dipasang sejajar dengan roda kemudi. Model desain ini selanjutnya direkomendasikan untuk digunakan dan dikembangkan lebih lanjut dengan melakukan optimasi dimensi rangka dan penurunan beratnya.

ABSTRACT
A bogie function on a straddle-type monorail is a passenger cabin holder, holder, and motion control a monorail on the trajectory. Bogie is the component that provides the flexibility of movement in the passenger cabin during a turn, uphill, and downhill. The bogie structure when viewed from the number of traction wheel shafts used can be classified on single axle bogie, double axle bogie and multiple axle bogies. The number of traction wheel shafts used is a function of the capacities, for large and medium capacity generally using double-axle or multiple axles. The bogies of a double-axle or multiple-axle model for the non-steerable axle, models have a relatively low curving ability when passing on the path with a small curving radius.The Medium-sized monorails with cabin lengths of 10 m up to 13 m generally use double-axle bogies. For non-steerable axle models as independently mounted, has a curving ability at R ge; 60 m, and uphill ability on gradient le; 5 . To improve the curving-ability on the path with a small curving radius R ? 60 m is performed by placing the bogie on the connection between two cabins coupler-bogie or using the steerable-axle bogie models, but both the ways make the bogie structure become not simple and relatively complex of maintenance.The industrial prototype of the straddle-type monorail already has made in Indonesia is a medium-size MC monorail with length dimension of 13.145 m and distance center between of bogies is 8.4 m, design of curving ability at R ge; 60 m, on motion speed 20 km/h, a total weight of cabins and passengers are defined at 24 tons. The bogie frames have made of SS400 steel material formed with welded joints. Two motor drive units mounted on a bogie are 750 V DC 45 kW and maximum torque of 284 Nm.To improve the curving-ability on the monorail prototype is performed the evaluation and development of the model design of a bogie frame. Evaluation of the curving-ability is performed numerically on the model of a train-consist. Bogie used in the train-consit model is a bogie model of a prototype and a model of development result, a bogie of development result is a selected bogie from eight alternative concept model, alternative selection is done by Analytical Hierarchy Process AHP method.The result of evaluation and development of train-consit model when passed on the curving trajectory showed the train-consist model using a bogie of development result the total torque on the traction wheels and reduction of kinetic energy has smaller than the train-consist model using a prototype bogie model. The train-consist model using a bogie of development result is still run on a curving radius of R = 40 m with motion speed 20 km/h, 30 km/h, 40 km/h, and 50 km/h.The torque values that occur in the train-consist model for each curving path are then normalized against the torque values that occur on a straight path for each motion velocity. Normalized results can be used as the basis of reference in the selection of bogies to be used that are conformed to the conditions of the path that will be passed.The results of FEM analysis on the bogie frame of the development result, the maximum stress occurs at all alternative concept occurs at the traction wheel axle with an average value only of 40 of a yield stress, deflection value occurs in the vertical and lateral axis is less than 1 mm.The selected alternative model is a concept 2, this alternative model has a main frame shape resembling the number 8 , with the placement model of stabilizing wheels mounted parallel to the steering wheels. The design model is then recommended to be used and further developed by optimizing the dimensions of the frame and a decrease in weight."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2517
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>