Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tegoeh Noegroho
"Penelitian dilakukan pada Februari-Desember 2012 di Kuandang, Kabupaten Gorontalo Utara. PPP Kuandang adalah pelabuhan baru yang masih membutuhkan data-data terkait sumberdaya ikan, salahsatunya adalah tenggiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek penangkapan meliputi produksi, komposisi, laju tangkap dan daerah penangkapan; aspek biologi seperti frekuensi panjang, hubungan panjang berat, faktor kondisi, panjang pertama kali tertangkap, dan kebiasaan makan; aspek biologi reproduksi meliputi: Tingkat Kematangan Gonad, Index Kematangan Gonad, perbandingan jenis kelamin, musim pemijahan, panjang pertama kali matang gonad, diameter dan jumlah telur.
Metode pengukuran ikan tenggiri (Scomberomorus commerson) diambil secara acak dari hasil tangkapan purse seine dan handline. Frekuensi panjang diperoleh dengan mengelompokkan ukuran ikan dengan interval kelas 6 cm. Ikan tenggiridi Teluk Kuandang melimpah pada Mei-Juli. Distribusi frekuensi panjang pada kisaran 25-138 cm denganyang didominasi ikan tenggiri yuwana 61.2%, dan ikan dewasa 38.8%.Ukuran pertama kali tertangkap dari pajeko lampu dan pancing ulur masing-masing 64.7 cm dan 71.9 cm.
Hasil uji-t terhadap nilai b hubungan panjang berat diperoleh sifat pertumbuhan ikan tenggiri pada Februari-April, Juli, Agustus, Oktober adalah isometrik; Mei-Juni alometrik negatif, September alometrik positif; dan November-Desember alometrik negatif. Ikan tenggiri di Teluk Kuandang memijah pada Mei-Juli. Perbandingan kelamin rata-rata ikan jantan dan betina adalah1,3:1. Panjang pertama kali matang gonad ikan tenggiri adalah 80.4 cm, kisaran 79.3-81.6 cm. Jumlah telur ikan tenggiri berkisar 417.360-9.476.520 butir, rata-rata 3.419.663 butir pada kisaran panjang 65-103 cm. Diameter telur pada TKG IV ditemukan pada bulan Juni, Agustus, dan November.Kebiasaan makan ikan tenggiri adalah ikan layang, teri, lemuru, petek, dan cumi-cumi.

The study was conducted in February-December 2012 at Kuandang, North Gorontalo regency. Kuandang fishing port is a new port that still require resource data related to fish, one of them is the spanish mackerel. The purpose of this study was to determine the fishing aspects include production, catch composition, catch rates and fishing ground; biological aspects such as length frequency, length weight relationship, condition factor, length at first capture, and food habits; and an aspects of reproductive biology include: gonad maturity stage, gonadosomatic index, sex ratio, spawning season, length at first maturity, diameter and number of eggs.
Methods to measurement of spanish mackerel was taken random from the catch of the purse seine and handline. Length frequencies was obtained by grouping fish by size class interval 6 cm.Spanish mackerel in the Kuandang Bay abundant in May-July. Length frequency distribution in the size range of 25-138 cm with predominantly immatureand mature 61.2% and 38.8% respectively.
The result of t-test on the b value fromlength weight relationshipwas obtained that spanish mackerel growth in February to April, July, August, October was isometric; May to June was allometric negative;September was allometric positive, and November-December was allometric negative.Relative condition factor in June was lowthey have spawned. Spanish mackerel in Kuandang Bay spanedinMay-July. The ratioof male and female was1,3:1. While length at first maturity was about 80.4 cm, size range 79.3-81.6 cm. The number of spanish mackerel eggs between417.360-9.476.520 grains, the average is 3.419.663 grain, with size range between 65-103 cm. An eggs diameter of stage IV of maturity was found in June, August, and November. Food habits of spanish mackerel are scads, anchovies, clupeids, ponyfish, and squid.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T38245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Mahandika
"Menurut data dari United Nations Development Program (UNDP), perairan Indonesia merupakan habitat bagi 76% terumbu karang dan 37% ikan karang dunia. Menurut data Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia, jumlah potensi ikan di lautan Indonesia adalah sebesar 12,54 juta ton pertahun. Namun, Indonesia masih belum bisa memanfaatkan potensi tersebut karena jumlah produksi perikanan tangkap di Indonesia masih sebesar 6,83 ton per tahun. Salah satu alat tangkap perikanan di Indonesia adalah bagan apung yangmemiliki produktivitas yang baik untuk menangkap ikan. Selain itu, SDA nonhayati Indonesia pun melimpah,seperti minyak bumi misalnya. Namun, Ilmuwan memprediksi bahwa energi minyak bumi Indonesia tersebut akan habis pada 2030. Jika Indonesia masih bergantung kepada energi fossil tersebut dan tidak mencari energi alternatif, maka dikhawatirkan Indonesia tidak siap menghadapi kehidupan yang akan mendatang. Selain ketersediannya mulai menipis, energi fossil pun memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan. Menurut Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC), 1 liter BBM jenis premium dapat menghasilkan 2,35 Kg gas CO2. Jika satu bagan Apung berukuran 10 meter x 9 meter membutuhkan 1.907 Liter selama setahu, maka gas CO2 yang dihasilkan sebesar 4.481 Kg. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi tersebut adalah dengan cara mengganti BBM menjadi tenaga surya yang ramah terhadap lingkungan. Selain itu, penggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya pun lebih menguntungkan daripada pembangkit listrik generator set dalam jangka waktu minimal 4 tahun.

According to data from the United Nations Development Program (UNDP), Indonesian waters are a habitat for 76% of the world's coral reefs and 37% of reef fish. According to data from the Indonesian Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, the potential number of fish in Indonesia's oceans is 12.54 million tons per year. However, Indonesia is still unable to exploit this potential because the amount of capture fisheries production in Indonesia is still 6.83 tons per year. One of the fishing gear in Indonesia is a floating fishing platform that has good productivity for fishing. In addition, Indonesia's non-biological natural resources are abundant, such as petroleum for example. However, scientists predict that Indonesia's petroleum energy will run out by 2030. If Indonesia still relies on fossil energy and does not look for alternative energy, then it is feared that Indonesia is not ready to face life to come. In addition to its diminishing availability, fossil energy also has a bad impact on the environment. According to the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), 1 liter of premium fuel can produce 2.35 kg of CO2 gas. If a floating meter measuring 10 meters x 9 meters requires 1,907 liters for one year, the CO2 gas produced is 4,481 kg. One effort that can be done to reduce these emissions is by replacing fuel into solar power that is friendly to the environment. In addition, the use of solar power plants is more profitable than generating sets for a minimum of 4 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudartono
"Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Karangsong adalah penyumbang produksi ikan tenggiri (Scomberomorus commerson, Lacepede 1800) terbesar di Kabupaten Indramayu tahun 2013 sebesar 21,02%. Puncak produksi ikan tenggiri tertinggi pada bulan Mei (Musim Peralihan I). Ikan tenggiri dari laut Jawa (perairan Indramayu dan sekitarnya) yang didaratkan sebesar 5-10% merupakan ikan khas dan primadona hasil tangkapan nelayan Kabupaten Indramayu, ukuran panjang cagak ikan tenggiri yang tertangkap didominasi ikan belum matang gonad.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi serta menganalisis aspek perikanan dan aspek biologi ikan tenggiri yang didaratkan di PPI Karangsong meliputi daerah penangkapan, komposisi hasil tangkapan, dan produksi. Sedangkan aspek biologi meliputi sebaran frekuensi panjang, hubungan panjang-bobot, perbandingan jenis kelamin, ukuran pertama kali tertangkap, ukuran pertama kali matang gonad, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, jumlah telur, diameter telur, makanan, dan faktor kondisi.
Metode pengambilan sampel secara acak dari hasil tangkapan jaring millenium dan jaring rampus di perairan Indramayu dan sekitarnya yang didaratkan di PPI Karangsong. Sebaran frekuensi panjang ikan tenggiri diperoleh dengan mengelompokan ukuran panjang ikan dengan interval kelas 3 cm, hasil tangkapan jaring millenium 34-105 cm didominasi 58-69 cm yaitu ikan tenggiri belum matang gonad 63% dan ikan matang gonad 37%, hasil tangkapan jaring rampus 28-99 cm didominasi 64-69 cm yaitu ikan tenggiri belum matang gonad 73% dan ikan matang gonad 27%. Ukuran pertama kali tertangkap (Lc) dengan jaring millenium sebesar 63,80 cm, dengan jaring rampus sebesar 58,60 cm. Ukuran pertama kali matang gonad ikan betina panjang FL sebesar 74,83 cm. Nisbah kelamin rata-rata ikan jantan dan betina adalah 1,3:1,0.
Hasil uji-t terhadap hubungan panjang-bobot secara keseluruhan diperoleh sifat pertumbuhan ikan tenggiri di perairan Indramayu dan sekitarnya adalah alometrik negatif. Jumlah telur berkisar 41.300-246.526 butir pada panjang 60-68 cm, diameter telur berkisar antara 0,44-0,85 mm. Pola pemijahan ikan tenggiri secara bertahap (partial spawning).

Karangsong Fishing Port is a fish landing base that contribute the biggest of mackerel production (Scomberomorus commerson, Lacepede 1800) in Indramayu in 2013, which is around 21.02%. The highest peak of mackerel production is on May (First in between season). 5-10% of mackerel from the Indramayu and its surrounding waters (Coastal of Java) is typical and excellent fish caught by fishermen in Indramayu district. The length size of mackerels are dominated by immature gonad fish.
The objective study is to obtain data and information regarding with fisheries and biological aspects of mackerel that were landed in Karangsong Fishing Port. The fishing ports include fishing areas, cathing composition and production. The biological aspects are about length frequency distribution, lengthweight relationship, sex ratio, size of the fish on first captured, size of the first ripe gonads, gonad maturity level, gonad maturation index, fecundity egg, egg diameter, foods, and condition factors.
Sampling method was done randomly in this study on two fishing gears (nets millennium and nets rampus) in Indramayu and surrounding waters for mackerels which are landed in Karangsong Fishing Port. Length frequency distribution was obtained by classifying mackerels fish length at intervals of 3 cm class. The result of mackerels catch using millennium nets at size of 34-105 cm, dominated by size 58-69 cm which were immature mackerels 63% and 37% of mature fish. Mackerel that were caught by rampus nets at size 28-99 cm, were dominated by 64-69 cm, which were immature mackerel fish 73% and 27% of mature fish. Mackerels size (Lc) that are first caught by millennium nets was 63.80 cm, and by rampus nets was 58.60 cm. The size of the first mature female fish gonads was in lenght FL 74.83 cm. Average sex ratio of males and females was 1.3:1.
T-test results of the length-weight relationship showed that mackerels growth characteristics in Indramayu and surrounding waters were negatively allometric. Fecundity of mackerel were ranged 41.300-246.526 egg at 60-68 cm length, diameter ranged from 0.44 to 0.85 mm. Spawning pattern of mackerel was egg partial spawner.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, 2003
BTL 13:2 (2015)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Uluq Silfia
"Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan bulan Mei 2016 terhadap ikan tenggiri yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sumberdaya ikan tenggiri pada kondisi MSY, MEY dan OAE dan mengevaluasi tingkat pemanfaatannya. Parameter ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga ikan dan biaya meliputi biaya bahan bakar, bahan pengawet (es dan garam) oli, dan pangan. Alat tangkap yang digunakan adalah jaring insang hanyut dan pancing. Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan data bioekonomi diolah menggunakan perangkat lunak microsoft excel 2013 dan Maple 18. Data tersebut meliputi jumlah trip kapal, jumlah produksi alat tangkap, nilai produksi alat tangkap dan jumlah logistik kapal. Biological overfishing dan economic overfishing diduga telah terjadi dalam pemanfaatan ikan tenggiri tersebut. Persentase rata-rata tingkat pemanfaatan sebesar 67,74 % dengan upaya penangkapan sebesar 150,28%.

This study was conducted in November 2015 until May 2016 to the mackerel landed in Sungailiat Fishing Port. This study aims to analyze resources of mackerel on condition MSY, MEY and OAE and evaluate the level of utilization. Economic parameters in this study were the price of fish and the cost includes the cost of fuel, preservatives (ice and salt) and food. Fishing gear used are drift gill nets and hand line. The sampling method is purposive sampling and the bioeconomy data was processed using software microsoft excel 2013 and Maple 18. The data includes the number of boat trips, the production of fishing gear, the production value and the number of logistics. Biological overfishing and economic overfishing alleged has occurred in the utilization of the mackerel fish. The average percentage utilization 67.74% and 150.28% of fishing effort."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T45603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan, 2012
JKN 9:3 (2014)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Penangkapan ikan adalah jenis pekerjaan perikanan yang berisiko di dunia, sehingga keamanan di kapal merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Penyebab dari kecelakaan adalah kualitas keseimbangan dari kapal penangkap ikan yang tidak baik, karena pada umumnya sebuah kapal nelayan tradisional dibangung tanpa rancangan dan konstruksi. Kapal penangkap ikan juga harus didukung dengan diperlukannya pengawakan kapal penangkap ikan agar operasi penangkapan ikan berjalan lancar dan tidak terjadi kecelakaan. Penaksiran tentang kebijakan yang relevan terkait untuk meningkatkan keselamatan di kapal dan awak dari kapal jawab pemerintah dan sejauh mana pelaksanaan kebijakan yang ada. Tujuan umum dri penelitian ini adalah pada sudut keselamatan dari tiang dan batas kapal, sedangkan tujuan khususnya adalah: (1) meninjau dan menganalisis kualitas dan keseimbangan dari kapal, (2) meninjau peraturan yang terkait untuk tiang pengaman dan batas kapal di Bitung."
JKKM 5:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Sutiana
"Penelitian ini bertujuan mengkaji aspek biologi panjang, bobot ikan, dan tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki terkait dengan parameter fisika suhu permukaan laut, kecerahan, dan arus dan kimia salinitas serta kesuburan perairan klorofil-a pada daerah penangkapan/fishing ground dalam upaya pengelolaan penangkapan ikan kembung di Kabupaten Pandeglang. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2016-April 2017. Pengambilan sampel dilakukan di tiga titik fishing ground yaitu Batu Hideung, Sumur dan Panaitan. Pengukuran panjang, berat ikan, pembedahan untuk mengamati tingkat kematangan gonad serta pengukuran parameter fisika kimia perairan dilakukan secara in situ. Suhu permukaan laut pada lokasi penelitian berkisar antara 28.20-29.700C, Kecepatan arus 0.6-0.8 m/det, kecerahan 6-9 m, dan salinitas 30-32g/l. Nilai klorofil-a bulan Desember 0.13 mg/m3 kondisi fishing ground kurang subur, Februari-April nilai klorofil-a 0.9-2.0 mg/m3 yang mengindikasikan bahwa area fishing ground Batu Hideung dan Sumur dalam kondisi subur. Ikan kembung lelaki yang tertangkap dengan jaring rampus diperoleh nilai fork length antara 14-22 cm modus 18.3 cm. Ukuran ikan pertama kali tertangkap Lc adalah 17.17 cm. Hasil analisis hubungan panjang berat diperoleh nilai slope b ikan kembung jantan dalam kategori allometrik negatif dan ikan betina allometrik positif. Ukuran panjang pertama kali ikan matang gonad Lm sebesar 17.91 cm. Hasil analisis nilai Lc lebih rendah dibanding nilai Lm, hal ini berdampak negatif bagi kelestarian ikan kembung. Upaya pengelolaan sumberdaya ikan kembung perlu dilakukan dengan cara mengatur dan mengawasi operasi penangkapan berdasarkan siklus pola pemijahan ikan kembung.

The aim of this research was to study the relationship between biological aspects length, weight and gonad maturity level of Indian Mackerel and physical sea surface temperature, transparency, and current velocity , chemical parameters salinity and chlorophyll a of the fishing grounds in Pandeglang regency. The research was conducted from December 2016 to April 2017. Samplings were taken at three sites within the fishing grounds in Batu Hideung, Sumur and Panaitan. The measurement of length, weight, and surgery for gonad maturity level observation as well as physical chemical waters parameters measurement were conducted in situ. The sea surface temperature at the study site ranged from 28.20 29.700C, current velocity 0.6 0.8 m s, transparency 6 9 m, and salinity 30 32 g l. While the value of chlorophyll a in December was 0.13 mg m3, at which the fishing ground conditions were less fertile, the chlorophyll a value in February April ranged from 0.9 to 2.0 mg m3, indicating that the fishing grounds within Batu Hideung and Sumur were in fertile condition. The fork length Indian mackerel caught by a bottom gillnet was about 14 22 cm mode 18.3cm. The length of fish at first capture Lc was 17.17 cm. The value of slope b in the length weight relationship revealed that male Indian mackerel was in negative allometric while female Indian mackerel was still positive. Length at first maturity Lm was 17.91 cm. The value of Lc is lower than Lm, revealed that the fishing activity has negative impacts on sustainability of Indian mackerel. Efforts including arrangement and supervision of fishing operations based on the spawning patterns are needed to manage Indian mackerel resources.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Wahyu Susilo
"Salah satu ikan yang digemari masyarakat Indonesia adalah ikan kembung. Ikan kembung merupakan ikan pelagis kecil. Tetapi pada umumnya ikan kembung tertangkap oleh purse seine. Hasil penangkapan kurun waktu 2008-20013 mempunyai fluktuasi yang cenderung menurun. Hal ini di sebabkan usaha penangkapan tersebut meningkat, terutama semakin banyaknya upaya penangkapan mini purse seine. Sehingga apabila tidak dikelola dengan baik akan mengancam kelestariannya oleh karena itu dibuatlah penelitian ini berupa telaah aspek biologi ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) di Laut Jawa yang di daratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah.
Metode penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data primer dilakukan untuk memperoleh data aspek biologi ikan kembung yaitu dengan mendata panjang ikan, berat ikan, jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad. Data sekunder diperoleh dari statistik PPN Pekalongan dan data pendukung lainnya.
Dari hasil analisis aspek produksi dan biologi di ketahui puncak penangkapan ikan kembung terjadi pada Musim Timur, pola pertumbuhan bersifat alometrik negatif berarti pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan berat ikan. Sedangkan frekuensi ikan kembung 11,0 -17,9 cm yang di dominasi oleh distribusi panjang 14,0-14,9 cm. Nisbah kelamin diketemukan hampir seimbang yaitu jantan 55 % dan betina 45 %. Ukuran panjang cagak di ketemukan 17,10 cm sedangkan pertama kali ikan kembung tertangkap sebesar 14,37 cm dengan demikian rekruitmennya negatif. Dengan demikian pengelolaan ikan kembung di Laut Jawa ini sangat perlu diperhatikan antara lain dengan melaksanakan penegakan hukum Kepmen no.6 tahun 2010 tentang Alat Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan berarti meningkatkan selektivitas alat tangkap mini purse seine dengan memakai ukuran mata jaring 3 inci, selanjutnya membatasi upaya penangkapan mini purse seine yang memadai sehingga tidak terjadi over fishing.

One of the fish is a popular Indonesian society is mackerel. Mackerel is a small pelagic fish. But in general mackerel caught by purse seine. Catches of 2008-20013 period fluctuations have tended to decline. This is caused the increased fishing effort, especially the increasing number of mini purse seine fishing effort. So if it is not managed properly will threaten its sustainability therefore made this research is the study of the biological aspects of mackerel (Rastrelliger kanagurta) in the Java Sea Fishing Port in daratkan in Nusantara Pekalongan, Central Java.
The research method was conducted by collecting primary data is done to obtain data on the biological aspects mackerel with record fish length, fish weight, sex and degree of maturity of gonads. Secondary data were obtained from the VAT statistics Pekalongan and other supporting data.
From the analysis of the biological aspects of production and in the know peak fishing season bloating occurs in the East, the pattern of growth is negatively allometric mean length growth is faster than the growth of fish weight. While the frequency of mackerel 11.0 -17.9 cm is dominated by the distribution of 14.0 to 14.9 cm long. Found almost balanced sex ratio is 55% male and 45% female. Length of 17.10 cm forked in found while first mackerel caught by 14.37 cm thus recruitment was negative. Thus mackerel management in the Java Sea is very necessary to be considered include the carrying out law enforcement Decree No.6 of 2010 on Fishing Tool in Regional Fisheries Management means improving the selectivity of fishing gear using a mini purse seine mesh size of 3 inches, further limiting mini purse seine fishing effort sufficient so that does not happen over fishing.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panca Berkah Susila Putra
"Ikan tongkol lurik Euthynnus affinis, (Scombridae) merupakan ikan besar yang banyak tertangkap di perairan Laut Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi sebaran ukuran ikan tongkol, panjang pertama kali tertangkap, hubungan panjang-berat, pola pertumbuhan, kebiasaan makanan, nisbah kelamin, Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad, fekunditas dan diameter telur ikan tongkol yang didaratkan di PPI Labuan. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei, Juni, dan September 2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran frekuensi panjang cagak ikan tongkol yang ditangkap berkisar 38-69 cm ( x = 50 cm). Ukuran pertama kali tertangkap 47,8 cm dengan panjang cagak ikan yang paling banyak tertangkap berkisar 49-51 cm. Hubungan panjang-berat ikan tongkol bersifat allometrik negatif. Ikan tongkol memakan ikan pelagis kecil, cumi dan teri. Nisbah kelamin antara ikan jantan : betina (1:1,4). Tingkat Kematangan Gonad ikan termasuk TKG III dan IV hal ini menunjukkan bahwa ikan dalam masa pemijahan. Indeks Kematangan Gonad rata-rata adalah 4,55%. Faktor kondisi berkisar antara 1,38-2,22. Fekunditas telur berkisar antara 852.000 - 2.056.609 butir dengan rata-rata 1.352.382 butir. Sedangkan diameter telur berkisar 1,28 - 1,8 mm.

Eastern little tuna Euthynnus affinis (Scombridae) is a pelagic fish which caught excessively in the Java Sea waters. The objective of this research is to determine the composition of these tuna size distribution, lenght at first capture, length-weight relationship, growth pattern, food content, sex ratio, gonad maturity level, gonado stomatic index, fecundity and eggs with diameter of their kind of fish caught and landed in PPP Labuan. Sampling was conducted in May, June and September 2012.
The results showed that the frequency distribution of fork lenght caught ranged 38-69 cm (x =50 cm). Size of lenght at first capture is 47.8 cm and most of them ranging from 49-51 cm. Length-weight relationship is allometric negative. The food of this fish species are small pelagic fish, squid and anchovies. Sex ratio the male: female (1:1.4). Gonad maturity level of fish at TKG III and IV indicating that the fishes are in the spawning seasons. Gonad Maturity Index is 4.55%. The condition factor ranged from 1.38 to 2.22. Fecundity ranged from 852,000 - 2,056,609 eggs (average 1,352,382 eggs). While the eggs diameter ranged from 1.28 to 1.8 mm."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>