Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150951 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Syukur Yasin
"Penelitian ini bertujuan untuk menduga jumlah produksi penangkapan dan jumlah upaya penangkapan kerapu sunu yang dapat memberikan keuntungan optimal baik secara ekonomi maupun secara biologi. Parameter ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga, biaya input dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sulawesi Tenggara. Selain itu, dalam penelitian ini juga menggunakan parameter biologi seperti pertumbuhan biologi, koefisien daya tangkap, daya dukung lingkungan yang diestimasi dengan menggunakan Surplus Produksi Walters dan Hilborn yang mengikuti pertumbuhan logistik dan Surplus Produksi CYP yang mengikuti pertumbuhan Gompertz. Alat tangkap yang dioperasikan adalah pancing dan bubu lipat.
Hasil perhitungan pada tingkat bunga 34 persen pertumbuhan logistik menunjukkan bahwa biomassa optimal (x*) 47,09 ton per tahun, penangkapan optimal (h*) 52,37 ton per tahun dan upaya optimal (E*) 44.776 per trip per tahun, rente ekonomi diperoleh sebesar Rp 3,648 milyar per tahun, sedangkan model pertumbuhan Gompertz menunjukkan bahwa biomassa optimal (x*) 9,09 ton per tahun, penangkapan optimal (h*) 43,92 ton per tahun dan upaya optimal (E*) 36.379 per trip per tahun, sedangkan rente ekonomi atas sumberdaya kerapu sunu diperoleh sebesar Rp 3,108 milyar per tahun. Persentase tingkat pemanfaatan JTB (jumlah tangkapan yang dibolehkan) sebesar 90,57% dengan effort JTB sebesar 50,85%.

This study aims to predict the amount of production, arrests and number of coral trout grouper fishing effort that can provide optimal benefit both economically and biologically. Economic parameters used in this study are prices, input costs by using the consumer price index (CPI) southeast Sulawesi province. In addition, in this study also uses biological parameters such as growth biology, capture power coefficient, the estimated carrying capacity of the environment by using surplus production Walters and Hilborn who follow logistic growth and the surplus production CYP follow Gompertz growth. Fishing gear is fishing and fish traps operated folding.
The results of calculations at an interest rate of 34 percent growth in logistics show that optimal biomass (x*) 47,09 tons per year, optimal harvest (h*) 52,37 tons per year and the optimal effort (E*) 44.776 per trip per year with economic resources rent Rp 3,648 billion by logistic growth of model and Gompertz growth of model showed optimal biomass (x*) 9,09 ton, optimal harvest (h*) 43,92 ton and optimal effort (E*) 36.379 per trip with economic resources rent Rp 3,108 billion. JTB percentage utilization rate (the number of attempts allowed) of 90,57 % with 50,85 % of JTB effort.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T38668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Rasyid
"Permasalahan utama dalam pemanfaatan sumberdaya ikan adalah bagaimana memanfaatkan ikan secara efisien ekonomi (konsep Maximum Economic Yield) tanpa mengganggu keberadaan stoknya (konsep Maximum Sustainable Yield) di masa yang akan datang sehingga berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mengestimasi jumlah hasil tangkapan dan effort optimal; mengestimasi tingkat preservasi, laju degradasi dan depresiasi sumberdaya ikan tongkol; mensimulasi pengaruh pajak terhadap tingkat produksi optimal ikan tongkol serta mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi nelayan. Data yang digunakan adalah data primer hasil survei dan data sekunder berupa produksi perikanan tahun 1997-2011. Pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan metode Quota Sampling untuk menghasilkan 125 observasi. Model bioekonomi yang digunakan adalah model surplus produksi, statik dan dinamis. Hasil analisis optimasi menunjukkan bahwa masih adanya underfishing. Total allowable catch (TAC) sumberdaya ikan tongkol di perairan Lampung sebesar 18.160,67 ton, sementara tingkat eksploitasi saat ini sebesar 6.954,80 ton. Analisis laju degradasi-depresiasi menunjukkan bahwa perairan Lampung belum terdegradasi dan belum terdepresiasi. Analisis simulasi pajak menunjukkan bahwa pajak terhadap input sebesar 2,5% adalah kebijakan pajak yang paling efektif menurunkan laju effort penangkapan dan memberikan penerimaan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi nelayan adalah jenis alat tangkap yang digunakan, lamanya hari melaut (trip), pelatihan dan bantuan fisik (kapal, alat tangkap dan box fibre).

The main problem in fisheries exploitation regarding the issue of sustainability is to attain the level maximum economic yield as well as the level maximum sustainable yield. The study aims to estimate the optimum production and effort and to estimate the level of preservation, the degradation and the depreciation rate of the Eastern Little Tuna; to simulate the effect of taxes on optimum production level and to estimate the influence of factors affecting fishing production. The study used primary data collected from a survey and secondary data of fishery production in 1997-2011. The survey applies quota sampling to collect 125 observation. The bioeconomic models used are the static and dynamic surplus production models.
The results are summarized as follow. First, the study founds an indication for underfishing. Second, Total allowable catch (TAC) of Eastern Little Tuna in Lampung sea area is 18.160,67tonnes. Third, the analysis of degradation and depreciation showed that the marine of Lampung is not yet degraded or depreciated. Fourth, it is found that the input tax of 2.5% could be the most effectively lower the rate of effort and may provide the most sustainable economic revenue. Lastly, the factors influencing fisheries production in Lampung are notably the type of fishing gear, number of workers, the length of the day at sea (trip), training and physical aids (boats, gear and fibre).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Immanuel Adimas Gilang Santoso
"Penelitian ini bertujuan memformulasikan kebijakan yang tepat dalam pengelolaan perikanan di Kota Pekalongan dengan mennentukan hasil tangkapan dan upaya pada tingkat tangkapan maksimum lestari MSY , Maximum Economic Yield MEY dan Open Access Equilibrium OAE dari ikan demersal yang didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan TPI Pekalongan. Alat analisis yang digunakan adalah model bioekonomi Gordon-Schaefer.Analisis menunjukkan perikanan Pekalongan sudah terjadi overfishing sejak tahun 2006 dengan tingkat pemanfaatan sebesar 125.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil tangkapan dan upaya pada tingkat Maximum Sustainable Yield MSY sebesar 225.713 kg/tahun dan 108 trip/tahun. Sementara estimasi nilai Maximum Economic Yield MEY dan Open Access Equilibrium OAE pada tingkat 220.232 kg/tahun dan 91 trip/tahun dan 118.768 kg/tahun pada 182 trip/tahun.
Sejumlah opsi pengelolaan perikanan yang diajukan dalam penelitian ini di antaranya adalah: pembatasan kuota penangkapan ikan pada tingkat MSY sebesar 108 Kg/Trip dan MEY 91 Kg/Trip, kebijakan pengaturan lebar mata jaring, kontrol terhadap ukuran mesin kapal, pembatasan penerbitan izin penangkapan bagi kapal baru dan upaya konservasi dan budidaya terhadap ikan demersal ekonomi penting.

This study aims to formulate appropriate policies for fisheries management in Pekalongan through estimating catches and efforts on Maximum Sustainable Yields MSY , Maximum Economic Yield MEY and Open Access Equilibrium OAE of demersal fish landed in Pekalongan Fish Market. The analysis tool that used in this research is Gordon Schaefer Bioeconomic Model.Analysis shows that Pekalongan fisheries is in overfishing 2006 with utilization rate 125.
The result shows that catches and efforts at Maximum Sustainable Yield MSY is 225.713 kg year on 108 trips year meanwhile estimation of Maximum Economic Yield MEY and Open Access OA is 220.232 kg year on 91 trips year and 118.768 kg year on 182 trips year.
Some options of proposed fisheries management are fishing restrictions, revising policy exists of mesh size, tight control over ship engine size, restrictions on issuance of fishing vessel license, and demersal fish conservation and cultivation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T47055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Fitrianto
"Usaha budidaya sistem keramba jaring apung (KJA) merupakan salah satu bentuk pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan kelautan yang berwawasan lingkungan. Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya ikan kerapu system KJA di perairan sekitar pulau kecil adalah pemilihan lokasi budidaya yang tepat. Tujuan penelitian adalah menganalisis kesesuaian kondisi oseanografi, kualitas perairan dan morfologi dasar perairan Pulau Pute Angin untuk budidaya ikan kerapu sistem KJA, menentukan luas serta letak lokasi ideal untuk budidaya ikan kerapu sistem KJA di perairan Pulau Pute Angin. Penelitian ini menggunakan metode analisis sistem informasi geografi (GIS) untuk mengoverlay data hasil analisa survei lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan perairan pulau Pute Angin memiliki kondisi oseanografi, kualitas perairan dan morfologi dasar yang sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai untuk budidaya ikan kerapu sistem KJA. Lokasi yang sesuai untuk budidaya ikan kerapu berada pada perairan bagian Timur laut dan Tenggara Pulau Pute Angin dengan luas perairan 17,1547 ha, kelas kurang sesuai atau sesuai bersyarat dengan luas perairan 18,7769 ha pada bagian timur pulau dan kelas tidak sesuai dengan luas perairan sebesar 0,3111 ha pada bagian utara pulau Pute Angin.

Floating net-cages system is a form of marine and coastal resource management and utilization of environmentally sound. One of the success factors of the grouper mariculture with floating net-cages system surrounding small islands is the selection of proper sites. The purpose of research is to analyze the suitability of oceanographic condition, water quality and the seabed morphology of Pute Angin Island for grouper mariculture in floating net-cages system and to determine the location for the grouper mariculture surrounding of the island. Geographic information system is used to analyze and overlay based on field surveys data.
The research outcome showed that based on oceanographic conditions, water quality and seabed morphology, Pute Angin island has suitable areas for grouper floating net-cages. The location at the east and southeast of the island about 17, 1547 hectares, respectively. Areas with less suitable are located at the east of the island about 18, 7769 hectares. While not suitable areas are located north of the island about 0,3111 hectares, respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T39035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Awaludin Muharam
"Pulau Sulawesi bagian Utara memiliki manifestasi sumber daya emas dengan tipe endapan emas sedimen-hosted di Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara yang menjadi tempat lokasi penelitian. Tipe endapan tersebut dikontrol oleh kondisi litologi dan struktur. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis kondisi geologi bawah permukaan dan geokimia yang berhubungan dengan mineralisasi emas. Metode eksplisit dan implisit digunakan untuk membuat model geologi 3D bawah permukaan yang terdiri dari litologi dan struktur, sedangkan analisis lito-geokimia digunakan untuk menganalisis alterasi dan mineralisasi emas di prospek X. Pemodelan bawah permukaan menghasilkan tiga satuan litologi (Satuan PIR, Satuan INT, dan Satuan LMS) dan enam struktur sesar. Analisis lito-geokimia menunjukkan adanya enam alterasi (dekalsifikasi, dolomitisasi, pengayaan Fe, silisifikasi, oksidasi, dan alterasi lempung) dan unsur jejak berupa As, Sb, dan Tl yang berhubungan dengan mineralisasi emas. Tingkat mineralisasi emas paling tinggi terjadi dalam batugamping yang telah terdolomitisasi dan tersilisifikasi di sekitar struktur sesar normal S4 dan S6 dengan tiga tahapan pembentukan mineralisasi emas.

The northern part of Sulawesi Island hosts gold resources with sediment-hosted gold deposit types located in Ratatotok District, Southeast Minahasa Regency, North Sulawesi, which serves as the research location. This type of deposit is controlled by lithological and structural conditions. The aim of the study is to analyze the subsurface geological and geochemical conditions related to gold mineralization. Explicit and implicit methods were used to create a 3D subsurface geological model consisting of lithology and structures, while litho-geochemical analysis was employed to analyze alteration and gold mineralization in the X prospect. The subsurface modeling identified three lithological units (VOL Unit, INT Unit, and LMS Unit) and six fault structures. Litho-geochemical analysis revealed six types of alteration (decalcification, dolomitization, Fe enrichment, silicification, oxidation, and clay alteration) and trace elements such as As, Sb, and Tl associated with gold mineralization. The highest level of gold mineralization was found in dolomitized and silicified limestone near the S4 and S6 normal fault structures with three stages of gold mineralization formation. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surono
"Untuk menjaga keseimbangan sumberdaya cumi-cumi perlu dievaluasi tingkat pemanfaatan dengan mempertimbangkan kemampuan sumberdaya aspek biologi maupun aspek ekonomi agar dapat dijadikan sebagai dasar kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya cumi-cumi secara berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat optimal pemanfaatan sumberdaya cumi-cumi atas dasar pertimbangan bio-ekonomi. Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta PPSJ dan Pelabuhan Muara Angke.
Fokus utama penelitian adalah para nelayan kapal jaring cumi dan pancing cumi yang menangkap cumi-cumi di WPP 718 serta mendaratkan hasil tangkapannya di Provinsi DKI Jakarta. Dilakukan menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan pendekatan berdasarkan studi kasus. Pengelolaan pemanfaatan sumberdaya cumi-cumi berdasarkan kondisi MEY memberikan solusi yang lebih baik dalam pengelolaan sumberdaya dilihat dari segi lingkungan atau sumberdaya dan ekonomi masyarakat. Tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan cumi-cumi di WPP 718 sejak tahun 2006 sampai 2015 belum melampaui JTB, berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya cumi-cumi belum mengalami overfishing dan masih dapat dikembangkan.

In order, to maintain the balance of squid resources it is necessary to evaluate the level of utilization with the ability to be used as a basic for security in sustainable resource management of squid. The purpose of this study has to determine the optimal level of resource utilization of squid on the basic of bio economic considerations. The research was conducted at Nizam Zachman Ocean Fishing Port of Jakarta PPSJ and Muara Angke Port.
The main focus of the research the fishermen aboard the squid nets and squid fishing line that catch the squid in FMA 718 and landed the catch in DKI Jakarta Province. Method used is the quantitative research method and case study. The management of squid resource use based on the condition of MEY has seen to provide better solution in resource management in terms of environment or community resource and economy. The utilization rate of squid fishery resources in FMA 718 since 2006 until 2015 has not been over than Total Actualy Catch TAC , meaning the utilization of squid resources has not been overfished and can still be developed.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Rasyid, compiler
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
398.21 ABD c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Susanto Zuhdi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1996
992.2 SUS k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Audrey Jiwajennie
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi wisata penyelaman sebagai aset ekowisata yang dimiliki Taman Nasional Wakatobi, serta menentukan skenario pengelolaan terbaik bagi kegiatan ekowisata berkelanjutan, sesuai dengan persepsi stakeholder. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data kualitatif yang telah dikuantifikasi. Metode yang digunakan adalah metode line intercept transect untuk memperoleh data terumbu karang, serta survey dengan teknik pengambilan data kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan kondisi terumbu karang di titik penyelaman Pulau Wangi-Wangi berada dalam kondisi baik dan sangat baik. Titik penyelaman Sombu mendapatkan nilai tertinggi dalam penilaian keindahan. Skenario yang mendapatkan skor tertinggi untuk pengelolaan ekowisata berkelanjutan yakni cara pengelolaan secara ekspansif, dengan disertai penambahan sarana pengawasan lingkungan.

This research aims to find out Wakatobi National Marine Park’s ecotourism potency and to determines the best sustainable ecotourism management scenario, according to stakeholder’s perception, in which the researcher utilizes quantitative using quantified qualitative data. Therefore, the researcher using line-intercept-transect methods to acquire coral reef data and questionnaire survey. The result shows that the coral reefs on Wangi-wangi island’s diving spots is in good and excellent condition, where Sombu diving spot get the highest score in scenic beauty estimation. Thereafter, the best sustainable ecotourism management scenario available is environmentally-controlled expansive management.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>