Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77673 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kaluara, Feby Hendola
"ABSTRAK
Sebuah kota hadir tidak melalui fisiknya saja, tetapi juga melalui hal-hal yang kasatmata, seperti memori. Ingatan manusia terhadap lingkung sekitarnya menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam ranah perancangan perkotaan karena persepsi manusia juga terkait dengannya, terlebih jika ingatan tersebut terkait dengan kehilangan atau duka yang dirasakan akibat suatu peristiwa yang terjadi di suatu kota. Berkaitan dengan hal itu, tesis ini diawali dari keingintahuan saya, sebagai mahasiswi perancangan perkotaan, terhadap pengaruh suatu peristiwa yang tragis—atau kerap disebut “tragedi”—pada ruang mengenang di sebuah kota. Dalam menghadapi suatu kehilangan akibat peristiwa tragis, seseorang sering kali merasakan kesan tertentu yang menuntut untuk diejawantahkan. Kesan atau fitur yang muncul karena ketidakhadirann peristiwa yang menghentak rutinitas itu disebut “absential feature”. Konsepsi inilah yang mengaitkan ‘tragedi’ dengan urgensi ruang mengenang di ranah publik. Dari hasil penilikan hal tersebut, munculah ide perancangan kawasan mengenang sebuah peristiwa kelam di ruang Kota Jakarta: Tragedi Semanggi. Dengan memetaforakan Semanggi yang begitu riuh dengan lalu lalang manusia dan kendaraan, serta menilik ‘absential feature’ yang timbul akibat persitiwa di tahun 1998/1999 tersebut, munculah beberapa hal yang menjadi dasar hasil akhir dari tesis perancangan ini, yakni guidelines perancangan Persimpangan Reformasi—titik singgah pengenangan Tragedi Semanggi.

ABSTRACT
A city presents not only with its physical appearance but also with its intangible thing within it, such as memory. Human’s memory about their environing space needs to be noticed in urban design because it also impacts on their perception, especially if it is about loss or grief as an effect of an event in a city. Regarding that fact, this thesis was began by me, as an urban design student, questioning impact of a tragic event—or is usually called as “tragedy”—on commemorating space in a city. Human tend to feel certain impression to face their grief as an impact of a tragic event. Impression or feature created by an absence stomping event is called “absential feature”. This conception gives a link between ‘tragedy’ and the urgency of commemorating space in public. By assessing deeper towards that conception, I found an idea to create a memorial area for commemorating a dark event in Jakarta: Semanggi Tragedy. By metaphorizing Semanggi, which was full of the hustle and bustle of vehicles and human’s circulation, and comparing its physical change before and after the tragedy, I could decide basic things for this design thesis that was eventually manifested into some guidelines for Persimpangan Reformasi—a transit point for the commemoration of Semanggi Tragedy. "
2013
T35627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Taufiq Hidayat
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5212
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asifa Kurnia Putri
"ABSTRACT
Penyalahgunaan kekuasaan negara pada beberapa rezim pemerintahan melalui aparat-aparatnya menghasilkan beberapa bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan. Terlebih lagi, pengabaian penyelesaian kasus-kasus pelanggaran berat HAM juga dilakukan oleh negara. Hal ini mengakibatkan munculnya reaksi sosial non-formal berupa gerakan sosial yang yang dikenal dengan ldquo;Aksi Kamisan rdquo; atau ldquo;Aksi Payung Hitam. rdquo; Gerakan ini muncul untuk menuntut dan mendorong negara menyelesaikan kasus pelanggaran berat HAM masa lalu. Dalam hal ini, penelitian berfokus pada penyelesaian tiga kasus secara hukum, yaitu Trisakti, Semanggi 1, dan Semanggi 2. Pada dasarnya, gerakan ini bertujuan untuk mengungkap kebenaran, mencari keadilan dan menolak lupa atas berbagai pelanggaran berat HAM masa lalu dan kekerasan yang terjadi secara terus-menerus. Berbagai upaya yang dilakukan korban/keluarga korban untuk mencari keadilan didampingi beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, salah satunya Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan KontraS dalam melakukan advokasi. Dengan menggunakan metode penelitian in-depth interview yang melibatkan beberapa stakeholder, peneliti berusaha untuk menjelaskan mengapa hingga 11 tahun umur Aksi Kamisan masih belum dapat mencapai keberhasilan. Dilihat dari beberapa indikator perubahan reformasi hukum, penelitian ini menunjukkan bahwa ketidakberhasilan upaya advokasi oleh Aksi Kamisan menandakan ketidakefektifan reformasi hukum yang berdampak kepada ketidakefektifan gerakan sosial.

ABSTRACT
Abuse of powers in some government regimes through its apparatus produced some form of crime against humanity. As a further matter, the state also neglected the settlement of gross human rights violation cases, resulting an informal social reaction in the form of social movement known as ldquo Aksi Kamisan rdquo or ldquo Aksi Payung Hitam. rdquo This movement insists and urges the state to solve gross human right violation cases of the past. This study focuses on the settlement of three legal cases, namely Trisakti, Semanggi 1, and Semanggi 2. In principle, Aksi Kamisan aims to reveal the truth, seek justice, and refuse to forget the gross human rights violations and perpetual violence that happened in the past. Various efforts have been made by victims families of victims accompanied by several NGOs, including KontraS, to seek justice, for example doing advocacy in several institution. Using an in depth interview method involving several stakeholders, researcher attempts to explain why Aksi Kamisan which has been running for 11 years met with no success. Based on some indicators of legal reform, this study shows that unsuccessful advocacy by Aksi Kamisan indicates the ineffectiveness of legal reforms that lead to the ineffectiveness of social movements. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Nurhaida
"Batik adalah kain yang dihias dengan menggunakan teknik dekorasi tekstil yang memanfaatkan malam sebagai perintang warna. Seni batik telah dikembangkan sejak lama di beberapa bagian negara Asia termasuk Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi dalam bentuk metode deteksi motif batik dapat mendukung perkembangan industri kreatif karena sistem ini nantinya dapat dijadikan sebagai acuan bagi perkembangan elemen-elemen desain motif batik. Fokus penelitian ini adalah deteksi motif batik yang memiliki karakteristik kemunculan yang berulang, multi translasi, multi skala, dan multi orientasi. Domain batik dengan pola geometrisnya dipilih sebagai area implementasi terkait dengan karakteristik motif batik yang bersifat simetri, kemunculan obyek yang berulang di beberapa lokasi dalam satu bidang kain, dan sering kali obyek-obyek motif batik tersebut telah mengalami perubahan skala ataupun perubahan orientasi. Kondisi tersebut dapat menyebabkan adanya kesalahan deteksi dan kesalahan klasifikasi. Metode deteksi motif batik yang diusulkan menggunakan fitur SIFT dan serangkaian post processing berupa voting Hough Transform, clustering, smoothing, deteksi peak, penambahan jumlah minimum voting dan penggabungan konfigurasi yang memiliki nilai berdekatan. Pada citra kueri dilakukan ekstraksi fitur menggunakan SIFT. Deskriptor yang dihasilkan dicocokkan dengan deskriptor citra template pada basis data. Pada penelitian ini diusulkan metode pencocokan keypoint yang berbeda dengan metode standar pencocokan SIFT. Seluruh pasangan keypoint diurutkan mulai dari yang memiliki jarak terdekat hingga yang paling jauh. Selanjutnya ditentukan nilai ambang jumlah keypoint sebesar 1%, 5% dan 10%. Pasangan keypoint hasil pencocokan dilakukan voting menggunakan Hough Transform terhadap konsistensi pose geometris obyek citra kueri. Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam deteksi motif batik, proses pencocokan deskriptor citra berupa keypoint yang diperoleh melalui ekstraksi fitur, harus dapat dilakukan dengan baik sehingga kualitas deteksi motif batik menjadi lebih baik.
Pada penelitian ini dikembangkan pula beberapa metode deteksi obyek yang berfungsi sebagai pengambil keputusan terhadap keberadaan obyek tertentu pada citra kueri. Metode deteksi obyek ini bekerja dengan cara mengambil hingga maksimum 80% dari nilai peak tertinggi yang terbentuk pada ruang Hough (MDOTresh), penggunaan nilai ambang berdasarkan rumusan rata-rata nilai peak yang terendah dan peak yang tertinggi (MDOAverage), penentuan nilai k berdasarkan nilai-nilai peak tertinggi sesuai dengan jumlah obyek yang terdapat pada groundtruth (MDOTopk), mengambil konfigurasi pada peak yang memiliki minimum nilai sebesar 3 voting pada setiap konfigurasi luaran ruang Hough (MDOMin), penentuan representasi obyek berdasarkan keluaran clustering DBSCAN (MDOScan), dan melakukan proses smoothing menggunakan filter Gaussian pada hasil deteksi dengan jumlah minimum voting sebanyak 3 buah (MDOGauss).
Kehandalan metode dalam melakukan deteksi diindikasikan dengan ketepatan dalam menentukan jumlah obyek yang terdapat pada citra kueri dan mampu mengenali motif batik walaupun telah mengalami transformasi geometris melalui perpindahan posisi, perbedaan skala, dan perubahan orientasi. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, metode deteksi motif batik untuk data citra kueri dengan obyek tunggal, kombinasi translasi, skala, dan orientasi mencapai nilai kinerja maksimum 95.28% menggunakan MDOTresh, sedangkan pada citra kueri dengan obyek tunggal dan variasi noise mencapai 100% melalui MDOTresh, MDOAverage, dan MDOTopk. Hal ini menunjukkan bahwa metode deteksi motif batik mampu menangani obyek tunggal dengan berbagai kondisi. Pada deteksi motif batik dengan multi obyek, multi translasi, multi skala dan multi orientasi capaian maksimum kinerja metode usulan adalah 92.13%, sedangkan untuk citra kueri dengan multi obyek, multi translasi, multi skala, multi orientasi, dan variasi noise diperoleh capaian kinerja 89.89%. Keduanya diperoleh melalui pendekatan MDOGauss. Pada kondisi ini, penambahan jumlah obyek motif pada citra kueri menyebabkan bertambahnya jumlah obyek yang tidak berhasil dideteksi. Kasus selanjutnya adalah deteksi obyek motif batik dengan multi motif, multi obyek, multi skala, dan multi orientasi dengan luaran ruang Hough berupa jumlah voting absolut mencapai 96.09% untuk MDOTresh. Transformasi geometris pada obyek motif batik berakibat penurunan kontras citra sehingga berpengaruh pada jumlah voting yang dihasilkan. Untuk komposisi motif teratur dengan jumlah maksimum 16 obyek motif batik untuk motif sejenis mendapatkan hasil 100% melalui MDOAverage, sedangkan untuk multi motif 92.59% melalui pendekatan MDOTresh dan MDOAverage.

Batik is a fabric printed design of hand-printing textiles by coating with wax. Batik has been developed since a long time in various countries including Indonesia. Nowadays, information technology is being utilized in recognizing batik motif. Therefore, the development of batik motif detection system is expected to support creative industries since the system can be used as a reference for the development pattern design. This study proposes an object recognition system for batik motif based on clustering Scale Invariant Features Transform (SIFT) features in Hough space. Our principal objective is to verify how many instances of the same object to our method detects accurately, when the object motif is posed in different positions, orientations, and scales. The geometric patterns domain is being selected regarding the characteristics of batik motifs. Batik motifs have symmetrical property and repeated in multiple locations. In addition, the objects of batik motif may be changed in terms of scale and orientation. The proposed method in this research consists of the feature extraction process using SIFT and post processing, namely voting Hough Transform, clustering, smoothing and peak detection. The keypoints from query image and the keypoints from template are matched with comparing the Euclidean distance of each keypoints descriptor in query image to all keypoint descriptors in template image. In this study we proposed a new matching keypoints method. All matched keypoints will be sorted from the closets distance to the farthest distance. Then, we determine the number of matched keypoint that will be used in the next process through the threshold 1%, 5%, and 10%. The similarity of primitive pattern and the occurrences of a motif in different location, scale and orientation will interfere the detection process. Consequently, the SIFT local feature representation must be performed well in terms of feature detection and matching.
In this study, several object detection methods are proposed as well based on object’s representation resulted from the voting process in Hough space. Object detection method using thresholding (MDOTresh) is taking 80% of maximum peak value, while object detection method with average threshold (MDOAverage) picks the mean value of minimum and maximum peak in the Hough space. Object detection method Top k (MDOTopk) determines k number of objects from the highest peaks found in the Hough space based on the number of objects in ground truth. Object detection method based on Minimum Voting (MDOMin) considers the voting configurations which have a certain number of votes. In this study the minimum number of votes is tuned to 3 as a valid configuration. Object detection method based on DBSCAN (MDOScan) determines the representation of the object from output clustering. Object detection method using Minimum Voting + Gaussian (MDOGauss) implements smoothing process using Gaussian filter for the output configurations which have a minimum number of votes as 3.
The reliability of batik motif recognition system is indicated by the ability of the system to find the number of object motif contained in query image and to classify the object motif into one of several batik motif classes even though the objects motif have undergone a geometric transformation. The evaluation of the proposed method is employing several data sets. Based on the evaluation result using query images with a single object, combination of translation, scale and orientation, object detection system MDOTresh gained balanced score 95.28%, while for the query image with a single object and scale variation of noise reached 100% through MDOTresh, and MDOAverage. It is apparent that the recognition system is capable of dealing with a single object with a various conditions. In recognition process for query image with multiple occurrences object, multi translation, multi scale and multi orientation, the highest performance is 92.13%, whereas for the image query with multi object, multi translation, multi-scale, multi- orientation, and variations in noise yielded 89.89%. Both are obtained through MDOGauss approach. In this case, increasing the number of object motif in the query image, a greater number of incorrect detections are obtained. The next case is the object motif recognition from query images with multi motif, multi object, multi scale and multi orientation. This data set has 2 outputs from Hough space namely absolute voting number and normalized voting number. The absolute voting number outputs achieved the best performance at 96.09% for the MDOTresh, while the normalized voting number gained 36.92% for MDOGauss. Geometric transformations on the object motif will be decreased contrast of object in the query image so that affected the number of voting resulted. The last data set is a regular texture, composition of the object motif with a maximum numbers are 16 objects. The best performance is 100% for homogeneous motif achieved from MDOAverage, while for multi motif yielded 92.59% achieves from MDOTresh and MDOAverage as the best.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Wadono
"Industri jasa perhotelan yang semakin berkembang, memberikan banyak Kemacetan merupakan hal yang sangat menghambat aktifitas manusia dalam bekerja. Banyak waktu terbuang karena terhambat dalam kemacetan. Semanggi sebagai salah satu jalan utama di lbu Kota yang menghubungkan pusat kegiatan bisnis dan perekonomian negara sangat vital peranannya daiam menunjang aktititas pelaku bisnis dan ekonomi.
Pengaturan Ialu Iintas di Semanggi merupakan hal yang penting dalam mewujudkan Ialu lintas yang Iancar. Semanggi sebagai perempatan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan Iampu pengatur lalu Iintas. Namun tetap saja kemacetan terjadi terutama pada jam sibuk di sore hari.
Kemacetan ini terjadi pada jembatan semanggi disebabkan oleh kendaraan yang ingin berbelok pada kembangan Semanggi. Apabila kembangan Semanggi ini ditutup diharapkan akan meningkatkan keluaran dari sistem jembatan Semanggi ini. Untuk itu dilakukan simulasi penutupan kembangan Semanggi yang dapat menggambarkan karaktenstik penutupan tersebut.
Dilakukannya simulasi karena dengan simulasi ini perubahan-perubahan yang hendak diterapkan pada sistem jembatan Semanggi tidak akan mempengaruhi sistem sesungguhnya, dengan demikian dapat dilihat karateristik sistem ketika dilakukan perubahan tanpa mengganggu sistem sebenarnya.
Penelitian ini menggunakan simulasi komputer (Promodel 4.0) sebagai alat bantu untuk mengetahui karakteristik dari sistem Semanggi yang diamati. Penelitian dipusatkan pada keadaan laIu Iintas di jam sibuk khususnya pada sore hari. Data probabilitas kendaraan yang berbelok diambil pada saat lalu-Iintas tidak terlalu padat yang diasumsikan mewakili keadaan ketika jam padat. Hal ini dilakukan karena ketika lalu Iintas padat hasil pengukuran akan menunjukkan arus lalu lintas yang rendah sehingga tidak akan menyamai sistem yang sebenarnya.
Dalam penelitian ini akan dilihat efek dan penutupan kembangan Semanggi dan penutupan pintu to! pada beberapa tingkat kecepatan kendaraan. Lalu dilihat perubahan keluaran yang dihasilkan oleh sistem lalu lintas Semanggi ini.
Hasilnya menunjukkan bahwa penutupan kembangan Semanggi pada umumnya meningkatkan keiuaran yang dihasilkan oleh sistem. Beberapa ruas jalan tertentu jika ditutup akan meningkatkan kinerja sistem (misalnya skenario DC. AD, AD DC) tetapi ada pula ruas jalan jika ditutup akan menurunkan kinerja sistem (Skenario CB). Hal ini disebabkan karena selain kembangan ada pula hal Iain yang menyebabkan kemacetan seperli bis yang berhenti menunggu penumpang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Jingga
"Batasan etnik (ethnic boundary) terbentuk ketika adanya interaksi diantara dua atau lebih kelompok etnik dalam ruang lingkup sosial dan kawasan. Perbedaan budaya, bahasa, arsitektur dan kebiasaan sebagai ciri khas kelompok etnik membentuk sejenis batasan yang bersifat membedakan identitas kelompok etnik. Ketika masyarakat semakin lama berinteraksi dan bersosialisasi, batasan etnik juga akan berubah dan memengaruhi perkembangan area di mana mereka hidup dan berkegiatan. Salah satu pecinan terbesar di Indonesia, yaitu kawasan Glodok Jakarta memiliki identitas sebagai pusat perdagangan yang dikelola oleh kelompok etnik Tionghoa dari masa kolonial hingga saat ini, dan telah menjadi kawasan yang unik di Jakarta dengan karakteristik arsitektur pecinannya. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi batasan etnik dengan melihat unsur bangunan serta ruang kegiatan dalam arsitektur di area Glodok serta perkembangannya ketika adanya faktor eksternal, seperti tragedi pembantaian keturunan etnis Tionghoa di Batavia pada era kolonial Belanda maupun tragedi Mei 1998 di Indonesia yang menargetkan kawasan etnik Tionghoa. Oleh karena itu, penulisan ini mencoba menghubungkan manifestasi batasan etnik dengan identitasnya untuk mengidentifikasi perubahan pada kawasan Glodok sebagai respon terhadap tragedi Mei 1998, seperti perubahan visual pada bangunan ruko yang berkembang mengikuti batasan etnik, atau ruang kegiatan berdagang sebagai media berkembangnya batasan tersebut.

An Ethnic Boundary forms between the interaction of two or more different ethnic groups, the differences between culutures, languages, architecture and gestures form a kind of boundary that makes people distinctive to one another. Then, as more people interact and socialize, ethnic boundaries will also change and affect the development of the area whereas people live and do activities. One of the biggest Chinatown in Indonesia, Glodok area had the identity known as a trading area managed by Chinese Indonesian from the colonial era until now, and has become a very iconic place in Jakarta for the characteristics as a Chinatown. This study aims to identify the ethnic boundary by studying the buildings and space for activity formed within the area of Glodok, and also to identify another effect of the boundary as it was influenced by major external factors, just like the massacre of the Chinese Indonesian in the colonial era and also the tragedy of May 1998 in Indonesia that mainly targeted the Chinese Indonesian settlement, this also includes the characteristic and changes that occur in the rebuilding of the area. Therefore, this study tries to connect the forms of ethnic boundary identity to identify the changes made to the urban area of Glodok afterwards as the response to the May 1998 tragedy, like the visual changes in ruko buildings that develops alongside the ethnic boundary, or the space of activities that becomes the medium of the development of that boundary."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bank Indonesia, 1999
R 330.959 82 PER
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
ABS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Adhiguna Mahendra
"Penelitian ini adalah penyempurnaan dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai penentuan sudut pandang wajah 3D dengan metode Nearest Feature Classifier. Sudut pandang merupakan salah satu variasi ciri yang diperlukan dalam system pengenalan wajah tiga dimensi. Sistem penentuan sudut pandang dari obyek tiga dimensi selama ini dikembangkan dengan dua tahap, yaitu tahap transformasi data ke dalam ruang eigen dengan menggunakan Principal Component Analysis atau Karhunen-Loeve Transformation dan tahap klasifikasi dengan menggunakan metode Nearest Feature Line yang melakukan generalisasi ciri-ciri suatu sudut pandang [SRIPOMO01] [LINA04] [EFRIKA04]. Penulis mengembangkan metode penentuan sudut pandang ini lebih lanjut dengan : 1. Memodifikasi tahapan transformasi dan klasifikasi data, yaitu membuat algoritma baru yang memanfaatkan kombinasi dua jenis ruang eigen yang dinamakan ruang eigen Single View Based (SVB) dan ruang eigen Double View Based (DVB) . 2. Memodifikasi tahapan klasifikasi data lebih lanjut, dengan menerapkan metode baru Nearest Feature Classifier yaitu Nearest Feature Plane (NFP) [CHIEN&WU02] yang dapat menangkap lebih banyak ciri dalam satu kelas. Beberapa uji coba dilakukan terhadap sistem penentuan sudut pandang ini dengan tujuan untuk mengetahui akurasi pengenalan sistem terhadap suatu sudut pandang wajah dengan jumlah citra pelatihan sesedikit mungkin."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Abdurrahman
"Makna sosial bermain sebagai sesuatu yang tidak produktif, sukar dikendalikan, bebas, dan didorong kesenangan, berlawanan dengan identitas sosial orang dewasa yang dihargai masyarakat: produktif, dapat mengatur diri sendiri, dan patuh pada norma (Deterding, 2017). Di lain sisi, masyarakat memandang bermain sebagai hak dan fase yang harus dilalui oleh anak-anak untuk tumbuh dan berkembang. Pandangan masyarakat terhadap bermain dan anak-anak memiliki dampak yang dapat ditemukan pada bagaimana ruang bermain dirancang. Hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan. Jika terdapat perbedaan pada bermain bagi anak-anak dan bagi orang dewasa, bagaimana bermain bagi orang dewasa, khususnya pada play pleasure dengan jenis role-playing, bermanifestasi pada ruang? Untuk menjawab pertanyaan ini, dilakukan studi kasus pada role-playing game: Dungeons & Dragons, sebagai permainan dengan genre yang digemari oleh orang dewasa. Dari hasil observasi studi kasus, ditemukan ruang bermain bagi orang dewasa memiliki karakteristik meminimalisir timbulnya rasa malu dengan: (1) meningkatkan immersion melalui atmosfer, dan dengan (2) menyediakan indikator framing yang sesuai. Manifestasi pada ruang bermain akan mengambil bentuk yang terikat erat dengan konteks dari permainan dan grup pemain itu sendiri. Pernyataan ini menunjukkan bahwa, walaupun peran yang diambil oleh ruang sama, bentuk manifestasi pada ruang bermain akan berubah seiring dengan berubahnya tiga hal: (1) konteks dari pemain, (2) genre atau play-pleasure permainan, dan (3) kebutuhan spesifik dari permainan itu sendiri.

The social meaning of playing as something that is unproductive, difficult to control, free, and driven by fun, is contrary to the social identity of adults who are valued by society: productive, self-regulating, and obedient to norms (Deterding, 2017). On the other hand, society views play as a right and a phase that children must go through to grow and develop. People's views of play and children have a found impact on how play spaces are designed. This raises a question. If there is a difference in playing for children and for adults, how will play for adults, especially in the role-playing type of play pleasure, manifest in space? To answer this question, a case study was conducted on the roleplaying game: Dungeons & Dragons, as a game with a genre favored by adults. From the results of case study observations, it was found that a playspace for adults has the characteristics of minimizing the emergence of embarrassment by: (1) increasing immersion through the atmosphere, and by (2) providing appropriate framing indicators. Manifestations in the playroom will take forms that are closely tied to the context of the game and the group of players themselves. This statement shows that, even though the role taken by the space is the same, the form of manifestation in the playing space will change as three things change: (1) the context of the player, (2) the genre or play-pleasure of the game, and (3) the specific needs of the game itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>