Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Arief Winasis
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pekerja anak di Indonesia dengan menggunakan model logit. Status kerja anak menjadi variabel terikat, dengan variabel bebas karakteristik individu dan rumah tangga anak. Variabel individu seperti anak laki-laki dan yang di pedesaan memiliki kecenderungan berpartisipasi di pasar kerja. Sedangkan beberapa variabel rumah tangga seperti kepala rumah tangga yang bekerja di sektor informal, bidang pertanian, bekerja kurang dari 35 jam seminggu, berpendidikan rendah, tidak sehat dan mengalami disabilitas berat, rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga yang besar dan sedang, serta rumah tangga miskin yang dapat bantuan pemerintah memiliki kecenderungan anak untuk berpartisipasi di pasar kerja.

This research aims to examine Determinant of Child Labour Phenomenon in Indonesia by using logit model Working status of child as a dependent variable with individual and household characteritics as independent variables The result shows that individual variables such as male and child who live in rural area tend to participate in the labor market While some household variables such as household heads who work in the informal sector work in agriculture work less than 35 hours a week less education unhealthy and suffered severe disabilities with large and medium household members poor and get benefit from governments also tend to participate in the labour market "
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas beasiswa terhadap pekerja anak dengan variabel kontrol variabel sosial ekonomi dan karakteristik sosio demografi, unit analisisnya adalah anak berusia 10 ? 17 tahun menggunakan data Susenas 2012. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan Model Regresi Logit. Hasil penelitian ini menunjukkan beasiswa, kondisi sosial ekonomi/kemiskinan, jenis kelamin anak, jenis kelamin kepala rumah tangga, disabilitas kepala rumah tangga, tingkat pendidikan kepala rumah tangga, status kerja kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, dan tempat tinggal rumah tangga secara statistik mempengaruhi secara signifikan anak menjadi pekerja.

The purpose of this research is to identify the effectiveness of scholarship toward child labor by control variables of social economy condition and socio-demographics characteristic with unit analysis of children between 10-17 using data Susenas 2012. The analytical method in this research is descriptive and inferential analysis by using Logit Regression Model. The result indicates that scholarship, social economy condition/poverty, gender of the child, gender of the head of household, disability of the head of household, education level of the head of household, employment status of the head of household, and area the household live statistically affect significantly children become labor."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Ratri Rahmiaji
"Disertasi ini pada dasarnya berusaha menunjukkan bagaimana dalam industri pertelevisian Indonesia yang tumbuh pesat saat ini, berlangsung eksploitasi dalam bentuk komodifikasi pekerja anak yang terus berlangsung karena adanya proses naturalisasi pekerja anak. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan bentuk eksploitasi yang dialami artis anak dalam industri sinetron, bagaimana proses eksploitasi anak itu bisa berlangsung secara berkelanjutan dan bagaimanakah proses naturalisasinya sehingga eksploitasi itu nampak sebagai sebuah hal yang alamiah dan wajar. Proses naturalisasi ini diharapkan mampu menjelaskan mengapa segenap pihak yang terkait dengan kehadiran artis anak dalam industri sinetron (artis anak, orangtua, pekerja media, pelaku usaha, masyarakat, negara) menerima eksploitasi anak dalam industri media dan bagaimana mereka memaknainya sehingga pada akhirnya dapat ditemukan rasionalisasi mengapa komodifikasi, eksploitasi pekerja anak yang terjadi di media massa khususnya televisi tidak dilihat sebagai komodifikasi atau eksploitasi.
Bertitik tolak dari permasalahan dan tujuan penelitian semacam itu penelitian ini menggunaan konsep komodifikasi pekerja dengan pendekatan ekonomi politik kritis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam paradigma kritis melalui metode analisis studi kasus. Subjek penelitian adalah pekerja anak dan pihak-pihak yang terkait dengan pekerja anak di industri sinetron. Situs pengamatan adalah produksi sinetron Raden Kian Santang. Dalam proses pengumpulan data, peneliti melakukan observasi langsung, melakukan rangkaian wawancara dan analisis sekunder terhadap data mengenai industry pertelevisian.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan, industri sinetron terbukti melakukan eksploitasi tubuh, eksploitasi ekonomi, eksploitasi tumbuh kembang, eksploitasi waktu luang dan eksploitasi pada akses pendidikan. Berdasarkan studi ini, apa yang terjadi dalam proses produksi sinetron RKS adalah bentuk komodifikasi pekerja yang, pertama-tama, dilakukan industri sinetron dalam hal ini Rumah Produksi MD Entertainment. Namun demikian rumah produksi sebenarnya tidak berperan sendirian. Eksploitasi ini juga terjadi karena hubungan rumah produksi dengan stasiun televisi, biro iklan, dan lembaga pengiklan. Industri juga melakukan berbagai upaya untuk menjadikan eksploitasi ini tidak mengemuka sebagai eksploitasi. Pengaburan eksploitasi ini ini dilakukan dengan melakukan mistifikasi komoditas. Tenaga kerja, dalam hal ini pekerja anak mengalami mistifikasi berganda yakni reifikasi dan naturalisasi. Tujuan mistifikasi adalah penerimaan secara alamiah proses produksi yang eksploitatif. Mistifikasi yang dijalankan adalah fantasi popularitas. Pekerja anak kemudian bertransformasi menjadi bintang sinetron, dengan segala priviledge nya. Transformasi pekerja menjadi bintang, adalah reifikasi. Proses pengalamiahan penerimaan pekerja menjadi bintang adalah naturalisasi. Naturalisasi berjalan sistemik dan sedemikian halus sehingga diterima sebagai taken for granted. Melalui penstereotipian bintang sinetron di media massa juga pengabaian industri, orangtua, negara dan masyarakat terhadap hak pekerja anak, maka naturalisasi proses produksi yang eksploitatif semakin terinternalisasi dalam diri pekerja anak. Hal ini menjelaskan mengapa berbagai pihak terkait menerima proses eksploitasi, yakni dikarenakan adanya mistifikasi yang dilakukan industri bernama fantasi popularitas. Di akhir analisa dapat dikemukakan bahwasanya, proses naturalisasi eksploitasi inilah yang menyebabkan eksploitasi tidak dilihat sebagai eksploitasi. Dalam konsep bintang, tidak lagi ada pekerja di industri sinetron, semua adalah bintang. Dan karena semua adalah bintang, tidak lagi tampak eksploitasi yang berjalan. Hal ini akan bertahan selama selubung-selubung mistifikasi tidak dibongkar. Ada pekerja di industri sinetron, yang harus diperjuangkan haknya sebagai pekerja, dan sebagai anak.
Peneliti melihat bahwa eksploitasi pekerja anak ini tidak bisa dilihat sebagai hal alamiah dan terberikan melainkan merupakan hasil dari relasi kuasa yang melibatkan banyak pihak yang terkait dan berkepentingan dengan industry pertelevisian. Keterjalinan berbagai pihak ini (stasiun televisi, rumah produksi, pengiklan, biro iklan, lembaga negara, sekolah, orangtua dan artis anak sendiri) menjadikan eksploitasi terus berlangsung melalui proses naturalisasi.
Penelitian ini menemukan bahwa analisis ekonomi-politik dengan pendekatan kritis dapat digunakan untuk melihat bagaimana relasi kuasa, secara bersama-sama dan mutualis membentuk sistem produksi, distribusi, dan konsumsi sumber daya, termasuk di dalamnya sumber daya komunikasi. Sumber daya dalam hal ini adalah pekerja anak. Ekonomi politik dapat menjelaskan bagaimana relasi kuasa mempengaruhi proses produksi yang mengeksploitasi pekerja anak. Kajian mengenai komodifikasi pekerja terbukti signifikan untuk konteks negara yang masih berkembang, seperti Indonesia. Hal ini terkait dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat kesadaran hukum, dan implementasi kebijakan publik yang berpengaruh pada tingkatan eksploitasi dan keberhasilan mistifikasi yang dilakukan industri atau pemilik modal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas pekerja anak memang mengalami mistifikasi berganda, yakni reifikasi dan naturalisasi. Naturalisasi sebagai bagian dari mistifikasi adalah upaya industri yang berjalan lebih sistemik, dan terencana. Naturalisasi tidak bisa dilakukan hanya oleh industri, namun juga didukung oleh pihak-pihak yang terkait dengan proses produksi. Naturalisasi bertanggungjawab untuk menghilangkan proses produksi, dominasi dan eksploitasi yang dilakukan industri. Disini media massa berperan penting menyebarluaskan naturalisasi eksploitasi.

This dissertation is basically trying to demonstrate how the television industry in Indonesia is growing rapidly today, takes place in the form of commodification exploitation of child labor continues as a result of the naturalization process of child labor. This study aimed to describe forms of exploitation of a child artist in the soap opera industry, how the process of exploitation of children can take place on an ongoing basis and how the process of naturalization so that exploitation appears as a natural and reasonable thing. The process of naturalization is expected to explain why all the parties concerned by the presence of the artist son in industrial soap opera (artist's children, parents, media workers, businesses, communities, countries) accept the exploitation of children in the media industry and how they interpret it so that in the end can be found rationalizations why commodification, exploitation of child labor which occurs in the mass media, especially television is not seen as the commodification or exploitation.
Focused on the issues and objectives of such research, this study uses the concept of commodification of workers with critical political economy approach. This study used a qualitative approach in the critical paradigm through case study analysis method. Subjects were child laborers and parties related to child labor in the soap opera industry. Site observation is Raden Kian Santang product ion of soap operas. In the process of collecting data, researchers conducted direct observation, conducting a series of interviews and secondary analysis of the data regarding the television industry.
Based on the findings in the field, soap opera industry proved body exploitation, economic exploitation, exploitation of growth and development, exploitation of leisure time and exploitation in the access to education. Based on these studies, what happens in the production process RKS soap opera is a form of commodification of workers who, first of all, done by the soap opera industry in this regard Production House MD Entertainment. However, the production house is not actually play a role alone. This exploitation also occurs because of the relationship with the production house television stations, advertising agencies, advertisers and agencies.
Industry also made various efforts to make this eksploitation not surfaced as exploitation. Blurring this exploitation is done by mystification of commodities. Labor, in this case of child labor, suffered multiple mystification of the reification and naturalization. The purpose of mystification is a natural acceptance of exploitative production process. Mystification run is the popularity of fantasy. Child labor later transformed into soap star, with all theirs priviledge.
The transformation of the workers into a star, is reification. Normalisation recruitment process become stars is naturalized. Naturalization walk systemic and so delicate that it is accepted as taken for granted. Through stereotyping soap star in the mass media also neglect the industry, parents, the state and society against the rights of child workers, the naturalization process exploitative production increasingly internalized inner child labor. This explains why the various parties involved accept the exploitation process, which is due to the industry's mystification called fantasy popularity. It can be noted that the final analysis, the naturalization process is what causes the exploitation of exploitation not seen as exploitation. In the concept of a star, no longer working in the industry of soap operas, all were stellar. And because all is a star, no longer seem exploitation runs. It will last as long as the veils of mystification is not dismantled. There were workers in the soap opera industry, which must be fought for their rights as workers, and as a child.
Researchers saw that the exploitation of child labor can not be seen as a natural and taken for granted but rather is the result of power relations that involves many stakeholders and interest in the television industry. This entanglement of various parties (television stations, production houses, advertisers, agencies, state agencies, schools, parents and children themselves artists) make exploitation continued through the naturalization process.
This study found that the political-economic analysis with critical approach can be used to see how power relations, jointly and mutualist form a system of production, distribution, and consumption of resources, including communication resources. The resources in this case is child labor. The political economy can explain how power relations influence the process of production that exploits child labor. The study of the commodification of workers proved significant for countries that are still developing context, such as Indonesia. This is related to the educational level, income level, the level of legal awareness and implementation of public policies that affect the level of exploitation and the success of the industry is doing mystification or owners of capital.
The results showed that child labor commodity is experiencing double mystification, the reification and naturalization. Naturalization as part of the mystification is the industry's efforts run more systemic, and well-planned. Naturalization can not be done only by industry, but is also supported by the parties associated with the production process. Naturalization is responsible for eliminating the production process, domination and exploitation industry. Here the mass media play an important role disseminating naturalization exploitation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D2224
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Purnamasari
"[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap peluang terjadinya pekerja anak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil menggunakan metode Logit, tampak bahwa PKH belum signifikan berpengaruh pada penurunan pekerja anak. Sedangkan karakteristik-karakteristik yang secara signifikan mempengaruhi peluang terjadinya pekerja anak adalah gender anak, usia anak, gender kepala rumah tangga, usia kepala rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, kepala rumah tangga bekerja pada sektor pertanian, pengeluaran rumah tangga per kapita dan adanya shock kehilangan pekerjaan.
;This study aims to determine the impact of Family Hope Program expectation to the opportunities of child labor and the factors that influence. Based on the result using logit appears that the CCT is not significantly affect the reduction in child labor. Whereas characteristics that significantly affect the chances of child labor are child gender, age, gender of household of head, age of household of head, education of household of head, household head working in agriculture, household expenditure per capita and the loss jobs shock.
;This study aims to determine the impact of Family Hope Program expectation to the opportunities of child labor and the factors that influence. Based on the result using logit appears that the CCT is not significantly affect the reduction in child labor. Whereas characteristics that significantly affect the chances of child labor are child gender, age, gender of household of head, age of household of head, education of household of head, household head working in agriculture, household expenditure per capita and the loss jobs shock.
, This study aims to determine the impact of Family Hope Program expectation to the opportunities of child labor and the factors that influence. Based on the result using logit appears that the CCT is not significantly affect the reduction in child labor. Whereas characteristics that significantly affect the chances of child labor are child gender, age, gender of household of head, age of household of head, education of household of head, household head working in agriculture, household expenditure per capita and the loss jobs shock.
]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Maulana Ibrahim
"Pandemi COVID-19 dapat menjadi guncangan ekonomi (economic shocks) bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pekerja anak adalah strategi yang digunakan oleh rumah tangga untuk mengatasi guncangan ekonomi Guncangan ini akan memperkeruh fenomena pekerja anak. Perlindungan sosial hadir sebagai salah satu bentuk mitigasi dampak pandemi COVID-19 yang dinilai mampu menekan angka pekerja anak. Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu program perlindungan sosial di Indonesia. Penelitian ini menginvestigasi dampak Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap fenomena pekerja anak di masa pandemi COVID-19. Untuk mengatasi masalah self-selection, penelitian ini memberlakukan variable of interest sebagai variabel endogen (endogenous). Dengan menggunakan metode recursive bivariate probit, penelitian ini menyimpulkan bahwa PKH tidak berdampak pada penurunan kemungkinan seorang anak menjadi pekerja anak pada masa pandemi COVID-19. Untuk memperkaya penelitian, kami juga menginvestigasi pengaruh PKH terhadap fenomena pekerja anak di masa sebelum pandemi COVID-19 dan menemukan bahwa PKH berdampak pada penurunan kemungkinan seorang anak menjadi pekerja anak pada masa sebelum pandemi COVID-19. Beberapa faktor yang memengaruhi fenomena pekerja anak seperti karakteristik anak, karakteristik kepala rumah tangga, karakteristik rumah tangga, dan karakteristik lingkungan, terbukti memengaruhi kecenderungan seorang anak untuk menjadi pekerja anak baik pada kedua periode (sebelum pandemi atau saat pandemi COVID-19) maupun pada salah satu periode saja.

The COVID-19 pandemic can be an economic shock for low-income households. Several studies have shown that child labor is a strategy used by households to cope with economic shocks. This shock will exacerbate the phenomenon of child labor. Social protection is a form of mitigating the impact of the COVID-19 pandemic which is considered able to reduce the number of child labor. Program Keluarga Harapan (PKH) is one of the social protection programs in Indonesia. This study investigates the impact of Program Keluarga Harapan (PKH) on the phenomenon of child labor during the COVID-19 pandemic. To overcome the problem of self-selection, this study applies the variable of interest as an endogenous variable. By using the recursive bivariate probit method, this study concludes that PKH has no impact on reducing the likelihood of a child becoming child labor during the COVID-19 pandemic. To enrich the research, we also investigated the influence of PKH on the phenomenon of child labor in the period before the COVID-19 pandemic and found that PKH had an impact on reducing the likelihood of a child becoming child labor in the period before the COVID-19 pandemic. Several factors that influence the phenomenon of child labor, such as the characteristics of children, the characteristics of the head of the household, household characteristics, and environmental characteristics, have been shown to influence a child's tendency to become child labor, both in both periods (before the pandemic or during the COVID-19 pandemic) and in only one period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrasari Tjandraningsih
Bandung : Yayasan Akatiga , 1995
331.31 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Sukroni
"Tesis ini membahas kaitan antar kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pekerja anak. Kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah maupun pemerintah daerah terjadi sinergi yang saling menguatkan dan saling melengkapi dalam upaya untuk menghapus dan melindungi pekerja anak. Ditemukan beberapa kebijakan yang disebabkan kondisi perekonomian Indonesia masih memunculkan pasal-pasal yang terkesan tidak konsisten. Kebijakan-kebijakan yang dibuat sudah merefleksikan kebijakan dengan perspektif berpusat pada anak, dimana pasal-pasal yang terdapat di dalam kebijakan mencerminkan upaya yang serius dalam upaya melindungi dan meningkatkan harkat dan martabat anak.
Metode penelitian yang digunakan dalam penyelesaian karya akhir ini adalah analisis isi, dimana pertama-tama penulis mengumpulkan kebijakankebijakan yang berupa undang-undang, peraturan, dan keputusan menteri yang terkait dengan anak dan pekerja anak. Kemudian meneliti butir-butir pasal yang ada pada setiap kebijakan sesuai dengan fokus yang akan dikaji. Selanjutnya adalah memberikan kesimpulan apakah pasal-pasal dalam kebijakan itu saling bertentangan atau saling mendukung, serta apakah kebijakan-kebijakan tersebut sudah sesuai dengan perspektif berpusat pada anak.
Hasil penelitian menyarankan untuk menghindari bahwa kebijakan hanya menjadi catatan di atas kertas, maka perlu dukungan dari banyak semua pihak, mulai dari orang tua, masyarakat serta pemerintah dalam implementasi kebijakan dan dalam tataran kebijakan, terutama kebijakan-kebijakan yang tidak konsisten harus dilakukan revisi dan disempurnakan agar terjadi konsistensi antar kebijakan.

This thesis discusses a connection between the concerning with child labor at vaious level. Policy has been made by government or regional governments occurring synergy mutually strengthened and complementary in an effort to remove and protect child labor. Found some policy caused the condition of indonesian economy still eliciting clauses impressed inconsistent. The policies that made already reflect policy with perspective child centered, where the provisions contained in policy reflect serious efforts in an attempt to protect and increase harkat blame worthiness child.
A method of research used in settlement work of the end of this is analysis of the contents, where first author collect the policies of the act of, regulation, and the ministerial decree associated with child and child labor. then examines items article that exist at any policy according to focus to be assessed. next thing is giving conclusion whether the provisions in the policy is mutually incompatible or mutual support, and whether the policies's already in accordance with perspective child centered.
An research result of suggesting to avoid that the policy of only became the note on paper, hence need to support of numerous all parties, ranging from parents, the public as well as of the government in the implementation of the policy of and in landscape policy, especially the policies that not consistent to be done a revision and perfected so as to occurring the consistency of inter policy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30073
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Haryadi
Bandung: Yayasan Akatiga, 1995
305.231 Har b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Jafar Anwar
"ABSTRAKSI
Muhammad Jafar Anwar, 8398050241. Sosialisasi Anak-Anak Yang Bekerja Maribantu Ekononti Keluarga (Studi Kasus Di DesaNgali-Bima-Nusa Tenggara Barat), xi + halainan 126, label, foto, gambar dan peta.
Sosialisasi anak tentang kegiatan ekonomi keluarga merupakan proses untuk mentransier pengetahuan, keahlian serta ketrampilan tentang bertani. Sosialisasi ini mengacu pada konsep yang ditawarkan William Goode (1985) dan McNeil B. Elton (1969) bahwa proses peuanaman nilai, sikap, prilaku, budaya, keahlian serta pengetahuan penting agar dapat berperan dalam masyarakat. Sementara tulisan Hilir Ismail (1997, 1998, dan 1999) berkaitan dengan pengetahuan dan kebudayaan lokal. Sosialisasi anak-anak yang bekerja merupakan awal untuk memperkenal ngupa worn TO walfo (siatem mata pencaharian). Anak-anak yang bekerja pada tulisan ini adalah kegiatan anak-anak yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan, tetapi melakukan pekerjaaa untuk sekedar membantu ekonomi keluarga baik yang mendatangkan hasil maupun tidak mendatangkan hasil secara langsung.
Pekerjaan yang mereka lakukan terfokus pada pekerjaan domestik dan usaha tani keluarga, ini tidak semata-mata berkaitan dengan kegiatan ekonomi tetapi juga proses pendewasaan diri dan proses belajar menuju kematangan dan kemandirian anak. Sosialisasi anak tentang kegiatan ekonomi keluarga ini berhubungan dengan pembagian iugas sehari-hari, jenis pekerjaan baik pekerjaan reproduktif maupun produktif Anak-anak yang bekerja di desaNgali ini kebanyakan terfokus pada pekerjaan reproduktif berperan sebagai pelengkap.
Kegiatan anak-anak ini terfokus pada kebutuhan keluarga sendiri (subsitence) batk tanaman hortikuitura maupun palawija. Kegiatan ini tidak mengganggu perkembangan iisik, emosional dan intelektual, hanya saja yang dikhawatirkan jangan sampai pekerjaan di tempat terbuka (open air) baik pertanian dalam skala besar maupun fkala kecil masih belum mendapatkan perhatian dan perlindungan pemerintah, padahal seharusnya juga mendapatkan aturan dan undang-undangnya.
Yang lebih memprihatinkan lagi, terkadang orang lua masa bodoh terhadap kondisi yang dihadapi anak. Anak-anak yang bekerja mayoritas masih aekolah dan juga ada yang putua sekolah atau tidak sekolah. Bagi anak yang masih sekolah membantu orang tuanya sebelum atau sepulang sekolah. Sementara anak yang putua sekolah atau tidak sekolah lagi bekerja tanpa mengenal batas waktu tergantung banyak sedifcit pekerjaan mi. Pekerjaan yang dilakukan sama halnya dengan orang dewasa, tradisi ini hadir pada semua goiongan keluarga baik kaya, menengah, miskin dan tak bertanah, tetapi mode! dan intensitas pekerjaan itulah membedskan keduanya.
Pada daerah penelitian ini, pekerja anak itu ada tetapi jumlah aangat sedikit, dibandingkan anak-anak yang bekerja. Mereka itu dipengaruhi oleh kondisi keluarga, dan musim tertentu terutama musim tanam dan panen aangat dibutuhkan. «
Vll
Vll
Auak-anak (umur 5-15 (alum) yang bekerja sangaf pafuh dan ulet mengikuti keinginan orang fiia, berdasarkan ideologi dan proses pendidikan daJam keluarga, tetapi terkadang nisnolak suruhan dan permintaan orang tiia jika mereka sedang bermain afau be 1 ajar, Proses ini dilakukan dengan harapan agar dapat melahirkan ana ma sale ro loa sehingga menjadi dou rangga tuntu (orang sejati) mandiri yang menjaga nama baik, harbat dan raartabat keluarga.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Omar Abdul Hafizh
"Penelitian ini mengkaji dan menjawab permasalahan mengenai bagaimana perlindungan hukum bagi pekerja anak yang bekerja di bidang konstruksi dikaitkan dengan fungsi peraturan perundang-undangan mengenai Ketenagakerjaan dalam memberikan perlindungan bagi pekerja anak. Efisiensi prosedur pengawasan ketenagakerjaan Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi. Perlindungan hukum pekerja anak atas waktu kerja dan sekolah; Perlindungan hukum pekerja anak atas upah; dan perlindungan hukum pekerja anak atas K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) yang pelaksanaannya bertentangan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Peraturan perundang-undangan mengenai ketenagakerjaan belum berfungsi untuk memberikan perlindungan hukum terhadap pekerja anak. Hal ini dikarenakan terdapat pengecualian terhadap aturan larangan mempekerjakan anak sehingga sanksi-sanksi dalam peraturan perundang-undangan tersebut belum memiliki daya paksa. Prosedur pengawasan ketenagakerjaan yang kurang efisien, hal ini dikarenakan banyaknya komonen-komponen dari tipe ideal birokrasi yang belum terpenuhi.

This study examines and answer the problem of how legal protection for child workers who work in the field of construction associated with the function of legislation on Employment in providing protection for child workers. The efficiency of labor inspection procedures Social Service, Labour and Transmigration. Protection of child labor laws over time and school work; Protection of child labor laws on wages; and protection of child labor laws over K3 (Occupational Health Safety) whose implementation is contrary to the Law No. 13 Year 2003 on Manpower. Legislation on employment has not served to provide legal protection against child labor. This is because there are exceptions to the rule that the ban on employing children in the sanctions legislation does not yet have the power of the force. The procedure is less efficient labor inspection, this is because many komonen-component of the ideal type of bureaucracy that have not been fulfilled.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S55944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>